Sistem Utilitas Fave Hotel
Sistem Utilitas Fave Hotel
PENDAHULUAN
Sistem utilitas bangunan merupakan sistem yang akan mendukung sistem operasional
bangunan, dimana sistem ini sangat dibutuhkan dan harus direncanakan sematang mungkin. Dalam
teori Vitruvius juga telah disebutkan, dalam merancang suatu bangunan hendaknya seorang arsitek
dapat mempertimbangkan keselarasan antara kekuatan (firmitas, estetika (venusitas), dan fungsi
(utilitas), Sehingga bangunan tersebut dapat beroperasi dengan baik dan tidak mengganggu fungsi
utama dari bangunan itu sendiri dan dapat mendukung pelaksanaan fungsi bangunan.
Dari perancangan segi Utilitas atau fungsi bangunan itu sendiri terdapat beberapa factor
yang saling berkaitan, yakni factor keamanan dan kenyamanan bangunan. Faktor kenyamanan
merupakan factor yang muncul jika fungsi telah terlaksana dengan baik, terutama pada bangunan
komersial, dimana bangunan memiliki nilai jual lebih, sehingga factor kenyamanan pun dapat
mempengaruhi nila jual dan manajemen operasional dapat berjalan dengan baik. Sementara Faktor
keamanan adalah memastikan bangunan yang didesain merupakan wadah aktifitas yang terjamin
keamanannya bagi pengguna dan bangunan itu Sendiri
Demi memenuhi factor keamanan, maka kita perlu mengaplikasikan system keamanan
(security and safety system) yang merupakan salah satu persyaratan dari pendirian bangunan.
Sistem keamanan dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi yang berguna untuk
membantu manusia untuk menjaga keamanan bangunan maupun civitas di dalamnya maupun
menghindari terjadinya kecelakaan maupun terjadinya kriminalitas pada bangunan tersebut.
Tindakan criminal dapat terjadi akibat berbagai kelalaian pengamanan yang kurang baik.
Sehingga diperlukan suatu system keamanan yang dapat mencegah tindakan kriminalitas secara
terus menerus. Penggunaan system operasional keamanan berbasis teknologi kemudian menjadi
solusi, dimana system tersebut juga memudahkan security dalam melakukan pengamanan pada
suatu tempat. Teknologi yang digunakan dapat berupa detector, CCTV, Access control, Sensor
dan sebagainya.
Sebagai mahasiswa arsitektur kami diminta untuk mempelajari lebih lanjut mengenai
pengaplikasian safety and security system yang dapat meminimalisir dan melindungi civitas atau
1.3. Manfaat
1.3.1. Untuk mengetahui Alat – alat apa saja yang dapat memberikan perlindungan
dan pengamanan yang baik dalam mencegah tindakan kriminal dan Pada Favehotel
Kuta Kartika Plaza
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana sistem kerja operasional Sistem perlindungan
dan keamanan pada Favehotel Kuta Kartika Plaza
1.4. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sistem utilitas mengenai alat – alat yang diperlukan
dalam mencegah terjadinya tindakan kriminal yang biasa dipergunakan pada bangunan Favehotel
Kuta Kartika Plaza yang bersifat publik. Diharapkan makalah ini dapat sebagai pedoman dalam
merancang utilitas pada suatu bangunan bagi mahasiswa. Sains Bangunan & Utilitas pada
bangunan lainnya
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keamanan
2.1.1 Pengertian Keamanan
Kata “Keamanan” merupakan kata sifat “aman” yang berasal dari arti kata security, dimana
memiliki arti bebas dari bahaya. Pengertian keamanan terkait untuk menghindari penyerangan,
terorisme, sabotase, dan tindakan kriminal (seperti pencurian, atau perampokan). Jika dikaitkan
dengan bangunan, keamanan bangunan adalah kondisi bebas dari resiko yang berkaitan dengan
nyawa manusia di dalamnya dan asset bangunan yang di dalam bangunan oleh akibat adanya pihak
ketiga yang ikut campur seperti tindakan kriminal.
