Anda di halaman 1dari 17

Permasalahan

1. Jelaskan anatomi pusat ganjaran dan pusat hukuman!


2. Bagaimana hubungan ganjaran dan hukuman dengan emosi dan motivasi?
3. Jelaskan klasifikasi ingatan!
4. Jelaskan anatomi pusat ingatan!
5. Bagaimana proses mengingat?
6. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi!
7. Jelaskan permasalahan pada skenario!
8. Apakah akibat yang ditimbukan jika terdapat lesi pada pusat ganjaran dan hukuman?

Pembahasan

1. Anatomi pusat ganjaran dan hukuman


2. Hubungan ganjaran dan hukuman dengan emosi dan motivasi
3. Klasifikasi ingatan
Kita tahu bahwa ingatan tertentu hanya berlangsung beberapa detik, sementara
yang lain-nya berlangsung beberapa jam, berhari-hari, atau bahkan bertahun-tahun.
Dengan tujuan untuk membahas masalah ini, mari kita gunakan klasrfikasi umum
mengenai ingatan, yang membagi ingatan menjadi (1) ingatan jangka pendek, yaitu
ingatan yang berlangsung beberapa detik atau paling lama beberapa menit, kecuali jika
ingatan ini diubah menjadi ingatan jangka panjang; (2) ingatan jangka menengah, yang
berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu tetapi kemudian menghilang; dan (3)
ingatan jangka panjang, yang sekali disimpan, dapat diingat kembali selama bertahun-
tahun kemudian atau bahkan seumur hidup.

Selain klasifikasi ingatan yang umum ini, kita juga sebelumnya telah membahas
(dalam hubungannya dengan lobus prefrontalis) suatujenis lain dari ingatan, yang disebut
"ingatan aktif", yang terutama meliputi ingatan jangka pendek yang digunakan selama
berlangsungnya pemikiran intelektual, namun penggunaannya berakhir saat setiap tahap
permasalahan terselesaikan.
Ingatan seringkali digolongkan berdasarkan jenis informasi yang disimpannya.
Salah satu penggolongan ini membagi ingatan menjadi ingatan deklaratif dan ingatan
keterampilan, yaitu sebagai berikut:
 Ingatan deklaratif pada dasarnya berarti ingatan terhadap beragam detil
mengenai suatu pikiran ter-integrasi, seperti ingatan suatu pengalaman penting
yang meliputi (1) ingatan akan keadaan sekeliling, (2) ingatan akan hubungan
waktu, (3) ingatan akan penyebab pengalaman tersebut, (4) ingatan akan
makna pengalaman tersebut, dan (5) ingatan akan kesimpulan seseorang yang
tertinggal pada pikiran seseorang.
 Ingatan keterampilan seringkali dihubungkan dengan aktivitas motorik tubuh
seseorang, seperti keterampilan yang terbentuk untuk memukul bola tenis,
termasuk ingatan otomatis pada (1) pandangan ke bola, (2) menghitung
hubungan dan kecepat-an bola ke raket, dan (3) mengambil kesimpulan secara
cepat pergerakan tubuh, lengan, dan raket yang dibutuhkan untuk memukul
bola seperti yang diinginkan semua hal tersebut teraktivasi segera berdasarkan
permainan tenis yang telah dipelajari sebelumnya kemudian beralih ke
pukulan berikutnya dalam permainan seraya melupakan detil pukulan
sebelumnya.
Ingatan Jangka Pendek
Ingatan jangka pendek dicirikan oleh ingatan seseorang mengenai 7 sampai 10
angka dalam nomor telepon (atau 7 sampai 10 fakta jelas lainnya) selama beberapa detik
sampai beberapa menit pada saat tersebut, tetapi hanya akan berlangsung selama
seseorang terus-menerus memikirkan angka-angka atau fakta-fakta tersebut.
Banyak ahli fisiologi telah memperkirakan bahwa ingatan jangka pendek ini
disebabkan oleh aktivitas saraf yang berkesinambungan, yang merupakan hasil dari
sinyal-sinyal saraf yang terus berjalan berkeliling pada jejak ingatan sementara di dalam
suatu sirkuit neuron reverberasi. Teori ini masih belum dapat dibuktikan. Kemungkinan
penjelasan lain mengenai ingatan jangka pendek ini adalah fasilitasi atau inhibisi
presinaptik. Hal ini terjadi pada sinaps-sinaps yang terletak pada fibril-fibril saraf
terminal segera sebelum fibril-fibril tersebut ber-sinaps dengan neuron-neuron
berikutnya. Bahan-bahan kimiawi neurotransmiter yang disekresikan pada terminal
seperti itu seringkali menyebabkan fasilitasi atau inhibisi yang berlangsung selama
beberapa detik sampai beberapa menit. Lintasan jenis seperti ini dapat menimbulkan
ingatan jangka pendek.

