Anda di halaman 1dari 9

MATERI EDUKATOR

PEMBERIAN PENDIDIKAN KEPADA


PASIEN DAN KELUARGA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM

1/9
I. DOKTER PENANGGUNG JAWAB DAN TIM MENJELASKAN
MENGENAI :
i) Keadaan terakhir pasien/kondisi pasien, patofisiologis penyakit
pasien, diagnosa, tatalaksana, tindakan medis, prognosis sampai
yang terburuk, dan rencana penatalaksanaan selanjutnya,
ii) Penundaan pelayanan (delayed treatment), resiko dan alternatif
solusinya.
iii) Pemeriksaan/ tindakan tertentu yang membutuhkan KIE dan
persetujuan khusus, misalkan : cek anti HIV, CT Scan, Intubasi.

II. IDENTIFIKASI PASIEN.


Pasien wajib dijelaskan bahwa setiap saat akan dilakukan identifikasi.
Demi keamanan pasien, petugas medis wajib selalu menanyakan
identitas pasien yaitu : nama, tanggal lahir dan atau nomor rekam medis
kemudian dicocokkan dengan identitas pada gelang pasien.
Identifikasi pasien dilakukan pada saat :
i) Sebelum melakukan tindakan medis dan prosedur
ii) Pemberian obat, transfusi darah dan produk darah
iii) Sampling laboratorium ( darah, sputum, urin, sitopatologi)
iv) Radiologi
v) Menjelaskan hasil pemeriksaan penunjang/ tindakan
vi) Pemberian makanan/ nutrisi
Jenis gelang identitas
i) Warna pink : perempuan
ii) Warna biru muda : laki laki
Gelang Resiko
i) Warna merah : alergi
ii) Warna kuning : resiko jatuh tinggi
iii) Warna ungu : DNR / End Stage

III. NYERI
 Skrining/penilaian awal nyeri dilakukan pada semua pasien tanpa
kecuali.

2/9
 Penilaian nyeri dilakukan baik pada pasien dewasa maupun anak,
dengan menggunakan:
o CRIES Scale untuk pasien anak berusia 0-2 bulan
o FLACC Scale untuk pasien anak berusia < 7 tahun
o Visual Analog Scale (VAS) untuk pasien dewasa dan anak berusia > 7
tahun
Pada CRIES Scale:
• Skor 0-2 menandakan tidak ada nyeri atau nyeri minimal
• Skor 3 menandakan nyeri sedang
• Skor 4-5 menandakan nyeri sedang hingga berat
Pada FLACC Scale:
• Skor 0 menandakan tidak ada nyeri (relaks dan nyaman)
• Skor 1-3 menandakan nyeri ringan
• Skor 4-6 menandakan nyeri sedang
• Skor 7-10 menandakan nyeri hebat
Pada Visual Analog Scale (VAS):
• Skor 0 menandakan tidak ada nyeri
• Skor 1-3 menandakan nyeri ringan
• Skor 4-6 menandakan nyeri sedang
• Skor 7-10 menandakan nyeri hebat
Apabila untuk populasi pasien tertentu diperlukan skala nyeri yang berbeda
(misalnya untuk bayi atau pasien dengan keadaan mental yang tidak
memungkinkan pelaporan dari pasien sendiri), maka dokter akan
menginstruksikannya kepada perawat.
• Penilaian nyeri pada pasien dimulai dengan ada/tidaknya nyeri. Apabila
pasien menyatakan tidak ada nyeri atau skor nyeri < 3 , maka tidak
diperlukan tata laksana lebih lanjut kecuali pada saat pasien terindikasi
untuk penilaian ulang.
 Apabila terdapat nyeri nyeri sedang atau berat pada skor), maka
dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai:
 Intensitas nyeri
 Lokasi nyeri
 Kualitas nyeri, pola penjalaran, karakter nyeri

