Anda di halaman 1dari 5

Moluska

Moluscca

Ultry Saragih
Ultrysaragih.bio16@fkip.unsyiah.ac.id

Abstrak
Praktikum dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2017 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Syiah Kuala. Tujuan diadakan Praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai spesies dari
molluska dan klasifikasinya dan mengenal ciri-ciri dari masing-masing spesies. Moluska (filum Mollusca,
dari bahasa Latin: molluscus = lunak) merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke
dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput,
kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya metode yang dilakukan dengan cara mengamati
langsung preparat bekicot dan keong mas. Hasil yang didapat dari pengamatan adalah, molluska
merupakan hewan bertubuh lunak dan tidak bersegmen, kebanyakan memiliki cangkang yaitu internal
dan eksternal yanlg terbuat dari kitin dan kapur. Filum Mollusca terdiri dari 7 kelas Mollusca meliputi :
Aplacophora, Monoplacophora, Polyplacophora, Scaphopoda, Gastropoda, Cephalopoda dan
Pelecypoda .
Kata Kunci: molluska, astropoda,klasifikasi

Abstract
The practice was conducted on October 30, 2017 at the Biology Education Laboratory of FKIP
Syiah Kuala University. The purpose of this Practicum is to know the various species of molluscs and
their classification and to recognize the characteristics of each species. Molluscs (Mollusca phyla, from
Latin: molluscus = soft) are soft-bodied triploblastic selomata. It includes all soft animals with or without
shells, such as various types of snails, kitons, shellfish, and squid and its relatives methods by observing
directly the preparations of snails and snails. The results obtained from the observation is, molluska is a
soft-bodied and not segmented animals, mostly have a shell that is internal and external yanlg made of
chitin and lime. Mollusca's phylum consists of 7 classes of Mollusca include: Aplacophora,
Monoplacophora, Polyplacophora, Scaphopoda, Gastropoda, Cephalopoda and Pelecypoda.
Keywords: molluska, astropoda, classification
Pendahuluan
Annelida adalah cacing yang bersegmen-segmen atau beruas-ruas tubuhnya terdiri dari sederetan
sama (metameri) artinya tiap segmen tersebut mempunyai organ tubuh seperti alat reproduksi,otot,
pembuluh darah, yang tersendiri tetapi segmen tersebut tetap berhubungan satu sama lain dan
terkoordinasi. Terdapat selom yang besar dan jelas, beberapa sistem organ seperti peredaran darah, sistem
saraf telah berkembang dengan baik. (Cambel,2005: P.150)
Bagian kepala nereis terdiri dari ptortomium dan segmen petama (periostomium). Pada
prostomium sepasang tentakel kecil dan sepasang palp (embelan yang digunakan sebagai alat perasa dan
membantu ketika makan). Periostomium mempunyai empat pasang tentakel yang bersegmen-
segmenberikutnya memilki sepsang parapodia (semacam kaki berdaging) dengan rambut yang banyak.
Alat percernaan makanan terdiri atas mulut, faring, esofagus, usus, dan anus. Antara dinding tubuh dan
intestin terdapat selom yang berisi alat ekskresi (nepridium) dan alat-alat kelamin. (Radiopoetra, 2009:
p.51)
Polychaeta adalah kelas dengan rambut paling banyak di filum annelida. Polychaeta memilki
bagian tubuh yang terdiri dari kepala, mata, dan sensor palpus. Sedangkan polychaeta hidup di air,
mempunyia tubuh bersegmen dengan struktur mirip daging yang terbentuk mirip dayung, ini disebut
parapodia (tunggal). Berfungsi sebagi insang karena terdapat pembuluh darah halus. Di setiap parapodia
terdapat rambut halus yang sifatnya kaku yang disebut seta, rambut dilapisi kutikula sehingga licin.
Tubuhnya berukuruan 5-10 cm. (karta, 2006: p.19).
Oligochaeta merupakan kelas filum annelida yang mempunyai sedikit rambut. Oligochaeta hidup
didalam tanah atau tempat lembab, tetapi ada juga yang hidup di air. Karena mempunyai sedikit rambut
seta dan tidak mempunyai parapodia, sehingga kepalnya kecil, tidak memilki alat peraba, dan tidak
memilki bintik mata. Pada lapisan kulit terdapat bagian saraf dengan fungsi untuk menerima rangsangan.
Oligochaeta bersifat hermaprodit/monoceus dengan perkembangbiakkan secara generatif dengan
perkawinan, dan secara vegetatif dengan regenerasi. (Nasrudin 2007: p.23)
Kelompok ini dikenal dengan cacing tanah dan lintah, merupakan contoh anelida yang mudah
ditemukan. Bagian tubuhnya ditutupi kutikula dan terlihat adanya ruas ruas pendek berbentuk cincin.
Hewan ini termasuk triploblastik, yang mempunyai rongga tubuh sejati, karena rongga tubuh tersebut
telah dibatasi oleh mesodermis (mesodermis somatic) di sebelah luar yang berbatasan dengan ektodermis,
sedangkan di sebeleh dalam berbatasan dengan endodermis. Di dalam rongga tubuh terdapat saluran
pencernaan, pembuluh darah dan saraf. Sistem peredarannya tidak dilengkapi dengan jantung, daragnya
mengandung hemosianin yang mengalir sepanjang tubuhnya untuk mengedarkan oksigen yang diperoleh
melalui seluruh permukaan tubuhnya.
(Wahono, 2014: p. 64)

Metode/Cara kerja
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah mikroskop, pisau, buku dan pensil untuk mencatat. Adapun
bahan yang digunakan adalah formalin, alkohol, aquadest dan berbagai hewan dan preparat hewan
awetan.

Prosedur
Cara melakukan kegiatan kumpulkan hewan annelida yang terdapat dilingkungan masing-masing
sebanyak mungkin dan masukkan ke dalam tempat tertentu. Apabila hewan sulit diamati karena sangat
aktif maka matikan dengan memasukkan hewan tersebut kedalam formalin 10% atau kedalam alkohol
setelah itu angkat dari formalin dan bilaslah dengan air bersih. Perhatikan ciri dari masing-masing hewan
ini satu persatu dengan mengelompokkan berdasarkan ciri yang dominan dimiliki pada tingkat paling
tinggi.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa annelida merupakan
cacing yang memiliki tubuh bersegmen-segmen atau beruas-ruas yang disetiap segmen tersebut
mempunyai alat organ tubuh seperti alat reproduksi, otot, pembuluh darah, dan sebagainya. Annelida
memiliki tiga kelas yaitu Polychaeta, Olygochaeta, Hirudineae. Kelas polychaeta memilki contoh spesies
cacing laut, kelas oligochaeta mempunyai contoh spesies cacing tanah, dan kelas hirudinae mempunyai
contoh spesies lintah dan pacet.
Cacing tanah merupakan hewan hemafrodit, mereka melakukan pembuahan secara silang. Sel
sperma yang dipertukarkan disimpan dalam klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir)
mebentuk kokon. Kokon dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap menjadi
individu baru. Perkembangan vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti dengan regenerasi.
Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, hidup didalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam
air. Pada umumnya annelida hidup bebas, beberapa juga termasuk parasit. Disamping tubuhnya
bersegmen, juga tertutupi oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidemis dan sudah ada rongga
tubuh. Simetri bilateral berbentuk seperti gelang. Memiliki ronnga badan tripblastik. Ruas tubuhnya
segmen disebut sistem pencernaan lengkap atau sempurna. Annelida yang hidup ditanah berperan penting
dalam memperbaiki struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang penting untuk
menjaga kesuburan tanah. Bersifat metameri (antara segmen yang satu dengan segmen yang lainnya sama
baik bentuk luar maupun alat-alat tubuhnya. Memiliki tiga penyusun tubuh yaitu endoderma, mesoderma,
dan ektoderma.
Habitat cacing tanah ditemukan hidup di tanah. Cacing tanah melakukan respirasi melalui kulitnya,
dan memilki sistem transportasi ganda terdiri dari cairan selom yang bergerak dalam selom yang berisi
cairan dan sistem perdaran darah tertutup sederhana serta memiliki sistem saraf pusat sistem saraf pusat
terdiri dari dua ganglia atau mulut, satu dikedua sisi, terhubung ke tali saraf berlari kebali sepanjang
panjangnya ke neuron motor dan sel-sel sensorik disetiap segmen

Gambar 1. Cacing tanah (Lumbricus rubellus)

Klasifikasi cacing tanah

Kingdom :Animalia
Phylum :Annelida
Class :Clitellata
Order :Haplotaxida
Family :Lumbricidae
Genus :Lumbricus
Species : Lumbricus rubellus

Haemadipsa sp. atau pacet atau lintah darat merupakan cacing cincin (Annelida) yang memiliki gerakan
cepat dan agresif. Keluarga cacing ini merupakan pemakan darah hewan lain. Haemadipsa sp. dapat
mengetahui keberadaan mangsanya dari perubahan suhu, perubahan intesitas cahaya, dan aliran udara
yang berasal dari tubuh mangsanya. Pacet secara diam-diam mendekati mangsanya, kemudian meloncat
ke tubuh mangsanya. Gigitan pacet akan dilepaskan saat ia merasa tidak dapat lagi makan. Tubuh silinder
memanjang dengan kepala yang memiliki diameter lebih kecil dari diameter tubuh bagian tengah ataupun
bagian anus. Tubuhnya memiliki alat penghisap di kepala (sucker anterior) dan sucker posterior
digunakan untuk bergerak dan menempel Alat penghisap darah berada pada sucker anterior. Lintah
dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya. Lintah sehari-
hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air).

Simpulan dan Saran

Simpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah strktur morfologi pada cacing tanah yaitu mulut,
anterior, klitellum, organ kelamin, posterior, dan anus. Sedangkan untuk struktur anatominya yaitu anus,
klitellum, septum, lapisan otot, nefridium, selom, esofagus, saluran sperma, wadah mani, ganglion, urat
saraf, seta, mulut, otak, faring, hati, vesikula seminalis, ovarium, pembuluh darah, krop, rempela, dan
usus. Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet, memiliki
klitelium sebagai alat kopulasi. Klitelium adalah struktur reproduksi yang mensekresi cairan dan
membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi,
yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hemafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui larva trochophore
berenang bebas.

Saran

Gunakan waktu sebaiknya-baiknya pada saat praktikum karena tidak mungkin berlama-lama
dilaboratorium dan sebaiknya bawalah preparat yang masih segar dan dapat diamati dengan baik.

Daftar Pustaka
Cambel and Reece (2005). Biologi, Jakarta:
Erlangga.
Kartasapoetra (2006). Praktikum Zoologi.
Jurnal Biologi, Vol.3, No.4
Nasrudin (2007). Peranan oligochaeta filum
Annelida. Jurnal Biologi. Vol.4, No.2
Radiopoetra (2009). Zoologi Invertebrata.
Jakarta: Erlangga
Wahono Widodo, dkk. (2014). Ilmu
Pengetahuan Alam Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai