Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem utilitas bangunan merupakan sistem yang akan mendukung sistem operasional
bangunan, dimana sistem ini sangat dibutuhkan dan harus direncanakan sematang mungkin. Dalam
teori Vitruvius juga telah disebutkan, dalam merancang suatu bangunan hendaknya seorang arsitek
dapat mempertimbangkan keselarasan antara kekuatan (firmitas, estetika (venusitas), dan fungsi
(utilitas), Sehingga bangunan tersebut dapat beroperasi dengan baik dan tidak mengganggu fungsi
utama dari bangunan itu sendiri dan dapat mendukung pelaksanaan fungsi bangunan.
Dari perancangan segi Utilitas atau fungsi bangunan itu sendiri terdapat beberapa factor
yang saling berkaitan, yakni factor keamanan dan kenyamanan bangunan. Faktor kenyamanan
merupakan factor yang muncul jika fungsi telah terlaksana dengan baik, terutama pada bangunan
komersial, dimana bangunan memiliki nilai jual lebih, sehingga factor kenyamanan pun dapat
mempengaruhi nila jual dan manajemen operasional dapat berjalan dengan baik. Sementara Faktor
keamanan adalah memastikan bangunan yang didesain merupakan wadah aktifitas yang terjamin
keamanannya bagi pengguna dan bangunan itu Sendiri
Demi memenuhi factor keamanan, maka kita perlu mengaplikasikan system keamanan
(security and safety system) yang merupakan salah satu persyaratan dari pendirian bangunan.
Sistem keamanan dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi yang berguna untuk
membantu manusia untuk menjaga keamanan bangunan maupun civitas di dalamnya maupun
menghindari terjadinya kecelakaan maupun terjadinya kriminalitas pada bangunan tersebut.
Tindakan criminal dapat terjadi akibat berbagai kelalaian pengamanan yang kurang baik.
Sehingga diperlukan suatu system keamanan yang dapat mencegah tindakan kriminalitas secara
terus menerus. Penggunaan system operasional keamanan berbasis teknologi kemudian menjadi
solusi, dimana system tersebut juga memudahkan security dalam melakukan pengamanan pada
suatu tempat. Teknologi yang digunakan dapat berupa detector, CCTV, Access control, Sensor
dan sebagainya.
Sebagai mahasiswa arsitektur kami diminta untuk mempelajari lebih lanjut mengenai
pengaplikasian safety and security system yang dapat meminimalisir dan melindungi civitas atau

Sains Bangunan & Utilitas 2


1
bangunan itu sendiri dari hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga kita perlu mengetahui system
kerja dan fungsional pada masing-masing alat yang memudahkan penempatan ruang nantinya
.Pada kesempatan kali ini kami menggunakan Favehotel Kuta Kartika Plaza, sebagai objek
studi kasus materi Sistem Perlindungan dan keamanan bangunan untuk mengetahui dan
mempelajari penerapan utilitas yang digunakan pada objek yang merupakan bangunan perhotelan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Alat – alat apa saja yang terdapat dalam penerapan Safety and Security
System pada bangunan Favehotel Kuta Kartika Plaza?
1.2.2. Bagaimana Sistem kerja operasional Safety and Security System pada
Favehotel Kuta Kartika Plaza?
1.2.3. Bagaimana penempatan di setiap masing – masing alat Sistem perlindungan
dan keamanan yang terdapat pada bangunan Favehotel Kuta Kartika Plaza?
1.2.4. Apa saja kelebihan dan kekurangan alat -alat Sistem Perlindungan dan
Keamanan Bangunan pada Favehotel Kartika Plaza

1.3. Manfaat

1.3.1. Untuk mengetahui Alat – alat apa saja yang dapat memberikan perlindungan
dan pengamanan yang baik dalam mencegah tindakan kriminal dan Pada Favehotel
Kuta Kartika Plaza
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana sistem kerja operasional Sistem perlindungan
dan keamanan pada Favehotel Kuta Kartika Plaza

1.4. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sistem utilitas mengenai alat – alat yang diperlukan
dalam mencegah terjadinya tindakan kriminal yang biasa dipergunakan pada bangunan Favehotel
Kuta Kartika Plaza yang bersifat publik. Diharapkan makalah ini dapat sebagai pedoman dalam
merancang utilitas pada suatu bangunan bagi mahasiswa. Sains Bangunan & Utilitas pada
bangunan lainnya

Sains Bangunan & Utilitas 2


2
1.5. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, metode penulisan yang digunakan oleh penyusun yaitu dengan
metode studi pustaka. Metode studi pustaka merupakan suatu metode dengan sumber bacaan baik
melalui sebuah buku, litelatur maupun dari internet

Sains Bangunan & Utilitas 2


3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keamanan
2.1.1 Pengertian Keamanan
Kata “Keamanan” merupakan kata sifat “aman” yang berasal dari arti kata security, dimana
memiliki arti bebas dari bahaya. Pengertian keamanan terkait untuk menghindari penyerangan,
terorisme, sabotase, dan tindakan kriminal (seperti pencurian, atau perampokan). Jika dikaitkan
dengan bangunan, keamanan bangunan adalah kondisi bebas dari resiko yang berkaitan dengan
nyawa manusia di dalamnya dan asset bangunan yang di dalam bangunan oleh akibat adanya pihak
ketiga yang ikut campur seperti tindakan kriminal.
Keamanan dapat dilakukan dengan beberapa sistem, baik sistem aktif maupun sistem pasif pada
fungsi bangunan tertentu
yaitu:
Sistem keamanan Passive (Passive Security)
Merupakan perlindungan yang berasal dari fisik bangunan,antara lain:
a) Jumlah instalasi pintu gerbang dan jalan masuk ke perimeter harus dibatasi pada jumlah
minimum untuk mencapai hasil operasional yang aman dan efisien. Jika perlu, berikan
hambatan (palang) pada jalan masuk kendaraan.

b) Pada setiap pintu akses diberi tanda/rambu (sign) yang jelas dalam mengendalikan pihak
yang berhak untuk masuk atau tidak serta menghalangi pihak yang masuk secara tidak
disengaja. Tanda/rambu harus jelas dan dapat dibaca dari arah akses manapun dalam jarak
yang wajar. Ukuran, warna, jenis tulisan (font), jarak spasi tanda/rambu hendaknya
disesuaikan dengan kondisi/situasi setempat.

c) Jika diperlukan, gunakan jasa petugas penjaga keamanan pada pintu akses masukkeluar
perimeter. Dalam hal ini, pembangunan pos penjaga di pintu akses diperlukan.

Sains Bangunan & Utilitas 2


4
d) Pos pengontrol pintu akses harus ditempatkan sedekat mungkin dengan pintu akses masuk-
keluar agar petugas penjaga dapat mempertahankan pengawasan konstan. Adanya
beberapa pertimbangan pada pos pengontrol, yaitu:

e) Menyediakan daerah berhenti bagi kendaraan yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut
atau tidak layak masuk (unauthorized).

f) Menyediakan tempat berputar bagi kendaraan (turnover area) bagi kendaraan yang tidak
layak masuk agar tidak menghambat lalu lintas lainnya.

g) Menyediakan sebuah sistem kontrol seperti pemberian tanda/sticker pada mobil yang layak
masuk atau penggunaan sistem kartu (card reader system).

h) Pos pengontrol pintu akses harus selalu diawasi 24 jam dan dilengkapi dengan sistem
pencahayaaan (interior dan eksterior) dan ventilasi yang baik serta daerah transparan (kaca)
yang cukup untuk pengawasan. Jika diperlukan, setiap pos pengontrol diberikan fasilitas
telepon, radio dan lencana rak (badge rack).

i) Pos pengontrol pintu akses harus memenuhi persyaratan berikut:


- Konstruksi beton bertulang (concrete or masonry construction).
- Steelplating.
- Kaca anti peluru (bullet resistant glass).
- Dua lapis kantung pasir (sandbag).
- Dibuat secara komersial (commercial fabricated), komponen atau rakitan bangunan
tahan peluru.