Ingatan Jangka Menengah


Ingatan jangka menengah berlangsung bermenit-menit atau bahkan berminggu-minggu.
Ingatan ini kadang-kadang akan hilang, kecuali jika jejak ingatan inemperoleh aktivasi
secukupnya sehingga menjadi lebih permanen; yang kemudian diklasifikasikan sebagai ingatan
jangka panjang. Percobaan pada hewan primitif telah menunjukkan bahwa ingatan jenis jangka
menengah ini dapat merupakan hasil dari perubahan fisik atau kimiawi yang bersifat sementara,
atau keduanya, baik pada terminal sinaps presinaptik atau pada membran sinaps postsinaptik,
perubahan ini dapat menetap selama bermenit-menit sampai beberapa minggu. Mekanisme ini
bersifat sangat penting, sehingga layak dideskripsikan secara khusus.

Ingatan Berdasarkan Perubahan Kimiawi di Terminal Presinaptik atau Membran


Neuronal Postsinaptik
Gambar 57-9 memperlihatkan mekanisme ingatan yang dipelajari khususnya oleh Kandel
dan kawan-kawan, yang dapat menimbulkan perpanjangan ingatan dari beberapa menit sampaf 3
minggu pada keong Aplysia besar. Pada gambar ini, terlihat dua terminal presinaps. Salah
satunya berasal dari neuron input sensorik dan berakhir secara langsung pada permukaan neuron
yang akan dirangsang; keadaan ini disebut terminal sensorik. Terminal lainnya yaitu ujung
presinaptik yang terletak pada permukaan terminal sensorik, dan disebut terminal fasilitator. Bila
terminal sensorik terangsang secara berulang-ulang tanpa perangsangan pada terminal fasilitator,
sinyal yang dijalarkan pertama kali cukup besar, tapi kemudian mele-mah sesuai dengan
pengulangan rangsang sampai akhirnya hampir hilang. Fenomena ini merupakan habituasi,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Habituasi adalah tipe ingatan negatifyang
mengakibatkan lingkaran neuronal kehilangan responsnya terhadap peristiwa berulang yang tak
berarti.
Sebaliknya, bila stimulus noksius merangsang terminal fasilitator pada saat yang sama
dengan perangsangan terminal sensorik, ternyata sinyal yang dijalarkan ke neuron postsinaptik
semakin melemah secara progresif, berkurangnya penjalaran sinyal menjadi kuat dan semakin
kuat, dan hal itu akan tetap menjadi kuat selama bermenit-menit, berjam-jam, berhari-hari, atau
dengan pelatihan yang lebih keras lagi, dapat sampai sekitar 3 minggu tanpa adanya
perangsangan lebih lanjut dari terminal facilitator. Jadi, stimulus yang sangat mengganggu
menyebabkan jaras ingatan menjadi terfasilitasi selama beberapa hari atau beberapa minggu
sesudahnya. Dalam hal ini yang menarik adalah bahwa walaupun setelah terjadi habituasi, jaras
tersebut dapat dialihkan ke jaras terfasilitasi dengan hanya sedikit rangsang yang sangat
mengganggu.

Mekanisme Molekular pada Ingatan Menengah Mekanisme Habituasi.


Pada tingkatmolekular, walaupun penyebab tak seluruhnya diketahui, efek habituasi pada
terminal sensorik terjadi akibat penutupan secara progresifkanal-kanal kalsium melalui membran
terminal. Meskipun demikian, penutupan kanal kalsium tersebut tidak sepenuhnya dimengerti,
ion kalsium dapat berdifusi ke dalam terminal terhabituasi ini lebih sedikit daripada jumlah
normal, dan akan semakin sedikit transmiter sensoris terminal yang dilepaskan karena
pemasukan ion kalsium merupakan stimulus utama bagi pelepasan transmiter