3/9
 Onset nyeri, lama nyeri, variasi, dan pola nyeri
 Faktor yang memperberat dan mengurangi nyeri
 Penanganan nyeri yang saat ini diperoleh (bila ada) dan
efektivitasnya
 Riwayat pengobatan termasuk pengobatan nyeri
 Pengaruh nyeri pada aktivitas sehari-hari, fungsi hidup, tidur, nafsu
makan, hubungan dengan orang lain, kualitas hidup
 Pemeriksaan fisis berkaitan dengan lokasi nyeri
 Dalam waktu 30-60 menit setelah intervensi penanganan nyeri
dengan obat intravena, 60-120 menit setelah intervensi melalui jalur
oral atau intramuskular, dan untuk intervensi non-farmakologik, pada
waktu yang sesuai.
 Dapat lebih sering apabila rasa nyeri tidak teratasi
 Bila nyeri telah teratasi, kembali dilakukan setiap shift perawat
 Untuk rawat jalan, penilaian ulang dilakukan apabila diperlukan
sesuai dengan proses kunjungan pasien (misalnya apabila terjadi
perubahan terapi atau dilakukan tindakan rawat jalan)
Pada penilaian ulang nyeri dikaji:
 Ada/tidaknya nyeri
 Intensitas nyeri
 Lokasi nyeri, bila berubah
 Kualitas nyeri, bila berubah
 Onset nyeri, lama nyeri, variasi, dan pola nyeri, bila berubah
 Efek samping obat nyeri yang diberikan
 Pemeriksaan fisis berkaitan dengan lokasi nyeri
Hal-hal yang perlu segera dilaporkan ke dokter penanggung jawab pasien
adalah sebagai berikut
 Nyeri yang tidak terkontrol
 tidak dapat diatasi
 Intervensi nyeri yang tidak mencapai tujuan penanganan nyeri dalam
jangka waktu yang sesuai dengan intervensi
 Nyeri baru atau nyeri yang memberat

4/9
 Efek samping pengobatan nyeri, termasuk namun tidak terbatas
pada: depresi nafas, sesak nafas, perubahan status mental,
mioklonus, mual dan muntah yang tidak teratasi, retensi
 Sensorik/motorik

Hal- hal yang perlu dijelaskan pada pasien mengenai nyeri adalah :
a) Score nyeri : pasien dijelaskan dan diajarkan mengenai menghitung
score nyerinya, sesuai dengan umurnya, dan segera melaporkan kepada
perawat jika terjadi nyeri sehingga bisa segera ditindaklanjuti.
b) Diajarkan teknik relaksasi dan distraksi seperti latihan tarik nafas dalam,
masase ringan (bila diijinkan), kompres hangat dan dingin (bila diijinkan),
mendengarkan music kesukaan, membaca buku dan sebagainya)

IV. RESIKO JATUH


Pasien dijelaskan mengenai kemungkinan adanya resiko jatuh.
Siapa saja yang beresiko jatuh tinggi :
1. Bayi 0-28 hari
2. Anak terutama dengan gangguan tumbuh kembang
3. Orang lanjut usia ≥ 65 tahun
4. Mempunyai riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir
5. Pusing, sangat lemas dan menggunakan alat mobilisasi
6. Pasca operasi/ tindakan/ mendapat obat tertentu yang memberikan
efek samping mengantuk/ lemas, misalnya : diuretic, anti diabetic.
Yang harus dilakukan bila memiliki resiko jatuh rendah :
 Merendahkan bed
 Memasang rem pada bed
 Menaikkan hand rail
 Mendekatkan bel dengan pasien
 Memberikan alas kaki yang tidak licin
 Mendekatkan alat bantu jalan (tongkat,kacamata)
 Menghindari berserakannya benda-benda di lantai
 Penerangan kamar harus cukup

Yang harus dilakukan bila memiliki resiko jatuh tinggi :

 Pasien dikenakan GELANG RISIKO KUNING


 Beri SIGN JATUH di depan pintu dan di atas bed
 Semua prosedur risiko jatuh rendah

5/9
 Ditambah Pasien DITEMANI SAAT MOBILISASI (Keluarga
Diberitahu)
 Diawasi setiap 2 jam
 Dekatkan pasien dengan nurse station

V. PENCEGAHAN RESIKO INFEKSI SILANG


Pasien, keluarga dan pengunjung diajarkan etika batuk, penggunaan APD di
ruang isolasi,pembatasan pengunjung, cara pembuangan sampah dan cuci
tangan dengan benar.
Etika Batuk
1. Tutuplah mulut dan hidung saat batuk/ bersin dengan tissue/
lengan/masker
2. Buanglah tissue/ masker pada tempat sampah (infeksius bila ada)
3. Cuci tangan dengan handrub/ sabun

Penggunaan APD sebelum masuk ruang isolasi


1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2. Memakai masker
3. Sekarang anda siap memasuki ruang isolasi
4. Saat keluar dari ruang isolasi, melepasnya masker, buang ke sampah
infeksius kemudian cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Pembatasan pengunjung
Demi kesembuhan pasien dan mencegah infeksi silang maka
pengunjung dibatasi tidak lebih dari dua, bagi pengunjung geriatri, anak-
anak, sakit ISPA, tidak diperkenankan berkunjung.

