1/9
I. DOKTER PENANGGUNG JAWAB DAN TIM MENJELASKAN
MENGENAI :
i) Keadaan terakhir pasien/kondisi pasien, patofisiologis penyakit
pasien, diagnosa, tatalaksana, tindakan medis, prognosis sampai
yang terburuk, dan rencana penatalaksanaan selanjutnya,
ii) Penundaan pelayanan (delayed treatment), resiko dan alternatif
solusinya.
iii) Pemeriksaan/ tindakan tertentu yang membutuhkan KIE dan
persetujuan khusus, misalkan : cek anti HIV, CT Scan, Intubasi.
III. NYERI
Skrining/penilaian awal nyeri dilakukan pada semua pasien tanpa
kecuali.
2/9
Penilaian nyeri dilakukan baik pada pasien dewasa maupun anak,
dengan menggunakan:
o CRIES Scale untuk pasien anak berusia 0-2 bulan
o FLACC Scale untuk pasien anak berusia < 7 tahun
o Visual Analog Scale (VAS) untuk pasien dewasa dan anak berusia > 7
tahun
Pada CRIES Scale:
• Skor 0-2 menandakan tidak ada nyeri atau nyeri minimal
• Skor 3 menandakan nyeri sedang
• Skor 4-5 menandakan nyeri sedang hingga berat
Pada FLACC Scale:
• Skor 0 menandakan tidak ada nyeri (relaks dan nyaman)
• Skor 1-3 menandakan nyeri ringan
• Skor 4-6 menandakan nyeri sedang
• Skor 7-10 menandakan nyeri hebat
Pada Visual Analog Scale (VAS):
• Skor 0 menandakan tidak ada nyeri
• Skor 1-3 menandakan nyeri ringan
• Skor 4-6 menandakan nyeri sedang
• Skor 7-10 menandakan nyeri hebat
Apabila untuk populasi pasien tertentu diperlukan skala nyeri yang berbeda
(misalnya untuk bayi atau pasien dengan keadaan mental yang tidak
memungkinkan pelaporan dari pasien sendiri), maka dokter akan
menginstruksikannya kepada perawat.
• Penilaian nyeri pada pasien dimulai dengan ada/tidaknya nyeri. Apabila
pasien menyatakan tidak ada nyeri atau skor nyeri < 3 , maka tidak
diperlukan tata laksana lebih lanjut kecuali pada saat pasien terindikasi
untuk penilaian ulang.
Apabila terdapat nyeri nyeri sedang atau berat pada skor), maka
dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai:
Intensitas nyeri
Lokasi nyeri
Kualitas nyeri, pola penjalaran, karakter nyeri
3/9
Onset nyeri, lama nyeri, variasi, dan pola nyeri
Faktor yang memperberat dan mengurangi nyeri
Penanganan nyeri yang saat ini diperoleh (bila ada) dan
efektivitasnya
Riwayat pengobatan termasuk pengobatan nyeri
Pengaruh nyeri pada aktivitas sehari-hari, fungsi hidup, tidur, nafsu
makan, hubungan dengan orang lain, kualitas hidup
Pemeriksaan fisis berkaitan dengan lokasi nyeri
Dalam waktu 30-60 menit setelah intervensi penanganan nyeri
dengan obat intravena, 60-120 menit setelah intervensi melalui jalur
oral atau intramuskular, dan untuk intervensi non-farmakologik, pada
waktu yang sesuai.
Dapat lebih sering apabila rasa nyeri tidak teratasi
Bila nyeri telah teratasi, kembali dilakukan setiap shift perawat
Untuk rawat jalan, penilaian ulang dilakukan apabila diperlukan
sesuai dengan proses kunjungan pasien (misalnya apabila terjadi
perubahan terapi atau dilakukan tindakan rawat jalan)
Pada penilaian ulang nyeri dikaji:
Ada/tidaknya nyeri
Intensitas nyeri
Lokasi nyeri, bila berubah
Kualitas nyeri, bila berubah
Onset nyeri, lama nyeri, variasi, dan pola nyeri, bila berubah
Efek samping obat nyeri yang diberikan
Pemeriksaan fisis berkaitan dengan lokasi nyeri
Hal-hal yang perlu segera dilaporkan ke dokter penanggung jawab pasien
adalah sebagai berikut
Nyeri yang tidak terkontrol
tidak dapat diatasi
Intervensi nyeri yang tidak mencapai tujuan penanganan nyeri dalam
jangka waktu yang sesuai dengan intervensi
Nyeri baru atau nyeri yang memberat
4/9
Efek samping pengobatan nyeri, termasuk namun tidak terbatas
pada: depresi nafas, sesak nafas, perubahan status mental,
mioklonus, mual dan muntah yang tidak teratasi, retensi
Sensorik/motorik
Hal- hal yang perlu dijelaskan pada pasien mengenai nyeri adalah :
a) Score nyeri : pasien dijelaskan dan diajarkan mengenai menghitung
score nyerinya, sesuai dengan umurnya, dan segera melaporkan kepada
perawat jika terjadi nyeri sehingga bisa segera ditindaklanjuti.