Sistem keamanan Aktif


Selain sistem keamanan pasif, juga dapat dilakukan sistem keamanan aktif melalui;
a) Pengecekan karyawan/pekerja diperlukan untuk menghindari potensi terjadinya spionase
(espionage), sabotase, dan resiko keamanan lainnya. Pengecekan

Sains Bangunan & Utilitas 2


5
a) individu dan penyaringan lamaran kerja hendaknya disesuaikan dengan peraturan tenaga
kerja setempat.
b) Menyediakan rak untuk kartu/lencana di dalam pos penjaga sehingga hanya dapat diakses
oleh petugas penjaga.
c) Direkomendasikan adanya sistem pengecekan paket untuk mencegah dan meminimalkan
pencurian, sabotase, dan spionase pada gerbang pintu masuk.
d) Ketika kendaraan resmi masuk atau keluar area, maka lakukan pemeriksaan sistematis pada
bagian interior kendaraan, mesin kompartmen, saluran udara, bagian atas kendaraan,
bagian bawah kendaraan, kompartmen baterari, dan kompartmen cargo.

2.1.2 Keamanan dan Pengawasan

1. Pengawasan Informal (Natural)

Contoh dari pengawasn informal adalah perasaan yang dimiliki seseorang ketika
berada di suatu lokasi dan orang tersebut merasa di awasi walaupun tidak ada
sistem pengawasn yang formal. Misalnya saat berada diarea parkir, seseoarang
akan merasa diawasi oleh pengguna parkir yang lain, walaupun tidak ada petugas
keamanan dan pengawas.

2. Pengawasan Formal ( Resmi )

Pengawasn resmi yaitu pengawasan yang dilakukan oleh satuan keamanan serta
polisi dan petugas keamanan lainnya .Karena pengawasan ini bersifat formal maka
pada terapannya pun pengawasan ini lebih teratur dan teroganisir dengan baik
(Zehring, 2008).

Pengawasan resmi ini digunakan apabla natural surveillance dianggap kurang dapat
meberikan rasa aman atau digunakan sebagai metode pendukung (Rahadi dan
Hindarto, 2008). Metode pengawasan formal biasanya didukung oleh penggunaan
alat – alat seperti cctv, pengawasan elektronik, penempatan pos penjagaan serta
pengaturan patroli keamanan.

Sains Bangunan & Utilitas 2


6
Pengawasan yang ketat membeikan efek yang mengurangi rasa takut atau cemas
bila berada di lokasi tertentu. Dengan adanya pengawasan di suatu lokasi,
masyarakat yang berada dalam lingkungan tersebut dapat merasakan bahwa area
itu aman (Newman, 1963). Mereka tidak khawatir bila terjadi sesuatu tindak
kejahatan karena ada yang mengawasi gerak – gerik semua orang di lokasi tersebut
maupun pengunjungnya.

2.1.3 Pengawasan dan Kontrol

Bila dilihat dari pengertian pengawasan diatas, dapat diketahui bahwa pengawasan
merupakan salah satu faktor yang paling penting demi terwujudnya keamanan di sebuah gedung.
Pengawasan yang paling sering dilakukan adalah dengan membuat suatu kontrol di daerah
teritorial, terutama di daerah perbatasan antara publik dan privat.

Dapat disimpulkan dengan adanya kontrol di suatu area perbatasan publik dan privat
seseorang merasa lebih bisa mengendalikan diri agar tidak bertindak sembarangan. Karena
tindakan dan sikap kita akan di awasi oleh petugas yang bertugas mengawasi area tersebut. Petugas
keamanan, kamera pengintai, dan produk – produk lain yang memang berfungsi untuk
meningkatkan keamanan disuatu lokasi digolongkan sebagai tipe aktif. Dalam hal ini sistem
bekerja secara akif untuk memastikan bahwa lokasi tersebut terhindar dari segala tindakan yang
tidak bertanggung jawab.

2.2 Prinsip umum aman tindak kriminal terkait hubungan sekitarnya

2.2.1 Keamanan Tapak Terkait Hubungan Sekitarnya

a) Zona Lingkungan
Keamanan berbasis lingkungan meliputi; streetscape, public spaces, parking lots, dan
public facilities. Prinsip – prinsip/guidelines keamanan berbasis lingkungan.
 Streetcapes
Perlengkapan jalan (streetscape) merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan komponen lainnya dari sistem sirkulasi berupa jalur pejalan kakai

Sains Bangunan & Utilitas 2


7
(pedestrian), streetscape merupakan keadaan lingkungan di sepanjang jalan atau ruang
linear baik itu alami atau buatan yang bertujuan untuk mengakomodasi kenyamanan,
keamanan dari pengguna jalan (penunjang dalam konsep perencanaan jalur sirkulasi).

 Public Spaces
Public space sebaiknya terdapat Instalasi bangku atau tempat duduk sehingga
pejalan kaki dapat duduk dan mengamati kegiatan di jalan, trotoar, dan ruang
terbuka. Pada area dengan tingkat aktifitas dan visibiliats yang rendah, berikan
fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan sehingga banyak orang yang terlibat di
dalamnya dapat memberikan pengawasan di daerah tersebut dan juga
sebaliknya. Melakukan perancangan campuraan projek (mixed use) perumahan,
komersial, dan pembangunan lainnya sesuai dengan ijin setempat agar aktivitas
sepanjang waktu (round-the-clock street activity) dapat terpenuhi sehingga
pengawasan alami tetap ada.

 Site Access and Parking


- Jalan buntu (Dead End Road) dan sudut-sudut ruang hendaknya tidak
digunakan sebagai area parkir. Pemasangan cermin pada sudut-sudut gedung
parkir untuk memperjelas visibilitas pada titik-titik buta (blind spot).
Minimalkan jalur masuk dan keluar kendaraan, jalur yang sedikit akan lebih
mudah terawasi. Parking booth dan kantor security harus diposisikan di area
yang dapatmemonitori aktivitas pengguna/pengemudi. Dinding di gedung
parkir sebaiknya dicat dengan warna terang karena dapat meningkatkan
pencahayaan di dalam ruang
-
2.3 Komponen Sistem Keamanan Terhadap Tindak Kriminalitas Pada Bangunan

Penerapan sistem keamanan terhadap tindak kriminalitas dapat di terapkan pada suatu
bangunan yang dimana penerapan sistem keamanan dapat mencegah suatu peristiwa yang dapat
mengancam keamanan dan kenyamanan civitas di dalamnya antara lain komponen sederhana yang
sangat penting diperhatikan yaitu sistem keamanan pada pintu (door), sistem keamanan pada

Sains Bangunan & Utilitas 2


8
jendela (windows), security system (sistem keamanan yang meliputi CCTV dan Alarm), Lock &
Door Hardware

2.3.1 Sistem Kunci Pada Daun Pintu (Lock and Door Hardware System)

Semua pintu harus terbuat dari material ringan (debris mitigating material) seperti kaca
laminasi atau logam dan dapat dibuka pada arah ledakan. Kusen dan jangkar pintu (anchorage)
harus dapat menahan beban ledakan. Semua pintu tarik (roll down door) harus terbuat dari logam)
dan jangkar penahan pintu harus dapat menahan beban ledakan. Pemasangan lubang intip
(peephole) pada pintu untuk melihat orang yang hendak masuk.
Lock and door hardware atau sistem kunci pada daun pintu merupakan komponen yang
penting dalam pengamanan pencegahan tindak kriminalitas suatu bangunan, berikut ini merupakan
macam-macam sistem kunci :
a. Sistem kunci silinder (cylindrical lock) yang menggunakan sistem tuas atau knop
umumnya digunakan untuk mengamankan kantor atau gudang. Sistem pengamanan
dimana penguncian dilakukan dengan menekan atau memutar tombol pada salah
satu bagian dan membukanya dengan membalikkan tombol, memutar knop pintu
atau engan menggunakan kunci. Sistem penguncian ini hanya cocok diaplikasikan
pada ruangan/gedung dengan tingkat keamanan rendah

Gambar : Sistem Kunci Silinder (cylindrical lock)


Sumber : http://pusathandlekuncipintusolid.id/shop/model-kunci-pintu-rumah-tambahan/

b. Sistem kunci baut mati (deadbolt lock) yang umumnya digunakan untuk
mengamankan ruangan yang membutuhkan keamanan lebih. Sistem pengamanan
dimana membutuhkan kunci untuk mengunci dan membuka di kedua sisinya.

