Jawaban Pertanyaan
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang setelah ada
pemesanan dari pembeli. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat atau
tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang di pesannya. Kalau bersifat
mengikat, berarti pembeli harus membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat
membatalkan pesanannya. Jika aset murabahah yang telah dibeli oleh penjual,
dalam murabahah pesanan mengikat, mengalami penurunan nilai sebelum
diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual
dan akan mengurangi nilai akad.
Berikut ini adalah prosedurnya :
Keterangan :
Keterangan :
1. Kedua belah pihak melakukan akad yaitu pihak penjual (ba’i) dan pembeli
(musytari) melaksanakan akada murabahah.
2. a. Bank (penjual) menerhakan barang kepada pembeli (musytari) karena telah
memilikinya terlebih dahulu.
b. Membayar atas barang. (halaman 177-178)
ِ َيا اَيُ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا الَ تَأ ْ ُكلُوا ا َ ْم َوالَ ُك ْم َب ْينَ ُك ْم ِب ْال َب
َاط ِل ِإالَ أ َ ْن ت َ ُك ْون
)٤:٢٩/(النساء..... اض ِم ْن ُك ْم
ٍ ع ْن ت َ َر
َ ً ارة
َ تِ َج
"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta sesamamu dengan
jalan yang bathil, kecuali dengna jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka diantara kamu..." (An-Nisa/4: 29)
2) Al-Hadits
َ ُصلَّى هللا
علَ ْي ِه َ ي َّ ِِ النب
َّ ع ْنهُ أَ َّن
َ ُي هللا َ ضِ ب َر ُ ع ْن
ٍ س َه ْي َ
ُضة َ ار َ َ ا َ ْلبَ ْي ُع ِإلَى أَ َج ٍل َواْل ُمق: ُث فِ ْي ِه َّن اْلبَ ْر َكة
َ َ ثَال: س َّل َِ َم قَا َل
َ َو
)ت الَ ِل ْل َبيْعِ (رواه ابن ما جه
ِ ش ِعي ِْر ِل ْلبَ ْي
َّ ط ْالبُ ِر ِبال
ُ َوخ َْل
Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal yang di
dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah
bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah dengan sanad dhaif) (halaman 178-179)
6. Jika pembeli mengalami kesulitan keuangan untuk membayar murabahah tangguh, apa
yang dapat dilakukan oleh penjual?
Penjual (kreditur) dapat memberikan keringanan kepada pembeli (debitur) yang
mengalami kesulitan keuangan untuk membayar murabahah tangguh. Keringanan dapat
berupa menghapus sisa tagihan, membantu menjualkan obyek murabhah pada pihak lain
dan melakukan restrukurisasi piutang. Restrukturisasi piutang dilakukan dalam bentuk:
a. Memberi potongan sisa tagihan, sehingga jumlah angsuran menjadi lebih kecil
b. Melakukan penjadwalan ulang (rescheduling), dengan dilakukannya
rescheduling, jumlah tagihan yang terisa tetap (tidak boleh ditambah) dan
perpanjangan masa pembayaran disesuakan dengan kesepakatan kedua pihak
sehingga besarnya angsuran menjadi lebih kecil
c. Mengkonversi akad murabahah, dengan cara obyek murabahah dijual pada
kreditur sesuai dengan nilai pasar, kemudian dai uang yang ada digunakan untuk
melunasi sisa tagihan. Apabila ada kelebihan, kelebihan ini digunakan sebagai
uang meka akad ijarah atau sebagai bagian modal dari akad mudharabah,
musytarakah atau musyarakah. Apabila kurang, kekuranganyya tetap menjadi
utang debitur dan cara pembayarannya disepakati bersama. (halaman 176)
Maka semua barang yang diharamkan oleh Allah, tidak dapat di jadikan sebagai
objek jual beli, kareana barang tersebut dapat menyebabkan manusia
bermaksiat/melanggar larangan Allah. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
“Sesungguhnya Allah apabila mengharamkan sesuatu juga mengharamkan
harganya.” (HR. Bukhari Muslim)
b. Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau memiliki nilai,
dan bukan merupakan barang-barang yabg dilarang di perjualbelikan, misalnya:
jual beli barang yang kadaluwarsa.
c. Barang tersebut dimiliki oleh penjual
Jual beli atas barang yang tidak di mkiliki oleh penjual adalah tidak sah karena
bagaimana mungkin ia dapat menyerahkan kepemilikan barang kepada orang lain
atas barang yang bukan miliknya. Jual beli oleh bukan pemilik barang seperti ini,
baru akan sah apabila mendapat izin dari pemilik barang.
