Anda di halaman 1dari 90

Oo, Samaa’

Buku Pendokumentasian Workshop


TKI MAI 34 Sulawesi Tengah
di Desa Jayabakti, Kabupaten Banggai

1
Sebuah catatan tentang kegiatan workshop Temu Karya
Ilmiah Mahasiswa Arsitektur se-Indonesia permukiman
Suku Bajo di Desa Pagimana. Semoga dapat menjadi
catatan untuk perjalaanan panjang sejarah suku yang
lekat dengan laut ini.

2 3
Suku Bajo merupakan suku terbesar yang ada di Indonesia yang juga
merupakan suku tertua dan suku pertama yang ada di Indonesia. Suku ini
sudah ada sebelum kerajaan-kerajaan ada di Indonesia. Salah satu hal yang
menarik dari suku ini adalah asal usulnya yang masih belum jelas karena
banyaknya versi cerita.

Orang Bajo seperti boko-boko


(kura-kura). Biar dibawa ke darat
tetap pulang ke laut.

4 5
DAFTAR ISI

TENTANG DESA
1. Letak Geografis dan Administratif 4. Seni Pertunjukan
2. Peta Makro 5. Kesenian Adat
3. Profil Desa Jayabakti 6. Upacara Adat
4. Peta Mikro 7. Sastra/Cerita Rakyat
5. Topografi Desa
6. Fasilitas Umum MATERIAL
7. Populasi Desa Jayabakti 1. Jenis-Jenis Material
8. Profesi Masyarakat 2. Produk dengan Material Lokal
9. Komoditas di Desa 3. Material Lokal dalam Bangunan

___________________________________ POLA PERMUKIMAN


1. Pola Permukiman secara Makro
HISTORIKAL 2. Arsitektur Vernakular
1. Asal- Usul Suku Bajo 3. Tata Ruang Rumah Masyarakat
2. Ragam Etnis 4. Dapur Masyarakat
3. Situs Bersejarah 5. Bangunan/Ruangan Khas

KOSMOLOGI Glosarium
1. Aspek Kosmologi dalam Tata Arsitektur Daftar Pustaka

KEBUDAYAAN Tim Penyusun


1. Kekhasan Lokal
Banyak versi yang menjelaskan tentang asal-usul Suku Bajo. Ada pendapat yang
2. Tari
mengatakan bahwa Suku Bajo berasal dari Kepulauan Sulu di Filipina Selatan,
Kepulauan Riau, serta Kepulauan Maluku. Suku Bajo merupakan suku laut, suku 3. Musik
yang menyebar ke pulau-pulau lain yang ada di berbagai benua. Hal ini disebabkan
karena kehidupan mereka yang tidak jauh dari laut. Suku Bajo menyebar dengan
mengikuti cuaca, maksudnya dimana cuaca itu bagus disitu mereka akan tinggal.
6 7
SAMBUTAN
DEKAN FAKULTAS TEKNIK
UNiversitas tompoTIKA
Jufri Azis M.

Assalamu alaikum warahmatullahi Wabarakatuh. kepentingan masyarakat di Desa Jayabakti. toleransi pada hirarki yang tertinggi, dimensi yang mempertemukan untuk menahan lajunya ruang-ruang kapitalis yang telah menyusup dalam
Selamat siang dan salam sejahtera. masa lalu dan masa depan pada penggal waktu yang sama dan mampu kehidupan manusia dan arsitektur di dunia modern ini.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Pertanyaannya adalah: Mengapa Desa Jayabakti yang terpilih sebagai obyek menceritakan kisahnya masing-masing. Arsitektur juga menolak suatu
Penyayang, atas nikmat yang diberikan kepada kita semua, khususnya kegiatan workshop dalam Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitektur se- kesenjangan, tidak mengotakkan si kaya dan si miskin, si cantik dan si Lokalitas membantu kita untuk menempatkan identitas sebagai prioritas
nikmat ilmu pengetahuan, kesehatan, dan kesempatan, sehingga pada saat Indonesia ke-34? Karena Desa Jayabakti merupakan salah satu desa yang jelek, ataupun si pimpinan dan si bawahan. Arsitektur adalah skenario ketimbang intervensi internasional atau pun dogma yang bersifat universal.
ini kita masih dapat menghadiri pembukaan kegiatan workshop dalam permukimannya rapat dan terpadat di dunia. Penduduk yang mendiami sebuah kehidupan, menceritakan bagaimana manusia berinteraksi dengan Sebuah tradisi harus selalu ditempatkan dalam konteks tentang hidup di
Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitektur se-Indonesia ke-34, di Desa kawasan yang luasnya hanya ± 0.5 km2 dengan jumlah ± 4.600 jiwa atau ± lingkungan sekitarnya. dunia. Sebuah tradisi akan menjadi cerita dongeng belaka apabila tradisi itu
Jayabakti, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai dalam keadaan sehat- 700 RT. Sehingga Desa Jayabakti sangat menarik untuk dijadikan obyek tidak dapat bernegosiasi dengan mesin-mesin teknologi yang memang
sehat walafiat. Shalawat dan taslim semoga selalu tercurahkan kepada kegiatan workshop dalam Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitektur se- Bapak/Ibu para undangan serta adik-adik mahasiwa-mahasiswi arsitektur menebarkan candu. Jadi intinya adalah kita boleh memperlajari metode
Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan kepada Indonesia ke-34 yaitu mulai dari sejarah, bentuk, dan material bangunan, yang kami banggakan. luar sebagai referensi, tapi tetaplah dalam jalur ciri khas kita dalam
kita semua hingga akhir zaman. Amin. pola permukiman, dan kehidupan sosial budaya masyarakat serta potensi Sesuai tema yang diusung yaitu: “Lokalitas Kawasan Pesisir”, maraknya berarsitektur.
desa. diskusi lokalitas dalam arsitektur boleh jadi adalah sebuah bentuk ‘protes’
Yth. Bupati Banggai (Bapak H. Erwin Yatim); Yth. Wakil Bupati Banggai atau ‘gerakan’ terhadap dunia modern. Walaupun terkadang kita lupa Bapak/Ibu para undangan serta adik-adik mahasiwa-mahasiswi arsitektur
(Bapak H. Mustar Labolo); Yth. Ketua DPR Kabupaten Banggai (Bapak H. Bapak/Ibu para undangan serta adik-adik mahasiwa-mahasiswi arsitektur dengan jati diri kita yang sebenarnya karena terkikis oleh trend modern yang kami banggakan.
Syamsul Bahri Mang); Yth. Unsur Forkopimda/Forkopimcam Kabupaten yang kami banggakan. sehingga kita tidak lagi memperhatikan guna dan citra serta tidak lagi Memahami arsitektur perlu dilakukan dengan melihatnya sebagai suatu
Banggai; Yth. Bapak Gede Kresna, Pakar Arsitektur Vernakular; Yth. Tokoh Kegiatan Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitektur se-Indonesia memperhatikan alam dan lingkungan di sekitar kita. Kemewahan selalu produk, dan arsitektur sebagai suatu proses, yang artinya arsitektur sebagai
Masyarakat, Agama, Pemuda, dan Adat Desa Jayabakti; delegasi mahasiswa- merupakan agenda tahunan yang sifatnya edukasi, bertujuan untuk dianggap indah dan bergengsi. Padahal kita lahir sebagai bangsa yang produk keberadaannya tidak terlepas dari suatu proses.
mahasiswi arsitektur se-Indonesia yang kami banggakan. menjalin silaturahmi baik dengan mahasiswa itu sendiri ataupun kaya akan keragaman tradisi, budaya, dan potensi alam sehingga sudah
mahasiswa dengan masyarakat, sehingga diharapkan dapat membuka seharusnya mengondisikan diri dengan alam dan lingkungan setempat. Demikian yang dapat kami sampaikan, selamat mengikuti kegiatan
Mengawali sambutan ini kami atas nama pimpinan dan seluruh civitas cakrawala pandang mahasiswa terhadap arsitektur, baik secara nasional workshop Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitektur se-Indonesia.
akademika Fakultas Teknik Untika, mengucapkan terima kasih dan ataupun secara global. Pendidikan arsitektur adalah pendidikan yang Y. B. Mangunwijaya dalam bukunya menyatakan bahwa arsitektur adalah Semoga melalui kegiatan ini dapat membentuk mahasiswa-mahasiswi
menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan kegiatan sangat komprehensif sebab arsitektur bukan hanya soal beton, kaca, penciptaan suasana, perkawinan guna dan citra. Bukan dalam kemewahan yang berkarakter cerdas, jujur, bertanggungjawab, dan tangguh dalam
ini di Desa Jayabakti. Ini bukanlah mimpi kepada kita semua, tetapi ini ataupun rangka baja. Bukan pula hanya soal indah tidaknya sebuah bahan atau tingginya teknologi ataupun letak harganya. Bahan-bahan menghadapi dunia arsitektur.
adalah nyata, desa yang sangat jauh di ujung timur Sulawesi didatangi bangunan. yang sederhana justru mampu mencerminkan keindahan, karena lebih
tamu dari seluruh delegasi mahasiswa arsitektur se-Indonesia. Untuk itu bersih dari godaan maupun kepongahan. Sudah selayaknya dalam Wassalam’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
kami mengucapkan selamat datang kepada seluruh delegasi mahasiswa Arsitektur lebih dari itu, di dalamnya terdapat perhitungan matang sebuah berarsitektur kita memperhatikan hukum-hukum alam dan menunjuk
arsitektur se-Indonesia. Semoga pelaksanaan kegiatan workshop ini dapat karya, penentu wujud hari esok dan pembuka cela masa depan. Arsitektur kepada pemanfaatan yang diperoleh. Tidak hanya keuntungan materiil,
menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif sehingga dapat bermanfaat bagi adalah dimensi yang saudara singgahi hari ini, dimensi yang meletakkan lokalitas dalam arsitektur telah dianggap sebagai senjata yang tepat