Sains Bangunan & Utilitas 2


9
Sistem penguncian ini hanya cocok diaplikasikan pada perumahan militer dengan
tingkat keamanan lebih.

Gambar : Sistem kunci baut mati (deadbolt lock)


Sumber : http://www.rekeyingmylocks.com/wp-content/uploads/2015/06/deadbolt-door-lock.jpg

c. Sistem kunci tanggam (mortise lock) disebut sedemikian karena sistem


pengguncinya tersimpan di tepi pintu. Sistem pengamanan dimana penguncian
dilakukan dengan memutar tombol pada salah satu bagian dan membukanya
dengan membalikkan tombol atau dengan menggunakan kunci. Sistem penguncian
ini hanya cocok diaplikasikan pada ruangan/gedung dengan tingkat keamanan
rendah.

Gambar : Sistem kunci tanggam (mortise lock)


Sumber : https://ecs7.tokopedia.net/img/product-1/2015/8/27/163824/163824_f169fbb4-b43d-
4d09-b1ca-0e8db9f9e6ac.jpg

d. Sistem kunci baut lepas (dropbolt lock) menggunakan sistem pengamanan yang
mirip dengan kunci baut mati (deadbolt lock) dan pada saat pengaplikasikan sering
digunakan sebagai sistem kunci tambahan. Sistem pengamanan dimana penguncian
terjadi ketika pin pengunci jatuh ke dalam lubang yang umumnya terletak pada
bagian atas atau bawah pintu. Sistem penguncian ini sangat sulit dipisahkan.

Sains Bangunan & Utilitas 2


10
Gambar : Sistem kunci baut lepas (dropbolt lock)
Sumber : https://www.elvessupply.com/assets/images/ProductImages/VEN14/500/VEN14-SD-
997A-DQ_large.jpg

e. Sistem kunci pelek silinder (rim cyclinder lock) menggunakan kombinasi sistem
kunci baut lepas dan pengait. Kelebihan sistem pengamanan ini adalah sekrup
tailpiece bisa disesuaikan dengan ketebalan pintu.

Gambar : Sistem kunci pelek silinder (rim cyclinder lock)


Sumber : http://www.instakey.com/wp-content/uploads/RimCylinder.png

f. Sistem kunci kombinasi tombol (push button mechanical combination lock)


mengunci dengan menekan kombinasi angka 1-Sistem penguncian ini hanya cocok
diaplikasikan pada ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh pihak yang tidak
berwenang. Sistem pengamanan ini biasanya digunakan untuk mengontrol akses
dan umumnya perlu didukung oleh sistem kunci tambahan.

Sains Bangunan & Utilitas 2


11
Gambar : Sistem kunci kombinasi tombol (push button mechanical combination lock
Sumber : http://img.ebyrcdn.net/195735-381190-800.jpg

2.3.2 Sistem Keamanan berbasis Teknologi

Security sistem merupakan istilah kata dari sistem keamanan. Pada umumnya pemberian
sistem keamanan terhadap bangunan merupakan standarisasi yang harus diterapkan sebagai
fasilitas keamanan dan kenyamanan bagi pemilik bangunan. Dalam pemenuhan kebutuhan
keamanan terhadap bangunan, pemilik bangunan biasanya telah mengintregasikan security
system pada bangunannya dengan mengunakan alat – alat kontrol berbasis teknologi, yang
berupa Visitor Management

System (VMS), Access Control, CCTV, Alarm System, Metal Detector, X – Ray, dll.
Dengan sistem keamanan yang terintegrasi akan sangat membantu dalam meminimalisir
sebuah masalah sistem keamanan dalam gedung/ruangan dari bahaya adanya orang lain yang
masuk tanpa seizin pemilik.

a. CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat kamera video digital
yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat
tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat memantau situasi dan kondisi tempat
tertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai
bukti tindak kejahatan yang telah terjadi. Pada umumnya CCTV seringkali digunakan

Sains Bangunan & Utilitas 2


12
untuk mengawasi area publik seperti : Bank, Hotel, Bandara Udara, Gudang Militer,
Pabrik maupun Pergudangan.

Gambar 2.1. CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2
009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Pada sistem konvensional dengan VCR (Video Cassete Recorder), awalnya


gambar dari kamera CCTV hanya dikirim melalui kabel ke sebuah ruang monitor tertentu
dan dibutuhkan pengawasan secara langsung oleh operator/petugas keamanan dengan
resolusi gambar yang masih rendah yaitu 1 image per 12,8 seconds. Namun seiring
dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti saat ini, banyak kamera
CCTV yang telah menggunakan sistem teknologi yang modern. Sistem kamera CCTV
digital saat ini dapat dioperasikan maupun dikontrol melalui Personal Computer atau
Telephone genggam, serta dapat dimonitor dari mana saja dan kapan saja selama ada
komunikasi dengan internet maupun akses GPRS.

Adapun jenis-jenis camera CCTV :

1. Box Kamera CCTV


Jenis kamera ini baik untuk digunakan untuk pengamatan jarak jauh dan ditempatkan pada
bidang vertikl. Untuk keadaan dimana cahaya yang minim tidak terlalu menjadi
pertimbangan. Bila kamera ini dipasang masih dalam jangkauan tangan, lebih baik

Sains Bangunan & Utilitas 2


13
ditembahkan tempat untuk pelindung kamera tersebut. Kamera jenis ini dapat digabungkan
dengan alat tambahan yang mendukung teknologi infra merah dengan (lensa kamera CCTV
yang digunakan juga harus sensitif terhadap sinar infra merah).

Gambar . Box Kamera CCTV

2. Dome Kamera CCTV


Dome kamera ini lensa CCTVnya dilindungi oleh kubah, karenanya jenis kamera ini sulit
rusak. Pemasangan model dome relatif lebih mudah. Orang sulit menebak arah darii
kamera karena posisi kamera tertutupi kubah.

Gambar . Dome Kamera CCTV

3. Infra Red Kamera CCTV


Infra red kamera ini baik untuk digunakan di tempat yang relatif gelap. Untuk jauhnya
jangkaun yang ditangkap tegntung dari kapasitas pencahayaan yang dimiliki, yaitu LED
yang dimiliki.

Gambar Infra Red Kamaera CCTV

Sains Bangunan & Utilitas 2


14
4. Wireless CCTV Kamera
Dikenal dengan IP Kamera, terdiri dari berbagai macam dan ukuran. Ada yang
menggunakan baterai dan tidak. Terkoneksi secara langsung dengan internet, sehingga
anda dapat melihat secara realtime yang anda awasi. Dapat diakses melalui HP yang
mendukung untuk livestream CCTV tersebut.

Gambar Wireless Kamera CCTV

5. Bullet Kamera CCTV


Kamera ini cocok digunakan untuk pengamatan CCTV jarak pendek dan menengah. CCTV
ini memiliki jenis kamera yang terbatas, sehingga mempengaruhi kualitas gambar yang
dihasilkan.

Gambar Bullet Kamera CCTV

6. Convert CCTV Kamera


Kamera CCTV ini dimaksudkan untuk penggunaan yng tersembunyi agar orang-orang
tidak menyadari dengan keberadaan kamera ini.

Gambar Convert CCTV

Sains Bangunan & Utilitas 2


15
b. Komponen-komponen CCTV

1. Kamera dan Lensa


Kamera berfungsi dalam menangkap dan mengambil gambar dan mengubahnya menjadi
sinyal listrik .Kamera dan lensa pada CCTV dapat dibedakan berdasarkan jenis output,
lokasi penempatan, waktu penggunaan, mekanisme control, dan resolusi.