Keamanan dapat dilakukan dengan beberapa sistem, baik sistem aktif maupun sistem pasif pada
fungsi bangunan tertentu
yaitu:
Sistem keamanan Passive (Passive Security)
Merupakan perlindungan yang berasal dari fisik bangunan,antara lain:
a) Jumlah instalasi pintu gerbang dan jalan masuk ke perimeter harus dibatasi pada jumlah
minimum untuk mencapai hasil operasional yang aman dan efisien. Jika perlu, berikan
hambatan (palang) pada jalan masuk kendaraan.
b) Pada setiap pintu akses diberi tanda/rambu (sign) yang jelas dalam mengendalikan pihak
yang berhak untuk masuk atau tidak serta menghalangi pihak yang masuk secara tidak
disengaja. Tanda/rambu harus jelas dan dapat dibaca dari arah akses manapun dalam jarak
yang wajar. Ukuran, warna, jenis tulisan (font), jarak spasi tanda/rambu hendaknya
disesuaikan dengan kondisi/situasi setempat.
c) Jika diperlukan, gunakan jasa petugas penjaga keamanan pada pintu akses masukkeluar
perimeter. Dalam hal ini, pembangunan pos penjaga di pintu akses diperlukan.
e) Menyediakan daerah berhenti bagi kendaraan yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut
atau tidak layak masuk (unauthorized).
f) Menyediakan tempat berputar bagi kendaraan (turnover area) bagi kendaraan yang tidak
layak masuk agar tidak menghambat lalu lintas lainnya.
g) Menyediakan sebuah sistem kontrol seperti pemberian tanda/sticker pada mobil yang layak
masuk atau penggunaan sistem kartu (card reader system).
h) Pos pengontrol pintu akses harus selalu diawasi 24 jam dan dilengkapi dengan sistem
pencahayaaan (interior dan eksterior) dan ventilasi yang baik serta daerah transparan (kaca)
yang cukup untuk pengawasan. Jika diperlukan, setiap pos pengontrol diberikan fasilitas
telepon, radio dan lencana rak (badge rack).
Contoh dari pengawasn informal adalah perasaan yang dimiliki seseorang ketika
berada di suatu lokasi dan orang tersebut merasa di awasi walaupun tidak ada
sistem pengawasn yang formal. Misalnya saat berada diarea parkir, seseoarang
akan merasa diawasi oleh pengguna parkir yang lain, walaupun tidak ada petugas
keamanan dan pengawas.
Pengawasn resmi yaitu pengawasan yang dilakukan oleh satuan keamanan serta
polisi dan petugas keamanan lainnya .Karena pengawasan ini bersifat formal maka
pada terapannya pun pengawasan ini lebih teratur dan teroganisir dengan baik
(Zehring, 2008).
Pengawasan resmi ini digunakan apabla natural surveillance dianggap kurang dapat
meberikan rasa aman atau digunakan sebagai metode pendukung (Rahadi dan
Hindarto, 2008). Metode pengawasan formal biasanya didukung oleh penggunaan
alat – alat seperti cctv, pengawasan elektronik, penempatan pos penjagaan serta
pengaturan patroli keamanan.
Bila dilihat dari pengertian pengawasan diatas, dapat diketahui bahwa pengawasan
merupakan salah satu faktor yang paling penting demi terwujudnya keamanan di sebuah gedung.
Pengawasan yang paling sering dilakukan adalah dengan membuat suatu kontrol di daerah
teritorial, terutama di daerah perbatasan antara publik dan privat.
Dapat disimpulkan dengan adanya kontrol di suatu area perbatasan publik dan privat
seseorang merasa lebih bisa mengendalikan diri agar tidak bertindak sembarangan. Karena
tindakan dan sikap kita akan di awasi oleh petugas yang bertugas mengawasi area tersebut. Petugas
keamanan, kamera pengintai, dan produk – produk lain yang memang berfungsi untuk
meningkatkan keamanan disuatu lokasi digolongkan sebagai tipe aktif. Dalam hal ini sistem
bekerja secara akif untuk memastikan bahwa lokasi tersebut terhindar dari segala tindakan yang
tidak bertanggung jawab.
a) Zona Lingkungan
Keamanan berbasis lingkungan meliputi; streetscape, public spaces, parking lots, dan
public facilities. Prinsip – prinsip/guidelines keamanan berbasis lingkungan.
