BIMFI Vol 2 No 2 PDF
BIMFI Vol 2 No 2 PDF
BIMFI
Volume 2 No. 2
Januari - Juni 2014
BIMFI
BERKALA
ILMIAH
MAHASISWA
FARMASI
INDONESIA
INDONESIAN PHARMACY STUDENT JOURNAL
ISSN 2302-7851
Volume 2 No. 2
Januari - Juni 2014
BIMFI
BERKALA
ILMIAH
MAHASISWA
FARMASI
INDONESIA
INDONESIAN PHARMACY STUDENT JOURNAL
SUSUNAN PENGURUS
ii
ISSN 2302-7851
DAFTAR ISI
Susunan Pengurus................................................................................................................................... ii
Daftar Isi...................................................................................................................................................... iii
Petunjuk Penulisan................................................................................................................................ iv
Setitik Ilmu................................................................................................................................................. ix
Sambutan Pimpinan Umum............................................................................................................... x
PENELITIAN
Formulasi Ekstrak Seduh Hepatoprotektor dari Ekstrak Sambiloto (Andrographis
paniculata)
Willi Tri Andika, Sujatmoko, M. Khairuman
.................................................................................................................................................................................................................................. 64
Preparasi, Karakterisasi dan Uji Efektivitas Lotion Fitosom Ekstrak Pegagan (Centella
asiatica) pada Mencit (Mus musculus) Balb/c Model Dermatitis Kontak Iritan
Oktavia Rahayu A, Pipit Sulistiyani, Zulkarnaen, Putri Fitri Alfiantya, Edwina Narulita Sari
.................................................................................................................................................................................................................................. 71
Activity Test of Lumbricus rubellus Protein Isolate on Bacillus subtilis with Agar Difussion
Method
V. Noviani, T. Terrawati, F. D. Anggraini, S. E. Suherman, M. A. Taufik
.................................................................................................................................................................................................................................. 82
Aktivitas Inhibisi Pseudomonas aeruginosa oleh Protein Cacing Tanah dengan Metode
Difusi Cakram
Susanti, Fitri Devi M, Zila Khuzaimah, Intan WS, Ika S, Riska R
.................................................................................................................................................................................................................................. 87
ADVERTORIAL
Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dalam Sediaan
Masker Peel Off sebagai Antioksidan
Sri Rahayu Evrilia, Hana Nopia, Sri Yannika
.................................................................................................................................................................................................................................. 94
Potensi Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) sebagai Obat Kumur untuk
Pengobatan Karies Gigi
Farah Naufal Kartiwa, Bella Fikka Gamila
.................................................................................................................................................................................................................................. 101
TINJAUAN PUSTAKA
Potensi Oksitosin sebagai Peptida Terapetik Antiobesitas dan Antidiabetes
Dewi Okta Briana, Oktavia Rahayu A
.................................................................................................................................................................................................................................. 109
iii
PETUNJUK PENULISAN
Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI) adalah publikasi tiap enam bulanan yang
menggunakan sistem seleksi peer-review dan redaktur. Naskah diterima oleh redaksi, mendapat seleksi
validitas oleh peer-reviewer, serta seleksi dan pengeditan oleh redaktur. BIMFI menerima artikel
penelitian asli yang berhubungan dengan kelompok bidang ilmu farmakologi, farmasetika,teknologi
sediaan farmasi, farmakognosi, fitokimia, kimia farmasi, bioteknologi farmasi, artikel tinjauan pustaka,
laporan kasus, artikel penyegar ilmu kedokteran dan kesehatan, advertorial, petunjuk praktis, serta
editorial. Tulisan merupakan tulisan asli (bukan plagiat) dan sesuai dengan kompetensi mahasiswa
farmasi.
Kriteria Artikel
1. Penelitian asli: hasil penelitian asli dalam ilmu farmasi, kesehatan masyarakat, dan ilmu dasar
farmasi. Format terdiri dari judul penelitian, nama dan lembaga pengarang, abstrak, dan teks
(pendahuluan, metode, hasil, pembahasan/diskusi, kesimpulan, dan saran).
2. Tinjauan pustaka: tulisan artikel review/sebuah tinjauan terhadap suatu fenomena atau ilmu
dalam dunia farmasi, ditulis dengan memerhatikan aspek aktual dan bermanfaat bagi pembaca.
3. Laporan kasus: artikel tentang kasus yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca. Artikel ini
ditulis sesuai pemeriksaan, analisis, dan penatalaksanaan sesuai kompetensi farmasi. Format
terdiri dari pendahuluan, laporan, pembahasan, dan kesimpulan.
4. Artikel penyegar ilmu farmasi: artikel yang bersifat bebas ilmiah, mengangkat topik-topik
yang sangat menarik dalam dunia farmasi atau kesehatan, memberikan human interest karena
sifat keilmiahannya, serta ditulis secara baik. Artikel bersifat tinjauan serta mengingatkan pada
hal-hal dasar atau farmasi yang perlu diketahui oleh pembaca.