Gambar : Lensa CCTV


Sumber : https://www.gsicctv.co.id/wp-
content/uploads/2017/09/jMTouveRGJ_thumnaillensacctvjpg.jpg

Kamera CCTV berdasarkan Image Sensor

Teknologi CCD pada umumnya dalam aplikasi CCTV meliputi :

• MOS

• Interline transfer

• Frame transfer
Kamera dengan teknologi MOS (Metal Oxide Semiconductor) akhir-akhir ini
sensitivitas dan resolusi aplikasi rendah. Fungsi kamera ini sangat memuaskan dalam
terang, menerangi. Bayangan – bayangan menyebabkan permasalahan untuk kamera MOS,
hilangnya detail gambar dalam area yang lebih gelap. Teknologi MOS mempunyai
resistansi pada panjang gelombang infra merah, kamera mampumenghasilkan gambar
tajam.

Sains Bangunan & Utilitas 2


16
Kamera CCD interline transfer menggunakan pengembangan MOS. Piksel gambar
disusun dalam kolom dan baris, masing – masing dipisahkan oleh ruang kecil. CCD
menggunakan ruang ini untuk memindahkan muatan dari penginderaan piksel
sebenarnya ke area penyimpan. Tidak sebagaimana halnya kamera MOS akhir yang
rendah, kamera interline transfer CCD memiliki sensitivitas inframerah yang dapat
ditingkatkan dengan menambahkan filter.

2.Pengkabelan dan Adaptor

 BNC (Bayonet Neill Concelman) connector adalah tipe konektor RF yang pada
umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera
CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.

Gambar : Konektor BNC


Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b9/BNC_connector_50_ohm_male.jpg/1200px-
BNC_connector_50_ohm_male.jpg

 Kabel Coaxial merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan
sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapatipe kabel coaxial yaitu :
RG-59, RG-6 dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak
maksimum yang direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut.

Sains Bangunan & Utilitas 2


17
Tabel Rekmendasi untuk pemasangan kabel coxial
Panjang
Tipe Loss
Impedansi Maximum Diameter
Kabel ( dB per 100 feet
(Ohm) Instalasi Menurut Kabel
Coaxial ) @ 5 Mhz
Rekomendasi
RG-59/IJ 75 0,726 dB 750 feet 0,25”
RG-6/IJ 75 0,500 dB 1000 feet 0,28”
RG-11/IJ 75 <0,500 dB 1500 feet 0,405”

Gambar : Kabel Coaxial


Sumber : http://sklep.rms.pl/img/imagecache/4001-
5000/600x398_product_media_40015000_kabel_coaxial_rca_rca_br_12455.jpg

 Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk memasang
konektor BNC pada kabel coaxial.

Sains Bangunan & Utilitas 2


18
Gambar : Tang Krimping
Sumber : https://www.jakartanotebook.com/upload/images/tang-crimping-11.jpg

 Conektor RJ-45 yaitu digunakan untuk conektor kabel jaringan dari kamera cctv ke
computer untuk membentuk suatu jaringan dimana dalam hal ini hanya berlaku pada
system CCTV berbasis internet.

Gambar : Konektor RJ-45


Sumber : http://aakarperiwal.com/wp-content/uploads/2015/09/konektor_utp.jpg

 Kabel UTP yaitu kabel yang digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45, dimana
hanya digunakan pada system CCTV berbasis internet yang dapat dipantau langsung
melalui jaringan internet dimana saja dan kappa saja.

Gambar : Kabel UTP


Sumber : http://www.napad.pl/data/katalog/produkty/duze/Kabel-UTP-vcom-zoom-1500.jpg

Sains Bangunan & Utilitas 2


19
 Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke adaptor atau
power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yangdigunakan adalah NYA
(2×1,5mm) maupun NYM (3×2,5mm). Instalasi kabel power ini sebaiknya juga
menggunakan pipa high impact conduit

Gambar : Kabel Power


Sumber : http://cctvglodok.com/productimages/0/7/64107/kabel-cctv-power-dcbcn-to-bnc-5-meter-205-zoom-1.jpg

 Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai tegangan kerja ke
kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun
adapula yang menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini
tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.

Gambar : Adaptor CCTV


Sumber : http://i.ebayimg.com/images/i/271248419458-0-1/s-l1000.jpg

Sains Bangunan & Utilitas 2


20
 Monitor
Monitor berfungsi mendisplaykan atau menampilkan hasil penangkapan gambar dari
kamera yang berbentuk sinyal listrik menjadi bentuk citra gambar sesuai dengan
gambar secara live maupun playback.

 Multiplexer
Multiplexer berfungsi mengatur tampilan dan perekaman gambar dari kamera ke
monitor dan VCR.

 Digital Video Recorder


DVR memiliki kemampuan sebagai multiplexer dan VCR, namun berbasis teknologi
digital computer. DVR dibuat khusus merekam dengan Hardisk sebangai media
penyimpanan. Berikut adalah keunggulan dari DVR,yakni sbb :
- Kualitas gambar dengan Resolusi T640x480High
- Penyimpanan besar dan lama (Hardisk)
- Back Up ke CD ROM / computer
- Koneksi dengan INTERNET
- Jadwal rekam di atur Otomatis
- Controller kamera yang dapat di gerakkan
- Sedikit perawatan.

Pada umumnya digital video recorder terdapat dua jenis yaitu sebagai berikut :

 Stand Alone
o Merupakan alat perekaman yang mengatur pembagian tampilan di monitor.
Tidak memerlukan tambahan PC dan instalasi software khusus, namun lama dan
besar penyimpanan terbatas pada slot hardisk dan tidak tersambung dengan
internet.

Sains Bangunan & Utilitas 2


21
Gambar 2.20. Video Rekorder
Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/ mengenal-cctv-closed-circuit-television/

 DVD Card
DVD Card berfungsi sebagai penghubung antara PC dan CCTV. Memiliki fungsi
ebagai alat perekam, pengatur tampilan, alat penggerak kamera PTZ, dan remote
View sytem melalui jaringan LAN, dan MAN.

c. Sistem Penempatan CCTV


Berikut adalah tata cara dalam penempatan cctv yang baik pada suatu bangunan,yakni
sebagai berikut :

1. Kondisi Cahaya

Baik tidaknya gambar yang ditangkap oleh kamera juga ada pengaruhnya dengan
pencahayaan,oleh karena itu penempatan posisi kamera sebaiknya disesuaikan dengan
kemampuan kamera terhadap besarnya intensitas cahaya. Misalnya Jangan menempatkan
atau mengarahkan kamera persis dengan sumber cahaya, karena gambar akan tidak
sempurna bisa saja menjadi silau, seperti saat kamera diberi atau ditempatkan pada posisi
sinar yang terlalu terang.
2. Hindari Pemasangan Kamera dengan Posisi Berhadapan, Terutama Kamera yang
Menggunakan Infra-merah.

3. Tempatkan Kamera yang Dilengkapi dengan Infra-merah yang Cukup pada Ruangan
Gelap. Penempatan kamera yang dilengkapi dengan infra-merah yang cukup pada
ruangan gelap ,dikarenakan supaya pencahayaan pada saat tidak ada cahaya luar sinar

Sains Bangunan & Utilitas 2


22
infra merah dapat menggantikan pencahayaan,serta kamera dapat mengcapture gambar
ideo dengan sempurna ,atau gunakan fitur camera B/W (black-white).

4. Untuk Kamera yang Menggunakan Kabel Sebaiknya Jangan Terlalu Jauh dari DVR.
Untuk kamera yang menggunakan kabel sebaiknya jangan terlalu jauh dari DVR untuk
menghasilkan gambar yang sempurna dan mengurangi noise gambar video, untuk jarak
yang jauh sebaiknya gunakan kabel coaxial dengan lose sinyal rendah, jauhakan posisi
kabel dari peralatan penghasil induksi jangan digandengkan dan di ikat dengan kabel
instalasi listrik PLN demi menghindari pengaruh dari luar elektromagnetik.