8 9
Pidato Kebudayaan Ini Baru “KKN”
Gede Kresna
Hakim Minggu (Kepala Adat)

Arum eos id qui rem que dis del modicia nullant exerunt emporem Genderum quis diamet vel id moloreste plibus consece rrovita pre, con Ada banyak sekali mahasiswa KKN dan penelitian yang dilakukan terhadap sangat antusias. Mereka sangat bangga berbagi dengan mahasiswa dan
porpore, vernat as de sunt od quosandae. Nempor sus. porpossentia quaepta tendam quatem. Dus eat. Suku Bajo di Desa Jaya Bakti Kecamatan Pigimana, Kabupaten Banggai. senantiasa senang untuk berbagi.
Atquae dolo tetur rehendipidem quis reiunti beatia nobis re nosto toreserio Milliae volor alibustrum quat dolori dolorepudit, voluptatem vendelest Tetapi “Ini Baru KKN”, kata masyarakat desa. Alasannya sederhana, baru Luaran dari workshop ini adalah membuat sebuah buku yang bisa
dollendios pro occum etur? imus des porporibus consed modio et que nes autempos comnimus kali ini mereka melihat mahasiswa yang benar-benar bekerja. Mahasiswa dijadikan pelajaran bagi para mahasiswa sekaligus menjadi pegangan bagi
Omnim et, ipsapissim et, officiur? excepudic tem ad maximol uptat. berbaur dengan masyarakat. Mereka memasak bersama, melakukan masyarakat untuk melihat kualitas dan persoalan yang ada di desanya,
Udis perehent aut hit ut mi, velis ut volore dolorem volo eaquiae percia Beatur? Ecat rem doloremque ea dolum et dolessit perit, simus, que pore, workshop bersama, merka makan bersama-sama. Selama tiga hari juga menjadi masukan bagi Pemerintah Kabupaten Banggai untuk
natiatis ex exerest velenitius amet quidenes reperion perumqu ibeatum sequiam vel iumquamus eos molut quunti alisciae commolu ptaerio. penuh terjadi semacam kawin silang pengetahuan karena mahasiswa dan merencanakan berbagai program pembangunan yang akan dilakukan di
nosam, quo cum rati verionsedis audit, invenim aionseque nus volum is Aborem quatemq uuntores aut molorit laceprem quiscit parum que licia masyarakat saling memberikan apa yang mereka bisa tanpa ada yang desa ini. Buku ini juga sekaligus untuk dijadikan model pendokumentasian
rera autem et doluptam utatur sunt magnatq uidiatis in re lique lacidi doluptam, simodi consequi vitioria cume es aut providit que se es ipsa aut menggurui. Pendamping-pendamping-pendamping, mentor-mentor selalu yang hasilnya secara langsung bisa dibaca oleh masyarakat. Besar harapan
Iquam est, cupta volorem arum, volorrum quissim sin comnis nit es ut quaepro eribus sunt es dolent inctatiaecto opta quiam quiandesci autemolo ada di desa siang dan malam, bahkan bekerja sampai dini hari dan mulai kami di masa yang akan datang supaya mahasiswa lebih banyak melakukan
aut mi, neseque omnis et od ullam a doluptas rehendita alicid moluptur ipid quia coritenda necullaborum ad et ommolores eost, sit ressit laut program dari hari yang masih sangat pagi. Tak hanya pendamping dan aksi-aksi nyata di masyarakat yang langsung bisa dirasakan manfaatnya.
adigend ucidia doluptatis quam aut asperum adi veliqui oditatem ipsam fugia de veribusa nullenis et et di ut optassint exceri voluptatem mentor, dosen-dosen Universitas Tombotika juga silih berganti datang dan Terutama untuk kegiatan TKI MAI di masa yang akan datang, model-
vitasperepel et optas adiscid ipicabo. Nam sitat eos dolorpo raepere icipsap conseque nisciur mi, assi con et odiciae nos sin naturi reperum veles menginap. Bahkan Ketua Program Studi Arsitektur dan Dekan Fakultas model pendokumentasian seperti ini harus dijadikan program tetap yang
iciatenit aut ulpa voloriorrum eum vollum nullaborit ut aut eum essustrum dolupta quae sinciaepe pore, im remporempor acipsun tissimil inturiat Teknik juga datang, mengikuti rangkaian workshop dan menginap. kualitasnya juga ditingkatkan dari tahun ke tahun.
quunt ped enemporrum fuga. Tibus, niendae nim quiatur as di adionemqui explibus, siminul liatemquunt. Sebagai pendamping, Rumah Intaran memberikan panduan berupa Besar juga harapan kami supaya semua peserta yang hadir di Desa Jayabakti
cor aceribus rem. Itate quidit volore optatur as et maio. Sunt aborept atendi Equi conse quate re eost et quoditiur aut dolupta assum debis et perem metode-metode observasi sederhana, pelatihan jurnalistik, bahasa visual menurunkan substansi ke teman-temannya di kampus masing-masing,
re poratibus, aut quisquiae sitat od molupic iliquis illibus perum lame corro evel ipsaectur, quatur rem velibus nestiustia inistibus esto optat volupta dan etika melebur dengan masyarakat. Semua disampaikan dengan lugas untuk selanjutnya melakukan pendokumentasian di sekitar kampus
volupta tiossi as militatibus ute laccatate volor aut aborum et, sed quo imus ectibusciaes quaersp erchilique vera cume dolor arum aborecto core dan bahasa yang mudah dimengerti. Gaya-gaya penyampaian metode juga masing-masing. Hari ini mungkin masih banyak yang belum begitu paham
atis dust restrum cupta voluptate ressit quos eribeatium ero imagnimi, poriatiasit harunto corepudae expe nonsequi cus eos culpariae volest sangat menggembirakan karena hanya merka yang bergembira yang bisa mekanisme kerja dan juga detail-detail kerja yang dilaksanakan, tetapi di
quam, sam, id etur, verion nes eium ut pro con preperi tioremp orerum expliqui intotam sae omnis pos nessit facepero core prest, necullu ptatium belajar dan bekerja tanpa beban. Secara umum, kegiatan ini sangat terbantu akhir kegiatan semua akan mengerti setelah membaca keseluruhan buku
fugiantio. Nemqui corro tem es milibus atione autaesci cusdam, cum lignit fuga. Ero volut voluptas mo et optasped modisque dolorporatur am, vel oleh penerimaan masyarakat desa yang sangat baik. Mereka menjadi ini.
ventempe maximil eriberovid enimintestem aliciis dolorem ad ut am voles magnatatem faccum cum quibusam narasumber, teman, sekaligus orang tua karena para mahasiswa tinggal di
non remporiatur? rumah-rumah penduduk. Anak-anak, pemuda desa, dan terutama ibu-ibu