Streetcapes
Perlengkapan jalan (streetscape) merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan komponen lainnya dari sistem sirkulasi berupa jalur pejalan kakai
Public Spaces
Public space sebaiknya terdapat Instalasi bangku atau tempat duduk sehingga
pejalan kaki dapat duduk dan mengamati kegiatan di jalan, trotoar, dan ruang
terbuka. Pada area dengan tingkat aktifitas dan visibiliats yang rendah, berikan
fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan sehingga banyak orang yang terlibat di
dalamnya dapat memberikan pengawasan di daerah tersebut dan juga
sebaliknya. Melakukan perancangan campuraan projek (mixed use) perumahan,
komersial, dan pembangunan lainnya sesuai dengan ijin setempat agar aktivitas
sepanjang waktu (round-the-clock street activity) dapat terpenuhi sehingga
pengawasan alami tetap ada.
Penerapan sistem keamanan terhadap tindak kriminalitas dapat di terapkan pada suatu
bangunan yang dimana penerapan sistem keamanan dapat mencegah suatu peristiwa yang dapat
mengancam keamanan dan kenyamanan civitas di dalamnya antara lain komponen sederhana yang
sangat penting diperhatikan yaitu sistem keamanan pada pintu (door), sistem keamanan pada
2.3.1 Sistem Kunci Pada Daun Pintu (Lock and Door Hardware System)
Semua pintu harus terbuat dari material ringan (debris mitigating material) seperti kaca
laminasi atau logam dan dapat dibuka pada arah ledakan. Kusen dan jangkar pintu (anchorage)
harus dapat menahan beban ledakan. Semua pintu tarik (roll down door) harus terbuat dari logam)
dan jangkar penahan pintu harus dapat menahan beban ledakan. Pemasangan lubang intip
(peephole) pada pintu untuk melihat orang yang hendak masuk.
Lock and door hardware atau sistem kunci pada daun pintu merupakan komponen yang
penting dalam pengamanan pencegahan tindak kriminalitas suatu bangunan, berikut ini merupakan
macam-macam sistem kunci :
a. Sistem kunci silinder (cylindrical lock) yang menggunakan sistem tuas atau knop
umumnya digunakan untuk mengamankan kantor atau gudang. Sistem pengamanan
dimana penguncian dilakukan dengan menekan atau memutar tombol pada salah
satu bagian dan membukanya dengan membalikkan tombol, memutar knop pintu
atau engan menggunakan kunci. Sistem penguncian ini hanya cocok diaplikasikan
pada ruangan/gedung dengan tingkat keamanan rendah
b. Sistem kunci baut mati (deadbolt lock) yang umumnya digunakan untuk
mengamankan ruangan yang membutuhkan keamanan lebih. Sistem pengamanan
dimana membutuhkan kunci untuk mengunci dan membuka di kedua sisinya.
d. Sistem kunci baut lepas (dropbolt lock) menggunakan sistem pengamanan yang
mirip dengan kunci baut mati (deadbolt lock) dan pada saat pengaplikasikan sering
digunakan sebagai sistem kunci tambahan. Sistem pengamanan dimana penguncian
terjadi ketika pin pengunci jatuh ke dalam lubang yang umumnya terletak pada
bagian atas atau bawah pintu. Sistem penguncian ini sangat sulit dipisahkan.
e. Sistem kunci pelek silinder (rim cyclinder lock) menggunakan kombinasi sistem
kunci baut lepas dan pengait. Kelebihan sistem pengamanan ini adalah sekrup
tailpiece bisa disesuaikan dengan ketebalan pintu.
Security sistem merupakan istilah kata dari sistem keamanan. Pada umumnya pemberian
sistem keamanan terhadap bangunan merupakan standarisasi yang harus diterapkan sebagai
fasilitas keamanan dan kenyamanan bagi pemilik bangunan. Dalam pemenuhan kebutuhan
keamanan terhadap bangunan, pemilik bangunan biasanya telah mengintregasikan security
system pada bangunannya dengan mengunakan alat – alat kontrol berbasis teknologi, yang
berupa Visitor Management
System (VMS), Access Control, CCTV, Alarm System, Metal Detector, X – Ray, dll.