5. Sebagai Pemantauan Lokasi.

Jika tujuannya untuk memantau lokasi, kamera dapat dipasang setinggi plafon ruangan
dan ditempatkan di sudut ruangan. Jika tujuan memasang kamera untuk dapat melihat
jelas wajah seseorang,maka kamera harus dipasang setinggi wajah orang ( ukuran tinggi
rata-rata orang Indonesia kurang lebih 165 cm ) atau maksimal 200 cm.

6. Penentuan sudut pandangan kamera yang sesuai dengan kebutuhan.

Penentuan sudut dalam pemasangan cctv ini sangat mempengaruhi kejelasan atau
keakuratan gambar yang dapat di ambil sebab dengan pengambilan gambar yang tepat
dengan penenuan sudut yang pas seluruh areal atau ruang lingkup daerah yang diawasi
oleh cctv tersebut.

7. Penentuan jarak antara kamera dengan objek yang diamati harus tepat.
8. Menentukan tata letak dan karakteristik daerah yang diawasi.
 Menentukan Jalur Kabel ( Lay –Out Kabel )
Bila kabel CCTV ingin tidak terlihat, maka penempatan kabel pada ruangan lebih baik
ditempatkan pada atas plafond atau selling, sehingga membuat penampilan pada ruangan
terkesan rapi. Sedangkan kabel yang telah dipaku pada tembok lebih baik menggunakan

Sains Bangunan & Utilitas 2


23
klem kabel, agar tersamar dengan tembok. Pada pemberian klem kabel diusahakan kabel
dicat dengan warna yang serupa dengan cat tembok.

Gambar 2.22. Penempatan Kabel CCTV Pada Plafond atau Celling


Sumber : http://google.com/penempatan-kabel-cctv.html/

 Menentukan Penempatan Monitor

Penempatan monitor ditaruh pada ruag dalam yang sifatya lebih privasi.Penempatan
pada ruang privat ,agar personil keamanan dapat dengan secara leluasa atau tidak adanya
gangguan – gangguan dalam memantau kegiatan – kegiatan yang telah direkam oleh
kamera cctv.

 Menentukan Penempatan DVR ( Digital Video Recorder )

Penempatan DVR ( Digita Video Recorder) ,lebih baik ditempatkan bersebelahan pada
monitor.Penempatan DVR ( Digital Video Recorder ) pada ruang privat agar tidak
terjadinya sabotase terhadap alat perekam itu sendiri (DVR),karena DVR sendiri
berfungsi dalam merekam kejadian – kejadian yang telah direkam oleh kamera cctv.

d. Sistem Kerja Operasional CCTV

Pada dasarnya, sebuah jaringan CCTV terdiri dari jaringan kamera yang
terhubung ke perangkat pengumpul atau sering disebut dengan matrix switcher yang
kemudian di tampilkan pada layar Televisi. Perangkat Matrix Switcher ini lah yang
mengumpulkan tangkapan video dari kamera-kamera tersebut dan menampilkannya di

Sains Bangunan & Utilitas 2


24
layar televisi sesuai dengan tampilan yang diinginkan. Peralatan tambahan sangat
mungkin untuk ditambahkan, yaitu perangkat perekam baik berupa data analog melalui
Tape recorder maupun perangkat digital yang sering disebut dengan DVR (Digital Video
recorder).

Untuk kamera dengan fasilitas PTZ (Pan Tilt Zoom), yaitu perangkat pengontrol
pergerakan kamera berputar ke kiri dan ke kanan atau pan, mendonggak ke atas
menunduk ke bawah atau tilt serta memperbesar dan memperkecil objek atau Zoom,
biasanya ditambahkan dengan perangkat pengontrol yang sering disebut dengan control
joystick. Namun saat ini banyak juga kamera yang belum menggunakan perangkat
pengontrol ini atau sering disebut dengan fixed camera.

Gambar : Cara Kerja CCTV


Sumber :
http://blog.griyatekno.com/?p=40

Umumnya perangkat kamera masih menggunakan teknologi analog, dan distribusikan


pada jaringan analog atau coaxial. Namun kini kamera analog sudah dikombinasi dengan
video encoder terpasang, sehingga bisa ditransmisikan secara digital seperti melalui
kabel Ethernet. Atau terkadang kamera analog dikombinasikan dengan perangkat
encoder yang terpisah.

Sains Bangunan & Utilitas 2


25
Kelebihan dan Kekurangan CCTV

Tidak hanya memiliki kelebihan yang baik dalam pengaplikasiannya pada bangunan
,Cctv juga memiliki kelemahan tersendiri dalam proses kerjanya.Beikut adalah
rangkuman tabel yang berisikan kelebihan dan kelemahan cctv dalam proses
kerjanya,yakni sebagai berikut :

Kelebihan CCTV
- Sebagai sistem alat pemantauan kegiatan harian

- Pengawasan berupa aset,harta benda dan produk

- Keamanan lebih terjamin

- Dapat melihat gerak - gerik orang yang berada diruang / tempat diawasi
- Menjadi bahan bukti seandainya terjadi kejahatan
- Sebagai faktor pencegahan teradinya tindakan kriminalitas
- Dapat menampilkan banyak kamera secara bersamaan

Kekurangan CCTV

- Bentuknya membuat cepat dikenali orang sebagai kamera pengawas.

- Menindihan data lama.


- Kamera dihidupkan menggunakan listrik sehingga adanya peningkatan
biaya bulanan

2.3.3 Alarm System

a. Pengertian Alarm System

Alarm secara umum dapat di definisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan.
Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan
ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun
ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk
memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada
jaringan.

Sains Bangunan & Utilitas 2


26
Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.

Gambar : jenis-jenis Alarm Keamanan


Sumber : http://smartsolutionserbia.com/286-200-thickbox/door-bell-push-button-switch-with-indication-10ax-
250v.jpg

Alarm pengaman atau alarm keamanan adalah alarm elektronik yang dirancang untuk
memperingatkan terhadap suatu bahaya tertentu . Sensornya terhubung dengan suatu unit
pengendali melalui perkabelan bertegangan rendah atau sinyal berfrekuensi radio sempit yang
digunakan untuk berinteraksi dengan peranti respons.Sensor keamanan yang paling umum
digunakan adalah untuk menandai dibukanya suatu pintu atau jendela atau mendeteksi gerakan
melalui sensor infrared pasif (passive infrared sensor, PIR sensor). Instalasi alarm pengaman
pada bangunan baru umumnya diterapkan secara terpatri karena lebih ekonomis, sedangkan
instalasi untuk perbaikan (retrofit) sering menggunakan sistem nirkabel agar lebih cepat
dipasang.

b. Komponen – Komponen Alarm System


Saat ini penggunaan alarm system tidak hanya untuk gedung / bangunan komersial, tetapi
telah digunakan secara meluas untuk bangunan residensial. Alarm rumah digunakan untuk
melindungi penghuni sekaligus harta benda yang terdapat di dalamnya. Sebagai sebuah security
system, alarm digunakan untuk memberikan alert / peringatan akan adanya potensial bahaya

Sains Bangunan & Utilitas 2


27
umumnya berupa peringatan adanya intruder (orang yang memasuki suatu properti tanpa seijin
pemiliknya).Sebuah alarm system yang lengkap terdiri dari beberapa bagian, yakni :

- Main Panel: pengendali utama yang merupakan otak dari sebuah alarm system.
- Keypad: alat yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan alarm system.
- Sensor: alat yang digunakan untuk mendeteksi intruder.
- Audio Visual Alert: alat yang digunakan memberikan alert adanya intruder secara lokal
menggunakan suara (siren) / cahaya (strobe).
- Remote Alert: alat yang digunakan memberikan alert adanya intruder kepada remote user
melalui telpon, sms, email.

c. Sistem Pemasangan dan Penempatan Alarm System

Dalam pemasangan alarm system ada tiga area yang umum dalam kebutuhan pengamanan
ini dapat ditentukan setelah memahami bagian mana saja yang perlu untuk dilindungi. Secara
umum terdapat tiga tingkatan area / bagian bangunan yang perlu dilindungi :

- Site Perimeter : Area yang langsung berbatasan dengan ruang publik. Jenis sensor yang
umumnya digunakan pada area ini adalah Photo Beam dan Magnetic Contact
- Building Perimeter : Perbatasan antara indoor dan outdoor area. Pada area ini bagian
yang umumnya dilindungi adalah bukaan seperti pintu dan jendela. Sensor yang
digunakan pada area ini adalah Magnetic
Contact, Motion Sensor, dan juga Photo Beam
- Indoor Area : area bagian dalam gedung / rumah. Sensor yang umumnya digunakan pada
area ini adalah Magnetic Contact dan Motion Sensor.

System kerja alarm system ini sama dengan cara kerja system alarm pada mobil.Pada system
alarm terdapat dua status utama alarm, yaitu alarm aktif dan alarm tidak aktif.Bila penghuni akan
meninggalkan rumah bisa mengaktifkan alarm rumah terlebih dahulu, dan bila penghuni ingin
masuk rumah maka alarm dinonaktifkan terlebih dahulu. Untuk mengaktifkan alarm dan
menonaktifkan alarm bisa menggunakan remote yg tersedia atau jika misalnya prnghuni sudah
pergi jauh dan lupa maengaktifkan alarm, maka untuk mengkatifkan alarm bisa melaui sms.

Sains Bangunan & Utilitas 2


28
Ketika alarm system rumah dalam keadaan aktif, maka jika ada pencuri yang masuk melalui
salah satu pintu atau jendela yang telah dipasang sensor, maka sensor tersebut akan mengirim
sinyal ke panel utama atau host bahwa telah terjadi intruder atau gangguan, maka host akan
otomatis menyalakan sirine (bisa diseting untuk tidak dinyalakan sirine), setelah itu host akan
mengirim sms ke nomor gsm pemilik rumah yg sudah diseting sebelumnya,yang isinya
memberikan informasi bahwa terjadi gangguan atau ada pencuri masuk lewat pintu tertentu. Jika
pencuri masuk tidak melalui pintu, maka bisa juga diketahui melalui alat sensor lainnya seperti
sensor PIR (sensor gerak) yg telah dipasang dilokasi tertentu, dimana jika ada pergerakan di
dalam rumah, padahal harusnya rumah dalam keadaan kosong maka sensor PIR akan
memberikan sinyal ke host bahwa telah terjadi gangguan, dan host otomatis juga akan
menyalakan alarm dan mengirim sms ke pemilik rumah.

Sains Bangunan & Utilitas 2


29
BAB III

TINJAUAN OBJEK

FAVE HOTEL KUTA KARTIKA PLAZA

3.1 Identitas Objek

Nama bangunan : Fave Hotel Kuta Kartika Hotel

Fungsi Bangunan : Hotel

Lokasi dan alamat bangunan : Jalan Kartika Plaza No. 45X, Kuta - Bali, Kuta, Badung, Bali,
Indonesia, 80361

Tahun di resmikan : 2016

Pemilik : Bapak Dewa Ananta Wijaya & Aston Group

Narasumber : Bapak Dewa Ananta Wijaya

Sains Bangunan & Utilitas 2


30
Deskripsi : Bangunan Fave Hotel Kuta Kartika Plaza difungsikan sebagai
sarana penginapan wisatawan atau masyarakat umum dengan
memberikan fasilitas jasa penginapan, pelayanan barang bawaan,
pelayanan makanan dan minuman, penggunaan fasilitas perabot dan
hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta jasa pencucian pakaian.
Bangunan ini memiliki 6 lantai dimana lantai 1 difungsikan sebagai
parking area serta lantai 2 difungsikan sebagai lobby,restaurant,
room, lantai 3-5 digunakan sebagai room, dan lantai 6 difungsikan
sebagai rooftop

Sains Bangunan & Utilitas 2


31
3.2 Peta Lokasi

Gambar : Peta Pulau Bali


Sumber : Google Map

Gambar : Peta Lokasi


Sumber : Google Map

Sains Bangunan & Utilitas 2


32
BAB IV

PEMBAHASAN OBJEK

4.1 Sistem Keamanan pada Fave Hotel Kuta Kartika Plaza


Sistem ini adalah sistem pengamanan bangunan dari tindak kriminal dengan
mempekerjakan manusia sebagai Satpam (Satuan Pengamanan) yang bertugas untuk menjaga
keadaan bangunan agar selalu aman. Satpam biasanya berjaga di main entrance, side entrance,
pintu masuk bangunan serta tempat-tempat lain yang rawan terhadap tindak kriminal.
Petugas satpam/ Satuan Pengamanan Fave Hotel pada enterance melakukan pengecekan
mobil visitors dengan menggunakan alat director berupa cermin berfungsi sebagai sepionase
bawah mobil dan juga membuka bagasi mobil untuk pengamanan dalam mobil/melihat barang
bawaan visitors, pengecekan tersebut dilakukan oleh 2 security. Selain detector, petugas juga
dilengkapi system komunikasi berupa Walkietalkie / HT sebagai alat bantu untuk saling
berkoordinasi dari jarak jauh dalam menjaga keamanan gedung Fave Hotel
Pada Fave Hotel terdapat 2 post penjagaan, jumlah security hotel 6 orang, rolling
pengawasan kerja security setiap 1 jam, sistem 24 jam penjagaan

Gambar : Area security check


Sumber : Dokumentasi pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 2


33
Gambar : Proses pengecekan kendaraan visitors oleh petugas
Sumber : Dokumentasi pribadi

4.2 Keamanan Fave Hotel Kuta Kartika Plaza terkait Lingkungan Sekitarnya

4.1.2 Zona Lingkungan


Terdapat Screetcapes yang merupakan trotoar sebagai penunjang sirkulasi pejalan kaki
(pedestrian), analisa public spaces pada lingkungan Fave Hotel Kuta Kartika Plaza ini termasuk
aktifitas dan visibilitas tinggi yang dimana keadaan lingkungannya padat atau ramai jadi keadaan
tersebut dimanfaatkan dengan memberikan fasilitas yang hanya melibatkan beberapa orang saja
sehingga pengawasan dapat terkontrol contohnya terdapat sebuah ATM pada sekitar bangunan.
Analisa perancangan campuran projek (mixed use) menurut kami sudah di terapkan yang dimana
pada lingkungan sekitar hotel terdapat sebuah mini market yang beroperasi 24 jam dimana (round-
the-clock street activity) dapat terpenuhi sehingga pengawasan alami tetap ada.

Sains Bangunan & Utilitas 2


34
Gambar : Mini market 24 jam
Sumber : Google Map

Gambar : Terdapat ATM pada area lingkungan hotel


Sumber : Dokumentasi pribadi

Site Access dan Parking pada Fave Hotel Kartika Plaza sudah dalam sesuai standard
pengamanan dimana pada area parkir tedapat cermin-cermin pada setiap sudut mati untuk
memperjelas visibilitas pada titik-titik buta (blind spot),

Sains Bangunan & Utilitas 2


35
Gambar : terdapat cermin pada sudut mati parkir
Sumber : Dokumentasi pribadi

serta parking booth dan post security pada Fave Hotel memiliki posisi satu area dengan area
parkirnya yaitu pada basement sehingga petugas security lebih mudah mengawasi parkir sehingga
tidak terjadi kriminalitas maupun kehilangan barang-barang pada kendaraan

Gambar : Parkir basement Fave hotel


Sumber : Dokumentasi pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 2


36
Gambar : Post security Fave Hotel
Sumber : Dokumentasi pribadi

4.3 CCTV (Closed Circuit Television) Security Pada Fave Hotel


CCTV (Closed Circuit Television) adalah perangkat digital (camera) yang difungsikan
untuk memantau dan mengawasi serta merekam suatu keadaan/ kegiatan pada satu ataupun
beberapa tempat. CCTV pada dasarnya digunakan untuk kebutuhan akan keamanan atau
informasi terhadap suatu keadaan/ kegiatan dalam suatu wilayah, ruangan, dan tempat-tempat
yang diinginkan. Pada Fave Hotel terdapat 32 CCTV (Saat ini dan kemungkinan besar akan
ditambah) yang tersebar di berbagai area sepertikoridor, lobby, rooftop, lift dan area lainnya.
Semua CCTV tersebut terhubung ke layar monitor yang ada di ruang control dimana di ruang
control memiliki sistem rolling pengawas setiap 1 jam dan diawasi selama 24 jam.

