0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
50 tayangan2 halaman
Kasus pertama mengenai bayi berusia 13 hari yang lemah dan sulit dibangunkan dengan hitung napas 62x/mnt yang menurun menjadi 55x/mnt. Kasus kedua mengenai bayi berusia 3 minggu yang dibawa ke puskesmas karena batuk dengan hitung napas awal 60x/mnt yang menurun menjadi 52x/mnt. Kedua kasus perlu diklasifikasikan dalam bagan pencatatan MTBM.
Kasus pertama mengenai bayi berusia 13 hari yang lemah dan sulit dibangunkan dengan hitung napas 62x/mnt yang menurun menjadi 55x/mnt. Kasus kedua mengenai bayi berusia 3 minggu yang dibawa ke puskesmas karena batuk dengan hitung napas awal 60x/mnt yang menurun menjadi 52x/mnt. Kedua kasus perlu diklasifikasikan dalam bagan pencatatan MTBM.
Kasus pertama mengenai bayi berusia 13 hari yang lemah dan sulit dibangunkan dengan hitung napas 62x/mnt yang menurun menjadi 55x/mnt. Kasus kedua mengenai bayi berusia 3 minggu yang dibawa ke puskesmas karena batuk dengan hitung napas awal 60x/mnt yang menurun menjadi 52x/mnt. Kedua kasus perlu diklasifikasikan dalam bagan pencatatan MTBM.
Bayi Nani, 13 hari, tidak mau menetek seperti biasanya. Bayi
waktu lahir mengalami kesulitan lahir dan masa persalinannya lama. Tidak ada kejang, agak lemah, tidur terus & sulit dibangunkan.
Pada hitung napas pertama = 62x/mnt. Hitung napas kedua =
55x/mnt, ada tarikan ringan pada dinding dada bagian bawah. Tidak terdengar suara berisik pada napasnya. Bayi nampak mengantuk & tidak terbangun waktu digoyang-goyang, waktu diraba tidak terlalu demam atau dingin
Klasifikasikan kedalam bagan pencatatan Mtbm !
Contoh kasus MTBM
• Agus berumur 3 minggu. Ibu membawanya ke Puskesmas krn
batuk, kejang(-). Bayi menetek lambat tapi cukup banyak. Pada waktu diperiksa TDDK (-) & tidak terdengar suara berisik pada napasnya.
• Pada perhitungan napas yang pertama 60x/mnt, kedua = 52x/mnt.