10 11
Pawai di atas perahu dalam rangka penjemputan peserta TKI MAI 34 Sulawesi Tengah di Pelabuhan Pagimana. Anak-anak sekolah, nelayan, dan masyarakat
antusias sekali menjemput peserta sembari bersorak dan menyanyikan lagu-lagu nasional.
12 13
Atraksi seni budaya berupa gendang dan gong dipertunjukkan pula di atas perahu untuk memeriahkan prosesi penjemputan peserta TKI MAI
ke-34 di Desa Jayabakti, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai.
14 15
16 17
Ula-Ula

Ula-Ula merupakan bendera suku sama, terdiri dari


lima warna dengan filosofi:

1. merah
melambangkan keberanian untuk berjuang
mencapai tujuan.
2. PUTIH
melambangkan kebersihan dari pengaruh, kesucian
niat, dan keikhlasan berkorban.
3. biru
melambangkan ketenangan menatap masa depan.
4. Kuning
melambangkan berilmu dan banyak pengalaman
untuk menimbang-nimbang keputusan.
5. hitam
melambangkan ketabahan dan kesabaran dalam
menghadapi tantangan.

18 19
tentang
desa

20 1
Desa Jayabakti merupakan salah satu desa dari di wilayah Kecamatan dan Pasukan Laut Tobelo, Pasukan Laut Tobelo mengalami kesulitan untuk
Pagimana, yang terletak ± 2 km ke arah timur dari ibukota Kecamatan menempuh masuk melalui laut karena terhadang oleh masyarakat Bajo yang
Pagimana, ± 66 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Banggai, dan ± terkenal gigih dan tangguh jika berada di laut.
544 km dari ibukota provinsi Sulawesi Tengah. Desa Jayabakti memiliki Masyarakat SukuBajo dan Suku Saluan juga berpadu dalam membangun
luas wilayah ± 14.589 km2 dan secara administratif terdiri dari empat peradaban sehingga terbentuk nama Pagimana yang merupakan wilayah
dusun dengan komposisi jumlah penduduk terbanyak diwilayah Kecamatan administratif di mana Suku Bajo dan Suku Saluan tinggal.Perpaduan
Pagimana bahkan di wilayah Kabupaten Banggai. Desa Jayabakti memiliki tersebut dilandasi persatuan dan kesatuan serta kasih sayang antara Suku
batas wilayah administratif sebagai berikut: Bajo yang hidup dipinggiran pesisir laut dan Suku Saluan yang menguasai
Sebelah Utara : Teluk Tomini wilayah daratan dan pegunungan. Pada zaman tersebut mereka sudah
Sebelah Selatan : Teluk Tomini saling memberikan bahasa isyarat tentang pertukaran hasil laut dan hasil
Sebelah Timur : Teluk Tomini perkebunan sehingga sama-sama membuat ikrar untuk hidup saling
Sebelah Barat : Desa Tongkonunuk membutuhkan dan saling menjaga satu sama lainnya. Nama Pagimana
merupakan perpaduan dua kata yaitu pari dari dialek Suku Saluan dan mano
Wilayah Desa Jayabakti mempunyai ketinggian dua meter dari permukaan dari dialek masyarakat Bajo lalu disepakati untuk disempurnakan menjadi
air laut dan berada pada kawasan tepi laut dengan kondisi tanah hampir Pagiman yang kemudian menjadi nama Sungai Pagimana.
keseluruhan batuan cadas dan karang.Desa Jayabakti memiliki tiga musim Suku Bajo terkenal dengan persatuan dan gotong royong dalam membangun
yaitu musim hujan, musim kemarau, dan musim pancaroba. Musim hujan daerahnya.Hal ini merupakan ciri khas yang tidak terpisahkan dengan nama
terjadi antara bulan April sampai Oktober, musim kemarau terjadi antara Desa Jayabakti.Nama Jayabakti merupakan nama simbol dan kehormatan bagi
bulan Agustus sampai Desember serta musim pancaroba terjadi antara tradisi kesatuan dan kegotong-royongan masyarakat Bajo. Nama tersebut
Januari sampai dengan April. Curah hujan rata-rata 791-1. 520 mm/tahun, diberikan oleh Mantan Bupati Banggai yakni Bapak R. Ace Slamet yang
sementara suhu udara rata-rata 15-32oC dan terletak sangat dekat dengan diambil dari kuatnya tradisi yang telah mendarah daging bagi masyarakat
garis khatulistiwa. Bajo. Beliau menamakan Sekolah Dasar yang beliau berikan kepada
masyarakat Bajo dengan nama Jayabakti yang artinya masyarakat yang
selalu berjaya dan berbakti serta semangat dalam membangun. Nama Desa
Jayabakti diikrarkan pada tanggal 19 Mei 1965. Pada 11 Maret 1966 Sekolah
ASAL USUL SUKU BAJO Dasar Desa Jayabakti diresmikan oleh Bapak R. Ace Slamet. Sekolah Dasar
tersebut sengaja diresmikan pada tanggal 11 Maret untuk mengenang sejarah
Suku Bajo diperkirakan masuk ke wilayah Pagimana pada tahun 1817 yang mengenai Surat Perintah 11 Maret.
merupakan rumpun SukuBajo dari wilayah Bone, Sulawesi Selatan atau Dalam struktur pemerintahan Suku Bajo, Kepala Desa biasanya disebut
gelombang kedua yang masuk wilayah perairan Teluk Tomini.Gelombang Punggawa yang artinya seorang pemimpin atau yang dituakan.Berdasarkan
Suku Bajo pertama memasuki wilayah Bangkep di Kecamatan Kalumbatan, data tentang proses perjalanan pemerintahan di Desa Jayabakti sejak tahun
yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan. Kedatangan 1925 hingga sekarang telah banyak terjadi pergantian punggawa, nama-nama
masyarakat-masyarakat Bajo dihampir seluruh wilayah perairan nusantara tersebut adalah Ndalawe Tube, Ndali Minggu, Tuba Sahabat, Hakim Minggu,
banyak memberikan inspirasi terhadap suku asli atau masyarakat asli di suatu Baharuddin Djatung, Mirkan Palolo, Mirto Pakaya, dan Marsono Pangadjo
daerah.Contoh terkecil sejak adanya masyarakat Bajo yang memasuki dan yang menjabat saat ini.
menetap diperairan Laut Banggai dan adanya perang antara Kerajaan Banggai