Mekanisme Fasilitasi.
Pada kasus fasilitasi, mekanisme molekular dianggap berlaku sebagai berikut:
1. Perangsangan terminal fasilitator presinaptik pada saat yang sama dengan perangsangan
sensorik menyebabkan pelepasan serotonin pada sinaps fasilitator di permukaan terminal
sensorik.
2. Serotonin bekerja pada reseptor serotonin di membran terminal sensorik, dan serotonin
ini mengak-tifkan enzim adenililsiklase di dalam membran. Akhirnya, adenil siklase
tersebut menyebabkan terbentuknya enzim adenosin monofosfat siklik (cAMP) juga di
dalam terminal presinaptik sensorik.
3. AMP siklik mengaktifkan protein kinase yang menyebabkan fosforilasi protein yang
merupakan bagian dari kanal kalium di membran terminal si-naptik sensorik itu sendiri;
keadaan ini selanjutnya menghambat penjalaran kalium pada kanal. Penghambatan ini
dapat berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa minggu.
4. Berkurangnya penjalaran kalium menyebabkan timbulnya potensial aksi yang semakin
lama pada terminal presinaps, karena untuk pemulihan cepat dari potensial aksi
diperlukan aliran keluar ion kalium terminal.
5. Potensial aksi yang lama menyebabkan aktivasi yang semakin lama pada kanal-kanal
kalsium, sehingga banyak sekali ion kalsium memasuki terminal sinaptik sensoris. Ion
kalsium ini selanjutnya menyebabkan peningkatan pelepasan transmiter oleh sinaps-
sinaps, sehingga mengakibatkan fasilitasi penjalaran sinaps secara bermakna ke neuron
selanjutnya.
Jadi, dengan cara yang sangat tidak langsung, efek asosiasi terminal fasilitator yang terangsang
pada saat bersamaan dengan terangsangnya terminal sensorik menyebabkan peningkatan
sensitivitas perangsangan yang lama pada terminal sensorik, dan hal itu menimbulkan jejak
ingatan. Penelitian oleh Byme dan kawan-kawan, juga pada keong Aplysia, diduga masih ada
mekanisme lain mengenai ingatan sinaptik. Penelitian Byme dan kawan-kawan memperlihatkan
bahwa stimulus yang berasal dari dua sumber terpisah bekerja pada suatu neuron, dan pada
keadaan yang sesuai, dapat menyebabkan perubahan jangka panjang pada sifat membran neuron
postsinaptik dan bukan di dalam membran neuron presinaptik, tetapi menimbulkan efek ingatan
yang pada dasamya sama.

Ingatan Jangka Panjang


Tidak ada batasan yang jelas antara jenis ingatan jangka menengah yang lebih lama
dengan ingatan jangka panjang yang sesungguhnya. Namun, ingatan jangka panjang pada
umumnya diyakini sebagai hasil perubahan struktural pada saat ini, bukan hanya perubahan
kimiawi, pada sinaps-sinaps, dan hal-hal tersebut memperkuat atau menekan penghantaran
sinyal-sinyal. Sekali lagi, marilah kita mengingat kembali percobaan pada hewan primitif (yang
sistem sarafnya jauh lebih mudah dipelajari), yang sangat membantu kita untuk mengerti
mengenai mekanisme yang mungkin terjadi pada ingatan jangka panjang.
Perubahan Struktur yang Terjadi di Sinaps-sinaps Selama Terbentuknya Ingatan Jangka
Panjang
Gambaran mikroskopik elektron yang diambil dari hewan
invertebratatelahmenunjukkanbanyakperubahangambar-an fisik pada banyak sinaps selama
terbentuknya jejak ingatan jangka panjang. Perubahan struktural tidak akan terjadi jika hewan
tersebut diberi obat yang menghambat stimulasi DNA pada replikasi protein di neuron presinap-
tik; dengan demikian tidak terbentuk jejak ingatan yang permanen. Oleh karena itu, kelihatannya
pembentukan ingatan jangka panjang yang sebenamya bergantung pada restrukturisasi sinaps-
sinaps itu sendiri secara fisik dalam

Cara-cara tertentu untuk mengubah sensitivitasnya dalam menjalarkan sinyal-sinyal


saraf.

Perubahan struktur fisik paling penting yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan tempat-tempat pelepasan vesikel untuk menyekresikan bahan-bahan
transmiter.
2. Peningkatan jumlah vesikel-vesikel transmiter yang dilepaskan.
3. Peningkatan jumlah terminal presinaptik. •
4. Perubahan pada struktur spina dendritik yang mem-bolehkan terjadinya transmisi sinyal
yang lebih kuat.
Jadi, dalam beberapa hal yang berbeda, kemampuan struktural dari sinaps-sinaps untuk
menjalarkan sinyal tampaknya menjadi meningkat selama adanyajejak ingat-anjangka panjang
yang sebenarnya.

