Diperlukan adaptasi
Kebiasaan
Patofisiologi
• Proses penimbunan triasilgliserol berlebih
pada jaringan adiposa
• 3 proses fisiologis pengaturan keseimbangan
energi oleh Hipotalamus, yaitu :
– Pengendalian rasa lapar dan kenyang
– Mempengaruhi laju pengeluaran energi
– Regulasi sekresi hormon
Anamnesis
Usia (menopause)
Asupan gizi
Waist circumference
Neck Circumference
Diagnosis
Klasifikasi Berat Badan Menurut WHO
Klasifikasi Indeks Massa Tubuh
Klasifikasi Risiko relatif terjadinya penyakit terhadap berat badan dan lingkar
pinggang
Obese II ≥ 30
Dampak Obesitas terhadap Kualitas
Hidup
• Mengalami hambatan dalam melakukan
aktivitas fisik
• Penurunan performa pada aktivitas
• Penurunan fungsi kardiorespirasi
• Gangguan keseimbangan dan koordinasi
• Mengalami diskriminasi sosial
Body Functions
Activities Participation
and Structures
Environmental
Personal Factors
Factors
Mengurangi Meningkatkan
penggunaan aktivitas fisik
energi sebanyak sedang minimal
500 – 1000 kkal 150 menit per
per hari minggu
Latihan Aerobik
Latihan
kekuatan otot
Latihan
keseimbangan
Yang Harus Diperhatikan
Sebelum Tanda-tanda
Latihan kelelahan:
Mudah diregangkan
Manfaat Peregangan
• Lompat-lompat di tempat/
Salah meregangkan tubuh hingga
terasa sakit
Latihan Peregangan
• Tahanan: 6 detik
• Repetisi: 5 kali
• Frekuensi: 3x
sehari
Yang Harus Diperhatikan Saat
Peregangan
• Tidak memaksa sendi untuk meregang.
• Hati-hati pada individu osteoporosis.
• Lindungi fraktur yang baru mengalami perbaikan
(penyatuan).
• Hindari peregangan pada otot dan jaringan ikat yang
lama tidak digerakkan.
• Perhatikan tahanan, repetisi dan frekuensi secara
bertahap.
• Hindari peregangan pada jaringan yang edema.
• Hindari melakukan peregangan yang berlebih pada otot
yang lemah.
Setelah Peregangan
• Aplikasikan handuk dingin atau pendingin
→ meminimalisir pembengkakan otot
setelah peregangan akibat mikrotrauma
saat peregangan.
Latihan Aerobik
• Tujuan:
– Meningkatkan kemampuan fungsi sistem
kardiopulmoner
– Peningkatan kapasitas energi otot
• Patokan:
Bernapas dan berbicara bila sehabis
latihan nafasnya cepat dan sukar berbicara
dengan lancar (talking pace) → beban latihan
harus diturunkan
Latihan Aerobik
• Frekuensi : 1 – 7x/minggu
• Durasi : 30–60 menit/set, dimulai 15-30 menit
dinaikkan bertahap hingga 60 menit.
• Intensitas : target heart rate (60-85%) maksimal HR tanpa
komorbid, diukur tiap 10 menit selama latihan
dengan meraba arteri radialis selama 15 detik
dikalikan 4
Maksimal heart rate:
220–umur (usia >40 tahun)
200–umur (usia <40 tahun)
Pasien obesitas
dengan komplikasi:
• Osteoarthritis Genu
• Low Back Pain Dokter Spesialis Ilmu
• DM Tipe 2 Kedokteran Fisik dan
• Hipertensi Rehabilitasi
• Metabolic Syndrome
• Myocard Infarction
• Sleep Apnea
Algoritma Penanganan Obesitas
di PPK I
Obesitas
Penanganan PPK I
Pemeriksaan Antropometri
IMT, waist circumference, neck
circumference
Latihan
Peregangan
> 2 komplikasi
Aerobik
Kekuatan Otot
Keseimbangan PPK III
Kesimpulan
• Obesitas adalah penumpukan lemak yang abnormal yang
dapat mengakibatkan seseorang mengalami hambatan dalam
melakukan aktivitas fisik
• Rehabilitasi pasien obesitas tanpa komplikasi dapat diberikan
latihan dasar berupa: latihan peregangan, latihan aerobik,
latihan kekuatan otot, dan latihan keseimbangan
• Rehabilitasi pasien obesitas dengan komplikasi dapat
dirujukan kepada dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi, Spesialis Gizi Klinik, Spesialis Penyakit Dalam,
Spesialis Orthopedi, Spesialis Kesehatan Jiwa, dan dokter
spesialis lain sesuai komplikasi yang terjadi
Daftar Pustaka
1. Sugondo S. Obesitas: Ilmu Ajar Penyakit Dalam. Jakarta:
2006;1941-47
2. Tamin TZ. Model dan Efektivitas Latihan Endurans Untuk
Peningkatan Kebugaran Penyandang Disabilitas Intelektual
dengan Obesitas. Disertasi. Universitas Indonesia. 2009.
