PENDAHULUAN
Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya.
Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang serius dalam
perencanaannya. Sistem transmisi sendiri merupakan sistem dinamis kompleks yang parameter‐
parameter dan keadaan sistemnya berubah secara terus menerus. Oleh karena itu strategi
pengamanan harus disesuaikan dengan perubahan dinamis tersebut dalam hal desain dan seting
peralatannya.
Salah satu hal yang penting dalam sistem tenaga adalah menjaga agar sistem tetap stabil
dan memiliki keandalan yang bagus. Untuk mendapatkan hal ini, cara yang digunakan antara lain
pemasangan peralatan-perlatan proteksi pada sistem tenaga. Saluran udara tegangan tinggi
merupakan salah satu komponen dalam sistem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan.
Gangguan pada saluran udara dapat disebabkan oleh hubung singkat, beban lebih , surja petir,
topan, cuaca buruk, dan lain lain. Gangguan ini dapat menyebabkan terganggunya
kelangsuangan operasi dan kerusakan peralatan pada sistem tenaga listrik.
Proteksi pada saluran transmisi mempunyai peran yang sangat penting dalam proteksi
sistem tenaga, karena saluran transmisi merupakan saluran penghubung antara pembangkit dan
pusat-pusat beban yang terbentang pada jarak yang jauh yang melalui daerah-daerah dengan
bermacam-macam kondisi cuaca dan kondisi tanah, sehingga saluran transimsi merupakan
sasaran utama dari kebanyakan gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem tenaga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka muncul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana ketentuan dari proteksi tegangan tinggi ?
2. Jenis-jenis proteksi apa yang baik untuk transmisi tegangan tinggi?
3. Bagaimana system proteksi bekerja pada transmisi tegangan tinggi?
1
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk menegetahui dan mendiskripsikan system proteksi yamg baik
2. Untuk mengetahui pemasangan system proteksi
3. Untuk mengetahui manfaat system proteksi
4. Untuk mengetahui Komponen apa saja yang dipakai
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disususn dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teiritis maupun
secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan
tentang system proteksi pada system tegangan tinggi. Secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi :
1. Penulis , sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan tentang system
proteksi
2. Pembaca/dosen, sebagai media informasi tentang system proteksi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
saluran transmisi udara ini rawan terhadap sambaran petir yang menghasilkan gelombang
berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu, dalam
pusat listrik harus ada Lightning Arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal
gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik.Pada sistem
transmisi juga harus memiliki pengaman dari gelombang berjalan yang dapat berasal dari
pembukaan dan penutupan pemutus tenaga seperti Relay dan Circuit Breaker. Adapun macam-
macamnya sebagai berikut: <1>
1. Macam-macam relay :
a. relay over current
b. relay differential current
c. relay ground volt
d. relay contactor
2. Macam-macam Circuit Breaker
a. Air Circuit Breaker
b. Oil Circuit Breaker
c. Vacum Circuit Breaker
d. SF6 Circuit Breaker
3
B. Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada peralatan-
peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluaran tenaga listrik
dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation
distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik dengan aman. Proteksi
transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi gangguan
peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami kerusakan. Ini juga
termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi bekerja dengan baik, maka
pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik dalam kondisi bertegangan. Jika
saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka pengaman-pengaman yang
terpasang harus bekerja demi mengamankan sistem dan manusia yang sedang melakukan
perawatan.<2>
Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama adalah
transmisi dengan tegangan sebesar 500kv. Ini merupakan transmisi yang sangat tinggi. Karena di
Indonesia masih menggunakan sistem 500 kv. Kategori yang kedua adalah transmisi dengan
tegangan sebesar 150 kv. Dan yang ketiga adalah transmisi 75 kv. Untuk dibawah 75 kv
selanjutnya dinamakan dengan distribusi tenaga listrik.<2>
Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system tersebut
tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem, sistem
merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangat singkat dapat diamankan.
Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama. Gangguan pada
transmisi tenaga listrik dapat berupa :
Proteksi sistem tenaga listrik adalah pengisolasian kondisi abnormal pada sistem TL untuk
meminimalkan pemadaman dan kerusakan yang lebih lanjut. Dalam merancang sistem proteksi,
dikenal beberapa falsafah proteksi, yaitu: <3>
4
3. Ketergantungan : Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan.
4. Sensitif : Mampu mengenali gangguan, sesuai setting yang ditentukan, walau
gangguannya kecil sekalipun.