b) Diajarkan teknik relaksasi dan distraksi seperti latihan tarik nafas dalam,
masase ringan (bila diijinkan), kompres hangat dan dingin (bila diijinkan),
mendengarkan music kesukaan, membaca buku dan sebagainya)
5/9
Ditambah Pasien DITEMANI SAAT MOBILISASI (Keluarga
Diberitahu)
Diawasi setiap 2 jam
Dekatkan pasien dengan nurse station
Pembatasan pengunjung
Demi kesembuhan pasien dan mencegah infeksi silang maka
pengunjung dibatasi tidak lebih dari dua, bagi pengunjung geriatri, anak-
anak, sakit ISPA, tidak diperkenankan berkunjung.
6/9
2. Sampah non infeksius (berlabel putih) : Sampah yang tidak
terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh.
Cuci Tangan
5 MOMEN (2 sebelum, 3 sesudah)
1. sebelum memegang pasien
2. sesudah memegang pasien
3. sebelum tindakan aseptik
4. sesudah menyentuh lingkungan pasien
5. sesudah menyentuh cairan pasien
7/9
Bila terjadi keadaan darurat (kebakaran, gempa bumi, dan lain-lain) dan
pasien telah diminta untuk evakuasi, maka :
1. Pasien, keluarga dan pengunjung menuju ke tangga darurat yang berada
di sayap kanan dan kiri gedung dengan tertib, jangan berlari, dan
berjalan cepat secara teratur
2. Lepaskan sepatu wanita yang berhak tinggi
3. Jangan sekali-kali mengambil barang tertinggal
4. Jangan sekali-kali mempergunakan lift
5. Mengikuti petunjuk dan arah evakuasi.
VII. KEAMANAN PEMAKAIAN OBAT-OBATAN
Pasien harus dijelaskan mengenai nama, jenis, jumlah obat, cara
pemakaian obat (diminum, dikunyah, pro rectal, vagina) aturan pakai, jangka
waktu pengobatan dan frekuensi pemakaian obat.
Pasien dijelaskan mengenai interaksi obat dan efek samping obat yang
mungkin terjadi seperti gatal, sesak, berdebar-debar, sembab atau bengkak.
Jika timbul reaksi atau efek samping, maka pasien harus menginformasikan
kepada Rumah Sakit melalui farmasi atau dokter.
Pasien juga dijelaskan mengenai cara penyimpanan obat dengan
memperhatikan stabilisasi misalnya untuk sirup kering disimpan hanya
dalam waktu 7 hari setelah dilarutkan, menyimpan obat obatan yang
pemberiannya dalam bentuk racikan) diinformasikan untuk disimpan selama
tidak mengalami perubahan fisik seperti perubahan bentuk (konsistensi),
bau, warna, rasa.
VIII. REHABILITASI MEDIK
Pasien dijelaskan mengenai cara melakukan mobilisasi yang aman,
penggunaan alat bantu yang benar dan cara melakukan rehabilitasi fungsi
tubuh dengan benar.
IX. GIZI
Pasien diberikan penjelasan mengenai :
Apabila keluarga membawa makanan untuk pasien, harus
dikonfirmasikan kepada perawat atau ahli gizi apakah makanan tersebut
boleh diberikan pada pasien atau tidak
Batasan diet pasien ( jumlah, jenis, jadwal pemberian)
Bentuk makanan apakah cair, lunak, diet biasa
8/9
Jenis diet yang diberikan misalnya Rendah Garam, Diet DM, TKTP dan
sebagainya
Jenis makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi oleh
penderita Hipertensi, Hiperkolesterol dan sebagainya.
X. PENGGUNAAN ALAT MEDIS YANG AMAN
Alat medis yang digunakan pada pasien harus dijelaskan :
Infuse Pump
Fungsi : mengatur jumlah cairan infuse yang diberikan kepada pasien
secara akurat
Elektric : bisa tersetrum bila kabel tidak berfungsi dengan baik
Syringe pump
Fungsi : memberikan obat dengan dosis yang akurat, obat dimasukkan ke
syringe dengan ukuran tertentu.
Elektric : bisa tersetrum bila kabel tidak berfungsi dengan baik
EKG
Fungsi : melihat fungsi jantung melalui rekam elektrik jantung
Elektric : bisa tersetrum bila kabel tidak berfungsi dengan baik
Ventilator
Fungsi : Memberikan bantuan nafas pada pasien secara elektrik
Elektric : bisa tersetrum bila kabel tidak berfungsi dengan baik
9/9