Jumlah Neuron dan Sambungannya Sering Berubah secara Bermakna Selama Proses
Belajar
Selama beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan pada tahun-tahun pertama kehidupan
atau waktu-waktu selanjutnya, banyak bagian otak menghasilkan neuron dalam jumlah yang
sangat banyak, dan neuron-neuron ini menjulurkan sejumlah cabang akson untuk membentuk
sam-bungan dengan neuron-neuron lain. Jika akson yang baru gagal bersambungan dengan
neuron selanjutnya yang se-suai, dengan sel-sel otot, atau sel-sel kelenjar, akson-akson yang baru
itu sendiri akan musnah dalam waktu beberapa minggu. Jadi, jumlah sambungan neuron
ditentukan oleh faktor pertumbuhan saraf yang, spesifik, yang dilepaskan secara retrograd oleh
sel-sel yang terangsang. Selanjutnya, bila terjadi hubungan yang tidak cocok,seluruh neuron
yang menjulurkan cabang-cabang akson akan lenyap.
Oleh karena itu, segera setelah bayi manusia lahir, terdapat prinsip "gunakan itu atau
hilangkan itu" yang menentukan jumlah akhir neuron dan sambungannya pada bagian sistem
saraf manusia yang terwakili. Ini adalah suatu jenis proses belajar. Sebagai contoh Jika satu mata
dari hewan yang baru lahir ditutup selama beberapa minggu setelah lahir, neuron-neuron di
garis-garis alternatif dari korteks serebri penglihatan neuron-neuron yang normalnya
berhubungan dengan mata yang ditutup akan berdegenerasi, dan mata yang tertutup itu secara
sebagian atau secara total akan buta selama sisa hidupnya. Sampai sekarang, dipercaya bahwa
sangat sedikit "proses belajar" yang diperoleh manusia dewasa dan hewan dengan cara
modifikasi jumlah neuron pada sirkuit ingatan; namun demikian, penelitian terbaru menyatakan
bahwa bahkan orang dewasa menggunakan mekanisme tersebut setidaknya pada beberapa hal.

Proses Konsolidasi Ingatan


Jika ingatan jangka pendek diubah menjadi ingatan jangka panjang, dan dapat dipanggil
kembali beberapa minggu atau beberapa tahun kemudian, maka ingatan tersebut harus
mengalami "konsolidasi". Artinya, ingatan jangka pendek jika diaktifkan berulang-ulang akan
menimbulkan perubahan kimia, fisik, dan anatomis pada sinaps-sinaps yang bertanggung jawab
untuk ingatan tipe jangka panjang. Proses ini memerlukan waktu 5 sampai 10 menit untuk
konsolidasi minimal dan satu jam atau lebih untuk konsolidasi maksimal. Sebagai contoh, bila
ada kesan sensorik yang kuat ditanamkan pada otak, namun kemudian dalam waktu satu menit
atau lebih diikuti oleh kejang otak akibat aliran listrik, pengalaman sensorik tersebut tidak dapat
diingat sama sekali. Demikian juga, pada gegar otak (brain concussion), pemberian anestesi
umum yang dalam secara mendadak, atau efek-efek lain yang menghambat fungsi dinamik otak
secara sementara, dapat menghambat proses konsolidasi. Proses konsolidasi dan waktu yang
dibutuhkan untuk terjadinya proses tersebut mungkin dapat diterangkan me-lalui fenomena
latihan (rehearsal) ingatan jangka pendek berikut ini.
Latihan Meningkatkan Pemindahan Ingatan Jangka Pendek Menjadi Ingatan Jangka
Panjang.
Penelitian psikologi menunjukkan bahwa latihan atau pengulangan informasi yang sama
berkali-kali ke dalam pikiran, dapat mempercepat dan memperkuat tingkat pengalihan ingatan
jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang, dengan demikian mempercepat dan
meningkatkan konsolidasi. Otak mempunyai kecenderungan untuk mengulang informasi yang
baru diterima, terutama informasi yang menyita perhatian pikiran. Oleh karena itu, sesudah
melewati satu periode waktu, gambaran penting mengenai pengalaman sensorik menjadi
terfiksasi secara progresif dalam gudang ingatan. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang dapat
mengingat dengan lebih baik sedikit informasi yang dipelajari secara mendalam daripada banyak
informasi yang hanya dipelajari secara superfisial. Keadaan ini juga menjelaskan mengapa orang
yang dalam keadaan segar dapat mengonsolidasikan ingatannya secara jauh lebih baik daripada
dalam keadaan kelelahan mental (mental fatigue).

Penyusunan Ingatan Baru Selama Konsolidasi.


Salah satu gambaran terpenting konsolidasi adalah bahwa ingatan baru disusun menjadi
bermacam-macam golongan informasi. Selama proses ini berlangsungJenis informasi yang
serupa ditarik kembali dari tempat penyimpanan ingatan dan digunakan untuk membantu proses
informasi yang baru. Perbedaan dan kesamaan informasi yang baru dan yang lama kemudian
dibandingkan, dan seba-gian proses penyimpanan ini lebih banyak dipakai untuk menyimpan
kesamaan dan perbedaan infonnasi daripada untuk menyimpan informasi baru yang tidak
diproses. Jadi, selama konsolidasi, ingatan yang baru tidak disimpan secara acak tapi langsung
bersamaan dengan ingatan lain yang macamnya sama. Hal ini diperlukan agar kelak orang
tersebut mampu "mencari" informasi yang dibutuhkannya dari gudang ingatan.