2 3
4 5
Populasi di Desa Jayabakti sangat banyak, sekitar
7.000 jiwa. Populasi tersebut terdiri dari berbagai etnis
selain Suku Bajo antara lain Suku Saluan, Suku Bugis,
Suku Buton, Suku Tionghoa, dan Suku Gorontalo.
Masyarakat Kampung Bajo Desa Jayabakti merupakan
komunitas yang homogen karena secara struktural
masih didominasi oleh etnis terbesar yakni suku Bajo
yaitu sekitar 70%-80% dari seluruh penduduk.

Secara geografis letak posisi Desa Jayabakti sangatlah


strategis karena masuk dalam wilayah yang terdekat
dengan ibukota Kecamatan Pagimana. Sentral
perekonomian masyarakat yakni Pasar Induk Pagimana
dan tempat pelelangan ikan.Dengan keragaman tersebut,
desa ini tetap harmonis dalam menjalani kehidupan
soisal sehari-hari.

6 7
Desa Jayabakti mempunyai penduduk sejumlah 5.948 jiwa yang
tersebar dalam 4 dusun dengan rincian laki-laki berjumlah 2. 328
jiwa dan perempuan sejumlah 2.310 jiwa dengan jumlah kepala
Keluarga 1310 KK. Adapun rincian jumlah penduduk perdusun
berdasarkan data profil desa adalah sebagai berikut:

DUSUN 1
489 Laki-Laki dan 453 Perempuan | 273 KK

DUSUN 2
596 Laki-Laki dan 613 Perempuan | 346 KK

DUSUN 3
614 Laki-Laki dan 607 Perempuan | 347 KK

DUSUN 4
629 Laki-Laki dan 637 Perempuan | 344 KK

TOTAL PENDUDUK
2.328 Laki-Laki dan 2.310 Perempuan | 1.310 KK

8 9
10 11
12 13
14 15
Aktivitas di darat Aktivitas di LAUT

16 17
18 19
SEBARAN PROFESI MASYARAKAT

5 orang - PETANI/pekebun

6 orang - PETernak

30 orang - Pedagang

46 orang - PNS/polri/tni/pensiunan

76 orang - wiraswasta

2.478 orang - nelayan 70 orang - BUruh

87 orang - TUkang

199 orang - lainnya

20 21
Perahu harus dipastikan keseimbangannya agar tidak oleng saat digunakan untuk
melaut. Mereka-mereka inilah arsitek perancang dan pembuat perahu yang berjasa
Para pembuat perahu yang sedang bekerja mengkonstruksi badan perahu. Di sebelah kiri
bagi masyarakat Bajo.
merupakan alat-alatt yang biasanya mereka gunakan saat membuat perahu.

22 23
24 25
26 27
Perahu harus dipastikan keseimbangannya agar tidak oleng saat digunakan untuk
Perahu harus dipastikan keseimbangannya agar tidak oleng saat digunakan untuk
melaut. Mereka-mereka inilah arsitek perancang dan pembuat perahu yang berjasa
melaut. Mereka-mereka inilah arsitek perancang dan pembuat perahu yang berjasa
bagi masyarakat Bajo.
bagi masyarakat Bajo.

28 29
30 31
Tempurung penyu juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
membuat kerajinan perhiasan seperti gelang dan cincin. Terdapat
dua jenis tempurung penyu, yaitu tempurung penyu polos dan
tempurung penyu sisik yang bermotif.

Akar bahar merupakan tanaman bawah laut yang termasuk terumbu karang. Suku bajo percaya bahwa akar bahar dapat
menolak guna-guna atau kekuatan jahat. Selain itu dapat juga digunakan sebagai perhiasan yang unik dan cantik. Maka tak
heran jika saat ini banyak orang yang menjual gelang dari bahan akar bahar.
32 33
34 35
PANGAN
DAN
KULINER

36 37
kEPITING LAUT

ikan Kaka tua

gurita /samkima
[octopoda]
Udang kipas

teripang
38 39
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos
eos eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt
quatur arunt voloribus ent. voloribus ent.
40 41
42 43
44 45
46 47
48 49
kebudayaan