4.3.1 Jenis Camera CCTV Pada Fave Hotel Kuta

Jenis CCTV yang digunakan atau diaplikasikan di setiap area di Fave Hotel yaitu
berjenis Dome CCTV. Dome kamera ini lensa CCTVnya dilindungi oleh kubah, karenanya
jenis kamera ini sulit rusak dan tahan akan cuaca sehingga juga ditempatkan di area outdor
hotel. Pemasangan model dome relatif lebih mudah. Orang sulit menebak arah darii kamera
karena posisi kamera tertutupi kubah.

Sains Bangunan & Utilitas 2


37
Gambar . Dome Kamera CCTV

Penempatan CCTV di Fave Hotel Kuta

Gambar : CCTV dalam Lift Gambar : Penempatan CCTV di


Persimpangan Koridor
Sumber : Dokumentasi pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Penempatan CCTV di area Resto Penempatan CCTV di Area Lobby

Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 2


38
Setelah penggunaan CCTV terdapat Monitor CCTV Pada Fave Hotel Kuta Kartika Plaza
Merupakan alat yang digunakan untuk menampilkan gambar yang sudah terekam oleh kamera.
Semua kamera cctv dikontrol dari ruangan monitoring yang bertempat pada area post security ,
sehingga pada saat ada tindak kriminal satpam bisa langsung menindak lanjuti tindak kriminal
tersebut. Pada Fave Hotel penempatan ruang monitoring CCTV terdapat pada lantai 1 basement
parkir disana tersedia 2 monitor pengontrol CCTV

Gambar : Ruang monitoring CCTV


Sumber : Dokumentasi pribadi

4.3.2 Sistem Alarm Bangunan Fave Hotel Kuta


Sistem alarm pada bangunan dimaksudkan untuk memberikan peringatan dini pada penghuni
bangunan berkaitan dengan hal-hal yang terjadi pada bangunan seperti kebakaran, getaran gempa
(vulkanik atau tektonik), bahaya tsunami, , keamanan dan kekuatan elemen struktur. Sistem alarm
ini dapat pula diintegrasikan atau dipisahkan dengan sistem alarm yang menyangkut keamanan
dan kenyamanan penghuninya, seperti ancaman pencurian dan perampokan, teror dan aksi
kejahatan lainnya.
Penggunaan sistem alarm pada bangunan ini tentunya tidak terbatas hanya pada bangunan
gedung/rumah, tapi juga bangunan yang menyangkut infrastruktur transportasi seperti jembatan,
dan bangunaan infrastruktur keairan seperti dam, bendungan, tandon dan sebagainya.
Secara umum, sistem alarm terdiri atas 3 unsur yaitu unsur detektor, unsur sinyal tanda
bahaya, dan unsur pengendali. Unsur detektor adalah piranti yang dapat mendeteksi beberapa
isyarat dan tanda yang berkaitan dengan fenomena yang dideteksi. Misalkan detektor untuk bahaya

Sains Bangunan & Utilitas 2


39
kebakaran akan mendeteksi munculnya asap atau panas yang berlebihan dalam ruangan, atau
detektor getaran gempa akan mendeteksi simpangan bangunan yang berlebihan akibat getaran
gempa. Informasi dan peringatan dini yang telah disampaikan sistem alarm ini diharapkan dapat
memberikan reaksi bagi alat pengendali untuk bekerja secara otomatis atau memberitahu penghuni
bangunan untuk mengaktifkan alat pengendali atau menyelamatkan diri atau meningkatkan
kewaspadaan.
Sistem alarm pada bangunan gedung, terutama bangunan-bangunan publik seperti
perkantoran, mall/supermarket, hotel, apartemen, gedung sekolah/kuliah dan sebagainya,
umumnya memasang sistem alarm untuk kebakaran, sistem alarm keamanan. Sedangkan sistem
alaram untuk getaran gempa umumnya dipasang pada bangunan gedung bertingkat tinggi, dan
sistem alarm bahaya banjir biasanya dipasang pada bangunan-bangunan yang rawan terjadinya
genangan banjir.
Pada sistem alarm bahaya kebakaran, apabila detektor asap dan panas yang berlebih ini
memberikan sinyal yang akan diterima oleh panel induk pada ruang pengendali, dan seketika panel
pengendali akan memberikan peringatan berupa lampu nyala tertentu disertai dengan bunyi sirine
atau alarm, dan secara otomatis akan menyalakan sprinkle yang akan menyemprotkan air di
ruangan yang timpul asap atau panas yang berlebihan. Tentunya dengan peringatan dini ini
penghuni dan petugas pengaman bangunan gedung akan segera melakukan upaya pemadaman
kebakaran dengan peralatan pemadam kebaran yang sudah terintegrasi dengan bangunan gedung
pada lokasi timbulnya api. Bahkan ada pula sistem alarm kebakaran yang sudah terhubung dengan
sistem alarm pada dinas pemadam kebakaran pada suatu kota. Sehingga, apabila terjadi kebakaran
pada bangunan gedung tersebut maka tim pemadam kebakaran langsung meluncur ke lokasi.
Sedangkan detektor yang digunakan pada sistem alarm terhadap terjadinya bahaya gempa adalah
detektor perpindahan atau simpangan yang ditempatkan pada beberapa titik sepanjang tinggi
gedung. Apabila terjadi getaran gempa, maka bangunan akan ikut bergetar. Getaran (simpangan)
bangunan gedung ini akan bergantung pada besar kecilnya getaran gempa. Getaran/simpangan
bangunan ini pada setiap bangunan gedung sudah dibatasi sesuai dengan persyaratan bangunan
dan ketinggian bangunan. Bila getaran/simpangan telah mencapai batas untuk evakuasi, maka
alarm akan berbunyi dan proses evakuasi harus segera dilakukan.
Pada sistem alarm untuk pengamanan dari bahaya kejahatan, detektor sistem keamanan
(security system) yang digunakan berupa detektor model sensor yaitu sensor ultrasonik, sensor

Sains Bangunan & Utilitas 2


40
gelombang mikro, sensor infra merah dan sensor suara suara. Masing-masing jenis sensor
mempunyai keunggulan. Prinsipnya apabila ada benda bergerak, maka akan terjadi perubahan
panjang gelombang yang dipancarkan. Sensor ultrasonik dan gelombang mikro termasuk dalam
kategori sensor aktif, dibandingkan sensor infra merah yang hanya menangkap gelombang infra
merah yang dihasilkan oleh tubuh manusia atau benda-benda panas yang mempunyai radiasi infra
merah dan dapat dipasang sampai jarak 30 m.
Pada Fave Hotel juga menggunakan semua sistem tersebut yang terpasang di semua area hotel
guna mengantisipasi kejadian yang tidak terduga, semua kamar dan area lainnya yang terpasang
alarm ini dimonitor langsung di ruang control sehingga dapat dilakukan penanganan segera jika
terjadi kebakaran atau yang lainnya. Berikut penempatan sistem alarm pada area Fave Hotel :

Alarm Kebakaran Inframerah


Sumber : Dokumen Pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 2


41
Gambar Monitor Alarm Inframerah
Sumber: Dokumen Pribadi

4.3.3 Lock And Door Hardware Fave Hotel Kuta


Lock and door hardware atau sistem kunci pada daun pintu merupakan komponen yang
penting dalam pengamanan pencegahan tindak kriminalitas suatu bangunan. Untuk sistem
pengamanan daun pintu pada Fave Hotel menggunakan sistem Card yaitu dengan menempelkan
kartu pada bagian gerendel sehingga kunci pintu dapat di buka, sistem ini trmasuk yang paling
canggih dan modern serta menjadi standar hotel modern.