4. Anatomi pusat ingatan


5. Proses mengingat
Proses meningat dimulai dari proses pembelajaran, dimana belajar merupakan
kemampuan untuk memperoleh informasi yang tepat. Memori atau ingatan adalah retensi
dan penyimpanan dari informasi yang diperoleh. Memory kemudian disimpan di otak
melalui perubahan sensitivitas transmisi sinap dari aktivitas neuron sebelumnya yang
kemudian akan menghasilkan jejak-jejak ingatan atau memory traces.Memory traces ini
merupakan hal yang penting, karena bila menetap akan diaktifkan secara selektif oleh
benak pikiran untuk menimbulkan kembali ingatan yang ada.
Percobaan pada hewan tingkat rendah telah memperlihatkan bahwa jejak ingatan
dapat timbul pada semua tingkat sistem saraf. Bahkan reflex-refleks medulla spinalis
dapat mengubah setidaknya sedikit respon terhadap aktivasi medulla yang berturut-turut,
dan perubahan reflek-reflek tersebut merupakan bagian dari proses ingatan. Ingatan
jangka panjang juga merupakan hasil dari perubahan penghantaran sinaptik di pusat-pusat
otak bagian bawah. Namun, sebagian besar ingatan yang kita kaitkan dengan prose
intelektual, didasarkan pada jejak ingatan yang terdapat di korteks serebri.
Ingatan adalah hasil dari pengumpulan kembalipikiran-pikiran atau pengalaman
sebelumnya yang bersifat positif, tetapi tetap ada kemungkinan yang sama besar untuk
ingatan negative, bukan hanya ingatan yang bersifat positif saja. Artinya, otak kita
digenangi oleh informasi sensorik yang berasal dari seluruh panca indra. Jika pikiran kita
diusahakan untuk mengingat semua informasi ini, kapasitas ingatan otak, akan penuh
dalam beberapa menit saja. Untunglah, otak memiliki kapasitas untuk belajar mengenali
informasi yang tidak member akibat. Ini adalah hasil dari inhibisi jaras sinaptik untuk
jenis-jenis informasi semacam ini, efek yang dihasilkan disebut habituasi. Hal ini,
merupakan tipe ingatan negative. Sebaliknya, untuk jenis-jenis informasi yang masuk dan
menyebabkan akibagt yang penting, seperti rasa nyeri atau rasa senang, otak memiliki
kemampuan otomatis yang berbeda dalam hal penguatan dan penyimpanan jejak ingatan.
Hal seperti ini disebut ingatan positif, ingatan ini adalah hasil dari fasilitasi jaras-jaras
sinaptik, dan prosesnya disebut sensitisasi ingatan.
Daerah khusus pada regio limbik basal otak, mampu menentukan apakah suatu
informasi bersifat penting atau tidak penting, dan membuat keputusan secara tidak sadar
apakah informasi akan disimpan sebagai jejak ingatan yang disensitisasi atau malah
diinhibisi.
Jika ingatan jangka pendek diubah menjadi ingatan jangka panjang, dan dapat
dipanggil kembali beberapa minggu atau beberapa tahun kemudian, maka ingatan
tersebut akan mengalami konsolidasi. Artinya, ingatan jangka pendek jika diaktifkan
berulang-ulang akan menimbulkan perubahan kimia, fisik dan anatomis pada sinap-sinap
yang bertanggung jawab untuk ingatan tipe jangka panjang. Proses ini memerlukan waktu
minimal 5-10 menit untuk konsolidasi minimal, dan 1 jam atau lebih untuk konsolidasi
maksimal.
Penelitian psikologi menunjukkan bahwa, latihan atau pengulangan informasi
yang sama berkali-kali kedalam pikiran dapat mempercepat dan memperkuat tingkat
pengalihan ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Otak mempunyai
kecendrungan untuk mengulang informasi yang baru diterima yang menyita perhatian
pikiran. Oleh karena itu, sesudah melewati satu periode waktu gambaran penting
mengenai pengalaman sensorik menjadi terfikasasi secara progresif dalam gudang
ingatan. Sehingga seseorang dapat mengingat dengan lebih baik informasi yang dipelajari
secara mendalam daripada banyak informasi yang dipelajari secara superfisial. Selain itu,
orang yang dalam keadaan segar dapat mengonsolidasi ingatan jauh lebih baik daripada
dalam keadaan kelelahan mental ( mental fatigue ).
6. Faktor yang mempengaruhi motivasi
7. Skenario
8. Akibat lesi pada pusat ganjaran dan hukuman