5. Cepat : Mampu bekerja dalam waktu yang sesingkat mungkin.
6. Stabil : Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang normal
7. Keamanan : memastikan proteksi tidak bekerja jika tidak terjadi gangguan
5
C. Peralatan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik <2>
1. Relay
sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan atau keadaan
abnormal lainnya (fault detection ).
2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran
petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin
karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya ground wire terbuat dari
kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50, tergantung dari spesifikasiyang
ditentukan oleh PLN.
3. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian
instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu.
Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.
6
4. Trafo arus / trafo tegangan
Trafo arus (CT) diperlukan untuk mengisolasi rangkaian sekunder (seperti rele pengukur
dan meteran)dari rangkaian (daya) primer. Menyediakan besaran sisi sekunder trafo yang
sebanding dengan besaran sisi primernya.
Rating sisi primer trafo arus biasanya dipilih sama dengan atau lebih sama besar dari arus
normal beban penuh dari rangkaian yang dilindungi
d. Relay jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele
jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi
saluran yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena impedansi pada saluran
besarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu, rele jarak tidak
tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi tergangung pada jarak
gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa
Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat
dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai
titik terjadinya gangguan dapat ditentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑉𝑓
𝑍𝑓 =
𝐼𝑓
Dimana:
Zf = Impedansi (ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan
Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang
terukur dengan impedansi setting, dengan ketentuan:
9
a) Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting
relai maka relai akan trip.
b) Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting relai
maka relai akan tidak trip.
2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran
petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin
karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini merupakan proteksi transmisi
tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika terjadi sambaran petir, maka kawan ini akan
mebyalurkan arus petir langsung ketanah. Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan.
Kawat yang bagus adalah yang memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4
ohm, maka arus yang mengalir tidak bisa cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau
terjadinya flashover antara kawat dasa dengan kawat tanah.
3. Pemutus tenaga (PMT)
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan
menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi sedang
dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus sementara.
Gambar 4, <2>
Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik. Namun,
untuk pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada saluran masuk ke
gardu induk dan di saluran keluar garu induk. Sehingga jika jaringan transmisis terjadi
gangguan, maka gardu induk tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan, maka
kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat tanah dipasang diatas kawat fasa yang
10
berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Sehingga pemasanggannya
berada diseluruh jaringan transmisi tenaga listrik. <2>
Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena jaringan
tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke jaringan distribusi dan
seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan secara baik maka energi
listrik tidak akan terputus-putus. Pencegahan gangguan bertujuan untuk mengecilkan dari
frekuensi terjadinya hambatan penyaluran energi listrik.
11
2. Usaha Mengurangi Kerusakan Akibat Gangguan
Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh akibat gangguan, antara lain sebagai berikut:
a. Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan memakai pengaman
dan pemutus beban dengan kapasitas pemutusan yang memadai yang di perintah
otomatis oleh relay proteksi.
b. Merencanakan agar bagian sistem yang terganggu bila harus dipisahkan dari sistem
tidak akan menganggu operasi sistem secara keseluruhan atau penyaluran tenaga
listrik ke jaringan distribusi tidak terganggu.
c. Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan, yaitu dengan memakai
pengatur tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan generator
memadai.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada sistem transmisi tegangan tinggidiperlukan adanya sistem proteksidengan tujuan :
a. Mengamankan peralatan terhadapkerusakan akibat gangguan.
b. Melokalisir sehingga pemadamanbagi konsumen diusahakan minimaldan sesingkat
mungkin.
c. Mencegah runtuhnya sistem ,sehingga pemadaman total (black-out)dapat dihindari.
2. Jenis-jenis proteksi yang baik untuk transmisi tegangan tinggi.
a. Peka/sensitive
b. Andal/reliability
c. Sederhana / simplicity
d. Murah / economy
3. Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik :
a. Relay
b. Kawat tanah
c. PMT
d. Trafo arus / trafo tegangan
4. Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena
jaringan tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke jaringan
distribusi dan seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan
secara baik maka energi listrik tidak akan terputus-putus.
13
DAFTAR PUSTAKA
14