50 51
Cerita Putri Papu
Melaut
Oo Samaa’
Alkisah pada suatu waktu sang putri Raja Johor bertamasya ke pantai untuk memerintahkan kelompok suku yang baru menepi di pantai, Suku Bajo,
mandi dalam cuaca yang tenang.Air laut yang tak beriaktiba-tibamenjadi untuk mengadakan penjemputan kembali.Maka dengan adat dan tata
gelap, angin barat bertiup sangat kencang, dan ombak pun menggulung cara sendiri,punggawa dengan kelompoknya mendayung perahu. Ula-ula
pantai.Inilah saat yang naas bagi sang putri sehingga hilang seketika. ditancapkan, gendangpun ditabuh, mengelilingi buih sebanyak tiga kali Samudra adalah tangan Tuhan yang membentang,
Setelah peristiwa itu Raja Johor pun memerintahkan kepada seluruh rakyat kemudian mendekat. Punggawa duduk bersila, kedua tangan diangkat
untuk mencari putri yang hilang, namun tidak ditemukan. setinggi kepala sebagai tanda penghormatan kebesaran dan berucap:
memeluk nelayan yang lelah,
sampan berpelita juga perut lapar anak-anak.
Kepada segenap pelaut Suku Bajo (antar sesama Suku Bajo, mereka “Oh Papu, pamapopporah ma basar-basar,
menyebutnya Suku Sama) diperintahkan mengarungi lautan ke utara Labah toddah labah tarusang,
Thailand, ke timur Filipina, ke barat Madagaskar, dan ke selatan Indonesia. Kalangang goyak sapawang langik, Di meja makan, ia menjelma celoteh hangat yang
Maka berangkatlah mereka secara berkelompok yang dipimpin oleh
masing-masing punggawa dengan terlebih dahulu musyawarah untuk


Busei, kamudi ma appok nggai ta bilah,
Rittak boe mata tanges limongang madisembah.”
terhidang sepenuh cemas.
menetapkan rambu-rambu tanda pengenal yaitu bendera putih.Jadi Di beranda, ia menjadi percakapan-percakapan tentang
setiap kelompok yang telah melintasi karang, pulau, dan teluk harus yang artinya:
menancapkan bendera putih ditempat tersebut agar kelompok lain yang
rindu, kedatangan dan kepergian serta nyala mercu yang
melihat dapat mengetahui bahwa tempat tersebut telah disinggahi oleh “Maaf beribu maaf yang dipertuan, timbul tenggelam.
kelompk terdahulu jadi tidak perlu lagi untuk disinggahi. Mengenai Seantero lautan dan pulau,
bendera putih, hal ini telah membudaya sehinggatidak jarang dapat Berbantalkan ombak, beratapkan langit,
ditemukan bendera putih di kepulauan karang pada perkampungan Suku Dayung, kemudi patah tak terbilang, Samudra adalah tangan Tuhan yang membentang,
Bajo (Sama) sebagai tanda lalu lintas perahu agar tandas di karang. Tetes air mata kesedihan pada yang dipertuan.”
memeluk nelayan yang lelah,
Proses berkelompok mencari putri yang hilang itu menjadi awal Mendengar lantunan kata penghormatan ini, sang putri mengangguk lalu sampan berpelita juga perut lapar anak-anak.
kedatangan Suku Bajo (Sama) di Nusantara yang mendarat di Sulawesi turun ke perahu penjemputan kemudian dipersembahkan kepada Raja
Selatan. Mereka sempat singgah di Pulau Kodingareng Makasar dan sempat Bone dan pada akhirnya dipersunting oleh raja dan dikaruniai seorang
mendirikan kerajaan kecil ditempat tersebut sebelum bergabung dengan putra bernama Lasendrak. Di masa kecil, Lasendrak tidak betah tinggal di Maka jadilah biru yang senantiasa menghidupi,
Kerajaan Gowa. Sebagian kelompok ini ke Teluk Bone dan kelompok inilah istana.Ia selalu menangis dan baru bisa tenang bila diajak ke pantai. Oleh
yang menemukan putri Raja Johor yang hilang itu pada zaman Kerajaan sebab itu rajapun membangun sebuah rumah di tepi pantai sebagai tempat
laut yang menggaramkan segala maut.
Bone abad ke-16. Diceritakan bahwa pada suatu hari muncul buih besar tinggalnya, yaitu di lokasi tempat pertama kali Suku Bajo menepi.Disinilah
di Teluk Bone. Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada Raja Bone Lasendrak dibesarkan hingga dewasa dan menjadi panglima perang Suku
bahwa dalam buih ini nampak sesosok wanita yang rupawan. Raja lantas Bajo (Sama) menghadapi Belanda saat Perang Bone.
Oo, Samaa’.
memerintahkan pengawal untuk memeriksa kejadian tersebut.
(Cerita dari Mbo Mutong, Mbo Hadda almarhum Pamrita/ Ulama Suku
Dengan adat dan tata cara kerajaan, perahu beserta para pengawal segera bajo (Sama) di Desa Jayabakti, Pagimana tahun 1980) Puisi ditulis oleh Ama Achmad, ditampilkan oleh Babasal Mombasa dan Rumah
mendekati buih kemudian mempersilahkan sang putri untuk turun Balada Indonesia pada acara penutupan TKI MAI 34 Sulawesi Tengah.
keperahu penjemputan. Namun sang putri tidak bergerak dan diam seribu
bahasa. Segera kejadian ini dilaporkan kembali kepada raja yang kemudian

52 53
54 55
Lammeh/payung raja berbentuk segi empat merupakakan simbol kedaulatan Punggawa dalam beberapa tradisi ritualitas yang bersifat sakral. payung ini merupakn simbol
kehormatan seorang raja atas peran sosial sebagai pemimpin kelompok suku Bajo. filosofi warna dn ornamen manik-manik memiliki arti tersendri. Merah melambangkan
keberanian, dan putih merupakan keteguhan yang luhur. Lammeh memiliki arti kerakyatan persatuan dan kemakmuran.

56 57
58 59
Cerita Tiga Sekawan
Cerita rakyat yang popular dikalangan masyarakat Suku
Bajo (Sama) adalah cerita tiga sekawan, yaitu Si Lambu
Paluppak Tangang, Si Capeang Mata, dan Si Tarang Bulik.
Ketiga nama ini adalah nama samaran yang berarti telapak
tangannya lebar, jari-jarinya besar, dan panjang; matanya
penuh dengan tahi mata; dan tulang pantatnya menonjol
serta tajam.

Pada suatu hari mereka bertiga berangkat kelaut


untuk menjala ikan. Hasil yang diperoleh pun tidak
mengecewakan. Merekapun pulang.Ditengah perjalanan,
mereka membagi ikan tersebut dengan cara saling
merampas. Si Lambu Paluppak Tangang yang tangannya
lebar dan panjang menggunakan kesempatannya
sehingga memperoleh hasil yang banyak. Si Tarang Bulik
melihat keadaan yang tidak adil ini kemudian marah lalu
menggunakan pantatnya yang tajam untuk membocorkan
perahu sehingga perahu tenggelam. Melihat hal tersebut,
Si Capeang Mata menghindari air yang masuk keperahu
dengan menempelkan tahi lalatnya pada perahu yang
bocor sehingga selamatlah perjalanan mereka.

Cerita ini adalah iktibar contoh gambaran perwatakan


manusia pada umumnya yang penuh dengan nafsu untuk
menguasai hak orang lain tidak peduli halal ataupun
haram yang penting senang, dilambangkan oleh Si
Lambu Paluppak Tangang. Nafsu yang tidak terkendali
(emosional) bertindak apa maunya kendati merusak
atau merugikan orang lain asal tujuannya tercapai
dilambangkan oleh Si Tarang Bulik. Sedangkan Si
Capeang Mata yang dengan cepat menambal perahu yang
bocor dengan tahi matanya sehingga selamatlah mereka
dan terjadilah mufakat kembali pada pembagian hasil
dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.