Peran Bagian-Bagian Spesifik Otak dalam Proses Ingatan


Hipokampus Mampu Mencetuskan Penyimpanan Ingatan - Amnesia Anterograd Setelah
Lesi Hipokampal.
Hipokampus merupakan bagian yang paling medial dari korteks lobus temporalis, yang mula-
mula melipat ke arah medial di bawah otak dan selanjutnya naik ke permukaan dalam, di bawah
ventrikel lateral. Pada pengobatan beberapa pasien epilepsi, kedua hipokampus tersebut
diangkat. Ternyata, tindakan ini tidak terlalu serius memengaruhi ingatan pasien terhadap
informasi yang disimpan di dalam otak sebelum pengangkatan hipokampus. Namun, sesudah
pengangkatan, pasien ini betul-betui tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan ingatan
tipe verbal dan simbolik (ingatan tipe deklaratif) dalam ingatan jangka panjangnya, atau bahkan
dalam ingatan intermedia yang berlangsung lebih dari beberapa menit. Oleh karena itu, pasien ini
tak mampu menyusun ingatan jangka panjang yang baru dari tipe informasi tersebut yang
merupakan dasar intelegensi. Keadaan ini disebut amnesia anterograd.
Tetapi mengapa hipokampi begitu penting untuk membantu otak dalam menyimpan ingatan yang
baru? Kemungkinan jawabannya adalah bahwa hipokampus merupakan salah satu dari sekian
banyak jaras keluar yang penting yang berasal dari area "ganjaran" dan "hukuman" pada sistem
limbic. Rangsangan sensorik atau pikiran yang menyebabkan rasa nyeri atau antipati akan
merangsang pusaf hukuman limbik, dan rangsangan yang menyebabkan rasa senang, bahagia,
atau rasa ganjaran akan merangsang pusat ganjaran limbik. Semua ini bersama-
samamenimbulkan latar belakang suasana hati dan motivasi seseorang. Di antara motivasi-
motivasi ini terdapat dorongan dalam otak untuk mengingat pengalaman-pengalaman dan
pikiran-pikiran yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan. Hipokampus khususnya,
dan dalam derajat yang lebih kecil pada nuklei dorsalis medialis pada talamus, yaitu struk-tur
limbik yang lain, telah terbukti memiliki kepentingan khusus dalam membuat keputusan
mengenai pikiran mana yang cukup penting pada dasar ganjaran atau hukuman untuk menjadi
ingatan yang berfaedah.

Amnesia Retrograd - Ketidakmampuan Memanggil Ingatan Masa Lalu.


Ketika terjadi Amnesia retrograd, derajat amnesia untuk peristiwa-peristiwa yang baru
saja terjadi mungkin lebih besar daripada peristiwa masa lalu yang telah lama terjadi. Alasan
perbedaan ini mungkin karena ingatan yang lama telah banyak diulang-ulang sehingga jejak
ingatan telah melekat kuat, dan bagian-bagian ingatan ini telah tersimpan di daerah yang lebih
luas dalam otak.
Pada beberapa pasien yang menderita lesi hipokam-pal, terjadi beberapa macam derajat
amnesia retrograd bersama dengan amnesia anterograd, yang menimbulkan dugaan bahwa paling
sedikitnya sebagian dari kedua macam amnesia ini saling berkaitan, dan lesi hipokampal dapat
menyebabkan terjadinya kedua kelainan ini. Namun, kerusakan beberapa area spesifik pada
talamus mungkin menyebabkan timbulnya amnesia retrograd tanpa terjadinya amnesia
anterograd yang berarti. Kemungkinan pen-jelasan dari keadaan ini adalah bahwa talamus
mungkin berperan dalam membantu orang untuk "mencari" dari gudang ingatannya sehingga
mampu "membaca" ingatan itu. Jadi, proses mengingat itu tak hanya membutuhkan gudang
penyimpanan ingatan namun juga membutuhkan kemampuan untuk mencari dan menemukan
ingatan di kemudian hari
Hipokampus Tidak Penting dalam Proses Belajar Refleksif.
Orang-orang dengan lesi hipokampal biasanya tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari
keterampilan fisik yang tidak melibatkan verbalisasi atau tipe intelegensia simbolik. Sebagai
contoh, orang-orang ini masih dapat mempelajari keterampilan gerak cepat tangan dan
keterampilan fisik seperti yang diperlukan dalam banyak jenis olah raga. Jenis proses belajar ini
disebut keterampilan belajar atau proses belajar refleksif, hal ini lebih bergantung pada
pengulangan kegiatan secara fisik yang terus menerus, bukan pelatihan simbolis dalam benak.

