KELAS :K
NIM : 16334016
1
DAFTAR ISI
I. Penicillin ....................................................................................................................6
II. Cephalosporin ..........................................................................................................11
III. Aztreonam ................................................................................................................13
IV. Karbapenem .............................................................................................................14
V. Inhibitor beta-laktam ................................................................................................15
VI. Vancomycin .............................................................................................................15
VII. Daptomycin ..............................................................................................................16
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Antibiotik betalaktam dengan baik meskipun banya kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usaha demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa depan yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
Vera maulida
3
BAB I
PENDAHULUAN
I. Sejarah Antibiotik
Sejak zaman dahulu orang kuno telah mempraktekkan fitoterapi dengan jalan
mencoba−coba. Orang Yunani dan Aztec (Mexico) menggunakan masing masing pakis
pria (filix mas) dan minyak chenopodi untuk membasmi cacing dalam usus, dan di China
serta di Pulau Mentawai (Sumatera Barat) sejak dahulu borok diobati dengan
menggunakan jamur−jamur tertentu sebagai pelopor antibiotika.
Penemuan antibiotik diinisiasi oleh Paul Ehrlich yang pertama kali menemukan
apa yang disebut “magic bullet”, yang dirancang untuk menangani infeksi mikroba. Pada
tahun 1910, Ehrlic menemukan antibiotika pertama, salvarsan yang digunakan untuk
melawan syphilis. Ehrlich kemudian diikuti oleh Alexander Fleming yang secara tidak
sengaja menemukan penisilin pada tahun 1928. Tujuh tahun kemudian, Gerhard Domagk
menemukan sulfa, yang membuka jalan penemuan obat anti TB, isoniazid. Pada tahun
1943, anti TB pertama streptomycin, ditemukan oleh Selkman Wakzman dan Albert
Schatz. Wakzman juga orang pertama yang memperkenalkan terminologi antibiotik.
Sejak saat itu antibiotika ramai digunakan klinisi untuk menangani berbagai penyakit
infeksi. Setelah penisilin, mulai banyaknya antibiotik yang ditemukan seperti
kloramfenikol dan kelompok sefalosforin, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida,
polipeptida, linkomisin dan rifampisin.
Selain sulfonamida dikembangkan juga kemoterapeutika sintesis, seperti senyawa
nirofuran pada tahun 1944, asam nalidiksat pada tahun 1962, serta turunannya
flurokuinolon pada tahun 1985, obat−obatan TBC (PAS, INH) dan obat protozoa
(kloroquin, progua-nil, metronidazol, dll. Dewasa ini banyak obat antimikroba baru yang
telah dikembangkan yang mampu menyembuhkan hampir semua infeksi antimikroba.
sehingga antibiotik−antibiotik baru terus ditemukan. Antara tahun 1950 sampai 1960-an
jenis bakteri yang resisten masih belum menghawatirkan, karena penemuan antibiotik
baru masih bisa membasminya. Namun sejak akhir 1960-an, tidak ada lagi penemuan
yang bisa diandalkan. Baru pada tahun 1999 ilmuan berhasil mengembangkan antibiotik
baru, tetapi sudah semakin banyak bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Antibiotik Beta-Laktam
Antibiotik beta laktam merupakan golongan antibiotika yang pertama kali
ditemukan. Meskipun sampai sekarang banyak golongan antibiotika dengan berbagai
variasi sifat dan efaktivitasnya terhadap bakteri, namun demikian antibiotika ini masih
sering dipergunakan sebagai obat pertama dalam mengatasi suatu infeksi. Golongan
antibiotika ini secara umum tidak tahan terhadap pemanasan, mudah rusak suasana asam
dan basa serta dapat diinaktifkan oleh enzim beta laktamase.
Golongan antibiotika yang memiliki kesamaan komponen struktur berupa adanya
cincin beta-laktam dan umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Obat-obat
antibiotik beta-laktam bersifat bakterisid, dan sebagian besar efektif terhadap organisme
Gram -positif dan negatif. Antibiotik beta-laktam mengganggu sintesis dinding sel
bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu
heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri. Golongan
Antibiotik beta-laktam yaitu : penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan
inhibitor beta-laktamase.