60 61
Lagu Iko-Iko

dibunga baru pancona


Diberi bunga seperti bunga pohon baru.

dibunga-bunga
Bunga pohon baru ini banyak terdapat di tepi pantai. Bagi pengetahuan masyarakat
Bajo, seratnya digunakan sebagai alat untuk memancing ikan dan sebagai penutup
badan berupa pakaian atau baju.

digarata igana
Pinggirnya di ukir-ukir dan terdapat lubang-lubang yang secara acak bertebaran.

anu dipasih dileh-dileh


Bertemu saling melirik, digambarkan seperti pertemuan atau berpapasannya
wajah yang kemudian saling melirik dari kanan dan kiri.

dipasih dela-dela
Ujung dengan ujung bertemu, digambarkan seperti lidah.

dipasih koe-koe
Saling berkaitan tapi tak menyentuh.

Lirik lagu iko-iko tidak hanya menceritakan tentang simbol atau lukisan terkait
Suku Sama (Bajo) yang relasinya kuat dengan arsitektur. Tetapi ada berbagai
pesan yang sangat mendalam tentang pengetahuan karena liriknya bisa dibaca
secara tersirat dan mengantarkan kita pada korelasi terhadap papan, ekologi,
dan ekosistem. Hal itu tampak pada busana dan alat pancing masyarakat Bajo
sebelum terjadinya ekspansi material industri yang sudah barang tentu merupakan
peradaban baru dalam semesta pengetahuan etnis Bajo. Relasi-relasi lainnya
pun perlu dibaca yang bisa mengantarkan kita untuk mengetahui lebih dalam
mengenai jalur komunikasi yang telah lama dijalin oleh masyarakat Suku Bajo
yang selama ini dipandang sebagai satu etnis nusantara yang dekat dengan laut
bahkan menjadi denyut nadi keseharian mereka. Etnis Sama tidak hanya ada dan
selalu di laut tetapi mereka bahkan telah mengenal darat dalam semesta peradaban
pengetahuan.

62 63
64 65
Tradisi Lisan Suku Bajo
Ditulis oleh: Gede Kresna

“Bangsa Bajo adalah perpustakaan terlupakan, yang di dalamnya penuh penanda hujan akan tiba. Namun jika gerak cacing-cacing gelisah dan menukik
dengan harta karun ilmu pengetahuan,” demikian yang diungkapan oleh Bapak ke bawah, itu artinya badai akan segera tiba. Semua semesta kehidupan di laut
Hakiminggo, Ketua Adat Suku Bajo Desa Jaya Bakti dalam orasi kebudayaannya memiliki bahasa-bahasa tandanya sendiri-sendiri. Angin, gelombang, bahkan cara
yang menggetarkan seluruh mahasiswa yang berkumpul di lapangan desa malam bermain ikan-ikan adalah bahasa tanda yang dimengerti oleh Bangsa Bajo.
itu. Berbagai cara bertahan hidup di lautan tersampaikan secara lisan dari generasi Semua pengetahuan ini membuat Bangsa Bajo bersahabat dengan semua hal yang
ke generasi. “Itu sebabnya Orang-orang Suku Bajo selama rentang masa yang bagi orang lain dianggap sebagai ancaman. Ombak besar, badai, semua memiliki
sangat lama tidak pernah tewas dalam menjalankan kesehariannya di laut. Kapal- masa dan tugasnya sendiri-sendiri. Kehidupan yang sangat dinamis membuat
kapal mereka tidak pernah kandas, karena mereka mengerti bahasa-bahasa ombak. Bangsa Bajo peka dan mempersiapkan diri dengan baik. Persiapan yang tidak
Mereka juga tidak pernah tersesat karena hidup dalam pemahaman akan bahasa didasari oleh teori-teori di atas kertas, melainkan kompilasi pengalaman yang
bintang. diperoleh dari pertarungan-pertarungan dengan fenomena alam yang kemudian
dijadikan sahabat.
Pengetahuan-pengetahuan tersebut tidak diberikan di sekolah-sekolah, melainkan
diberikan hanya kepada mereka yang pulang ke rumah. Rumah Bangsa Bajo adalah Itu sebabnya Bangsa Bajo memiliki menyikapan terhadap situasi yang sangat
samudra yang tak berbatas. Mereka seperti boko-boko (kura-kura), meskipun mengagumkan. Karang bukanlah tempat perahu berkandas, tetapi rumah berbiak
dibawa ke darat, selalu akan pulang ke laut. Kepada mereka yang pulang, tradisi dan ruang hidupnya ikan-ikan. Mereka hanya perlu mengetahui keberadaan
lisan ditutur-turunkan. Biduk-biduk dijadikan penanda. Bintang Poniki atau karang dalam kondisi gelap dengan mencelupkan sampan di air dan mendengarkan
Bintang Pari untuk menunjuk arah selatan, Bintang Tujuh untuk penunjuk arah gemeletak ujung sampan yang akan memberikan suara “tik tik tik” jika karang
utara. Berbekal bahasa biduk mereka menuju jalan pulang ke rumah besar mereka sudah dekat. Sebuah ilmu pengetahuan alam sederhana yang sangat bermanfaat
sebagai suku laut. untuk bertahan hidup sebagai suku laut.
Ini hanya sebagian kecil tentang pengetahan alami Bangsa Bajo. Pengetahuan yang
Tidak hanya pada biduk, Bangsa Bajo juga paham bahasa Baraas, jejak hewan laut tidak diajarkan di sekolah-sekolah formal, dan hanya diberikan kepada mereka
yang menyerupai cacing. Jika gerak cacing meninggalkan penanda yang lurus, yang pulang ke rumah: laut, samudra yang tidak berbatas.
air akan teduh, tenang tak bergelombang. Jika gerak cacing memercikkan air, itu

66 67
pasar

68 69
70 71
72 73
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini
conserum quo eos eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas
eturibus, ullorestibus eium quatur arunt voloribus ent.Solore, quia nis
aditati berchitatur, aut exerum inus et apedi rescipsam enis si nobis ist,
ipictur apid quis doluptatio blabo. Facculp arciat.
Fero beaquat emquis aped moluptatem ea quid quiae re pro occulpa
nemodis utectorpori doluptin essequam fuga. Empelique eritae nobit
moditatur sim doluptatum eatur moluptat aut rae volupta spicidendi
occaborume porpossum rempore custrum eaquam restet voluptin et
experi assi si ut alis issequu ndamus mod min reiunt etur repratis del
exere vel mos etur maxim quas duntincto es non reheni aperum ut
adio ommod quunt vellor remqui occabo. Ut rem rem aut pliquaspeles

74 75
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos
eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt
voloribus ent.

76 77
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos eum faciist qui nam
nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt voloribus ent.

