IPA di SD
Disusun oleh :
NIM : 835042578
DATA MAHASISWA
FOTO
FOTO
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.
Dwi Aprilianto
SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM IPA
DAN SKOR PER KOMPONEN PENILAIAN
LEMBAR DATA*
LEMBAR KESEDIAAN*
A. JUDUL PERCOBAAN
B. TUJUAN PERCOBAAN (SKOR ≤ 2)
C. ALAT DAN BAHAN (SKOR ≤ 2)
D. LANDASAN TEORI (SKOR ≤ 10)
E. PROSEDUR PERCOBAAN (SKOR ≤ 2)
F. HASIL PENGAMATAN (SKOR ≤ 30)
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN (SKOR ≤ 15)
H. PEMBAHASAN (SKOR ≤ 15)
I. KESIMPULAN (SKOR ≤ 15)
J. DAFTAR PUSTAKA (SKOR ≤ 2)
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN (skor ≤ 2)
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM (SKOR ≤ 5)
*Lembar data dan Lembar Kesediaan tidak perlu ada di setiap LKP. Kedua lembar tersebut
hanya WAJIB ada di laporan seluruh praktikum/LKP.
A. PRAKTIKUM PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEMBUNG
B. TUJUAN
Dalam melakukan praktikum pemantulan cahaya pada cermin cembung ingin mengetahui
sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung dan menentukan jarak titik api
pada cermin cembung.
D. LANDASAN TEORI
Cahaya tergolong gelombang elektromaknetik karena cahaya dapat merambat tanpa zat
antara (medium). Sedangkan lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua
permukaan bias paling sedikit satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali
pembiasan sebelum keluar dari lensa. Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua
permukaan disebut sumbu utama. Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama
merupakan benda untuk permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan
akhir. Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa
cembung (positif) sinar dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (negatif)
sinar dapat menyebar atau konvergen.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Susun alat pada meja dudukan dan letakan diantara layar dan sumber cahaya
b) Nyalakan lilin, dan amati dengan baik jalanya berkas cahaya pada saat sebelum dan
sesudah mengenai cermin cembung
c) Gambarkan jalanya berkas sinar pada langkah (2), sehingga nampak sudut pantulnya
serta bayangan yang terbentuk
d) Catat hasil bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN
H. PEMBAHASAN
Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang berbentuk
cembung, yang biasa digunakan untuk kaca spion kendaraan. Sifat pemantulan cahaya
pada cermin cembung adalah :
1) Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya yang diperkecil
2) Menyebarkan berkas cahaya (divergen) peristiwa pemantul pada cermin cembung
mempunyai 3 sinar istimewa yaitu :
a) Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik
fokusnya
b) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus dan dipantulkan sejajar sumbu utama
c) Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
seolah-olah sinar datang dari titik tersebut.
I. KESIMPULAN
percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung yang dilakukan dengan jarak antara
cahaya dan cermin yang berbeda-beda menghasilkan beberapa hasil yakni,
Gambar jalanya berkas pada cermin cembung
Sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung yaitu maya, sama tegak,
bayangan lebih kecil daripada benda asli.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M.(2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta : PT. Prata Sejati Mandiri.
Media ilmu. Laporan praktikum ilmiah
Modul praktikum IPA di SD UNIVERSITAS TERBUKA. PENERBIT, MAMAN
RUMANTA, dkk.
Penulis materi : Dwi Aprilianto (PRODI FKIP PGSD UT PALEMBANG)
Kelompok 2 praktikum ipa semester 7
L. FOTO/VIEDO PRAKTIKUM
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menghitung besarnya periode dan frekuensi pada bandul sederhana
D. LANDASAN TEORI
Bandul sederhana adalah suatu benda kecil ideal yang terdiri dari sebuah titik masa m
yang digantungkan pada seutas tali ringan yang tidak melar. Ujung tali lain
digantungkan pada suatu gantungan tetap. Jika bandul ditarik ke samping dari posisi
kesetimbangan dengan sudut relative kecil, lalu dilepaskan, maka bandul akan berayun
dalam bidang vertical karena pengaruh gravitasi bumi.
Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh Galileo
Galilei, bahwa periode (lama gerak osilasi pada ayunan, t) dipengaruhi oleh panjang
tali dan percepatan gravitasi. Gerak osilasi (getaran) yang populer adalah gerak osilasi
pendulum (bandul). Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana
memiliki periode. Periode ayunan adalah waktu diperlukan benda untuk melakukan
suatu getaran. Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik
dimana benda tersebut bergerak dan kembali lagi ke tiitk tersebut. Satuan periode
adalah sekon/detik. Pendulum sederhana terdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola
kecil (bandul) bermasa m yang digantungkan pada ujung tali, gaya gesekan udara kita
abaikan dan masa tali sangat kecil sehingga dapat diabaikan relatif terhadap bola.
Dengan bandul pun kita dapat mengetahui gravitasi ditempat dimana bandul tersebut
diuji.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Gantungkan bandul dengan seutas benang pada tiang yang tingginya kira-kira 1,5
m.
2) Tarik beban dari kedudukan seimbang (0) dengan tangan kiri, sehingga
menyimpang kira-kira 100 (titik a).
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 6.3
Panjang tali (f) = 100 cm (tetap)
Tabel 6.4
Massa beban (m) = 60 gram (tetap)
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini yaitu tentang bandul sederhana. Bandul sederhana adalah salah
satu bentuk gerak harmonik sederhana. Gerak harmonik sederhana adalah benda
bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbanganya. Ayunan sederhana atau disebut
bandul melakukan gerak bolak-balik sepanjang ab. Waktu yang diperlukan benda
untuk bergerak dari titik a sampai ke titik a lagi disebut satu periode sedangkan
banyaknya getaran atau gerak bolak-balik yang dapat dilakukan dalam satu detik
disebut frekuensi. Frekuensi yang dihasilkan oleh bandul disebut frekuensi alamiah.
Frekuensi alamiah adalah frekuensi yang dihasilkan oleh bandul tanpa ada pengaruh
dari luar. Ketika beban digantungkan pada ayunan dan titik diberikan gaya maka benda
akan diam dititik kesetimbangan b. Jika beban ditarik ke titik a dan dilepaskan maka
beban akan bergerak ke b,c , lalu kembali lagi ke a. Gerakan beban akan terjadi
berulang-ulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan diatas melakukan
gerak harmonik sederhana. Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi,
terdapat juga amplitudo. Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik
kesetimbangan.
I. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa bandul
sederhana adalah sebuah benda ideal yang terdiri dari sebuah tiitk masa, yang
digantungkan pada tali ringan yang tidak dapat molor. Jika bandul ditarik ke samping
dari titik seimbangnya dan dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang
vertikal karena pengaruh gravitasi. Gerakanya merupakan gerak oliasi dan periodik.
Sehingga dapat disebut menempuh sebuah ayunan sederhana.
Bandul sederhana terdiri atas benda bermassa m yang diikat dengan seutas tali
yang penyangganya. Jika bandul diayunkan, tali akan membentuk sudut sebesar a
terhadap arah vertikal.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M.(2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta : PT. Prata Sejati Mandiri.
Media ilmu. Laporan praktikum ilmiah
Modul praktikum IPA di SD UNIVERSITAS TERBUKA. PENERBIT, MAMAN
RUMANTA, dkk.
Penulis materi : Dwi Aprilianto (PRODI FKIP PGSD UT PALEMBANG)
Kelompok 2 praktikum ipa semester 7
ID SCRIB
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Berapa jarak titik fokus pada cermin cekung...?
H. PEMBAHASAN
Untuk menentukan bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung maka kami
melakukan 5 kali percobaan tersebut dan hasilnya adalah sifat nyata, terbalik, dan
diperkecil. Dari percobaan yang kami lakukan juga sesuai dengan sifat bayanganya
ditentukan yaitu jarak benda yang semakin besar maka jarak bayangan yang terbentuk
semakin kecil. Dan untuk menentukan fokus bayangan yaitu dengan menggunakan
perhitungan, fokus bayangan yang telah diperoleh dari percobaan tersebut rata-rata
terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Dari 5 percobaan tersebut maka rata-
rata fokus tersebut sebesar 1,5 cm.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa jarak
benda terhadap cermin cekung berpengaruh pada jarak bayangan yang dihasilkan.
Sesuai praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan juga bahwa, semakin
besar jarak benda maka semakin kecil jarak bayangan dan jarak fokus akan tetap.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M.(2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta : PT. Prata Sejati Mandiri.
Modul praktikum IPA di SD UNIVERSITAS TERBUKA. PENERBIT, MAMAN
RUMANTA, dkk.
Penulis materi : Dwi Aprilianto (PRODI FKIP PGSD UT PALEMBANG)
Kelompok 2 praktikum ipa semester 7
ID SCRIB
K. KESULITAN YANG DIALAMI
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui bagaimana bayangan benda jika mengenai bintik buta;
2. Menentukan jarak benda yang dilihat dengan bayangan tepat mengenai bintik buta.
D. LANDASAN TEORI
Mata merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi manusia. Kita
bayangkan bagaimana jika kita tidak mampunyai mata? Apakah kita mampu melihat
dunia yang indah ini? Tentu saja dunia ini hanya akan dirasakan dalam
kegelapan.itulah pentingnya mata yang terkadang kita tak dapat mensyukurinya.
Pada bagian mata terdapat organ yang disebut retina yang lokasi dimana sel kerucut
jauh lebih banyak dari pada sel batang yang disebut sebagai fovea (bintik kuning).
Selain itu terdapat suatu titik dimana retina tersebut tidak mempunyai sel batang
maupun sel kerucut., dan jika bayangan benda mengenainya, maka mata tidak akan
melihat benda tersebut. Lokasi demikian pada retina disebut dengan istilah blin spot
(bintik buta).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Pada jarak berapa bayangan sangat tidak terlihat...?
2) Jarak berapa cm bayangan terlihat titik hitam...?
H. PEMBAHASAN
Pada percobaan bintik buta 1, pada jarak 60 cm jarak fokus mata masih terlihat
dengan baik dan tanda (+) nampak sangat jelas. Pada saat jarak semakin dekat yaitu
jarak 3 cm maka hanya tanda titik hitam yang terlihat. Dan pada percobaan ke 2 pada
jarak 60 cm pandangan masih baik dan tanda masih tampak jelas, setelah jarak 10 cm
garis mulai tampak buram dan menyatu dan pada jarak 5 cm tidak nampak sama
sekali.
I. Kesimpulan
Pada jarak belum dekat dengan tanda, mata masih bisa melihat dengan sangat jelas.
dan semakin dekat pandangan dengan gambar semakin buram dan hanya titik hitam
saja yang terlihat bahkan tidak tampak sama sekali.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M.(2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta : PT. Prata Sejati Mandiri.
Modul praktikum IPA di SD UNIVERSITAS TERBUKA. PENERBIT, MAMAN
RUMANTA, dkk.
Penulis materi : Dwi Aprilianto (PRODI FKIP PGSD UT PALEMBANG)
Kelompok 2 praktikum ipa semester 7