3 Replies
By : Akhdanazizan
Pada posting sebelumnya telah dibahas tentang Kontaktor Magnet, kali ini saya akan
menjelaskan cara memasang nya, mudah mudahan bermanfaat bagi teman teman yang balum
mengerti. Kontaktor yang banyak di pasaran biasanya di rancang untuk tegangan 220 Volt d
an 380 Volt, ini dimaksudkan untuk menyesuaikan tegangan yang ada di kita indonesia,
tegangan tersebut merupakan tegangan yang masuk pada kumparan magnet (coil) dengan
notasi A1 dan A2.
Cara pemasangan nya juga sangat mudah yang penting kita ketahui dulu berapa tegangan
yang tersedia, jika telah diketahui berapa besar tagangannya, baru cari kontaktor yang sesuai
dengan tegangan sumber tersebut. Berikut ini cara memasang kontaktor melalui gambar
berikut ini.
Gambar diatas adalah salah satu contoh pemasangan kontaktor magnet dengan beban 3 bauh
lampu. Dari gambar 1 tersebut coil K1 (A1 Dan A2) dihubungkan dengan sumber listrik
bertegangan 220 volt yang di kontrol melalui peralatan Tombol Tekan STOP dan START.
Jika tombol Start di tekan sesaat maka akan menghubungkan sumber tegangan ke coil
Kontaktor K1, yang mengakibatkan kontak pada kontaktor akan bergerak, jika awalnya pada
kondisi NO (terbuka = 13 – 14, 1 – 2, 3 – 4 dan 5 – 6 maka setelah kontaktor bekerja
kondisi NO tadi akan berubah Menjadi NC (terhubung = terlihat pada gambar 2 diatas).
Tombol STOP dari gambar tersebut merupakan sakelar pemutus rangkaian, sehingga jika
tombol tersebut ditekan sesaat akan memutuskan sumber listrik coil K1 (kembali pada
kondisi gambar 1).
Maaf hampir lupa, kontak 13 – 14 merupakan kontak bantu yang di pasang untuk mengunci
rangkaian agar jika tombol start di tekan sesaat saja kontaktor tetap menyala. Sebenarnya
bukan hanya kontak 13 – 14 saja yang bisa dijadikan pengunci kontak bantu yang lain pun
bisa yang penting kontak NO (Kontak Bantu NO = 23 – 24 atau lainnya). Di pasaran
Kemampuan kontaktor magnet berpariasi, jika ingin membeli harus pintar-pintar memilih
sesuai dengan kebutuhan beban (daya yang akan dilayaninya).
Syarat utama seorang teknisi adalah harus dapat membaca rangkaian pengendali dan
rangkaian daya (Power). Apabila kedua rangkaian ini sudah dipahami dan dimengerti maka
teknisi sudah bisa melaksanakan pengawatan rangkaian motor pengalih daya untuk
berbagai jenis operasi pengendali. Dan sekaligus teknisi akan handal dalam mengoperasikan
peralatan pengalih daya tersebut.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh mengoperasikan peralatan pengalih daya
tegangan rendah untuk jenis operasi yang sering digunakan oleh dunia industri.