B. Mekanisme kerja
Antibiotik beta-laktamase bekerja membunuh bakteri dengan cara menginhibisi
sintesis dinding selnya. Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi
transpeptidasi yang dikatalis oleh enzim transpeptidase dan menghasilkan ikatan silang
antara dua rantai peptida-glukan. Enzim transpeptidase yang terletak pada membran
sitoplasma bakteri tersebut juga dapat mengikat antibiotik beta-laktam sehingga
menyebabkan enzim ini tidak mampu mengkatalisis reaksi transpeptidasi walaupun
dinding sel tetap terus dibentuk. Dinding sel yang terbentuk tidak memiliki ikatan silang
dan peptidoglikan yang terbentuk tidak sempurna sehingga lebih lemah dan mudah
terdegradasi. Pada kondisi normal, perbedaan tekanan osmotik di dalam sel bakteri gram
negatif dan di lingkungan akan membuat terjadinya lisis sel. Selain itu, kompleks protein
transpeptidase dan antibiotik beta-laktam akan menstimulasi senyawa autolisin yang
dapat mendigesti dinding sel bakteri tersebut. Dengan demikian, bakteri yang kehilangan
dinding sel maupun mengalami lisis akan mati.
I. Penicillin
6
resistensi telaj membatasi pengunaan obat ini. Anggota dari kelompok
berbeda satu sama lain dalam subsituen R yang berikatan dengan residu 6-
aminopenicillanic acid. Sifat rantai samping ini mempengaruhi spectrum anti
mikroba, stabilitas terhadap asam lambung, dan kepekaan terhadap enzim
degradatif bakteri (β-lactamase)
B. Spektum penicillin
Spektrum penicillin di tentukan sesuai ragam penicillin, oleh
kemampuannya melewati dinding sel peptidoglikan bakteri untuk
mencapai PBP dalam ruang periplasma. Factor- factor penentu kepekaan
PBP terhadap antibiotik melipiti ukuran muatan dan hidrofobitas antibiotic
β-lactam tertentu.secara umum, mikroorganisme gram-positif memiliki
dinding sel yang dapat dilewati secara mudah oleh penicillin sehingga
organisme ini peka terhadap obat-obat ini bila tidak ada resisten.
Mikroorganisme gram-negatif mempunyai membrane lipopolisakarida
luar (selubung) yang mengelilingi sel yang menunjukan suatu penghalang
bagi penicillin larut air.
7
sehingga pemberian secara oral akan diuraikan oleh asam lambung,
karena itu penggunaannya secara injeksi atau infuse intra vena.
b. Penisilin V = Fenoksimetil penisilin. Penisilin ini tahan asam
lambung, pemberian sebaiknya dalam keadaan sebelum makan.
c. Penisilin tahan Penisilinase. Derivat ini hampir tidak terurai oleh
penisilinase, tetapi aktivitasnya lebih ringan dari penisilin G dan
penisilin V. umumnya digunakan untuk kuman-kuman yang resisten
terhadap obat-obat tersebut. Contohnya kloksasin, dikloksasin,
flukloksasilin.
Kombinasi amoksisilin dengan asam klavulanat menghasilkan efek
sinergisme dengan khasiat 50 kali lebih kuat, efektif terhadap E.coli,
H.influenza dan staphylococcus aureus. Contohnya Augmentin
(Beecham).
Asam klavulanat adalah senyawa β lactam dari hasil fermentasi
streptomyces clavuligerus.
8
Tabel 1. Antibiotik golongan penisilin.
9
ditemukan pada bakteri
Gramnegatif ini.
Karboksipenisilin karbenisilin, tikarsilin Antibiotik untuk
Pseudomonas,
Enterobacter, dan
Proteus.
Aktivitas antibiotik lebih
rendah
dibanding ampisilin
terhadap kokus
Gram- positif, dan
kurang aktif
dibanding piperasilin
dalam
melawan Pseudomonas.
Golongan
ini dirusak oleh beta-
laktamase.
Ureidopenislin mezlosilin, azlosilin,dan Aktivitas antibiotik
piperasilin terhadap
Pseudomonas,
Klebsiella, dan
Gramnegatif lainnya.
Golongan ini
dirusak oleh beta-
laktamase.
