25 Hati Yang Terkunci Mati
25 Hati Yang Terkunci Mati
Ibnu Juraij juga menceritakan, Abdullah bin Katsir memberitahukan kepadaku bahwa ia pernah
mendengar Mujahid mengatakan, arraan (penghalangan) lebih ringan daripada ath-thob’u (penutupan
dan pengecapan), danath-thob’u lebih ringan daripada al-iqfaal (penguncian).
Al-A’masy mengatakan, Mujahid memperlihatkan kepada kami melalui tangannya, lalu ia menuturkan,
mereka mengetahui bahwa hati itu seperti ini, yaitu telapak tangan. Jika seseorang berbuat dosa, maka
dosa itu menutupinya sambil membongkokkan jari kelingkingnya, ia (Mujahid) mengatakan, “seperti ini,”
Jika ia berbuat dosa lagi, maka dosa itu menutupinya, Mujahid membongkokkan jarinya yang lain ke
telapak tangannya. Demikian selanjutnya hingga seluruh jari-jarinya menutup telapak tangannya. Setelah
itu Mujahid mengatakan, “Hati mereka itu terkunci mati.” Mujahid mengatakan, mereka memandang
bahwa hal itu adalahar-raiin (kotoran, dosa).
Hal yang sama juga diriwayatkan Ibnu jarir, dari Abu Kuraib, dari Waki’, dari Al-A’masy, dari Mujahid.
Al-Qurthubi mengatakan, umat ini telah sepakat bahwa Allah SWT telah menyifati diri-Nya dengan
menutup dan mengunci mati hati orang-orang kafir sebagai balasan atas kekufuran mereka itu,
sebagaimana yang difirmankan-Nya, “Sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena
kekafirannya.” (An-Nisaa’: 155).
Al-Qurthubi juga menyebutkan hadis Hudzaifah yang terdapat di dalam kitab As-Shahih, dari Rasulullah
saw., beliau bersabda, “Fitnah-fitnah itu menimpa pada hati bagaikan tikar dianyam sehelai demi sehelai.
Hati mana yang menyerapnya, maka digoreskan titik hitam padanya. Dan hati mana yang menolaknya,
maka digoreskan padanya titik putih. Sehingga, hati manusia itu terbagi pada dua macam: hati yang putih
seperti air jernih, dan ia tidak akan dicelakai oleh fitnah selama masih ada langit dan bumi. Dan yang
satu lagi berwarna hitam kelam, seperti tempat minum yang terbalik, tidak mengenal kebaikan dan tidak
pula mengingkari kemungkaran.”