3. Wulandari L. Dampak Obesitas Terhadap Faal Paru.
Surabaya: RS Soetomo. FK Unair.
4. Katharina E. Impact of Physical Activity and Bodyweight
on Health Related Quality of Life in People with Type 2
Diabetes. Diabetes, Metabolic Syndromes and Obesity:
Target and Therapy 2012:5. P303-311
5. ICSI. Prevention and Management of Obesity (Mature
Adolescents and Adults). Bloomington; 2011.
Daftar Pustaka
6. Thomas A. Assessment of Quality of Life in Obese
Individuals. University of Pennsylvania School of Medicine,
Department of Psychiatry, Philadelphia, Pennsylvania.
7. Sherwood. From Cells to System. Department of
Physiology and Pharmacology School of Medicine West
Virginia University. 2010.
8. Buskirk ER. Obesity and Weight Control. Downey and
Darling Physiological Basis of Rehabilitation Medicine. 2nd.
481-495
9. SIGN. Management of Obesity: A National Clinical
Guideline. Edinburgh: Scottish Intercollegiate Guidelines
Network; 2010.
Daftar Pustaka
10. Perdosri. Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Jakarta: PT
Adhitama Multi Kreasindo; 2013
11. Perdosri. Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi. Jakarta: PT Adhitama Multi Kreasindo; 2012
12. Pedoman Pelayanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi pada
Disabilitas. Jakarta: PT Adhitama Multi Kreasindo; 2015
13. Koding ICD-10 & Modifikasi ICD-9 Layanan Rehabilitasi Medik.
Jakarta: PT Adhitama Multi Kreasindo; 2015
14. Perdosri. Pedoman Standar Pengelolaan Disabilitas Berdasarkan
Kewenangan Pemberi Pelayanan Kesehatan, Jakarta: PT Adhitama
Multi Kreasindo; 2013
15. Jacob JJ, Isaac R. Behavioral therapy for management of obesity.
2012;16(1):28–33.
Video Latihan - Obesitas
ILUSTRASI KASUS OBESITAS
• Pasien perempuan usia 30 tahun dengan
keluhan berat badan berlebih sejak muda.
• Saat ini berat badan 75 kg dengan tinggi badan
158 cm. Namun akhir-akhir ini dirasakan berat
badan bertambah drastis, tidak kuat berjalan
jauh.
• Diketahui pasien menyukai makanan cepat saji
serta ayah ibu pasien juga berperawakan
gemuk. Karena badannya yang gemuk pasien
merasa malu, menyalahkan orang tua dan
berpikiran apakah kegemukannya ini menjadi
sebab ia tidak kunjung menikah dan sulit
mendapat pekerjaan.
• Pemeriksaan fisik apa saja yang terkait fungsi
sesuai wewenang PPK I ?
• Sebutkan gangguan fungsi yang ada pada kasus
tersebut ?
• Sebutkan penanganan rehabilitasi medik yang
dapat diberikan sesuai level PPK 1
• Apakah perlu merujuk ke SpKFR di PPK 2 ?
• Apa yang anda jelaskan pada pasien tentang
pentingnya dirujuk ke SpKFR ?
• Bagaimana anda membuat surat rujukan ke PPK
2?
Surat Rujukan sesuai alur BPJS saat ini