5. Editorial: artikel yang membahas berbagai hal dalam dunia farmasi dan kesehatan, mulai dari
ilmu dasar farmasi, berbagai metode terbaru, organisasi, penelitian, penulisan di bidang
farmasi, lapangan kerja sampai karir dalam dunia farmasi. Artikel ditulis sesuai kompetensi
mahasiswa farmasi.
6. Petunjuk praktis: artikel berisi panduan analisis atau tatalaksana yang ditulis secara tajam,
bersifat langsung (to the point) dan penting diketahui oleh pembaca (mahasiswa farmasi).
7. Advertorial: artikel singkat mengenai obat atau kombinasi obat terbaru, beserta penelitian, dan
kesimpulannya. Penulisan berdasarkan metode studi pustaka.
iv
Petunjuk Bagi Penulis
1. BIMFI hanya akan memuat tulisan asli yang belum pernah diterbitkan pada jurnal lain.
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan benar, jelas, lugas, serta
ringkas. Naskah diketik di atas kertas A4 dengan dua (2) spasi, kecuali untuk abstrak satu (1) spasi.
Ketikan tidak dibenarkan dibuat timbal balik. Ketikan diberi nomor halaman mulai dari halaman
judul. Batas atas, bawah, kiri dan kanan setiap halaman adalah 2.5 cm. Naskah terdiri dari maksimal
15 halaman.
3. Naskah harus diketik dengan komputer dan harus memakai program Microsoft Word. Naskah
dikirim melalui email ke alamat bimfi@ismafarsi.org dengan menyertakan identitas penulis beserta
alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
4. Untuk keseragaman penulisan, khusus naskah Penelitian asli harus mengikuti sistematika sebagai
berikut:
1. Judul karangan (Title)
2. Nama dan Lembaga Pengarang (Authors and Institution)
3. Abstrak (Abstract)
4. Naskah (Text), yang terdiri atas:
- Pendahuluan (Introduction)
- Metode (Methods)
- Hasil (Results)
- Pembahasan (Discussion)
- Kesimpulan
- Saran
5. Daftar Rujukan (Reference)
5. Untuk keseragaman penulisan, khusus naskah Tinjauan pustaka harus mengikuti sistematika
sebagai berikut:
1. Judul
2. Nama penulis dan lembaga pengarang
3. Abstrak
4. Naskah (Text), yang terdiri atas:
- Pendahuluan (termasuk masalah yang akan dibahas)
- Pembahasan
- Kesimpulan
- Saran
5. Daftar Rujukan (Reference)
6. Judul ditulis dengan huruf besar, dan bila perlu dapat dilengkapi dengan anak judul. Naskah yang
telah disajikan dalam pertemuan ilmiah nasional dibuat keterangan berupa catatan kaki.
7. Nama penulis yang dicantumkan paling banyak enam orang, dan bila lebih cukup diikuti dengan
kata-kata: dkk atau et al. Nama penulis harus disertai dengan asal fakultas penulis. Alamat
korespondensi ditulis lengkap dengan nomor telepon dan email.
8. Abstrak harus dibuat dalam bahasa Inggris serta bahasa Indonesia. Panjang abstrak tidak melebihi
200 kata dan diletakkan setelah judul makalah dan nama penulis.
v
9. Kata kunci (key words) yang menyertai abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Kata kunci diletakkan di bawah judul setelah abstrak. Tidak lebih dari 5 kata, dan sebaiknya bukan
merupakan pengulangan kata-kata dalam judul.
10. Kata asing yang belum diubah ke dalam bahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring (italic).
11. Tabel
12. Gambar
13. Metode statistik
14. Ucapan terima kasih
15. Daftar rujukan disusun menurut sistem Vancouver, diberi nomor sesuai dengan pemunculan dalam
keseluruhan teks, bukan menurut abjad. Contoh cara penulisan dapat dilihat
i. Artikel standar
Vega Kj, Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an increased risk for
pancreatobiliary disease. Ann Intern Med 1996 Jun 1;124(11):980-3.
atau
Vega Kj, Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an increased risk for
pancreatobiliary disease. Ann Intern Med 1996;124:980-3.
vi
vii. Volum dengan bagian
Ozben T, Nacitarhan S, Tuncer N. Plasma and urine sialic acid in non-insulin dependent
diabetes mellitus. Ann Clin Biochem 1995;32(Pt 3):303-6.
i. Penulis perseorangan
Ringsven MK, Bond D. Gerontology and leadership skills for nurses. 2nd ed. Albany (NY):
Delmar Publishers; 1996.
v. Prosiding konferensi
Kimura J, Shibasaki H, editors. Recent advances in clinical neurophysiology. Proceedings of
the 10th International Congress of EMG and Clinical Neurophysiology; 1995 Oct 15-19;
Kyoto, Japan. Amsterdam: Elsevier; 1996.
vii
vi. Makalah dalam konferensi
Bengstsson S, Solheim BG. Enforcement of data protection, privacy and security in medical
information. In: Lun KC, Degoulet P, Piemme TE, Rienhoff O, editors. MEDINFO 92.
Proceedings of the 7th World Congress on Medical Informatics; 1992 Sep 6-10; Geneva,
Switzerland. Amsterdam: North-Hollan; 1992.p.1561-5.
viii. Disertasi
Kaplan SJ. Post-hospital home health care: the elderly/access and utilization [dissertation].
