Anda di halaman 1dari 14

MENERAPKAN KONSEP DAN PRINSIP GELOMBANG BUNYI DAN

GELOMBANG CAHAYA PADA TEKNOLOGI


MAKALAH AWAL
(KD 3.11)
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fisika Sekolah 2
Dosen:
Drs. Iyon Suyana, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Anggita Repsi Nurbani 1602285
Aulia Rahman 1606919
Niendhita Dwi Nurmalasari 1607657
Iin Inayah 1602464
Siska Batiani Riyadi 1601366

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. KOMPETENSI INTI
KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahuannya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
3. 11 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan gelombang cahaya dalam
teknologi
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mengidentifikasi syarat dapat terdengarnya bunyi
2. Menjelaskan karakteristik gelombang bunyi
3. Menentukan cepat rambat bunyi pada zat padat, cair dan gas
4. Menentukan cepat rambat bunyi pada dawai
5. Menentukan frekuensi nada-nada pada pipa organa terbuka dan pipa
organa tertutup
6. Menganalisis besaran-besaran gelombang bunyi pada dawai dan pipa
organa
7. Mendeskripsikan intensitas dan taraf intensitas bunyi
8. Menganalisis persamaan intensitas dan taraf intensitas bunyi serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
9. Mengidentifikasi penerapan bunyi di dalam teknologi
D. MATERI PRASYARAT
1. Karakteristik gelombang
2. Gelombang mekanik
E. MATERI AJAR
1. Gelombang bunyi
a. Syarat Terdengarnya Bunyi
b. Karakteristik Gelombang Bunyi
2. Cepat Rambat Gelombang Bunyi
a. Zat Padat
b. Zat Cair
c. Zat Gas
3. Fenomena dawai
4. Pipa organa
a. Pipa organa terbuka
b. Pipa organa tertutup
5. Intesitas bunyi
6. Taraf intensitas bunyi
F. PETA KONSEP

G. URAIAN MATERI
FAKTA 1
Ketika seseorang berbicara maka pada bagian tenggorokan akan terasa bergetar dan
pada saat itu bunyi dapat terdengar.

Gelombang Bunyi
Pada fenomena ini getaran pita suara dihasilkan aliran udara yang dihasilkan
oleh paru-paru sehingga dapat menghasilkan sejumlah tekanan. Tekanan ini bekerja
pada luasan katup pita suara sehingga dapat memberikan gaya pada pita suara dan
membuat katup membuka-menutup atau dapat disebut katup bergetar. Ketika katup
bergetar udara disekitar katup juga bergetar sehingga getaran merambat melaui udara
sekitar. Ketika getaran merambat terdapat fenomena lain yang muncul yaitu
terdengarnya suara.
Untuk mengetahui bentuk getaran yang merambat di udara dapat
disimulasikan ketika diafragma bergetar dan mengeluarkan bunyi partikel-partikel
udara akan terbentuk seperti gambar di bawah ini.

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa partikel-partikel udara membentuk


rapatan-renggangan. Maka gelombang bunyi dapat didefinisikan gelombang yang
merambat melalui suatu medium dengan bentuk gelombang longitudinal. Menurut
Tipler, A. P (1998: 509), menjelaskan bahwa sumber yang bergetar menyebabkan
molekul-molekul udara didekatnya berosilasi dengan gerak harmonik sederhana di
sekitar posisi kesetimbangannya. Molekul ini bertumbukan dengan molekul-molekul
tetangganya sehingga menyebabkan molekul-molekul itu berosilasi. Dengan cara
demikian gelombang bunyi di jalankan.
FAKTA 2
Ketika sebuah speaker bergetar maka partikel-partikel di udara bergetar dan telinga
dapat mendengar bunyi.
a) Syarat dapat terdengarnya bunyi
Dari ilustrasi di atas dapat diketahui bahwa syarat dapat terdengarnya bunyi adalah:
 Sumber bunyi seperti halnya semua gelombang, sumber bunyi merupakan
semua benda yang bergetar
 Adanya alat untuk mendeteksi bunyi dapat berupa telinga manusia ataupun
peralatan untuk mendeteksi bunyi
 Adanya medium untuk merambat