Sains Bangunan & Utilitas 2


42
Gambar Sistem Pengamanan Daun Pintu Dengan Sistem Kartu
Sumber: Dokumen Pribadi

4.4 Prinsip Khusus Keamanan pada Fave Hotel Kuta

Berikut ini merupakan beberapa hal penting terkait keamanan dan keselamatan pada

bangunan Fave Hotel Kuta :

4.4.1 Garis Pandang dan Ruang-Ruang Tersembunyi

Garis pandang yang bersih akan mempermudah pengawasan, pandangan sebaiknya tidak

terhalang oleh koridor, lobby dan area umum lainnya. Sehingga menghindari terciptanya

ruang-ruang tersembunyi. Poin-poin di bawah ini diterapkan pada bangunan Fave Hotel

sehubungan dengan garis pandang dan ruang tersembunyi.

- Jalur pedestrian yang menghubungkan area jalan raya dengan akses masuk hotel

memiliki garis pandang yang bersih, tidak terhalang oleh vegetasi maupun benda

lainnya.

Sains Bangunan & Utilitas 2


43
Gambar : Jalur Pedestrian Hotel
Sumber : Dokumentasi Pribadi

- Lift dan Lobby pada bangunan ini berada di tempat terbuka dan terlihat dari bagian

dalam maupun luar bangunan.

Gambar : Lift dan lobby hotel


Sumber : Dokumentasi pribadi

- Untuk menghindari area-area tersembunyi pada koridor dan sirkulasi vertikal

dilakukan dengan cara menempatkan meja pengawas pada area tersebut, sehingga

tingkat keamanan pada bangunan ini terjaga.

Sains Bangunan & Utilitas 2


44
Gambar : Area dropoff pengunjung
Sumber : Dokumentasi pribadi

- Lokasi kamar kecil mudah dilihat, dan terletak pada area lobby, sehingga mudah

diawasi.

Gambar : Lokasi kamar kecil lobby hotel


Sumber : Dokumentasi pribadi

- Restaurant pada hotel ini terletak pada area umum yaitu pada bagian depan hotel,

yang bisa menjadi akses masuk ke hotel. Pengawasan pada area ini dilakukan oleh

staff restaurant dan pos keamanan di area masuk.

Sains Bangunan & Utilitas 2


45
Gambar : Restaurant hotel
Sumber : Dokumentasi pribadi

- Area duduk atau seating area terletak di lobby, dan berdekatan dengan area restaurant,

sehingga diberikan sekat atau partisi untuk membedakan area tersebut agar

memastikan lokasi bisa diawasi dengan baik, dan memiliki garis pandang yang jelas

ke berbagai arah.

Gambar : Seating area hotel


Sumber : Dokumentasi pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 2


46
4.4.2 Tanda dan Petunjuk

Papan nama hotel dan keterangan terlihat jelas dari jalan umum. Peta lokasi disediakan

pada bagian tengah area lobby, dan pada lift diberikan petunjuk ruangan yang ada di setiap

lantai untuk keperluan pengunjung, pengantar barang dan keperluan darurat lainnya serta

adanya petunjuk larangan-larangan yang ditujukan kepada pengunjung agar aman

beraktivitas di dalam hotel seperti dilarang menyetuh stop kontak listrik

Gambar : Tanda larangan pada Favehotel


Sumber : Dokumentasi pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 2


47
4.4.3 Pengawasan Formal

Pada pengawasan formal, staff manajemen, dan pengelola bangunan dilatih untuk

tanggap terhadap situasi darurat, misalnya terjadi kehilangan barang milik pengguna hotel,

pengguna wajib melapor kepada staff front office, maka staff tersebut akan melakukan

pencarian bersama dengan petugas keamanan.

Petugas keamanan juga wajib melakukan pengawasan keliling pada peparkiran, ruang-

ruang umum, dan berjaga pada pos-pos keamanan yang diletakan di area tertentu selama

24 jam.

4.4.4 Pengawasan Non Formal

Ruangan mekanikal dan elektrikal, dan juga pipa-pipa yang ada pada bangunan ini

diletakan pada area parkir basement secara tertutup dan jauh dari area umum agar

menjauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pengawasan dilakukan dengan baik, karena

ruangan tersebut terletak berdekatan dengan area back office dan pos keamanan.

Gambar : Ruang Mecanical Electrical


Sumber : Dokumentasi pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 2


48
4.4.5 Akses Menuju Lantai Atap

Lantai atap pada bangunan ini terdapat kolam renang, dan juga lounge, dimana

lantai ini hanya bisa diakses oleh pengguna hotel, dan staff. Pengawasan dilakukan setiap

saat. Terdapat CCTV pada area tangga darurat dan lift, serta pos penjaga pada lounge.

Gambar : Rooftop Hotel


Sumber : Dokumentasi pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 2


49
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam suatu perancangan bangunan perlu adanya perhatian khusus akan sistem pelindung
dan pengaman (security & safety system) pada suatu bangunan sehingga dapat mencegah
tindakan-tindakan kriminalitas yang terjadi pada bangunan baik di dalam bangunan maupun di
luar lingkungan sekitar bangunan tersebut. Dengan telah merancang dan menerapkan sistem
pengamanan dan perlindungan pada bangunan sesuai fungsi serta standard bangunan
tersebut,yang akan nantinya dapat memberikan pelayanan perlindungan dan pengaman bagi
setiap orang (civitas) yang beraktivitas di dalamnya sehingga civitas merasa aman

Pada Fave Hotel Kuta Kartika Plaza, safety and security system yang diaplikasikan sudah
optimal sejak security check kendaraan pengunjung masuk hingga keluar bangunan. Hal ini
dapat kita amati dari penerapan penjagaan keamanan (security/satpam) pada setiap enterance
bangunan. Titik-titik buta sudut parkir/blind spot sudah dilengkapi fasilitas cermin sehingga
dapat memperjelas visibilitas, area parkir dengan post penjagaan memiliki jarak yang
berdekatan sehingga petugas lebih mudah mengawasi area parkir. Penggunaan CCTV pada
bangunan sudah sesuai standard hotel yakni 32 CCTV sudah di aplikasikan dan tersebar dengan
baik, serta alarm system, smoke ditector, dan sign atau tanda-tanda larangan/bahaya sudah di
terapkan dengan baik pada area hotel.

5.2. Saran

Pada area parkir Favehotel Kuta Kartika Plaza khususnya area sirkulasi menuju parkir sangat
sempit hanya cukup satu kendaraan in/out sehingga pada sudut tersebut harus selalu terdapat
penjagaan petugas agar kendaraan tidak terjadi benturan sehingga tidak akan menghambat
sirkulasi, dan juga sebaiknya sirkulasi kendaraan roda dua terpisah dengan sirkulasi kendaraan
roda empat. Pada area lobby visitor seharusnya mendapat pengecekan terhadap barang bawaan
oleh petugas menggunakan hand held ditector sehingga dapat memaksimalkan keamanan area
hotel

Sains Bangunan & Utilitas 2


50
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Suara

http://sipil.ft.uns.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=235&Itemid=1

http://rudysantrie.blogspot.com/2012/03/perancangan-sistem-cctv.html

https://www.google.com/search?q=managemen+tamu+pada+bangunan&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb

http://blog.griyatekno.com/

Anonim. 2015. Manfaat Menggunakan CCTV. (http://onlinecameracctv.blogspot.


com/p/manfaat-menggunakan-cctv.html).

Anonim. 2015. Security Product. (http://www.ceia.net/security/product.


aspx?a=HI-PE%20Multi%20Zone).

Anonim. 2013. Keunggulan dan Kelemahan CCTV. (http://agenpasangcctv.


blogspot.com/2013/09/keunggulan-kelemahan-cctv.html).

Kalma. 2009. Mengenal CCTV. (https://kalma16.wordpress.com/2009/08/ 16/mengenal-cctv-


closed-circuit-television/).

Academia. 2014. Spesifikasi Tekniks Pekerjaan Mekanikal Elektrikal.

Sains Bangunan & Utilitas 2


51

Anda mungkin juga menyukai