LESI PADA PUSAT GANJARAN DAN PUSAT HUKUMAN

Pusat Ganjaran:

1. Nukleus Ventromedial Hipotalamus, bila lesi:

 Menyebabkan naiknya hasrat minum dan makan dan susah untuk merasakan kenyang
sehingga bisa memicu obesitas
 Hiperaktif, cepat terprovokasi, ingin menyerang walaupun hanya mendapat provokasi
ringan.
 Rasa marah makin menjadi-jadi, karena Nukleus Ventromedial Hipotalamus ialah pusat
inhibisi rasa marah.

2. Nukleus Lateral Hipotalamus, bila lesi:

 Menurunkan hasrat minum dan makan, bahkan hasrat makan dan minumnya bisa hilang
sehingga orang yang menderita bisa mengalami anoreksia bahkan mati kelaparan.
 Hilangnya dorongan bertindak sehingga orang yang menderita menjadi lebih pasif.

Pusat Hukuman:

1. Amigdala, bila lesi:

 Susah mengenali ekspresi marah dan takut pada wajah


 Penurunan agresivitas dan menyebabkan kegelisahan
 Pada monyet, pengangkatan amigdala menyebabkan Sindrom Kluver Bucy, yaitu tidak
peka terhadap rasa takut sehingga jadi liar.
 Amigdala juga pusat memori sehingga bila lesi, penderitanya akan susah mengingat
 Cenderung untuk memasukkan segala sesuatu ke mulut.
 Urbah Weite disease, yaitu penyakit degenerasi dan kalsifikasi amigdala. Gejalanya yaitu
tak punya rasa takut.

2. Hipotalamus, bila lesi:

 Menangis, tertawa tak jelas, cepat marah, depresi


 Sifat agresif dominan

3. Hipokampus, merupakan pusat hukuman yang kurang peka bila lesi:

 Cepat lupa terhadap ingatan yang baru diingat → Amnesia Anteograd


 Tak mampu mengenali wajah orang yang familiar

4. Periventrikular, bila lesi:

 Kecepatan gerak dan psikomotor menurun


 Kemampuan mental menurun.

PUSAT PENYIMPANAN INGATAN

Tidak ada suatu “pusat ingatan” tunggal di otak. Neuron-neuron yang berperan dalam
jejak ingatan tersebar luas di seluruh daerah subkorteks dan korteks otak. Bagian-bagian otak
yang diperkirakan paling berperan dalam ingatan adalah hipokampus dan struktur terkait di lobus
temporalis medial (dalam), sistem limbik, serebelum, korteks prafrontalis, dan bagian-bagian lain
korteks serebri.

Hipokampus dan Ingatan Deklaratif


Hipokampus bagian medial lobus temporalis yang memanjang dan meruapakn bagian
dari sistem limbik berperan vital dalam ingatan jangka pendek yang melibatkan integrasi
berbagai rangsangan terkait serta penting bagi konsolidasi ingatan tersebut menjadi ingatan
jangka panjang. Hipokampus dipercayai menyimpan ingatan jangka panjang baru hanya sesaat
dan kemudian memindahkannya ke bagian korteks lain untuk penyimpanan yang lebih permanen

Hipokampus dan daerah sekitarnya berperan sangat penting dalam ingatan deklaratif
tentang “apa” atau suatu pengalaman yang dikemukakan menjadi suatu pernyataan misalnya
“saya melihat arena budaya” atau mengigat kembali suatu gambar dalam ingatan. Ingatan
deklaratif memerlukan pemanggilan kembali secara sadar. Hipokampus dan struktur temporalis
limbik terkait sangat penting dalam mempertahankan ingatan tentang kejadian-kejadian sehari-
hari dalam waktu yang memadai.

Serebelum dan Ingatan Prosedural

Serebelum dan daerah korteks terkait berperan penting dalam ingatan prosedural
“bagaimana” yang melibatkan keterampilan motorik diperoleh melalui latihan berulang,
misalnya mengingat gerakan tramed. Daerah-daerah korteks yang penting untuk suatu ingatan
prosedural adalah sistem-sistem motorik dan sensorik spesifik yang melakukan tindakan/gerakan
yang dimaksud. Ingatan prosedural dapat dilaksanakan tanpa upaya sadar. Sebagai contoh,
seorang bermain ski selama pertandingan biasanya berprestasi maksimal dengan membiarkan
tubuhnya mengambil alih dan bukan memikirkan secara eksak gerakan-gerakan apa yang harus
dilakukan.