Misalnya : seorang suami menjual harta milik istrinya, sepanjang si istri
mengizinkan maka sah akadnya. Contoh lain, jual beli barang curian adalah tidak
sah karena status kepemilikan barang tersebut tetap pada si pemilik harta.
Harga atas barang yang diperjualbelikan diketahui oleh pembeli dan penjual
berikut cara pembayarannya tunai atau tangguh(tidak tunai) sehingga jelas.
3) Ijab kabul
Pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang
dilakukan secara verbal, tertulis, atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.
Apabila jual beli telah dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah maka
kepemilikannya, pembayarannya dan pemanfaatan atas barang yang diperjualbelikan
menjadi halal. Para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari jual beli
kerelaan kedua belah pihak. Kerelaan kedua belah pihak dapat dilihat dari ijab dan
qabul yang dilangsungkan. Untuk itu, para ulama fiqh mengemukakan bahwa syarat
ijab dan qabul itu adalah sebagai berikut:
a. Qabul sesuai dengan ijab. Misalnya, penjual mengatakan: "Saya jual buku ini
seharga Rp. 15.000,-".
b. Ijab dan qabul itu dilakukan dalam satu majelis. Artinya kedua belah pihak yang
melakukan jual beli hadir dan membicarakan topik yang sama. (halaman 179-181)
9. Bolehkah akad murabahah mengenakan uang muka? Bagaimana perlakuan atas uang
muka tersebut?
Penjual dapat meminta uang muka pembelian kepada pembeli sebagai bukti
keseriusan ingin membeli barang tersebut, uang muka menjadi bagian pelunasan jika
piutang murabahah disepakati. Apabila penjual telah membeli dan pembeli
membatalkannya, uang muka dapat digunakan untuk menutup kerugian si penjual dengan
dibatalkannya pesanan tersebut. Bila jumlahnya lebih keciil dibandingkan jumlah kerugin
yang harus ditanggung oleh penjual, penjual dapat meminta kekurangannya, apabila
berlebih pembeli berhak untuk mengambil sebagian uang mukannya kembali. (hal. 176)
LATIHAN
1. Penjual dan pembeli melakukan akad dengan murabahah. Penjual membeli dari pihak
lain barang yang akan dijual kepada pembeli. Penjual membeli persediaan dari pihak
lain dengan harga Rp. 3000.000. Harga akad yang disepakati adalah Rp. 400.000.
pembeli memberi uang muka Rp. 100.000. barang dikirim setelah penerimaan uang
muka dan pembeli akan membayar sisanya setelah penerimaan barang dari penjual,
pesanan mengikat.
Buatlah jurnal yang mencatat penerimaan uang muka, penjualan dengan akad
,murabahah serta penerimaan barang dan pembayaran sisa akad !
2. Terkait dengan nomer 1, jika pembayaran ddilakukan secara tangguh selama3 bulan,
buatlah jurnal yang mencatatat penerimaan uang muka, penjualan dengan akad
muurrabahah serta penerimaan barang dan pembayaran sisa akad !
Terkait dengan ilustrasi pada awal bab ini, jika Bapak Mulia memutuskan pembiayaan
melalui unit usaha syariah. Dimana pembayaran pembelian rumah tunai Rp. 150.000.000,
uang muka yang dimiliki Bapak Mulia Rp. 50.000.000, margin sebesar Rp. 25.000.000
selama 5 tahun. Maka buatlah jurnal yang terkait pada saat penerimaan uang muka,
pembayaran akad murabahah secara cicilan dan pembayaran sisa akad. Buatlah penyajian
akad murabahah tersebut pada akhir tahun !
Kas 300.000
Utang lain – uang muka 100.000
Aset Murabahah 300.000
Pendapatan margin murabahah 100.000
Aset 400.000
Kas 300.000
Uang muka 100.000
Kas 300.000
Piutang murabahah 300.000
Aset 400.000
Utang murabahah 300.000
Uang muka 100.000
Kas 25.000.000
Piutang murabahah 25.000.000
Asset 150.000.000
Beban murabahah tangguhan 25.000.000
Utang murabahah 125.000.000
Uang muka 50.000.000