Dengan sistem keamanan yang terintegrasi akan sangat membantu dalam meminimalisir
sebuah masalah sistem keamanan dalam gedung/ruangan dari bahaya adanya orang lain yang
masuk tanpa seizin pemilik.
a. CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat kamera video digital
yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat
tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat memantau situasi dan kondisi tempat
tertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai
bukti tindak kejahatan yang telah terjadi. Pada umumnya CCTV seringkali digunakan
• MOS
• Interline transfer
• Frame transfer
Kamera dengan teknologi MOS (Metal Oxide Semiconductor) akhir-akhir ini
sensitivitas dan resolusi aplikasi rendah. Fungsi kamera ini sangat memuaskan dalam
terang, menerangi. Bayangan – bayangan menyebabkan permasalahan untuk kamera MOS,
hilangnya detail gambar dalam area yang lebih gelap. Teknologi MOS mempunyai
resistansi pada panjang gelombang infra merah, kamera mampumenghasilkan gambar
tajam.
BNC (Bayonet Neill Concelman) connector adalah tipe konektor RF yang pada
umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera
CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.
Kabel Coaxial merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan
sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapatipe kabel coaxial yaitu :
RG-59, RG-6 dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak
maksimum yang direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut.
Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk memasang
konektor BNC pada kabel coaxial.
Conektor RJ-45 yaitu digunakan untuk conektor kabel jaringan dari kamera cctv ke
computer untuk membentuk suatu jaringan dimana dalam hal ini hanya berlaku pada
system CCTV berbasis internet.
Kabel UTP yaitu kabel yang digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45, dimana
hanya digunakan pada system CCTV berbasis internet yang dapat dipantau langsung
melalui jaringan internet dimana saja dan kappa saja.
Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai tegangan kerja ke
kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun
adapula yang menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini
tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.
Multiplexer
Multiplexer berfungsi mengatur tampilan dan perekaman gambar dari kamera ke
monitor dan VCR.
Pada umumnya digital video recorder terdapat dua jenis yaitu sebagai berikut :
Stand Alone
o Merupakan alat perekaman yang mengatur pembagian tampilan di monitor.
Tidak memerlukan tambahan PC dan instalasi software khusus, namun lama dan
besar penyimpanan terbatas pada slot hardisk dan tidak tersambung dengan
internet.
DVD Card
DVD Card berfungsi sebagai penghubung antara PC dan CCTV. Memiliki fungsi
ebagai alat perekam, pengatur tampilan, alat penggerak kamera PTZ, dan remote
View sytem melalui jaringan LAN, dan MAN.
1. Kondisi Cahaya
Baik tidaknya gambar yang ditangkap oleh kamera juga ada pengaruhnya dengan
pencahayaan,oleh karena itu penempatan posisi kamera sebaiknya disesuaikan dengan
kemampuan kamera terhadap besarnya intensitas cahaya. Misalnya Jangan menempatkan
atau mengarahkan kamera persis dengan sumber cahaya, karena gambar akan tidak
sempurna bisa saja menjadi silau, seperti saat kamera diberi atau ditempatkan pada posisi
sinar yang terlalu terang.
2. Hindari Pemasangan Kamera dengan Posisi Berhadapan, Terutama Kamera yang
Menggunakan Infra-merah.
3. Tempatkan Kamera yang Dilengkapi dengan Infra-merah yang Cukup pada Ruangan
Gelap. Penempatan kamera yang dilengkapi dengan infra-merah yang cukup pada
ruangan gelap ,dikarenakan supaya pencahayaan pada saat tidak ada cahaya luar sinar
4. Untuk Kamera yang Menggunakan Kabel Sebaiknya Jangan Terlalu Jauh dari DVR.
Untuk kamera yang menggunakan kabel sebaiknya jangan terlalu jauh dari DVR untuk
menghasilkan gambar yang sempurna dan mengurangi noise gambar video, untuk jarak
yang jauh sebaiknya gunakan kabel coaxial dengan lose sinyal rendah, jauhakan posisi
kabel dari peralatan penghasil induksi jangan digandengkan dan di ikat dengan kabel
instalasi listrik PLN demi menghindari pengaruh dari luar elektromagnetik.
Jika tujuannya untuk memantau lokasi, kamera dapat dipasang setinggi plafon ruangan
dan ditempatkan di sudut ruangan. Jika tujuan memasang kamera untuk dapat melihat
jelas wajah seseorang,maka kamera harus dipasang setinggi wajah orang ( ukuran tinggi
rata-rata orang Indonesia kurang lebih 165 cm ) atau maksimal 200 cm.