C. Efek samping
Penicillin merupakan obat yang paling aman dan kadarnya dalam darash
tidak perlu di pantau, meskipun demikian , penicillin memiliki efek
samping seperti:
STRUKTUR PENICILLIN
10
D. Resitensi penicillin
II. CEPHALOSPORIN
A. Spektrum cephalosporin
1.
Generasi pertama : cephalosporin generasi pertaman bekerja sebagai
pengganti penicillin G. generasi ini resrten terhadap penicillinase
stafilokokus dan juga memiliki aktivitas melawan Proteus mirabilis, E oli,
dan Klebsiela pneumonia (PEcK).
2.
Generasi kedua : cephalosporin generasi kedua memperlihatkan aktifitas
yang lebih besar melawan tiga organisme gram-gram negatif tambahan :
H. influenza, Enterobacter aerogenes dan beberapa spesies Neisseria.
Sedangkan aktifitas gram-gram positif lebih lemah.
3.
Generasi ketiga : cephalosporin generasi ketiga memiliki peranan penting
dalam pekasanaan penyakit infeksi. Walaupun aktifitasnya terhadap
kokus gram positif lebih rendah dari pada cephalosporin generasi pertama.
Generasi ketiga ini lebih mempunyai aktivitas yang lebih tinggi melawan
basil gram-negatif, meliputi organisme-organisme enteric, serta Serratia
marcenscens, Ceftriaxon atau Cefotaxime te;ah menjadi terapi pilihan
dalam terapi meningitis. Ceftazidine memounyai aktivitas terhadap
P.aeruginosa.
4.
Generasi keempat : Cefepime diklasifikasikan sebagai cephalosporin
generasin keempat dan harus di berikan melalui parenteral. Memiliki
11
spekrtrum yang luas, aktif melawan streptokokus dan stafilokokus dan
juga Cefepime juga efektif melawan organisme gram-negatif aerobik ,
seperti Enterobacter, E col, K pneumonia, P.mirabilis dan P.aeruginosa.
12
Mekanisme resistensi bakteri terhadap cephalosporin, pada dasarnya serupa
dengan penicillin. Walaupun cephalosporin tidak rentan terhadap hidrolisis oleh
penicillinase stafikokus, cephalosporin dapan rentan terhadap β-lactamase yang
berspektrum luas.
C. Farmakokinetik
D. Efek samping
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi. Reaksi
anafilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi. Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat, sedangkan pada
alergi penisilin yang ringan dan sedang, kemungkinannya kecil. Sefalosporin
merupakan zat yang nefrotoksik, walaupun jauh kurang toksik dibandingkan
dengan aminoglikosida dan polimiksin. Kombinasi sefalosporin dengan
aminoglikosida memper-mudah terjadinya nefrotoksisitas. Depresi sumsum
tulang terutama granulositopenia jarang terjadi.
III. AZTREONAM
13
Efek Samping: mual, muntah, diare, kram abdomen, gangguan
pengecapan, ulkus mulut, ikterus dan hepatitis, gangguan darah
(trombositopenia dan netropenia), urtikaria dan ruam.
Dosis: injeksi intramuskuler atau injeksi intravena selama 3-5 menit atau
infus intravena. 1 g tiap 8 jam atau 2 g tiap 12 jam untuk infeksi berat.
Dosis lebih dari 1g hanya diberikan secara intravena.
BAYI di atas 1 minggu: 30 mg/kg bb, intravena tiap 8 jam. ANAK di atas
2 tahun atau infeksi berat, 50 mg/kg bb tiap 6-8 jam, maksimum 8 g per
hari.Infeksi saluran kemih, 0,5-1 g tiap 8-12 jam. Gonore dan sistitis, 1 g
dosis tunggal.
IV. KARBAPENEM
14
V. INHIBITOR BETA-LAKTAMASE
VI. VANCOMYCIN
A. Cara kerja
B. Resistensi
C. FarmakokinetiK
15
normal adalah – hingga 10 jam, dibandngkan waktu-paruhnya yang
lebih dari 200 jam pada penyakit ginjal stadium akhir.
D. Efek samping
VII. DAPTOMYCIN
A. Cara kerja
B. Spektrum antibakteri
C. Farmakokinetik
16
D. Efek samping
17
PENUTUP
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19