St. Louis (MO): Washington univ.; 1995.
x. Materi audiovisual
HIV + AIDS: the facts and the future [videocassette]. St. Louis (MO): Mosby-Year book; 1995.
3. Materi elektronik
viii
SETITIK ILMU
Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI) atau Indonesian Pharmacy Student Journal
merupakan berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia
(ISMAFARSI) setiap enam bulan sekali.
Berkala ilmiah ini merupakan langkah awal ISMAFARSI dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa
farmasi akan berkala ilmiah dan upaya pemetaan penelitian terkait ilmu kefarmasian di Indonesia.
Maka dari itu, BIMFI berazaskan dari, oleh, dan untuk mahasiwa. Kriteria jenis tulisan yang tercantum
dalam BIMFI adalah penelitian asli, tinjauan pustaka, laporan kasus, artikel penyegar, editorial,
petunjuk praktis, dan advertorial yang dibuat oleh mahasiswa farmasi Indonesia. Karya ilmiah yang
dipublikasikan merupakan artikel terbaik yang sudah menjalani tahap penyaringan dan penilaian. Hal
tersebut didukung oleh sistem redaksional yang digunakan, yaitu seleksi oleh editor dan redaktur, serta
penilaian oleh mitra bestari, yang ahli di bidangnya masing-masing.
Karya ilmiah yang dimuat dalam BIMFI terbagi dalam kelompok bidang ilmu, seperti
Farmakologi, Farmakoterapi, Farmasetika, Teknologi Sediaan Farmasi, Farmakognosi, Fitokimia, Kimia
Farmasi, Analisis Farmasi, Mikrobiologi Farmasi, dan Bioteknologi Farmasi. Karya yang dipublikasikan
adalah tulisan asli (bukan plagiat) dan sesuai dengan kompetensi mahasiswa farmasi.
Sebagai tahap awal penyebaran, BIMFI dalam bentuk cetak akan dibagikan ke beberapa
Fakultas atau Prodi Farmasi di Indonesia. Pada tahap selanjutnya, BIMFI akan dibagikan ke seluruh
Fakultas atau Prodi Farmasi, Asosiasi Institusi Farmasi, Organisasi Profesi Farmasi, dan beberapa
perpustakaan di Indonesia untuk menjamin penyampaian informasi kepada para mahasiswa farmasi
Indonesia. Selain itu, BIMFI juga tersedia dalam bentuk electronic journal yang bisa diakses di website.
Dengan demikian, BIMFI diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa farmasi akan informasi
ilmu kefarmasian.
ix
SAMBUTAN PIMPINAN UMUM
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan
kesempatan sehingga BIMFI ini bisa kembali hadir di dunia kefarmasian Indonesia. Salawat selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan umat manusia hingga akhir zaman.
Terima kasih tak lupa diucapkan kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam proses perjalanan
hingga terbitnya BIMFI ini.
Menulis sebuah artikel ilmiah bagi sebagian besar mahasiswa farmasi mungkin bukan menjadi
hal baru. Namun, untuk mempublikasikan karya yang telah dibuat, masih kurang membudaya bagi
mahasiswa. Sebagai wadah jurnal mahasiswa farmasi pertama dan satu-satunya di Indonesia, BIMFI
telah berhasil menjadi konsumsi yang produktif untuk perkembangan ilmu kefarmasian bagi
mahasiswa dan akademisi farmasi. BIMFI dapat dijadikan acuan referensi jurnal bagi mahasiswa sesuai
kebutuhannya. Melalui BIMFI, ISMAFARSI telah menunjukkan kesungguhannya dalam mendukung
Dirjen Dikti Kemendikbud Republik Indonesia, mengenai Wajib Publikasi Ilmiah bagi S1, sehingga dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan jumlah publikasi ilmiah di Indonesia.
Memasuki tahun kedua, BIMFI telah tersebar luas di beberapa kampus farmasi dari Aceh hingga
Manado dan menoreh prestasi sebagai Sub BIMKES (Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Indonesia)
terbaik. BIMFI diharapkan dapat terus menjadi salah satu wadah mahasiswa melatih budaya
mempublikasikan tulisan ilmianya. Dengan adanya berkala ilmiah ini, kami juga berharap dapat
melakukan pemetaan terhadap penelitian terkait ilmu kefarmasian di Indonesia.
Dengan mengingat bahwa ilmu kefarmasian terbagi dalam banyak bidang ilmu, artikel-artikel
yang dipublikasikan dalam BIMFI diklasifikasikan menjadi beberapa jenis tulisan. Sebanyak 4 artikel
penelitian, 2 artikel advertorial, dan 1 artikel tinjauan pustaka dimuat pada edisi ini. Hanya artikel yang
berkualitas dan terbaik yang bisa dimuat di BIMFI karena artikel-artikel yang masuk telah melalui
proses seleksi yang panjang dan proses revisi dari dewan redaksi bersama mitra bestari.
Terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf apabila ada kesalahan yang telah penyusun
lakukan. Sampai berjumpa pada edisi berikutnya. Partisipasi teman-teman mahasiswa farmasi akan
selalu kami nantikan. Semoga berkala ilmiah ini dapat terus membawa manfaat bagi kita semua.
Hidup Mahasiswa Farmasi Indonesia!
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
M. Khairuman
x
FORMULASI EKSTRAK SEDUH HEPATOPROTEKTOR
Penelitian DARI EKSTRAK SAMBILOTO (Andrographis paniculata)
ABSTRAK
Masalah kesehatan yang muncul sering kali lambat disadari kemunculannya, seperti masalah
kerusakan hati yang sulit dideteksi. Karena itu diperlukan suatu agen praktis sehari-hari yang dapat
mencegah kerusakan hati akibat makanan maupun xenobiotik. Penelitian ini ditujukan untuk membuat
formulasi ekstrak seduh sambiloto (Andrographis paniculata) yang memiliki andrografolid dengan
aktivitas antihepatotoksik yang baik. Penelitian ini dimulai dengan melakukan praformulasi untuk
menentukan dosis, ekstraksi simplisia sambiloto menggunakan metode soxhletasi dengan pelarut
etanol 95%, kemudian dilakukan karakterisasi ekstrak cair, pengentalan ekstrak, karakterisasi ekstrak
kental, dan tahap formulasi. Hasil rendemen ekstrak yang didapatkan sebanyak 4,33% b/b;pH 6;enam
bercak berpendar pada sinar UV 254 nm dan UV 366 pada ekstrak cair dan tiga bercak pada sediaan
dengan eluent etil asetat:kloroform:metanol 0,66:8,9:0,44; kadar air 20% v/b; bobot jenis 0,815;
kerapatan 0,784 g/mL; kadar sari larut air 6%; kadar sari larut etanol 17% dan DER 23,11. Didapatkan
formula untuk ekstrak seduh untuk dua kali pemberian sebagai berikut: ekstrak sambiloto 2,7 g;
NaCMC 1%; PGA; 2%; propil paraben; 0,05%, amilum 30%; sukrosa 40%.
ABSTRACT
Health problems are mostly late to be aware of, for instance liver damage which is almost impossible
to detect in early stage. Due to this problem, a practical daily agent of hepatoprotector caused by
foods and xenobiotics is highly needed. This research aimed to formulate an instant granule of
sambiloto (Andrographis paniculata) that has andrographolide a good antihepatotoxicity agent. This
research began with preformulation to determine dose, extraction of sambiloto simplisia by
soxhletation using ethanol 95% as solvent; then characterization of liquid extract and extract
thickening was done, and next step was formulation. The rendemen result came up with 4,33% w/w;
pH 6; six fluorescents spotted under UV 254 nm and UV 366 nm for liquid extract and three
fluorescents spotted for the granule, eluent consisted of ethyl acetate:chloroform:methanol
0,66:8,9:0,44 were used; water content 20% v/w; specific grafity 0,815; density 0,784 g/mL; extract
dissolved in water 6%; extract dissolved in ethanol 17%; and DER 23,11. Formula earned from
analysis for two dose of instant granule: sambiloto extract 2,7 g; NaCMC 1%; PGA; 2%; propyl
paraben; 0,05%, amylum 30%; andsucrose 40%.
Pada tabel 2 standardisasi ekstrak didapatkan pengisi ekstrak seduh karena dapat mengikat air
kadar air yang masih cukup tinggi 20% v/b hal ini dan mengeringkan sediaan.
merupakan alasan dipilihnya amilum sebagai zat
366 nm 254 nm
Gambar 3. Pola KLT sediaan dan ekstrak.
Kromatogram pada tabel 3 dan gambar 3 seberapa besar khasiat yang dimiliki sediaan
dari ekstrak dan sediaan memiliki perbedaan sebagai hepatoprotektor.
jumlah dan Rf bercak yang disebabkan oleh
NaCMC dan gom arab yang kuat mengikat zat DAFTAR PUSTAKA
aktif sehingga tidak terbawa oleh pelarut. [1] Prapanza, I & Marianto, L. A. Khasiat dan
Manfaat Sambiloto. Agromedia Pustaka.
Jakarta. 2003.
4. SIMPULAN [2] Utami, P.Tanaman Obat untuk Mengatasi
Rematik dan Asam Urat. Agromedia
Simplisia sambiloto diekstraksi
Pustaka. Jakarta.2003.
menggunakan metode soxhlet dan dibuat ekstrak [3] Suryo, J. Herbal Penyembuh Wasir dan
Kanker Prostat. Bentang Pustaka.
kental yang dibuat menjadi sediaan dengan
Yogyakarta. 2010.
bentuk serbuk seduh, dengan tambahan amilum, [4] Wahyuni, Sri. Pengaruh Daun Sambiloto
(Andrographis Paniculata, Nees) Terhadap
sukrosa, propil paraben sebagai pengawet,
Kadar SGPT dan SGOT Tikus Putih.
natrium CMC dan gom arab. Jurnal Gamma Universitas Muhamadiyah
Malang. Jurnal Gamma, 2005. (1): 1.
[5] Chaerunnisa, Anis Yohana, dkk.
5. SARAN Farmasetika Dasar. Widya Padjadjaran.
Bandung. 2009.
Dari hasil penelitian ini disarankan untuk
dilanjutkan pengujian aktivitas sediaan dan
ABSTRAK
Dermatitis Kontak Iritan (DKI) merupakan penyakit kulit yang sering terjadi akibat paparan zat iritan
yang menginduksi inflamasi kulit tanpa melibatkan produksi antibodi. Pendekatan terapeutik DKI
hanya berupa pemberian kortikosteroid topikal atau sistemik, yang tentunya dapat memberikan efek
samping dalam jangka panjang seperti atrofi kulit. Salah satu tanaman herbal di Indonesia, yaitu
pegagan (Centella asiatica) mengandung glikosida saponin triterpenoid yang mempunyai efek
sebagai antiinflamasi. Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian efek ekstrak dan fitosom ekstrak
herba pegagan dalam bentuk sediaan lotion terhadap DKI pada mencit model dermatitis kontak iritan.
Fitosom ekstrak dibuat sebagai model drug delivery system untuk meningkatkan efek terapi ekstrak
pegagan. Ekstrak dan fitosom ekstrak dikarakterisasi dengan menggunakan spektroskopi FT-IR, LC-
MS/MS, dan SEM. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas sediaan lotion fitosom ekstrak pegagan
(L2) yang dibandingkan dengan lotion ekstrak pegagan tanpa diformulasikan dalam bentuk fitosom
(L1) sebagai penatalaksanaan dermatitis kontak iritan. Simplisia herba pegagan diekstraksi secara
maserasi dengan pelarut etanol selama 24 jam dengan re-maserasi 3 kali. Dermatitis kontak iritan
diinduksi dengan sodium lauril sulfat (SLS) yang diaplikasikan sehari sekali selama 3 minggu pada
kulit dorsal mencit Balb/c. Mencit dikelompokkan menjadi 6 kelompok: kontrol negatif, kontrol positif,
kelompok perlakuan preventif (L1, L2) dan kelompok perlakuan kuratif (L1,L2). Perubahan patologi
dievaluasi menggunakan pewarnaan H & E. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa rentang diameter
fitosom antara 1,39-2,06 μm.Spektrum FT-IR menunjukkan fitosom memiliki pola serapan dengan
jenis ikatan O-H, C-H, C-O, dan C=C. Hasil spektogram menunjukkan adanya asiatikosida dengan
berat molekul m/z 957,00 yang dikalkulasikan untuk m/z 468,30; m/z 469,54; dan m/z 470,89.
Asiatikosida yang terkandung pada setiap gram ekstrak adalah 3,02% dan pada fitosom adalah
0,342%. Uji mutu farmasetik yang dilakukan adalah tipe emulsi berupa m/a dan pH 5. Uji ANOVA
menunjukkan bahwa pemberian kedua jenis lotion secara bermakna menurunkan jumlah leukosit dan
spongiosit pada jaringan kulit (p=0,00). Kesimpulan penelitian adalah bahwa pemberian lotion fitosom
ektrak pegagan dapat digunakan untuk alternatif penatalaksanaan dermatitis kontak iritan, baik
sebagai preventif maupun kuratif, serta menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan lotion
yang mengandung ekstrak saja.
ABSTRACT
Irritant contact dermatitis (ICD) is among the most common skin disorders in human that induce skin
inflammation without the production of specific antibodies. The most common therapeutic approach for
these disorders currently relies upon the systemic or topical aplication of corticosteroids. Although
these medications generally improve clinical symptoms, systemic and/or local side effects can occur
with prolonged used. A herbal drug such as Centella asiatica (in Indonesia is known as pegagan)
containing triterpenoid saponins which acts as anti inflammatory. In this research the effectiveness of
extract and phytosome of pegagan extract in form of lotion agains ICD in mice has been caried out.
Phytosome of extract acted as a model of drug delivery system to increase its therapeutic effects.
Extract and phytosome were characterized by using FT-IR, LC-MS/MS spectroscopy and SEM.
However, no study has been conducted to investigate Centella asiatica as anti inflammatory of mice
bagian dorsal mencit yang sudah dibersihkan Hasil pengukuran mencit kontrol dan
bulunya dengan ukuran 1cmx1cm. Untuk perlakuan dianalisa secara statistik dengan
kelompok kontrol positif, pemberian SLS dengan menggunakan program IBM SPSS
dilakukan setiap hari selama tiga minggu tanpa Statistics 20 dengan tingkat signifikansi 0,05 (p =
perlakuan tambahan. Sedangkan untuk seluruh 0,05). Langkah-langkah uji hipotesis komparatif
2. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Senyawa terhadap muatan. Hasil spektogram LC-MS/MS
Asiatikosida ekstrak dan fitosom (Gambar 3.2) menunjukkan
LC-MS/MS memberikan informasi lebih adanya asiatikosida dengan berat molekul m/z
terstruktur sehingga identifikasi senyawa secara 957,00 yang dikalkulasikan untuk m/z 468,30;
kualitatif lebih spesifik dibandingkan HPLC m/z 469,54; dan m/z 470,89. Linearitas variasi
karena pada LC-MS/MS tidak hanya waktu standar asiatikosida 250 ppb sampai 1250 ppb
2
retensi yang diamati, tetapi juga pemisahan ion versus luas area kromatogram memberikan R =
suatu senyawa.(16) Uji konfirmasi pada LC- 0,9905 dengan persamaan regresi Y = 114,86x-
MS/MS dilakukan untuk mengetahui fragmentasi 3834,4. Hasil uji kuantitatif menunjukkan bahwa
ion asiatikosida untuk memperkuat identifikasi setiap 1 gram ekstrak pegagan mengandung
kualitatif dengan melihat perbandingan massa 3,02% asiatikosida dan setiap 1 gram fitosom
mengandung 0,342% asiatikosida.
positif menunjukkan hasil yang signifikan yaitu spongiosit yang tidak bermakna. Pada kelompok
preventif L1 dan L2 didapatkan nilai p=.781.
0.000. Sedangkan jika dibandingkan dengan
kontrol negative menunjukkan nilai tidak Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik makna
klinis bahwa kedua lotion L2 dapat digunakan
signifikan atau p>0.05 hanya kuratif L1 p< 0.05.
sebagai alternatif terapi preventif untuk DKI.
sehingga lotion dapat digunakan sebagai
penatalaksanaan dermatitis kontak iritan. Sementara itu jika dibandingkan antara
kelompok kontrol negatif dengan kelompok
3.4. Efektivitas L’ADERMA dalam Optimasi kuratif L1 didapatkan nilai p=.017. Pada
ABSTRAK
Secara empiris, cacing Lumbricus rubellus sering digunakan sebagai obat tradisional tambahan untuk
membantu pengobatan penyakit tifus. Lumbricus rubellus dipercaya dapat membunuh bakteri
berdasarkan protein yang dikandungnya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kerentanan bakteri
Bacillus substilis terhadap isolat protein Lumbricus rubellus. Percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh fraksi protein cacing terhadap zona hambat yang ditimbulkan (sehingga
diambillah fraksi dengan nilai absorbansi tertinggi) yaitu 0,527, 0,643, and 0,434 (nilai absorbansi
berbanding lurus dengan konsentrasi protein cacing). Metode yang digunakan adalah difusi agar
dengan melihat zona inhibisi (zona bening) yang terbentuk sebagai suatu tanda timbulnya efek dan
dilakukan pembandingan terhadap baku pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona
inhibisi tidak terbentuk yang menunjukkan bahwa isolat protein cacing belum memberi efek terhadap
bakteri Bacillus subtilis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa isolat protein cacing kurang tepat untuk
digunakan dengan konsentrasi rendah. Konsentrasi isolat protein cacing perlu ditingkatkan untuk
mendapatkan titik penghambatan terutama dalam hal menimbulkan efek bagi tubuh.
Kata kunci: isolat protein, nilai absorbansi, zona inhibisi, Lumbricus rubellus, Bacillus subtilis
ABSTRACT
Empirically, worms Lumbricus rubellus used as an auxiliary drug of typhoid that believed could kill
bacteria with their protein. Observation was used to acknowledge the susceptibility of Bacillus subtilis
toward Lumbricus rubellus worm protein isolate. This practice tried to test the suceptibility of
Lumbricus rubellus toward protein isolate which was got through protein isolation based on different
absorbances (higher absorbance of all fraction), those absorbances are 0,527, 0,643, and 0,434
(absorbance value is comparable with concentration). The method which used was agar diffusion to
test the inhibition zone as meaning gave effect at all fraction, and those fractions were compared with
standard protein isolates. The result showed that the inhibition zones were not formed, it showed that
the worm protein isolate did not give effect to the bactery. This discovery suggested that this worm
protein isolate is not proper to used, moreover the concentration of this isolate needs to be increased
in order to get the inhibition point. This work increases our understanding of the inhibition method.
Keywords: proten isolate, absorbance value, inhibition zone, Lumbricus rubellus, Bacillus subtilis
21 0.295 0.233
6. ACKNOWLEDGEMENT
This worm protein isolation process helped completing this study in the planning,
begins with the extraction. The extraction process implementating, until writing this article.
are stored into a test tube and kept in ice to [1] Cho, j.h., c.b. Park, y.g. Yoon dan s.c. Kim.
1998. Lumbricin i, a novel proline-rich
prevent protein damage. Next is fractionation antimicrobial peptide from the earthworm:
process. Fractionation performed using the gel purification, cdna cloning and molecular
characterization. Biochim. Biophys. Acta.
filtration chromatography method by filtering 1408 (1): 67–76.
proteins by spesific gel which is then passed by [2] Madigan m, martinko j. Brock biology of
microorganisms (11th ed.). Prentice hall.
tris-HCl buffer solution and then stored in a vial 2005.
per 5 ml (20 vials). Then, absorbance value of [3] Young, v.r. Protein and amino acids. In:
present knowledge in nutrition. 8th edition.
the fractions were measured with high Bowman ba and russel rm (eds).
performance liquid chromatography detector. International life sciences institute,
washington dc. Chapter 5, pp. 43-58. 2001.
Absorbance was measured at two kind of
wavelengths, on 260 and 280 nm. After that,
activity testing of the protein was obtained
against the bacteria Bacillus subtilis. However, it
turns out that the protein does not produce
inhibitory diameter of the test bacteria. It can be
concluded that the protein does not have activity
against the bacteria Bacillus subtilis.
ABSTRAK
Bagi sejumlah orang, cacing tanah merupakan binatang yang menjijikan. Namun, dibalik tubuhnya
yang panjang dan kurus tersimpan berjuta-juta manfaat. Cacing tanah terkenal sebagai penggembur
tanah, makanan burung, dan digunakan sebagai umpan memancing. Ternyata hewan ini juga
bermanfaat bagi dunia medis dan kesehatan. Orang-orang biasanya menggunakannya untuk
pengobatan tifus, diare, sirkulasi darah, pencernaan, antipiretik, dan menjaga kesehatan kulit. Orang-
orang mengonsumsinya dalam bentuk kapsul yang mengandung bubuk kering cacing tanah. Cacing
tanah merupakan sumber protein yang baik. Pseudomonas aeruginosa merupakan suatu bakteri gram
negatif, dan berbentuk batang. Pseudomonas aeruginosa biasanya menginfeksi saluran paru, saluran
kencing, luka bakar, luka, dan juga menyebabkan infeksi darah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh fraksi protein cacing tanah dalam penghambatan aktivitas Pseudomonas
aeruginosa. Protein diisolasi dari kapsul cacing tanah. Protein berwarna kemudian dimurnikan dengan
kromatografi kolom.Absorbansi dari 21 fraksi yang dikumpulkan diukur dengan detektor
spektrofotometri UV. Tiga fraksi dengan absorbansi tertinggi digunakan untuk uji inhibisi pertumbuhan
bakteri dengan metode difusi cakram. Fraksi-fraksi ini dapat menghambat pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa dengan diameter zona hambat sebesar 1,1 cm; 1,2 cm , dan 1,175 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein cacing tanah dapat menghambat pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa.
ABSTRACT
For some earthworms are disgusting animals. However, behind the long and slimy body is apparently
saved a million benefits. Earthworms are known as bulking soil, bird food, and used as fishing bait. It
turns out that the animal is also beneficial in the medical world and health. People usually use it for
treatment of typhus, diarrhea, blood circulation, digestion, antipyretic, and maintain healthy skin.
People consume it in capsules containing dried earthworm powder. Earthworms are good sources of
protein. Pseudomonas aeruginosa is a gram-negative, and rod-shaped bacterium. Pseudomonas
aeruginosa typically infects the pulmonary tract, urinary tract, burns, wounds, and also causes
other blood infections. The research was aimed to study the effect of earthworm protein fraction in
inhibition of Pseudomonas aeruginosa activity. Protein was isolated from earthworm capsules. The
colored protein was then purified by column chromatography. The absorbance of 21-collected
fractions were measured by UV-spectrophotometry detector. Three fractions with highest absorbance
were used for bacterial growth inhibition test. The disk-diffusion method was used. These fractions can
inhibit the growth of Pseudomonas aeruginosa with the inhibition zone diameters are 1,1 cm; 1,2 cm;
and 1,175 cm. The results indicated that earthworm protein can inhibit the growth of Pseudomonas
aeruginosa.
Nomor Absorbansi
Vial λ260 nm λ280 nm
1 0,533 0,520
2 0,321 0,263
3 0,431 0,415
4 0,445 0,436
5 0,341 0,295
6 0,352 0,301
7 0,255 0,156
8 0,632 0,472
9 1,072 0,760
10 0,714 0,517
11 0,519 0,410
12 0,180 0,219
13 0,097 0,077
14 0,057 0,042
15 0,004 -0,011
16 0,009 -0,004
17 -0,019 -0,033
18 -0,008 -0,020
19 -0,028 -0,041
20 -0,013 -0,025
21 0,018 -0,005
ABSTRAK
Pengembangan sediaan masker peel-off berbasis kulit buah manggis sangat berpotensi untuk
dikembangkan di Indonesia sebagai salah satu negara penghasil manggis yang cukup besar di dunia.
Masalah utama dari antioksidan berbasis kulit buah manggis ini adalah stabilitas penyimpanannya
yang rendah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu produk dengan stabilitas yang lebih baik
namun tidak mengurangi manfaat kulit buah manggis, salah satunya adalah dengan
mengembangkannya menjadi formulasi sediaan masker peel-off. Tujuan dari penulisan gagasan ini
adalah untuk memberikan perspektif nilai tambah dari kulit buah manggis sebagai antioksidan yang
dapat menangkal radikal bebas sehingga dapat dimanfaatkan untuk mencegah penuaan dini. Metode
penulisan berdasarkan analisis sintesis yang memanfaatkan pustaka dari berbagai sumber pustaka.
Gagasan yang diajukan berisi sistem pemecahan masalah limbah kulit buah manggis sehingga dapat
diaplikasikan dalam formulasi sediaan masker peel-off yang digunakan untuk menghambat penuaan
dini yang disebabkan oleh radikal bebas dari sinar UV. Trend masyarakat yang lebih memilih back to
nature ataupun healthy lifestyle turut mendukung terjadinya peningkatan permintaan pasar akan
antioksidan dalam formulasi masker peel-off. Maka dari itu penulis memberikan sebuah solusi nyata
untuk memanfaatkan potensi besar dari antioksidan yang dihasilkan dari kulit buah manggis kedalam
formulasi sediaan masker peel-off yang diharapkan dapat memberikan efek yang positif bagi
kesehatan masyarakat.
ABSTRACT
A peel-off mask preparations with mangosteen rind as bases has the potential to be developed in
Indonesia as one of the mangosteen-producing countries in the world. The main problems of
mangosteen peel-based antioxidants are low storage stability. Therefore, it’s necessary to develop a
product with better stability but doesn’t reduce the benefits of mangosteen rind, one of which is to
develop it into a dosage formulation peel-off mask. The purpose of this idea is to provide value-added
perspective of mangosteen rind as an antioxidant that can counteract free radicals and is used to
prevent premature aging. The writing method based on analytical synthesis that utilizes a library of
literature sources. This idea is to solve the problem of waste containing mangosteen rind that can be
applied in a peel-off mask formulation that prevent premature aging caused by free radicals from UV
rays. Trend of the people who prefer back to nature or healthy lifestyle contributed to the increased
market demand for antioxidants in the peel-off mask formulations. Thus the authors provide a real
solution to harness the great potential of antioxidants produced from mangosteen rind into dosage
formulations peel-off mask that is expected to provide positive effect on public health.
ABSTRAK
Karies gigi merupakan permasalahan mulut dan gigi yang sering dijumpai di masyarakat. Saat ini
pengembangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan tradisional telah memberikan inovasi
untuk mengatasi karies gigi. Salah satu tanaman yang berpotensi adalah daun jambu biji. Penelitian
menunjukkan bahwa daun jambu biji memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri penyebab karies
gigi Staphylococcus mutans. Ekstrak daun jambu biji terbukti dapat menghambat dan membunuh
Staphylococcus mutans pada konsentrasi masing-masing 2% dan 3,5%. Studi pustaka ini akan
membahas tentang sifat antibakteri dari ekstrak daun jambu biji dan melihat potensinya dalam bentuk
sediaan obat kumur yang digunakan untuk mengobati karies gigi.
ABSTRACT
Dental caries is a mouth and teeth problems that often found in the community.The current
development of the use of plants as traditional medicine has been providing innovations to address
dental caries. One of the plants that potentially is guava leaves. Research has shown that guava leaf
as antimicrobial acivity against Streptococcus mutans bacteria cause dental caries. Guava leaf extract
proved to inhibit and kill Streptococcus mutans on each 2% and 3,5% concentration. This review
focused on antibacterial properties of guava leaf extract and its potential in the form of a mouthwash
used to treat dental caries.
Pada metode disc difussion, bahan uji ME – Ekstrak Metanol Daun Jambu Biji;
berupa ekstrak metanol daun jambu biji dan EAF – Fraksi Bioaktif Daun Jambu Biji;
fraksinya (konsentrasi 50 µl/disc dan 100 µl/disc) IF – Fraksi Flavonoid Daun Jambu Biji
1
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya
*Corresponding author’s email: dewiobriana@gmail.com
ABSTRAK
Beberapa tahun terakhir, peptida banyak dikembangkan sebagai terapi untuk obesitas. Dalam
artikel ini, kami telah mengkaji potensi dan efikasi dari oksitosin (OXT) pada terapi obesitas dan
diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan pada studi hewan coba dan beberapa studi yang telah
dilakukan pada manusia, OXT memiliki efek terapetik sebagai antiobesitas dan antidiabetes
melitus tipe 2 dengan mengontrol berat badan, meningkatkan sekresi insulin, meningkatkan
sensitivitas reseptor insulin, dan menurunkan perlemakan hati, sehingga OXT sangat potensial
untuk dikembangkan sebagai peptida terapetik obesitas dan diabetes melitus tipe 2. Penelitian
lebih lanjut mengenai studi pada manusia perlu dikembangkan untuk mendapatkan dosis optimal
dan menentukan durasi terapi dengan OXT pada pasien obesitas dan diabetes melitus tipe 2.
ABSTRACT
Recently, peptide has being developed to treat obesity. In this article we have reviewed the
potency and efficacy of oxytocin (OXT) on obesity and type 2 diabetes mellitus. Based on animal
models and some human studies, OXT exhibited therapeutic effects on obesity and type 2 diabetes
mellitus type 2 by improving weight control, increasing the secretion of insulin, increasing the
sensitivity of insulin receptor, and lowering fatty liver. In conclusion, OXT is potential peptide for
being developed as therapeutic peptides for obesity. Further investigations as human clinical
studies are needed to obtain the optimum dose and duration of treatment with OXT in obese and
type 2 diabetes mellitus patients.
Nilai absorbansi 82
Peptida 109-113
Preparasi 71, 74
Pseudomonas aeruginosa 87-89, 91-93
Sambiloto 64-69