Penentuan sudut dalam pemasangan cctv ini sangat mempengaruhi kejelasan atau
keakuratan gambar yang dapat di ambil sebab dengan pengambilan gambar yang tepat
dengan penenuan sudut yang pas seluruh areal atau ruang lingkup daerah yang diawasi
oleh cctv tersebut.
7. Penentuan jarak antara kamera dengan objek yang diamati harus tepat.
8. Menentukan tata letak dan karakteristik daerah yang diawasi.
Menentukan Jalur Kabel ( Lay –Out Kabel )
Bila kabel CCTV ingin tidak terlihat, maka penempatan kabel pada ruangan lebih baik
ditempatkan pada atas plafond atau selling, sehingga membuat penampilan pada ruangan
terkesan rapi. Sedangkan kabel yang telah dipaku pada tembok lebih baik menggunakan
Penempatan monitor ditaruh pada ruag dalam yang sifatya lebih privasi.Penempatan
pada ruang privat ,agar personil keamanan dapat dengan secara leluasa atau tidak adanya
gangguan – gangguan dalam memantau kegiatan – kegiatan yang telah direkam oleh
kamera cctv.
Penempatan DVR ( Digita Video Recorder) ,lebih baik ditempatkan bersebelahan pada
monitor.Penempatan DVR ( Digital Video Recorder ) pada ruang privat agar tidak
terjadinya sabotase terhadap alat perekam itu sendiri (DVR),karena DVR sendiri
berfungsi dalam merekam kejadian – kejadian yang telah direkam oleh kamera cctv.
Pada dasarnya, sebuah jaringan CCTV terdiri dari jaringan kamera yang
terhubung ke perangkat pengumpul atau sering disebut dengan matrix switcher yang
kemudian di tampilkan pada layar Televisi. Perangkat Matrix Switcher ini lah yang
mengumpulkan tangkapan video dari kamera-kamera tersebut dan menampilkannya di
Untuk kamera dengan fasilitas PTZ (Pan Tilt Zoom), yaitu perangkat pengontrol
pergerakan kamera berputar ke kiri dan ke kanan atau pan, mendonggak ke atas
menunduk ke bawah atau tilt serta memperbesar dan memperkecil objek atau Zoom,
biasanya ditambahkan dengan perangkat pengontrol yang sering disebut dengan control
joystick. Namun saat ini banyak juga kamera yang belum menggunakan perangkat
pengontrol ini atau sering disebut dengan fixed camera.
Tidak hanya memiliki kelebihan yang baik dalam pengaplikasiannya pada bangunan
,Cctv juga memiliki kelemahan tersendiri dalam proses kerjanya.Beikut adalah
rangkuman tabel yang berisikan kelebihan dan kelemahan cctv dalam proses
kerjanya,yakni sebagai berikut :
Kelebihan CCTV
- Sebagai sistem alat pemantauan kegiatan harian
- Dapat melihat gerak - gerik orang yang berada diruang / tempat diawasi
- Menjadi bahan bukti seandainya terjadi kejahatan
- Sebagai faktor pencegahan teradinya tindakan kriminalitas
- Dapat menampilkan banyak kamera secara bersamaan
Kekurangan CCTV
Alarm secara umum dapat di definisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan.
Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan
ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun
ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk
memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada
jaringan.
Alarm pengaman atau alarm keamanan adalah alarm elektronik yang dirancang untuk
memperingatkan terhadap suatu bahaya tertentu . Sensornya terhubung dengan suatu unit
pengendali melalui perkabelan bertegangan rendah atau sinyal berfrekuensi radio sempit yang
digunakan untuk berinteraksi dengan peranti respons.Sensor keamanan yang paling umum
digunakan adalah untuk menandai dibukanya suatu pintu atau jendela atau mendeteksi gerakan
melalui sensor infrared pasif (passive infrared sensor, PIR sensor). Instalasi alarm pengaman
pada bangunan baru umumnya diterapkan secara terpatri karena lebih ekonomis, sedangkan
instalasi untuk perbaikan (retrofit) sering menggunakan sistem nirkabel agar lebih cepat
dipasang.
- Main Panel: pengendali utama yang merupakan otak dari sebuah alarm system.
- Keypad: alat yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan alarm system.
- Sensor: alat yang digunakan untuk mendeteksi intruder.
- Audio Visual Alert: alat yang digunakan memberikan alert adanya intruder secara lokal
menggunakan suara (siren) / cahaya (strobe).
- Remote Alert: alat yang digunakan memberikan alert adanya intruder kepada remote user
melalui telpon, sms, email.
Dalam pemasangan alarm system ada tiga area yang umum dalam kebutuhan pengamanan
ini dapat ditentukan setelah memahami bagian mana saja yang perlu untuk dilindungi. Secara
umum terdapat tiga tingkatan area / bagian bangunan yang perlu dilindungi :
- Site Perimeter : Area yang langsung berbatasan dengan ruang publik. Jenis sensor yang
umumnya digunakan pada area ini adalah Photo Beam dan Magnetic Contact
- Building Perimeter : Perbatasan antara indoor dan outdoor area. Pada area ini bagian
yang umumnya dilindungi adalah bukaan seperti pintu dan jendela. Sensor yang
digunakan pada area ini adalah Magnetic
Contact, Motion Sensor, dan juga Photo Beam
- Indoor Area : area bagian dalam gedung / rumah. Sensor yang umumnya digunakan pada
area ini adalah Magnetic Contact dan Motion Sensor.
System kerja alarm system ini sama dengan cara kerja system alarm pada mobil.Pada system
alarm terdapat dua status utama alarm, yaitu alarm aktif dan alarm tidak aktif.Bila penghuni akan
meninggalkan rumah bisa mengaktifkan alarm rumah terlebih dahulu, dan bila penghuni ingin
masuk rumah maka alarm dinonaktifkan terlebih dahulu. Untuk mengaktifkan alarm dan
menonaktifkan alarm bisa menggunakan remote yg tersedia atau jika misalnya prnghuni sudah
pergi jauh dan lupa maengaktifkan alarm, maka untuk mengkatifkan alarm bisa melaui sms.
TINJAUAN OBJEK
Lokasi dan alamat bangunan : Jalan Kartika Plaza No. 45X, Kuta - Bali, Kuta, Badung, Bali,
Indonesia, 80361
PEMBAHASAN OBJEK
4.2 Keamanan Fave Hotel Kuta Kartika Plaza terkait Lingkungan Sekitarnya
Site Access dan Parking pada Fave Hotel Kartika Plaza sudah dalam sesuai standard
pengamanan dimana pada area parkir tedapat cermin-cermin pada setiap sudut mati untuk
memperjelas visibilitas pada titik-titik buta (blind spot),
serta parking booth dan post security pada Fave Hotel memiliki posisi satu area dengan area
parkirnya yaitu pada basement sehingga petugas security lebih mudah mengawasi parkir sehingga
tidak terjadi kriminalitas maupun kehilangan barang-barang pada kendaraan
Jenis CCTV yang digunakan atau diaplikasikan di setiap area di Fave Hotel yaitu
berjenis Dome CCTV. Dome kamera ini lensa CCTVnya dilindungi oleh kubah, karenanya
jenis kamera ini sulit rusak dan tahan akan cuaca sehingga juga ditempatkan di area outdor
hotel. Pemasangan model dome relatif lebih mudah. Orang sulit menebak arah darii kamera
karena posisi kamera tertutupi kubah.
Berikut ini merupakan beberapa hal penting terkait keamanan dan keselamatan pada
Garis pandang yang bersih akan mempermudah pengawasan, pandangan sebaiknya tidak
terhalang oleh koridor, lobby dan area umum lainnya. Sehingga menghindari terciptanya
ruang-ruang tersembunyi. Poin-poin di bawah ini diterapkan pada bangunan Fave Hotel
- Jalur pedestrian yang menghubungkan area jalan raya dengan akses masuk hotel
memiliki garis pandang yang bersih, tidak terhalang oleh vegetasi maupun benda
lainnya.
- Lift dan Lobby pada bangunan ini berada di tempat terbuka dan terlihat dari bagian
dilakukan dengan cara menempatkan meja pengawas pada area tersebut, sehingga
- Lokasi kamar kecil mudah dilihat, dan terletak pada area lobby, sehingga mudah
diawasi.
- Restaurant pada hotel ini terletak pada area umum yaitu pada bagian depan hotel,
yang bisa menjadi akses masuk ke hotel. Pengawasan pada area ini dilakukan oleh
- Area duduk atau seating area terletak di lobby, dan berdekatan dengan area restaurant,
sehingga diberikan sekat atau partisi untuk membedakan area tersebut agar
memastikan lokasi bisa diawasi dengan baik, dan memiliki garis pandang yang jelas
ke berbagai arah.
Papan nama hotel dan keterangan terlihat jelas dari jalan umum. Peta lokasi disediakan
pada bagian tengah area lobby, dan pada lift diberikan petunjuk ruangan yang ada di setiap
lantai untuk keperluan pengunjung, pengantar barang dan keperluan darurat lainnya serta
Pada pengawasan formal, staff manajemen, dan pengelola bangunan dilatih untuk
tanggap terhadap situasi darurat, misalnya terjadi kehilangan barang milik pengguna hotel,
pengguna wajib melapor kepada staff front office, maka staff tersebut akan melakukan
Petugas keamanan juga wajib melakukan pengawasan keliling pada peparkiran, ruang-
ruang umum, dan berjaga pada pos-pos keamanan yang diletakan di area tertentu selama
24 jam.
Ruangan mekanikal dan elektrikal, dan juga pipa-pipa yang ada pada bangunan ini
diletakan pada area parkir basement secara tertutup dan jauh dari area umum agar
menjauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pengawasan dilakukan dengan baik, karena
ruangan tersebut terletak berdekatan dengan area back office dan pos keamanan.
Lantai atap pada bangunan ini terdapat kolam renang, dan juga lounge, dimana
lantai ini hanya bisa diakses oleh pengguna hotel, dan staff. Pengawasan dilakukan setiap
saat. Terdapat CCTV pada area tangga darurat dan lift, serta pos penjaga pada lounge.
5.1 Kesimpulan
Dalam suatu perancangan bangunan perlu adanya perhatian khusus akan sistem pelindung
dan pengaman (security & safety system) pada suatu bangunan sehingga dapat mencegah
tindakan-tindakan kriminalitas yang terjadi pada bangunan baik di dalam bangunan maupun di
luar lingkungan sekitar bangunan tersebut. Dengan telah merancang dan menerapkan sistem
pengamanan dan perlindungan pada bangunan sesuai fungsi serta standard bangunan
tersebut,yang akan nantinya dapat memberikan pelayanan perlindungan dan pengaman bagi
setiap orang (civitas) yang beraktivitas di dalamnya sehingga civitas merasa aman
Pada Fave Hotel Kuta Kartika Plaza, safety and security system yang diaplikasikan sudah
optimal sejak security check kendaraan pengunjung masuk hingga keluar bangunan. Hal ini
dapat kita amati dari penerapan penjagaan keamanan (security/satpam) pada setiap enterance
bangunan. Titik-titik buta sudut parkir/blind spot sudah dilengkapi fasilitas cermin sehingga
dapat memperjelas visibilitas, area parkir dengan post penjagaan memiliki jarak yang
berdekatan sehingga petugas lebih mudah mengawasi area parkir. Penggunaan CCTV pada
bangunan sudah sesuai standard hotel yakni 32 CCTV sudah di aplikasikan dan tersebar dengan
baik, serta alarm system, smoke ditector, dan sign atau tanda-tanda larangan/bahaya sudah di
terapkan dengan baik pada area hotel.
5.2. Saran
Pada area parkir Favehotel Kuta Kartika Plaza khususnya area sirkulasi menuju parkir sangat
sempit hanya cukup satu kendaraan in/out sehingga pada sudut tersebut harus selalu terdapat
penjagaan petugas agar kendaraan tidak terjadi benturan sehingga tidak akan menghambat
sirkulasi, dan juga sebaiknya sirkulasi kendaraan roda dua terpisah dengan sirkulasi kendaraan
roda empat. Pada area lobby visitor seharusnya mendapat pengecekan terhadap barang bawaan
oleh petugas menggunakan hand held ditector sehingga dapat memaksimalkan keamanan area
hotel
http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Suara
http://sipil.ft.uns.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=235&Itemid=1
http://rudysantrie.blogspot.com/2012/03/perancangan-sistem-cctv.html
https://www.google.com/search?q=managemen+tamu+pada+bangunan&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb
http://blog.griyatekno.com/