Ketika speaker berada dalam ruangan bertekanan 1 atm bunyi dapat merambat dan
terdengar oleh pendengar. Namun, ketika tekanan diturunkan hingga mencapai 0 atm
bunyi tidak lagi terdengar oleh pendengar. Hal ini menunjukkan bahwa bunyi tidak
dapat merambat jika tidak ada suatu medium contohnya partikel udara.
b) Karakteristik gelombang bunyi
FAKTA 3
Cepat Rambat Gelombang Bunyi
Ketika seseorang yang berada di dekat rel kereta mendekatkan telinganya ke tanah
maka suara kereta api dapat terdengar meskipun kereta api belum terlihat. Sedangkan
dua buah batu yang saling menumbuk di bawah air dapat terdengar oleh perenang di
bawah air.
Untuk mengetahui bagaimana cepat rambat gelombang bunyi pada berbagai medium
dilakukan percobaan sederhana yaitu dengan memukulkan sendok dan piring yang
disimpan di atas meja dan pada ujung meja diletakan alat ukur frekuensi. Lalu ketika
sendok dan piring dipukulkan, frekuensi bunyi akan terukur pada alat ukur tersebut.
Lalu alat ukur diletakan pada ketinggian tertentu dari atas meja dan ukur kembali
frekuensi ketika sendok dan piring dipukulkan.
Selanjutnya ukur frekuensi bunyi pukulan sendok dan piring di dalam air. Maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
No Medium Frekuensi (Hz)
1 Udara 162,88
2 Air 180,4582
3 Meja kayu 796,1045
Dari hasil percobaan tersebut bunyi memiliki frekuensi yang paling besar saat diukur
melalui medium kayu, air dan di udara menunjukkan frekuensi yang yang paling
rendah. Karena frekuensi sebanding dengan cepat rambat gelombang, maka dapat
disimpulkan bahwa cepat rambat gelombang yang paling besar yaitu saat bunyi
merambat pada medium kayu. Kayu merupakan salah satu contoh zat padat yang
memiliki kerapatan partikel paling rapat. Keadaan partikel yang rapat menyebabkan
penjalaran getaran dari partikel yang satu ke partikel yang lainnya menjadi lebih
cepat. Air merupakan contoh zat cair yang memiliki kerapatan yang lebih rendah
daripada zat padat. Kerapatan partikel yang lebih rendah bisa diartikan bahwa antara
partikel yang satu dengan partikel yang lainnya mempunyai jarak. Adanya jarak ini
menyebabkan perambatan gelombang dari partikel yang satu ke partikel yang lainnya
lebih lama. Begitu pula pada partikel udara yang paling renggang dibandingkan
dengan zat padat dan zat cair, maka perambatan getaran lebih lama.
FAKTA 4
Fenomena Dawai
Saat senar gitar dipetik maka senar gitar akan bergetar dan kolom udara dalam gitar
juga ikut bergetar. Lau gelombang yang dihasilkan kemudian dihantarkan oleh udara
sekitar sampai ke telinga sehingga kita dapat mendengar suara tersebut. Alat yang
paling banyak menggunakan senar yang bergetar diantaranya adalah biola, gitar,
piano dan lain-lain.
Data praktikum gitar
No Senar ke- Nada Panjang Dawai (cm) Frekuensi (Hz)
1 64 329,6
2 57 370
3 51,8 415,3
4 48,9 440
1
5 43,6 493
6 38,9 554,4
7 34,9 622,3
8 32,9 659,3
9 64 246
10 57 277
11 51,8 311
12 48,9 329
2
13 43,6 370
14 38,9 415,3
15 34,9 466,2
16 32,9 493,9
17 64 196
18 57 220
19 51,8 246,9
20 48,9 261,6
3
21 43,6 293,7
22 38,9 329.6
23 34,9 370
24 32,9 392
25 4 64 146,8
26 57 164,8
27 51,8 185
28 48,9 196
29 43,6 220
30 38,9 246,9
31 34,9 277,2
32 32,9 193,7
33 64 110
34 57 123,5
35 51,8 138,6
36 48,9 146,8
5
37 43,6 164,8
38 38,9 185
39 34,9 208
40 32,9 222
Berdasarkan data kita mengetahui saat senar ditekan pada frets dari paling
ujung kepala gitar sampai ujung dekat soundhole gitar maka panjang senar gitar
semakin pendek maka getarannya semakin cepat sehingga frekuensi menjadi semakin
besar. Saat senar gitar dikendorkan tegangan menjadi kecil maka getaran semakin
lemah sehingga frekuensi menjadi semakin kecil sebaliknya jika senar gitar
ditegangkan tegangan menjadi besar maka getaran semakin cepat sehingga frekuensi
menjadi semakin membesar.

Berdasarkan data juga kita dapat mengetahui  dengan cara menghitungnya dengan
perumusan:

Data senar gitar pertama

1
Lo= 0,64 m L1= Lo = 0,32 m
2

Fo= 329.5 Hz F1= 2 Fo =659,3 Hz

Vo=  F V1=  F

Vo= 2 Lo F0 V1 = L 1 F1

Vo= 2.0,64m.329,5Hz V1 =0,32 m . 659,3 /S

Vo= 421,28 m/s V1= 210,07 m/s

1
V1 = Vo
2
Dari perhitungan tersebut kita dapat mengetahui perbandingan nada dasar dengan
nada dasar atas 1 dan nada dasar atas 2

Fo : F1 = 1 : 2

Fo : F1 = 329,5 : 659,3

V0 V1
Fo : F1 = :
❑0 ❑1

V0 0,5V 0
Fo : F1 = :
2 L0 0,5 L0

V0 V0
Fo : F1 = :
2 L0 L0

Sehingga kita dapat mengetahui bahwa frekuensi nada atas ke- n pada sumber bunyi
dawai :