Korteks Prafrontal dan Ingatan Sementara

Yang berperan utama dalam memadukan kemampuan berpikir kompleks yang berkaitan
dengan ingatan sementara adalah korteks asosiasi prafrontal. Korteks prafrontal tidak saja
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara untuk menahan data-data relevan online tetapi
juga berperan besar dalam apa yang disebut fungsi eksekutif yang melibatkan manipulasi dan
integrasi informasi untuk perencanaan, pemilihan prioritas, pemecahan masalah, dan
pengorganisasian aktivitas. Korteks prafrontal melaksanakan fungsi-fungsi berpikir kompleks ini
dengan bekerja sama dengan semua regio sensorik otak, yang berhubungan dengan korteks
prafrontal melalui koneksi saraf. Para peneliti telah mengidentifikasi berbagai tempat
penyimpanan di korteks prafrontal, bergantung pada sifat data yang relevan saat ini. Sebagai
contoh, ingatan sementara yang melibatkan petunjuk-petunjuk tentang ruang terletak di lokasi
prafrontal yang berbeda dari ingatan sementara untuk petunjuk verbal atau petunjuk tentang
penampakan suatu benda. Salah satu teori baru yang menarik adalah bahwa kepandaian
seseorang mungkin ditentukan oleh kapasitas ingatan sementara orang tersebut untuk menahan
secara temporer dan mengaitkan berbagai data yang relevan.

Factor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

Factor yang mempengaruhi motivasi belajar dibagi menjadi dua golongan

a. Factor Individual
Fktor individual merupakan factor yang berada pada diri sendiri. Yang termasuk dalam
factor ini antara lain :
 Kematangan atau pertumbuhan
Seseorang dapat lebih memahami sesuatu yang baik jika orang tersebut telah
tumbuh dan matang sepenuhnya.
 Kecerdasan
Semakin tinggi taraf intelegensi yang dimiliki seseorang maka akn membantu
orang tersebut untuk dapat memecahkan suatu permasalahan dengan lebih baik.
 Latihan
Untuk dapat memahami sesuatu dengan baik kita memerlukan suatu latihan
tertentu. Sesuatu yang sering kita latih dandilakukan secara berulang-ulang akan
membuat kita lebih mampu dan memahami hal tersebut.
 Motivasi
Motivasi sangat berperan penting dalam kegiatan belajar, karena seseorang akan
dapat lebih berusaha jika ia memiliki dorongan untuk melakukannya.
 Factor pribadi
Factor pribadi ini berkaitan dengan diri pribadi orang yang bersangkutan. Hal ini
mencakup keadaan kesehatan fisik seseorang.

b. Factor Sosial
Merupakan factor yang berada diluar individu. Antara lain : factor keluarga atau keadaan
rumah tangga, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi social.
 Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga juga akan dapat memberikan dampak baik ataupun buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh seseorang, seperti pola asuh
dan komunikasi dalam keluarga.
 Lingkungan teman
Pergaulan dengan teman juga sangat berpengaruh terhadap minat belajar
seseorang. Jika dia berada dalam lingkungan orang yang rajin maka seseorang
tersebut akan rajin juga dan bila seseorang yang bergaul di lingkungan yang tidak
baik maka akan berdampak buruk juga pada perilaku orang tersebut. Tapi semua
bergantung lagi pada individu orang tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi


a. Motivasi intrinsik
1) Kebutuhan (need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik
biologis maupun psikologis, misalnya ibu melakukan mobilisasi dini karena ibu ingin
cepat sehat pasca operasi.
2) Harapan (expentancy)
Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat
pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan
seseorang ke arah pencapaian tujuan.
3) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang
menyuruh (tanpa adanya pengaruh dari orang lain).
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang
lain sehingga seseorang berbuat sesuatu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :

1) Dorongan keluarga
Ibu melakukan mobilisasi dini bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari
keluarga seperti suami, orang tua, teman. Misalnya ibu melakukan mobilisasi dini karena
adanya dorongan (dukungan) dari suami, orang tua ataupun anggota keluarga lainnya.
Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk
memberikan yang terbaik bagi kesehatan ibu.
2) Lingkungan
Lingkungan adalah tempat di mana seseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi
seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga,
lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam
mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan
menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Dalam konteks pelaksanaan mobilisasi
dini di rumah sakit, maka orang-orang di sekitar lingkungan ibu akan mengajak,
mengingatkan ataupun memberikan informasi pada ibu tentang tujuan dan manfaat
mobilisasi dini.
3) Media
Media adalah faktor yang sangat berpengaruh bagi responden dalam memotivasi ibu
untuk melakukan mobilisasi dini pasca seksio sesarea, mungkin karena pada era
globalisasi ini hampir dari waktu yang dihabiskan adalah berhadapan dengan media
informasi, baik itu media cetak maupun elektronika (TV, radio, komputer/internet)
sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat
berubah perilakunya ke arah yang positif terhadap kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai