KATA PENGANTAR
Melaksanakan kebijakan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA pada tahun 2015 telah
melakukan pembinaan peningkatan mutu pendidikan melalui program SMA
Model/Rujukan sebanyak 300 SMA di 200 kabupaten/Kota dan 34 provinsi. Program
tersebut merupakan strategi pembinaan percepatan peningkatan dan perluasan mutu SMA
melalui praktik baik dan inovasi pendidikan berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP)
sebagai rujukan mutu bagi SMA lain. Menindaklanjuti program pembinaan SMA Rujukan di
atas, Direktorat Pembinaan SMA pada tahun anggaran 2016 akan melakukan penataan dan
penambahan sasaran serta perluasan lokasi SMA Rujukan dari 300 SMA (200
kabupaten/kota dan 34 provinsi) pada tahun 2015 menjadi 614 SMA yang tersebar di
seluruh kabupaten/kota dan provinsi.
Saran dan masukan sangat diharapkan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses
dan hasil pelaksanaan program SMA Rujukan.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah i
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 3
BAB V PENUTUP 34
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ii
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 2
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
posisi yang sangat strategis dalam mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi.
Oleh karena itu Direktorat Pembinaan SMA sebagai institusi pemerintah yang memiliki
fungsi perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan, fasilitasi dan pemberian
bimbingan di bidang kurikulum, sarana prasarana, kelembagaan dan peserta didik
SMA menganggap penting melakukan pembinaan melalui pengembangan SMA Rujukan
berbasis Standar Nasional Pendidikan.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 3
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
BAB II
LANDASAN PENGEMBANGAN
A. Landasan Filosofis
Penyelenggaraan program SMA Rujukan yang akan dijadikan sebagai rujukan bagi
sekolah lain pada dasarnya adalah peningkatan mutu sekolah yang didasari filosofi
eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme
berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi
peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses
pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan, kreatif, inovatif, dan eksperimentif,
menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.
Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan
dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai
sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait
dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumberdaya manusia
Indonesia yang mampu bersaing secara internasional. Dalam mengaktualkan kedua
filosofi tersebut, empat pilar pendidikan, yaitu: learning to know, learning to do,
learning to live together, and learning to be merupakan patokan berharga bagi
penyelarasan praktik-praktik penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, mulai dari
kurikulum, guru, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, hingga sampai
penilainya. (images.derizzain.multiply.multiplycontent. com).
Pada intinya bahwa peningkatan mutu pendidikan terletak pada bagaimana kurikulum
itu dikembangkan, mulai kompetensi yang diharapkan, isi/materi, proses, dan
penilaian. Sedangkan kurikulum berlandaskan pada ideologi Pancasila sebagai salah
satu esensi dari identitas nasional bangsa Indonesia yang digali dari dan hidup dalam
masyarakat bangsa Indonesia dan berkembang sepanjang sejarah serta menjadi sikap
hidup dan ideologi nasional sepenuhnya menjadi rujukan filosofik pengembangan
kurikulum (Pengembangan Kurikulum 2013). Berdasarkan hal-hal inilah maka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat program SMA Rujukan sebagai
implementasi dari sistem pendidikan nasional.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 4
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
B. Landasan Yuridis
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 5
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 6
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
C. Landasan Teoritis
Menurut Quisumbing (2003), kualitas pendidikan bersifat dinamis, saat ini berkualitas
namun saat mendatang mungkin sudah ketinggalan. Sedangkan menurut Stott, Fink &
Earl (2003), pencapaian kompetensi peserta didik yang menjadi tujuan pembelajaran
ditentukan oleh karakter peserta didik yang berbeda satu dengan lainnya, dan
memiliki keunikan. Karakter ini merupakan fungsi dari keturunan, pengalaman,
perspektif, latar belakang, bakat, minat, kapasitas, kebutuhan dan faktor lain dari
kehidupan. Untuk mewadahi praktik-praktik terbaik dalam peningkatan mutu
pendidikan dan lebih spesifik lagi dimaknai dengan belajar merefleksi pelaksanaan
tugas yang sesungguhnya adalah proses belajar dari pengalaman.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 7
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
Oleh karena itu peningkatan kualitas pendidikan harus dilakukan secara terus
menerus dan berkelanjutan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi
sebagai lembaga sosial ekonomi non profit yang memberikan pelayanan kebutuhan
pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat, sedangkan sebagai lembaga ekonomi,
sekolah menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi ekonomi
untuk hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Hal ini dilihat dari hasil
pendidikan yang memiliki dampak sosial dan ekonomi kepada masyarakat. Dampak
sosial dapat dilihat pada kehidupan bermasyarakat yang tenteram, aman, dan sentosa.
Dampak ekonomi dapat dilihat dari peningkatan kesejahteraan masyarakat. Etika
moral dan akhlak mulia masyarakat dapat dibangun melalui pendidikan, untuk
memberi ketenteraman kepada masyarakat. Kesejahteraan masyarakat tidak hanya
bersifat material tetapi juga sosial. Oleh karena itu semua negara berusaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, demikian juga dengan Indonesia melalui program
SMA Rujukan untuk mempersiapkan peserta didik dalam rangka menghadapi
persaingan era global.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 8
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
D. Landasan Empiris
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 9
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
E. Landasan Operasional
2. Ekosistem Pendidikan
Upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan layanan dan
pendidikan bagi orangtua akan dilakukan dengan kerangka pikir membentuk
insan dan ekosistem berkarakter. Dengan insan dan ekosistem pendidikan
berkarakter, diharapkan ada penyebarluasan praktik yang baik dan inovatif.
Ekosistem pendidikan tersebut adalah: (1) sekolah kondusif, (2) guru
penyemangat, (3) orangtua terlibat, (4) warga peduli, (5) industri suportif, (6)
organisasi profesi suportif, dan (7) pemerintah suportif. Ekosistem pendidikan
mendukung terwujudnya lulusan yang mandiri dan berkepribadian.
3. Revolusi Mental
Kemakmuran Indonesia dapat terwujud jika dilakukan manajemen dengan roh
revolusi mental. Revolusi mental merupakan pola yang harus dilakukan untuk
mengubah mental bangsa Indonesia yang saat ini dirasakan kurang mendukung
keterwujudan kemakmuran Indonesia. Konsentrasi revolusi mental bukan hanya
pada fisik dan pikiran semata, tetapi juga pada perubahan prilaku.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 10
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
Dengan demikian, ranah yang harus disentuh secara holistik, karena bidang inilah
yang secara intensif memupuk generasi muda tentang pengetahuan, keterampilan,
dan sikap di kelas-kelas. Kemudian, di jalur informal dan nonformal, bidang
pendidikan memberikan panduan normatif untuk berproses dalam
mengembangkan diri di tengah keluarga dan masyarakat. Tujuh jalan revolusi
mental yang ditempuh oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah
sebagai berikut:
a. Mengubah paradigma pendidikan “berdaya saing” menjadi pendidikan
”mandiri dan berkepribadian”;
b. Merancang kurikulum berbasis karakter dari kearifan lokal dan vokasi yang
beragam berdasarkan kebutuhan geografis daerah dan bakat anak;
c. Menciptakan proses belajar yang menumbuhkan kemauan belajar dari dalam
diri anak;
d. Memberi kepercayaan penuh pada guru untuk mengelola suasana dan proses
belajar pada anak;
e. Memberdayakan orangtua untuk terlibat pada proses tumbuh kembang anak;
f. Membantu kepala sekolah menjadi pimpinan yang melayani warga sekolah;
g. Menyederhanakan birokrasi dan regulasi pendidikan diimbangi
pendampingan dan pengawasan.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 11
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 12
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
BAB III
KONSEP SMA RUJUKAN
A. Pengertian
SMA Rujukan adalah SMA yang telah memenuhi atau melampaui SNP,
mengembangkan ekosistem sekolah yang kondusif sebagai tempat belajar,
mengembangkan praktik terbaik dalam peningkatan mutu berkelanjutan, melakukan
inovasi dan berprestasi baik akademik maupun non akademik, serta melaksanakan
program kebijakan pendidikan yang layak menjadi rujukan SMA lain. SMA Rujukan
merupakan sekolah rintisan bersama antara Dinas Pendidikan Kab/Kota, Dinas
Pendidikan Provinsi dan Kemendikbud guna percepatan dan perluasan peningkatan
mutu pendidikan SMA melalui pemenuhan SNP dan pengembangan program
keunggulan sesuai dengan potensi sekolah dan kebutuhan masyarakat. Sedangkan
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas delapan standar yaitu : Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan
Standar Pembiayaan.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 13
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
Profil sekolah adalah gambaran tentang kondisi yang memberikan fakta tentang hal-
hal khusus dari suatu sekolah. Profil SMA Rujukan adalah gambaran sekolah yang telah
telah memenuhi atau melampaui SNP, mengembangkan ekosistem sekolah yang
kondusif sebagai tempat belajar, mengembangkan praktik terbaik dalam peningkatan
mutu berkelanjutan, melakukan inovasi dan berprestasi baik akademik maupun non
akademik, serta melaksanakan program kebijakan pendidikan yang layak menjadi
rujukan SMA lain. Profil SMA Rujukan sebagaimana uraian berikut.
1. Standar Isi
Satuan pendidikan yang memenuhi Standar Isi sebagai berikut.
a. Memiliki dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
dikembangkan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan
Kurikulum 2013, serta pedoman penyusunan KTSP.
b. Memiliki dokumen KTSP yang dikembangkan dengan memperhatikan acuan
konseptual, prinsip pengembangan, dan prosedur operasional.
c. Memiliki dokumen KTSP yang mengembangkan praktik-praktik terbaik
d. Memiliki KTSP yang telah ditetapkan oleh Kepala Sekolah dan diketahui oleh
dinas pendidikan provinsi.
2. Standar Kompetensi Lulusan
Satuan pendidikan yang memenuhi Standar Kompetensi Lulusan sebagai berikut.
a. Peserta didik mencerminkan sikap orang yang beriman, berakhlak mulia,
berpengetahuan luas, berkemampuan pikir dan tindak yang efekti, kreatif dan
inovatif; sesuai rumusan kompetensi lulusan SMA.
b. Memiliki Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) dan indeks prestasi UN tinggi
(minimal 70)
c. Memiliki nilai rerata hasil ujian nasional 2 tahun terakhir minimal 70.
d. Minimal 50% lulusan diterima di perguruan tinggi.
e. Peserta didik memiliki kemampuan memanfaatkan lingkungan secara
produktif dan bertanggung jawab.
f. Peserta didik memiliki jiwa kolaboratif dan kompetitif
g. Peserta didik mampu memanfaatkan teknologi sebagai media komunikasi dan
informasi.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 14
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
3. Standar Proses
Satuan pendidikan yang memenuhi Standar Proses sebagai berikut.
a. Memiliki perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dari silabus;.
b. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP, melalui tahapan
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup dengan menerapkan
pendekatan saintifik.
c. Melaksanakan penilaian hasil belajar siswa menggunakan penilaian autentik,
dan menggunakan hasilnya untuk merencanakan program perbaikan,
pengayaan, dan layanan konseling.
d. Melaksanakan pengawasan pembelajaran secara periodik oleh kepala sekolah
dan pengawas sekolah dalam hal pembelajaran dan manajerial.
4. Standar Penilaian
Satuan pendidikan yang memenuhi Standar Penilaian sebagai berikut.
a. Melaksanakan penilaian mengacu pada prinsip-prinsip penilaian,
menggunakan pendekatan acuan patokan, sasaran penilaian mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang.
b. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan jurnal.
Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan antara lain melalui tes tulis, tes
lisan dan penugasan. Sedangkan penilaian kompetensi keterampilan dilakukan
melalui penilaian kinerja antara lain tes praktik, proyek dan portofolio.
c. Penilaian hasil belajar dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang dilakukan dalam bentuk penilaian
autentik, penilaian diri, penilaian proyek, ulangan harian, ulangan akhir
semester, ulangan akhir tahun, ujian sekolah, dan ujian nasional.
d. Laporan hasil penilaian dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan.
1) Laporan penilaian oleh pendidik dalam bentuk nilai dan/atau deskripsi
pencapaian kompetensi untuk pengetahuan dan keterampilan, serta
deskripsi untuk penilaian sikap. Laporan hasil penilaian disampaikan
kepada kepala sekolah dan pihak terkait lainnya, seperti wali kelas, guru
BK, dan orangtua;
2) Satuan pendidikan melaporkan hasil pencapaian kompetensi kepada
orangtua/wali dalam bentuk rapor, dan laporan hasil belajar tingkat
satuan pendidikan kepada dinas pendidikan.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 15
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 16
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
7. Standar Pengelolaan
Satuan pendidikan yang memenuhi Standar Pengelolaan adalah sebagai berikut.
a. Memiliki perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen;
b. Mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi,
tujuan, dan rencana kerja;
c. Pelaksanaan rencana kerja sekolah didasarkan pada struktur organisasi dan
pedoman pengelolaan secara tertulis dibidang kesiswaan, kurikulum dan
kegiatan pembelajaran, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, keuangan dan pembiayaan;
d. Mengembangkan sistem supervisi pembelajaran dan supervisi program
sebagai strategi penjaminan mutu.
e. Pelaksanaan rencana kerja mempertimbangkan budaya dan lingkungan
sekolah, serta melibatkan peran serta masyarakat.
8. Standar Pembiayaan
Satuan pendidikan yang memenuhi Standar Pembiayaan sebagai berikut.
a. Pembiayaan didasarkan pada rancangan biaya operasional program kerja
tahunan meliputi investasi, operasi, bahan atau peralatan dan biaya personal.
b. Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
c. Penggunaan dana dikelola dan dipertanggungjawabkan secara transparan dan
akuntabel.
9. Implementator kebijakan pendidikan
Menerapkan kebijakan-kebijakan antara lain :
a. Kurikulum 2013
b. Penumbuhan budi pekerti
c. Literasi
d. Kewirausahaan
e. Sekolah aman
f. Kebijakan terkini lainnya terkait SMA
10. Unggulan sekolah
a. Praktik baik dan inovasi pendidikan
b. Prestasi akademik dan non akademik
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 17
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
BAB IV
STRATEGI PENGEMBANGAN SMA RUJUKAN
A. Kebijakan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 18
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
Kebijakan Pemerintah
(Nawa Cita dan
Revolusi Mental)
Kebijakan Nasional
Pendidikan
(Kerangka Strategis
Kemendikbud)
Rancangan teknis
Strategi
implementasi
Manajemen :
Distribusi
Standar Nasional PENGEMBANGAN kewenangan dan
Pendidikan SMA RUJUKAN kewajiban
Fasilitasi : SDM,
sarpras, biaya
Monitoring dan
evaluasi
Perkembangan
Ekosistem Pendidikan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 19
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
Sebagaimana dapat dicermati dalam Gambar 1 agar SMA Rujukan dapat dijadikan
sebagai rujukan nasional, maka sekolah tersebut dikembangkan dengan
menggunakan tiga acuan utama, yaitu standar nasional pendidikan, kebijakan
pemerintah, dan perkembangan ekosistem pendidikan. Secara ringkas ketiga acuan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kebijakan Pemerintah
Agar SMA Rujukan yang dikembangkan senantiasa sesuai dengan rencana
pembangunan jangka menengah yang disusun oleh pemerintah, maka
pengembangannya harus mengacu kepada kebijakan pemerintah dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional yang pada era ini merupakan
terjemahan dari kebijakan pemerintah yaitu nawacita dan revolusi mental.
Nawacita dan revolusi mental tersebut dijabarkan antara lain ke dalam strategi
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional yang dikemas menjadi kerangka
strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Perkembangan Ekosistem Pendidikan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 20
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 21
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 22
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 23
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
SMA
SMA SMA
SMA SMA
SMA
Rujukan
SMA SMA
SMA
Rancangan program ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan utama yaitu: konsultasi,
supervisi, serta penyegaran dan pembaharuan rancangan. Deskripsi ketiga
kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 24
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
SMA
Workstation
Rujuka
n
Masukan
Direktorat Pembaharuan Sesuai SMA
Pembinaan SMA Dinamika Kebij. dan Imbas
Ekosistem Nasional
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 25
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
C. Strategi Implementasi
1. Tahapan Implementasi
Mendukung pengembangan SMA Rujukan, Direktorat Pembinaan SMA
memberikan dana bantuan pemerintah bagi SMA Rujukan untuk mengembangkan
kegiatan-kegiatan yang telah disepakati bersama. Besarnya dana bantuan
pemerintah disesuaikan kemampuan dan ketersediaan dana pemerintah pada
tahun yang bersangkutan. Dana bantuan pemerintah dialokasikan untuk
membiayai kegiatan koordinasi persiapan, pemenuhan dan peningkatan SNP,
peningkatan mutu pendidikan karakter, peningkatan mutu keunggulan sekolah,
implementasi kebijakan pendidikan dan pelaporan.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 26
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
Disadari bahwa pemenuhan SNP tidak dapat dilaksanakan sekaligus, oleh karena
itu perlu dibuat skala prioritas, dengan mempertimbangkan standar yang memiliki
ketercapaian tinggi dan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia di sekolah, baik
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, maupun
pembiayaan. Agar proses pemenuhan SNP dapat terlaksana secara efektif, efisien
dan memberi hasil yang optimal perlu adanya peranserta, kolaborasi dan
komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan dan pihak-pihak yang
terkait secara sinergis dan berkelanjutan.
Penjelasan Gambar 5.
a. Tahap Penataan
Tahun pertama merupakan tahap penataan. Kegiatan yang dilakukan adalah
persiapan, penyusunan program, konsolidasi, sosialisasi, asistensi, dan
sinkronisasi program.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 27
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
b. Tahap pemantapan
Tahun kedua merupakan tahap pemantapan antara lain:
1) Mengatasi kendala/permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
program kerja tahun pertama.
2) Memantapkan keterlaksanaan program kerja.
3) Bertukar pengalaman dengan sesama SMA Rujukan untuk menemukan
praktik-praktik yang baik (the best practices).
4) Menjalin kemitraan dengan berbagai instansi.
5) Melakukan inovasi dan kreasi keunggulan sekolah.
6) Melakukan pengimbasan praktik-praktik baik yang dimiliki sekolah
kepada sekolah lain disekitarnya.
c. Tahap kemandirian
Tahun ketiga merupakan tahap kemandirian. Pada tahap ini diharapkan SMA
Rujukan telah mandiri menjadi SMA yang telah memenuhi seluruh komponen
SNP dan memiliki keunggulan sekolah. Dengan berbekal pengalaman pada
tahap-tahap sebelumnya, diharapkan sekolah mampu mengembangkan
budaya mutu. Tahun 2018/2019 diharapkan SMA Rujukan yang telah dirintis
dan difasilitasi selama 3 tahun, sudah dalam tahap mandiri, menghasilkan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 28
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
2. Pengorganisasian Pembinaan
Dinas
Pendidikan Lembaga
Provinsi dan SMA Penjaminan
Dinas Rujuka Mutu
Pendidikan n Pendidikan
Kab/Kota (LPMP)
Pelibatan Publik
Penjelasan Gambar 6.
a. Direktorat Pembinaan SMA
Direktorat Pembinaan SMA sebagai pengelola dan pembina program SMA
Rujukan secara nasional mempunyai peran dan tugas:
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 29
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 30
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
e. SMA Rujukan
SMA Rujukan merupakan pelaksana program mempunyai tugas-tugas yang
berkaitan dengan tahap penataan, pemantapan, dan kemandirian antara lain
sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data dan informasi kondisi sekolah dan lingkungan
eksternal
2) Melakukan analisis konteks yang meliputi analisis SNP (diutamakan pada
SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian) dan analisis lingkungan
eksternal
3) Menyusun program kerja 3 tahun dan rencana kegiatan 1 tahun
pelaksanaan SMA Rujukan
4) Menetapkan target pencapaian per tahun selama 3 tahun
5) Berkoordinasi dengan Direktorat Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan
Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan proses dan hasil program kerja
6) Menyusun rencana penggunaan dana bantuan pemerintah,
menandatangani MoU, dan menerima dana bantuan pemerintah dari
Direktorat Pembinaan SMA.
7) Melaksanakan program kerja yang telah disepakati.
8) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan dan pengggunaan dana bantuan
pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
9) Melaporkan proses dan hasil pelaksanaan program kerja dan keuangan
bantuan pemerintah SMA Rujukan secara periodik kepada Direktorat
Pembinaan SMA, dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 31
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
f. Pelibatan Publik
Peran publik dan berbagai lembaga pemangku kepentingan pendidikan seperti
Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Perguruan Tinggi, Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK), merupakan dukungan eksternal bagi SMA Rujukan untuk
membantu pemenuhan SNP dan keunggulan sekolah. Dukungan dapat
diprogramkan dalam bentuk kemitraan, konsultasi, narasumber, bantuan
material pembelajaran, dan sejenisnya. Masyarakat dan orangtua diharapkan
juga berpartisipasi dalam mendukung penyelenggaraan SMA Rujukan.
3. Fasilitasi
Keberadaan SMA Rujukan perlu mendapat dukungan sumber daya yang memadai,
meliputi antara lain sumberdaya manusis, sarana prasarana, dan biaya. Dukungan
diberikan oleh pemerintah pusat (Direktorat Pembinaan SMA) dan pemerintah
daerah (Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota).
Fasilitasi yang dilakukan Direktorat Pembinaan SMA untuk SMA Rujukan
diberikan dalam bentuk asistensi, bantuan pemerintah, dan monitoring dan
evaluasi.
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup peningkatan kinerja SMA Rujukan meliputi :
a. Pemenuhan dan peningkatan mutu SNP khususnya Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar
Pengelolaan sebagai berikut.
1) Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan dapat dilaksanakan antara lain
melalui pemanfaatan hasil penilaian pada kompetensi sikap, pengetahuan,
dan kepribadian dalam penyusunan program perbaikan pembelajaran
untuk meningkatkan mutu lulusan.
2) Pemenuhan Standar Isi dapat dilaksanakan antara lain melalui
pengembangan dan pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku; sosialisasi
KTSP baik internal maupun eksternal, pelaksanaan, evaluasi, dan validasi
dokumen KTSP secara periodik.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 32
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 33
Konsep dan Pengembangan SMA Rujukan
BAB V
PENUTUP
Pembinaan SMA Rujukan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Oleh karena itu diharapkan
setiap unsur dapat berperan sarta seoptimal mungkin melalui berbagai upaya, seperti
dukungan kebijakan, anggaran, dan komitmen peningkatan mutu pendidikan sebagaimana
SNP. Dalam pemenuhan SNP, setiap satuan pendidikan dapat melakukan secara bertahap
dengan menentukan skala prioritas dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan dan
kemampuan satuan pendidikan untuk memenuhi komponen SNP tersebut. Hal lain yang
menjadi pembeda dengan SMA lainnya adalah tumbuh dan berkembangnya praktik-praktik
baik dan inovasi pendidikan yang menjadi unggulan dan kebanggaan sekolah. Disamping
itu SMA Rujukan juga sebagai pionir pelaksanaan kebijakan pendidikan terkini yang
ditetapkan kemendikbud.
Pengembangan SMA Rujukan yang dilakukan Direktorat Pembinaan SMA ini diharapkan
dapat ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan secara intensif kepada sekolah yang dijadikan
sebagai sekolah Rujukan, dengan harapan dapat dijadikan benchmark bagi sekolah lainnya.
Keberhasilan program SMA Rujukan sangat ditentukan oleh keaktifan sekolah dalam
melaksanakan dan mengembangkan inovasi-inovasi baru dibidang pelayanan pendidikan
untuk meningkatkan mutu lulusan.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 34