( n+ 1 ) V
Fn =
2L

FAKTA 5
Pipa Organa
Jika kita memasukkan air ke dalam botol kaca, lalu kita mengubah panjang kolom
udara yang ada di dalam botol kaca tersebut maka akan dihasilkan bunyi yang
berbeda-beda.
Percobaan Pipa Organa Terbuka
Ketika 8 buah botol terbuka diisi dengan air dengan ketinggian berbeda maka akan
terdengar bunyi dengan frekuensi yang berbeda.
Panjang botol = 12,5 cm
No Nada Tinggi Cairan (cm) Tinggi Kolom Udara Frekuensi
1 Do 2,65 9,85 137,763
2 Re 4 8.5 143,348
3 Mi 5,1 7,4 144,397
4 Fa 5,5 7 294,823
5 Sol 6,5 6 368,547
6 La 7 5,5 384,458
7 Si 7,3 5,2 403,972
8 Do tinggi 7,6 4,9 421,9227
Maka dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin kecil kolom udara
maka semakin besar nilai frekuensi yang diperoleh. Dan untuk nada yang lebih tinggi
memiliki kolom udara yang lebih rendah.
Percobaan Pipa Organa Tertutup
Ketika 8 buah botol tertutup diisi dengan air dengan ketinggian berbeda maka akan
terdengar bunyi dengan frekuensi yang berbeda.
Panjang botol = 12,5 cm
No Nada Tinggi Cairan (cm) Tinggi Kolom Udara Frekuensi
1 Do 12,3 0,2 23,015
2 Re 7,8 4,7 83,512
3 Mi 6,3 6,2 135,228
4 Fa 5,2 7,3 164,819
5 Sol 4,2 8,3 168,389
6 La 3,8 8,7 205,192
7 Si 2 10,5 202,557
8 Do tinggi 1,1 11,4 212,084
Maka dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin kecil kolom udara
maka semakin kecil nilai frekuensi yang diperoleh. Dan untuk nada yang lebih tinggi
memiliki kolom udara yang lebih tinggi.
FAKTA 6
Intensitas Bunyi
Ketika kita memasangkan karet secara melintang pada kaleng berlubang, lalu kita
simpangkan karet pada jarak tertentu maka setelah karet dilepaskan kita akan
mendengar bunyi. Lalu ketika kita simpangkan lagi karet dengan simpangan yang
lebih besar maka akan terdengar bunyi yang berbeda. Karet dengan simpangan yang
lebih besar akan menghasilkan bunyi yang lebih nyaring. Maka dari percobaan ini
dapat disimpulkan bahwa kenyaringan bunyi berbanding lurus dengan amplitudo
gelombang bunyi.
Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa ketika karet diberi simpangan dan bergetar
maka terdengar bunyi yang megindikasikan bahwa partikel udara dalam kaleng juga
ikut bergetar. Ketika partikel udara dalam kaleng bergetar maka terdapat energi
getaran, energi inilah yang merambat melalui partikel satu ke parikel lainnya.
Simpangan karet yang kecil akan menghasilkan getaran yang kecil. Getaran yang
dihasilkan membawa energi, dan ketika getaran merambat, energi pun ikut merambat
dalam bentuk getaran-getaran partikel udara.
Energi total yang dipindahkan oleh gelombang sama dengan energi mekanik getaran.
1
E= k A2
2
Dengan k = m ω2 dan ω =2 πf maka
E=2 π 2 f 2 m A 2
Pada fakta energi merambat pada satuan waktu dan satuan luas tertentu maka ini
dapat didefinisikan bahwa bunyi memiliki initensitas.
P
I=
A
E
= t
A
2 π2 f 2 m A2
=
tπ r 2

Telinga manusia dapat mendeteksi bunyi dengan intensitas serendah 10 -12 W/m2.
Untuk menghasilkan bunyi yang terdengar dua kali lebih keras dibutuhkan
gelombang bunyi yang intensitasnya 10 kali lipat. Karena hubungan antara sensasi
subyektif darri kenyaringa dan besaran fisika terukur “intensitas” ini, biasanya
tingakat intensitas bunyi dinyatakan dakam skala logaritmik. Satuan skala ini adalah
bel, atau lebih umum desibel dengan 10 dB=1bel.
Maka tingkat intensitas bunyi adalah
I
TI=10 log
I0
TI = taraf intensitas (dB)
I = intensitas sumber bunyi (W/ m2 ¿
I o = intensitas ambag pendengaran ( 10−12 W/ m2 ¿
Penerapan Gelombang Bunyi pada Teknologi

Fathometer (alat ukur kedalaman laut dan untuk mengetahui kawanan ikan)
1. Frekuensi dipancarkan > jika terdapat ikan maka gelombang akan dipantulkan
kembali
2. Frekuensi dipancarkan > jika waktu yang dibutuhkan gelombang untuk
kembali kecil maka laut dalam keadaan dangkal.

Kacamata untuk penyandang tuna netra


Frekuensi dipamcarkan melalui frame kacamata jika mengenai suatu benda
maka akan memantul dan dikembalikan pada pengguna. Informasi akan
langsung dikirimkan pada komputer seukuran ponsel yang tersimpan dalam
saku.

Anda mungkin juga menyukai