Prosedur mengoperasikan:
1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Lakukan pemilihan menentukan arah putaran Motor 3 Fasa dengan merubah posisi
„SELEKTOR SWITCH“ (Saklar Pemilih) pada posisi Forward (For)
3. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar maju (Forward) dan ditandai dengan
menyala lampu merah
4. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar maju sesaat selama tombol
ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah
5. Apabila menginginkan Motor berputar mundur (Reverse) maka terlebih dahulu tekan tombol
„STOP“ kemudian pindahkan saklar „SELEKTOR SWITCH“ pada posisi Reverse (Rev)
6. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar mundur (Reverse) dan ditandai dengan
menyala lampu merah
7. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar mundur sesaat selama tombol
ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah
8. Limit Switch berfungsi untuk pembatas arah gerak mesin forward dan reverse agar tidak
mencapai batas tak terhingga
Kejadian khusus:
1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan
kembali reset ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan
ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan
tombol reset
1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Pada saat Bak penampung (Reservoir) kosong maka kedua Float Switch (Saklar permukaan)
Float Switch UP dan Float Switch DOWN dalam keadaan tertutup (Normally Close)
3. Tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan pertama maka Motor 3 Fasa bekerja dalam
rangkaian Bintang (Y), dengan ditandai menyala lampu indikator warna merah
4. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka Motor 3 Fasa
bekerja dalam hubungan Delta (). Motor mengisi Bak penampung
5. Pada saat Air telah memenuhi Bak penampung maka Float Switch UP membuka dan Motor 3
Fasa berhenti
6. Setelah Air surut mencapai batas Float Switch Down maka Motor 3 Fasa bekerja kembali
7. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan kedua
Kejadian khusus:
1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan
kembali reset ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan
ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan
tombol reset
1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Tekan tombol „RUN“ maka Motor 3 Fasa akan berputar Runing (maju), lampu indikator
warna merah menyala
3. Bila tombol tekan „JOG“ ditekan maka Motor 3 Fasa berputar sesaat selama tombol ditekan
(Jogging)
Kejadian khusus:
1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan
kembali reset ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan
ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan
tombol reset
Prosedur mengoperasikan:
1. MCB diubah pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Tekan tombol „FOR“ maka Motor 3 Fasa akan berputar ke „Kanan“, lampu indikator menyala
merah
3. Apabila menginginkan Motor berputar ke „Kiri“ maka matikan lebih dahulu rangkaian dengan
menekan tombol „STOP“
4. Tekan tombol „REV“ maka Motor 3 Fasa akan berputar ke „Kiri“, lampu indikator hijau
menyala
Kejadian khusus:
1. Bila tombol „FOR“ dan tombol „REV“ ditekan secara bersamaan maka salah satu tombol
yang lebih awal menekan akan bekerja lebih dahulu, karena kecepatan menekan antara
kedua tombol mempunyai jarak waktu 0.02 detik
2. Pada saat Motor 3 Fasa sedang berputar ke „kanan“ maka apabila tombol „REV“ ditekan
tidak akan dapat mengoperasikan motor berputar ke „kiri“
3. Apabila terjadi short Circuit maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi
„ON“
4. Demikian juga bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“
dengan ditandai menyala lampu kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan
tombol reset
2. Tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan ke 1 maka Motor 3 Fasa bekerja dengan arah
putaran maju (Forward) yang ditandai lampu indikator menyala berwarna merah. Setelah
beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay (T1) maka Motor 3 Fasa mati
dan T2 bekerja untuk menunda waktu
3. Setelah Delay T2 habis maka Motor 3 Fasa berputar mudur (Reverse) yang ditandai dengan
menyala lampu warna hijau dan T3 bekerja menunda waktu sesuai pengesetan
4. Apabila Setting T3 telah habis maka Motor 3 Fasa mati, dan T4 bekerja untuk menunda waktu
5. Setelah Delay T4 habis maka Motor 3 Fasa kembali berputar maju (Forward). Demikian
seterusnya
1. Apabila rangkaian Putar kanan-kiri initerjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan
trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan
ditandai menyala lampu berwarna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan
tombol reset
Prosedur mengoperasikan:
1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Tekan tombol „START“ maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Bindatang ( Y), dengan
ditandai lampu indikator warna merah menyala
3. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka Motor 3 Fasa
bekerja dalam hubungan Delta ( D) dengan ditandai lampu indikator warna hijau menyala
Kejadian khusus:
1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan
kembali reset ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan
ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan
tombol reset
http://k3titl-smknesaba.blogspot.com/2010/11/rangkaian-pengendali-dan-rangkaian-
daya.html
Diposkan oleh Akimcoy di 00.29 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Pemasangan Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki pf penempatannya ada dua
cara :
1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:
a. Sisi primer dan sekunder transformator
b. Pada bus pusat pengontrol
2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan
a. Feeder kecil
b. Pada rangkaian cabang
c. Langsung pada beban
Perawatan Kapasitor
Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki pf supaya tahan lama tentunya harus dirawat secara
teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak
terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak
terhubung lagi dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti
masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus dihubung singkatkan supaya muatannya
hilang.
Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi :
• Pemeriksaan kebocoran
• Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor
• Pemeriksaan isolator
2. Kapasitor Breaker.
Kapasitor Breaker digunkakan untuk mengamankan instalasi kabel dari breaker ke Kapasitor bank
dan juga kapasitor itu sendiri. Kapasitas breaker yang digunakan sebesar 1,5 kali dari arus nominal
dengan I m = 10 x Ir.Untuk menghitung besarnya arus dapat digunakan rumusI n = Qc / 3 .
VLSebagai contoh : masing masing steps dari 10 steps besarnya 20 Kvar maka dengan menggunakan
rumus diatas didapat besarnya arus sebesar 29 ampere , maka pemilihan kapasitas breaker sebesar
29 + 50 % = 43 A atau yang dipakai 40 Ampere.Selain breaker dapat pula digunakan Fuse ,
Pemakaian Fuse ini sebenarnya lebih baik karena respon dari kondisi over current dan Short circuit
lebih baik namun tidak efisien dalam pengoperasian jika dalam kondisi putus harus selalu ada
penggantian fuse. Jika memakai fuse perhitungannya juga sama dengan pemakaian breaker.
3. Magnetic Contactor
Magnetic contactor diperlukan sebagai Peralatan kontrol.Beban kapasitor mempunyai arus puncak
yang tinggi , lebih tinggi dari beban motor. Untuk pemilihan magnetic contactor minimal 10 % lebih
tinggi dari arus nominal ( pada AC 3 dengan beban induktif/kapasitif). Pemilihan magnetic dengan
range ampere lebih tinggi akan lebih baik sehingga umur pemakaian magnetic contactor lebih lama.
4. Kapasitor Bank
Kapasitor bank adalah peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif..yang akan berfungsi sebagai
penyeimbang sifat induktif. Kapasitas kapasitor dari ukuran 5 KVar sampai 60 Kvar. Dari tegangan
kerja 230 V sampai 525 Volt.
Peralatan tambahan yang biasa digunakan pada panel kapasitor antara lain :
- Push button on dan push button off yang berfungsi mengoperasikan magnetic contactor secara
manual.- Selektor auto – off – manual yang berfungsi memilih system operasional auto dari modul
atau manual dari push button.
- Exhaust fan + thermostat yang berfungsi mengatur ambein temperature dalam ruang panel
kapasitor. Karena kapasitor , kontaktor dan kabel penghantar mempunyai disipasi daya panas yang
besar maka temperature ruang panel meningkat.setelah setting dari thermostat terlampaui maka
exhust fan akan otomatic berhenti.
Berdasarkan rekening listrik PLN suatu perusahaan pada tahun 1977 diperoleh data seperti dibawah
ini.
Maka batas tidak terkena biaya kelebihan KVARH dapat dihitung sebesar :
KVARH ( batas ) = KWH x tan phi = 111.200 x 0,62 = 68.944
Dengan adanya kelebihan KVARH sebesar 10.656,besarnya KVARH ( Total ) menjadi :
KVARH ( total ) = KVARH ( batas ) + KVARH ( lebih )= 68.944+10.656 = 79.600
Tan phi = KVARH ( total ) / kWh = 79.600/111.200 = 0,716
phi = 35,6Cos phi = cos 35,6 = 0,813
Untuk menghindari biaya kelebihan KVARH,maka perlu dipasang " Capasitor ". Misalnya
direncanakan COs phi ditingkatkan menjadi = 0,92
Besarnya pemakaian listrik rata-rata dihitung sebagai berikut :
KW ( rata-rata) = Pemakaian listrik per bulan / ( 30 hari x 24 jam )= 111.200 / ( 30x24)= 154,4KW
Cos phi = 0.92 ---> phi=23,1
Tan phi = 23,1 = 0,426 = KVAR/KWKW = 154,4 ---> KVAR = 0,426X154,4 = 66KVARH ( total) =
79.600KVAR = 79.600/ ( 30X24) = 111
Jadi kapasitor yang perlu dipasang = 111 - 66 = 35
KVARKapasitor yang digunakan = 6 x 7,5 KVAR ,dengan Regulator 6 Step
http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/02/apa-itu-capasitor-bank.html
NH Fuse links banyak dipakai di dunia industri. Fuse ini terdapat berbagai jenis, mulai dari
tegangan, ukuran body dan Class.Tegangan :AC 400 / 500/ 690/ 1000/ 1500
Class :
http://bayupancoro.wordpress.com/2007/11/23/fuse-links-nh-fuse/
Diposkan oleh Akimcoy di 23.39 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Tabel Kabel
Diposkan oleh Akimcoy di 23.34 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Pengukuran atau pendeteksian arus listrik merupakan salah satu dari parameter utama yang
diperlukan dalam kelistrikan. Misalkan untuk pengukuran arus yang besar, pengukuran daya
dan sebagai parameter proteksi.
Current Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang menghasilkan
arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus primernya. Ada 2 standart
yang paling banyak diikuti pada CT yaitu : IEC 60044-1 (BSEN 60044-1) & IEEE C57.13
(ANSI), meskipun ada juga standart Australia dan Canada.
CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali.
Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang
dimiliki oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 1
ampere jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT akan
mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari kedua macam
output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih murah adalah yang 5
ampere.
Aplikasi CT selain disambungkan dengan alat meter seperti ampere meter, KW meter Cos
Phi meter dll, sering juga dihubungkan dengan alat proteksi arus. Dengan mempergunakan
bermacam ratio CT didapatkan proteksi arus dengan beragam range ampere hanya dengan
satu unit proteksi arus. Yang perlu dipersiapkan adalah unit proteksi arus dengan range
dibawah 5 ampere dan CT dengan ratio XXX:5. Misal unit proteksi mempunyai range 0,5 ~ 5
Amp, dengan mempergunakan CT dengan ratio 1000:5 maka range proteksi arus yang bisa
dijangkau adalah 100 ~ 1000 Amp. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
: 200
Note : Terminal CT sebaiknya dihubung singkat jika tidak terhubung dengan beban saat line
primer dialiri arus. Ini mencegah pembebanan dengan impedansi yang terlalu besat dan
mengakibatkan percikan bunga api listrik.
http://bayupancoro.wordpress.com/2009/01/20/current-transformer-ct/
Diposkan oleh Akimcoy di 23.32 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Diposkan oleh Akimcoy di 22.56 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Berikut ini adalah bebarapa jenis-jenis saklar berdasarkan konstruksi masing-masing saklar.
Atas, dari kiri ke kanan: Circuit Breaker, Mercury Switch, Wafer Switch, DIP Switch,
Surface Mount Switch, Reed Switch. Bawah, dari kiri ke kanan : Wall Switch, Miniature
Toggle Switch, In-Line Switch, Push-Button Switch, Rocker Switch, Micro Switch.
Saklar DPST
Dalam kondisi On ("1") dua
terminal sentral akan terhubung
ke terminal pasangannya dan
akan terputus ketika kondisi Off
("0")
Saklar DPDT
Dua terminal sentral akan
terhubung ke salah satu
terminal pasangannya dan
teputus ke terminal
pasangannya yang lain dalam
satu kondisi.
erbagai macam saklar (zakelar, swtch) listrik dan elektronik yang umum digunakan berikut
simbolnya ditampilkan dalam daftar berikut. Secara mendasar semua saklar melakukan
kontak nyala | padam (on | off) dalam berbagai cara berbeda, tapi tiap saklar melakukan
tugas sama, yakni membuka dan menutup sirkuit listrik.
Beberapa saklar yang melakukan kontak berbeda, dinamakan sesuai dengan bentuk,
fungsi, dan atau cara operasinya.Misal, tombol atau kancing-tekan (push button) adalah
saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa melakukan dua fungsi berbeda, yakni
menutup sirkuit bila ditekan, atau justeru membuka sirkuit bila ditekan. Jika tekanan
dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke
posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula.
simbol saklar (zakelar, switch) dan tombol-tekan (push button) tipe umum.]
SPST (single-pole single-throw) swith
Saklar ini umumnya digunakan pada PCB (printed circuit board) | papan
rangkaian tercetak elektronik, untuk meilih berbagai konfigurasi operasi.
Saklar tekan, tombol atau kancing-tekan (push button) adalah saklar yang
beroperasi dengan cara ditekan, dan jenis berbeda melakukan dua fungsi
berbeda, dimana,
com = common | shared contact point, atau titik kontak umum | bersama.
SPDT rocker switch
Saklar mikro bisa sangat kecil. Biasanya dipasang pada suatu lengan
yang ketika tertekan karena dipegang membuat klik saklar sehingga
sirkuit menutup.
Saklar ini meski sangat kecil tapi sangat berguna dalam berbagai
perangkat listrik dan elektronik, antara lain sebagai saklar keselamatan
(safety switch) yang menghindarkan dan mencegah peguna dari sengatan
listrik yang tak perlu terjadi dan menahan arus listrik terus-menerus
mengalir ketika tak diperlukan. Ketika saklar mikro membuka dengan
sendirinya sirkuit listrik pun terputus.
Contoh saklar geser DPDT adalah seperti yang digunakan sebagai saklar
pemilih lampu belok (turn lampu, sign lamp) sepedamotor.
sebagai starter (alat asut) pada motormotor listrik 3 fasa daya kecil.
1. Saklar SPST (Single Pole Single Throw Switch)
Saklar SPST adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan satu arah, Fungsinya untuk
memutus dan menghubung saja. Saklar jenis SPST ini hanya digunakan pada motor listrik
dengan daya kurang dari 1 PK. Gambar 4. Sakelar SPST
6. Saklar TPDT (Three Pole Double Throw Switch) Saklar TPDT adalah saklar dengan tiga
kutub yang dapat bekerja ke dua arah. Saklar ini digunakan pada instalasi motor listrik 3
fasa atau sistem 3 fasa lainnya. Juga dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor
listrik 3 fasa, layanan motor listrik 3 fasa dari dua
sumber dan juga sebagai starter bintang segitiga yang sangat sederhana.
Gambar 9. Sakelar TPDT Saklar Manual dalam pengendalian Mesin Oleh Maryono (SMKN
3 Yogyak arta) 3
7. Drum Switch
Saklar Drum Switch adalah saklar yang mempunyai bentuk seperti drum dengan posisi
handle (tangkai) penggerak memutus dan menghubung berada di ujungnya. Drum switch
digunakan pada motor- motor listrik kecil sebagai penghubung motor listrik dengan jala- jala
(sumber tegangan). Jenis saklar ini banyak dipakai pada industri dan perbengkelan. Drum
switch biasanya dipasang pada dinding mesinnya. Pada bagian bawah sakelar terdapat
lubang untuk pemasangan pipa. Gambar 10. Sakelar Saklar Drum Switch
Macam-macam saklar..
Ternyata Banyak juga jenis-jenis saklar yang terdapat di pasaran. fungsi sakalar sangat penting
sebagai pemutus dan penghubung suatu rangkaian sehingga rangkaian dapat berfungsi dengan baik.
Dibawah ini terdapat beberapa jenis saklar yang dapat di himpun:
Sasklar toggle.
Saklar toggle adalah saklar yang sering digunakan unutk menghubungkan bagian liasrik
dengan mengunakan siste, toggle atau pengunci.
- Pilihan 1 : Normally Open/NO, yaitu saklar yang berfungsi sebagai Normal Buka dan
berfungsi untuk menghubungkan suatu beban
- Pilihan 2 : Normally Closed/NC, yaitu saklar yang berfungsi sebagai Normal Tutup dan
berfungsi untuk memutuskan suatu beban
- Saklar Mikro
Istilah mikro pada saklar mikro atau micro switch, tidak berarti bahwa saklar ini sendiri
berukuran kecil. Nama ini mengindikasikan bahwa tombol yang digunakan untuk
mengoperasikan saklar mikro, hanya bergeser dengan jarak perpindahan yang sangat kecil.
Saklar jenis ini sangat sensitif, sedikit tekanan saja pada tuas dapat mengakibatkan saklar
berpindah dari satu posisi ke posisi lainnya. Kebanyakan micro switch memiliki kontak-
kontak jenis SPDT, sehingga saklar ini dapat digunakan untuk menyambungkan atau
memutuskan, atau keduanya secara bersamaan.
- Saklar Waffer atau rotary switch.
com = common | shared contact point, atau titik kontak umum | bersama.
- Saklar Type Thumbweel.
Saklar ini umumnya digunakan pada PCB (printed circuit board) | papan rangkaian tercetak
elektronik, untuk meilih berbagai konfigurasi operasi.
Untuk artikel berikutnya akan dibahas satu persatu dari jenis dan macam macam yang saya
sebutkan diatas.