78 79
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini
conserum quo eos eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus,
ullorestibus eium quatur arunt voloribus ent.
80 81
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos
eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt
voloribus ent.
82 83
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini
conserum quo eos eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus,
ullorestibus eium quatur arunt voloribus ent.
84 85
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos
eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt
86 voloribus ent. 87
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos
eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt
voloribus ent.
88 89
material

90 91
92 93
Hidup di Pulau Karang
Ditulis oleh: Gede Kresna

Sejatinya Desa Jaya Bakti adalah sebuah pulau karang. Tidak ada sumber air, Sebuah kandang dekat lapangan desa mungkin bisa dijadikan sebagai model.
nyaris tidak ada pepohonan. Hanya semak dan perdu. Seratus sepuluh tahun Kandang kambing terbuat dari pagar pohon china. Selain sebagai peneduh,
yang lalu, beberapa orang Suku Bajo mulai mendiami pulau karang ini hingga pohon china juga merupakan makanan kambing. Lapisan tanah di pulau ini
saat ini. Air sebagai elemen utama berkehidupan diperoleh dari darat dengan memang cukup tipis, tetapi tulang-tulang ikan yang menjadi konsumsi pokok
menjemputnya dengan sampan. Meskipun sekarang sudah ada jalan yang masyarakatnya bisa menjadi sumber kalsium yang penting untuk tanaman. Sisa-
menghubungkan daratan Kecamatan Pigimana dengan Desa Jayabakti, tetap saja sisa ikan juga masih bisa dimasak menjadi makanan bebek, entok atau ayam.
hidup di pulau ini tidak mudah.
Bahan makanan di desa ini sebenarnya sangat berkualitas karena ditopang
Dalam perkembangannya kampung ini menjadi sangat padat. Lebih dari 1400 oleh pertanian yang subur di daratan Kabupaten Banggai. Sebagai makanan
kepala keluarga dengan populasi lebih dari 5.000 orang mendiami pulau seluas pokok ada sagu, beras ladang, ubi, pisang dan sebagainya. Buah-buahan juga
sekitar setengah kilometer persegi ini. Rumah-rumah dibangun di tepi laut sangat berkualitas dan murah seperti sirsak, durian, nenas, pepaya, pisang dan
dengan tonggak-tonggak menjorok ke atas air. Seiring dengan pertambahan sebagainya. Lauk-pauknya sudah pasti segala macam hewan laut segar. Tidak
populasi, bangunan semakin menjorok ke air. Rumah-rumah menjadi seperti hanya berbagai jenis ikan, tetapi juga cumi, sotong, udang, kepiting bakau, kerang
tumbuh melebar ke arah laut. Dalam satu kavling rumah adakalanya dihuni 5 dan sebagainya. Akan tetapi, sebagaimana daerah-daerah pulau di belahan tempat
kepala keluarga. Mereka hidup dalam nuansa sosial yang sangat kental. Mereka lainnya, tetap saja makanan-makanan instan bergizi rendah menjadi bagian dalam
yang tidak mendapatkan lahan di tepi pantai membangun di atas batu-batu keseharian konsumsi masyarakat. Pola konsumsi yang pada akhirnya menjadi
karang. Karang-karang kapur berwarna putih digali dan dijadikan pondasi. persoalan baru di masyarakat: Plastik.

Meskipun lahan berbatu karang, beberapa vegetasi tetap tumbuh. Ada Saat ini kolong-kolong rumah di Desa Jaya Bakti didominasi oleh plastik. Jika
pohon pisang, kelor, pohon china, mangga dan sebagainya. Hewan-hewan digali dalam keadaan surut, tebal lapisan plastik dan lumpur sekitar 30-60 cm. Hal
ternak dibiarkan hidup berkeliaran. Ada kambing, ayam, entok, juga bebek. ini pasti memutus berbagai rantai ekosistem tepian pantai yang mengakibatkan Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos
Sesungguhnya ini potensi yang besar, tetapi hewan-hewan tidak dipelihara secara menurunnya kualitas kehidupan masyarakat. eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt
intergatif. Padahal jawaban-jawaban atas beberapa masalah ada di sekitarnya. voloribus ent.

94 95
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos
eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt
voloribus ent.
96 97
98 99
100 101
102 103
104 105
106 107
POLA
PERMUKIMAN

108 109
kosmologi
110 111
112 113
Jalur titian menghubungkan bagian rumah yang satu dengan rumah yang
lainnya. Teras di bagian yang menghadap laut biasa digunakan untuk
menjemur pakaian atau sekedar duduk-duduk santai saat senja.

114 115
116 117
118 119
Sebaran permukiman masyarakat Desa Jayabakti di semenanjung
ujung desa yang meliputi Dusun 01 dan Dusun 03.
120 121
Sebaran permukiman masyarakat Desa Jayabakti di semenanjung
ujung desa yang meliputi Dusun 01 dan Dusun 03.
122 123
124 125
Masyarakat Bajo umumnya meletakkan dapur di bagian yang paling dekat ke laut, ada Keberadaan kayu-kayu bakar menandakan bahwa masih ada masyarakat
yang berada di area terbuka, ada pula yang berada di area tertutup. Proses persiapan yang menggunakan kayu tersebut untuk memasak dengan tungku. Kayu-
memasak dilakukan oleh para perempuan di atas lantai papan belakang bangunan rumah. kayu tersebut biasanya diambil dari hutan-hutan terdekat.
126 127
Bagaimana masyarakat Bajo yang hidup di
atas laut mendapatkan air?

saat ini suku bajo mendapatkan pasokan air


pula dari pemerintah dengan distribusi melalui
pipa-pipa. Tidak selalu lancar aliran air ini.

suku bajo mendapatkan air bersih dari mata


air yang berada di daratan seberang. setiap
hari mereka akan mendayung sampan dengan
jeriken-jeriken plastik di atasnya.

Mereka pun telah mengenal tungku dari tanah liat dengan


bentuk tungku sangat unik.

128 129
130 131
Bajo

Jika kau perempuan Bajo:


Laut adalah kekasih yang mencintai
sejak mula namamu dibisikkan ibu kepada gelombang
yang membawa sampan ayah kembali ke pantai.

Jika kau lelaki Bajo:


Laut adalah ayah yang meluaskan pelukan,
menuntun kepada pelayaran-pelayaran tanpa nama,
tanpa peta juga hitungan musim-musim.

Jika kau, Bajo:


Laut adalah halaman bermain
yang menyenandungkan banyak lagu tentang masa
kanak, bunga-bunga karang, dan bintang utara yang
menuntun kayuh perahu.

Jika kau, Bajo:


Laut adalah segala kehidupan,
seluruh denyut yang melarungkan kebaikan-kebaikan.

Puisi ditulis oleh Ama Achmad, ditampilkan oleh Babasal Mombasa dan Rumah
Balada Indonesia pada acara penutupan TKI MAI 34 Sulawesi Tengah.

132 133
PERSOALAN
DESA

134 135
Persoalan pertama tentu saja persoalan sampah plastik. Banyaknya produk-
produk industrial yang membanjiri desa ini mengakibatkan produksi sampah
plastiknya sangat tinggi. Karena tidak ada tempat pembuangan atau pengolahan
sampah plastik, masyarakatnya hanya membuangnya ke laut. Dampaknya sangat
buruk. Kolong-kolong rumah masyarakat yang berdiri di atas air penuh dengan
sampah plastik yang merebut ruang bagi perkembangbiakan ikan-ikan pinggir
pantai. Sementara itu, ikan-ikan ini bertugas untuk memakan kotoran-kotoran
manusia yang jatuh ke laut. Berkurangnya populasi ikan karena sampah plastik
tentu mempengaruhi daya urai sampah dan kotoran di laut.

Selain dibuang ke laut sampah plastik juga masih banyak yang dibakar begitu
saja dan zat-zat kimianya mengotori udara. Ini tentu menjadi pekerjaan berat
bagi perangkat desa, terutama utuk membangun kesadaran tidak membuang
sampah plastik sembarangan, tidak membakar sampah pelastik, dan yang lebih
penting lagi mengurangi penggunaan bahan yang berkemasan plastik.

136 137
Jayabakti darurat air bersih

Permasalahan ini merupakan hal yang sangat crusial oleh seluruh


masyarakat desa Jayabakti. air bersih merupakan kebutuhan
masyarakat yang sangat berperan penting untuk memenuhi
kebutuhan masak memasak, mencuci, mandi dan berbagai
keperluan lainnya. akses air bersih masih jauh dari kata merata.
populasi penduduk desa yang sangat padat ini, mengakibatkan
distribusi air dari pipa PDAM menjadikan debit air semakin
melemah. bahkan dalam bebrapa kondisi air bersih pun tidak
mengalir.

Dalam satu kondisi mayarakat mencoba untuk membuat galian


sumur dengan harapan bisa mendapatkan air tawar, akan tetapi
dengan konsisi tanah merupakan karang berpori relatif besar ini
, mengakibatkan air yang dihasilkan menjadi asin seperti air laut.

Satu-satunya cara memperoleh air adalah dengan menaiki


sampan menuju daratan sebelah dan mengisinya dengan ember
maupun jergen lalu di bawa kembali untuk digunakan sehari-
hari.

138 139
Masuk ke dapur-dapur masyarakat,
penggunaan penyedap juga tinggi. padahal
dengan ikan hasil tangkapan yang sedemikian
segar, mereka tidak harus menggunkan
penyedap. cukup dengan garam saja ikan sudah
sangat lezat. sayangnya garam yang digunakan
juga garam industri yang didatangkan
dari pabrik yang jauh, bukan garam yang
diproduksi masyarakat Sulawesi Tengah yang
sebenarya punya kualitas yang sangat bagus.
masih di dapur, penggunaan minyak sawit
sebagai minyak goreng juga sangat tinggi.
Padhal kabupaten Banggai adalah kabupaten
penghasil kelapa sangat tinggi.
Selain persoalan sampah pelastik, air
juga menjadi persoalan yang sangat vital.
karena air tawar harus didatangka dari daratan
Sulawesi dan masih ada sedikit persoalan
dengan des sekitar. baragkali air tawar bisa
diusahakan dengan membuat piranti destlasi
sederhana.

140 141
disamping sejumlah kualitas yang masih bisa dirasakan di desa Jayabakti, ada sejumlah persoalan
besar juga yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Persoalan pertama tentu saja persoalan sampah pelastik. banyaknya produk-produk industrial
yang membanjiri desa ini mengakibatkan produksi sampah pelastiknya sangat tinggi karena tidak
ada tempat pembuangan atau pengolahan sampah pelastik, masyarakatnya hanya membuangnya
ke laut. dampaknya sangat buruk. kolong-kolong rumah masyarakat yang berdiri di atas air penuh
dengan sampah pelastik yang merebut ruang bagi perkembang-biakan ikan-ikan pinggir pantai.
sementara itu, ikan-ikan ini bertugas untuk memakan kotoran-kotoran manusia yang jatuh ke laut.
berkurangnya populasi ikan karena sampah pelastik tentu mempengaruhi daya urai sampah dan
kotoran di laut.
Selain dibuang ke laut sampah pelastik juga masih banyak yang dibakar begitu saja dan
zat-zat kimianya mengotori udara. ini tentu menjadi pekerjaan berat bagi perangkat desa, terutama
utuk membangun kesadaran tidak membuang sampah pelastik sembarangan, tidak membakar
sampah pelastik, dan yang lebih penting lagi mengurangi penggunaan bahan yang berkemasan
pelastik.
Masuk ke dapur-dapur masyarakat, penggunaan penyedap juga tinggi. padahal dengan
ikan hasil tangkapan yang sedemikian segar, mereka tidak harus menggunkan penyedap. cukup
dengan garam saja ikan sudah sangat lezat. sayangnya garam yang digunakan juga garam industri
yang didatangkan dari pabrik yang jauh, bukan garam yang diproduksi masyarakat Sulawesi
Tengah yang sebenarya punya kualitas yang sangat bagus. masih di dapur, penggunaan minyak
sawit sebagai minyak goreng juga sangat tinggi. Padhal kabupaten Banggai adalah kabupaten
penghasil kelapa sangat tinggi.
selain persoalan sampah pelastik, air juga menjadi persoalan yang sangat vital. karena air
tawar harus didatangka dari daratan Sulawesi dan masih ada sedikit persoalan dengan des sekitar.
baragkali air tawar bisa diusahakan dengan membuat piranti destlasi sederhana.

142 143
WORKSHOP

144 145
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos
eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt
voloribus ent.
146 147
Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos Ut verit quasitae il maximus, to optamus dignimollam faci sini conserum quo eos
eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt eum faciist qui nam nonsedis aut est, optas eturibus, ullorestibus eium quatur arunt
voloribus ent. voloribus ent.
148 149
RESTY PRIMA RIKI S BARUS RENDI ILHAM MAULANA MENES VICTOR RIDEL MORAY
Jawa Timur Kalimantan Asal Makassar Makassar Jawa Timur Kalimantan Manado

DINDA DIKY M. N. IKSAN NIKO FRED HENDRY ELANNISA R. NAMA PESERTA NAMA PESERTA
Makassar Jakarta Bandung Medan Makassar Jawa Tengah Asal Asal

FITRIA MAHMUDAH NIDIA FAISAL RAHMAN MUH. ISHAK NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA
Gorontalo Sulawesi Utara Samarinda Makassar Asal Asal Asal Asal
150 151
NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA
Asal Asal Asal Asal Asal Asal Asal Asal

NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA
Asal Asal Asal Asal Asal Asal Asal Asal

NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA NAMA PESERTA
Asal Asal Asal Asal Asal Asal Asal Asal
152 153
154 155
Senja di Desa Jayabakti merupakan senja yang sangat menawan. Cahaya
keemasan menerpa permukaan laut dan memantul berkilau-kilau.

156 157
158

Anda mungkin juga menyukai