Cara pembuangan sampah yang benar


1. Sampah infeksius (berlabel kuning): Sampah yang terkontaminasi
dengan darah dan cairan tubuh manusia

6/9
2. Sampah non infeksius (berlabel putih) : Sampah yang tidak
terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh.
Cuci Tangan
5 MOMEN (2 sebelum, 3 sesudah)
1. sebelum memegang pasien
2. sesudah memegang pasien
3. sebelum tindakan aseptik
4. sesudah menyentuh lingkungan pasien
5. sesudah menyentuh cairan pasien

6 LANGKAH cuci tangan


Cuci tangan dengan air & sabun, atau handgel alcohol (jika tangan tampak
bersih)
Gambar cuci tangan.................

VI. PANDUAN ARAH EVAKUASI BILA TERJADI KEADAAN DARURAT

7/9
Bila terjadi keadaan darurat (kebakaran, gempa bumi, dan lain-lain) dan
pasien telah diminta untuk evakuasi, maka :
1. Pasien, keluarga dan pengunjung menuju ke tangga darurat yang berada
di sayap kanan dan kiri gedung dengan tertib, jangan berlari, dan
berjalan cepat secara teratur
2. Lepaskan sepatu wanita yang berhak tinggi
3. Jangan sekali-kali mengambil barang tertinggal
4. Jangan sekali-kali mempergunakan lift
5. Mengikuti petunjuk dan arah evakuasi.
VII. KEAMANAN PEMAKAIAN OBAT-OBATAN
Pasien harus dijelaskan mengenai nama, jenis, jumlah obat, cara
pemakaian obat (diminum, dikunyah, pro rectal, vagina) aturan pakai, jangka
waktu pengobatan dan frekuensi pemakaian obat.
Pasien dijelaskan mengenai interaksi obat dan efek samping obat yang
mungkin terjadi seperti gatal, sesak, berdebar-debar, sembab atau bengkak.
Jika timbul reaksi atau efek samping, maka pasien harus menginformasikan
kepada Rumah Sakit melalui farmasi atau dokter.
Pasien juga dijelaskan mengenai cara penyimpanan obat dengan
memperhatikan stabilisasi misalnya untuk sirup kering disimpan hanya
dalam waktu 7 hari setelah dilarutkan, menyimpan obat obatan yang
pemberiannya dalam bentuk racikan) diinformasikan untuk disimpan selama
tidak mengalami perubahan fisik seperti perubahan bentuk (konsistensi),
bau, warna, rasa.
VIII. REHABILITASI MEDIK
Pasien dijelaskan mengenai cara melakukan mobilisasi yang aman,
penggunaan alat bantu yang benar dan cara melakukan rehabilitasi fungsi
tubuh dengan benar.
IX. GIZI
Pasien diberikan penjelasan mengenai :
 Apabila keluarga membawa makanan untuk pasien, harus
dikonfirmasikan kepada perawat atau ahli gizi apakah makanan tersebut
boleh diberikan pada pasien atau tidak
 Batasan diet pasien ( jumlah, jenis, jadwal pemberian)
 Bentuk makanan apakah cair, lunak, diet biasa

8/9
 Jenis diet yang diberikan misalnya Rendah Garam, Diet DM, TKTP dan
sebagainya
 Jenis makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi oleh
penderita Hipertensi, Hiperkolesterol dan sebagainya.
X. PENGGUNAAN ALAT MEDIS YANG AMAN
Alat medis yang digunakan pada pasien harus dijelaskan :
Infuse Pump
Fungsi : mengatur jumlah cairan infuse yang diberikan kepada pasien
secara akurat
Elektric : bisa tersetrum bila kabel tidak berfungsi dengan baik
Syringe pump
Fungsi : memberikan obat dengan dosis yang akurat, obat dimasukkan ke
syringe dengan ukuran tertentu.
Elektric : bisa tersetrum bila kabel tidak berfungsi dengan baik
EKG
Fungsi : melihat fungsi jantung melalui rekam elektrik jantung
Elektric : bisa tersetrum bila kabel tidak berfungsi dengan baik
Ventilator
Fungsi : Memberikan bantuan nafas pada pasien secara elektrik
Elektric : bisa tersetrum bila kabel tidak berfungsi dengan baik

Dibuat oleh : Diketahui oleh :


Direktur RSUD Embung Fatimah

Ketua Tim PPK Drg.Fadilla R.D Mallarangan M.Kes


NIP. 19580912 198703 2 006

9/9

Anda mungkin juga menyukai