Anda di halaman 1dari 2

CERMIN LAUT

Dialokku kallumangku
Ma bukoknu busayangku lepaku
Ma bittaknu tummuangku daleku

Lautku penghidupanku Wakatobi Wangi-Wangi Mola Utara


Dipundakmu kukayuh bahteraku
Diperutmu kutemukan rezekiku

Kepulauan Wakatobi, sebuah gugusan kepulauan di


selatan Sulawesi Tenggara. Dikelilingi lautan, Wakatobi
dianugrahi bentangan pantai tak berujung, keindahan
bawah laut tiada tara, terlebih keunikan budaya Menu Lokal dan Musiman
yang terpelihara. Ialah Suku Bajo, pengembara laut Menyajikan makanan khas Wakatobi, Kasuami, sebagai menu
utama. Makanan laut disajikan sesuai musim, dikarenakan
andal yang kini melabuhkan rumah sampan mereka pantangan suku Bajo untuk menangkap ikan yang sedang
di lepas pantai kepulauan Wakatobi. Sebagai suku musim kawin ataupun bertelur sebagai bentuk konservasi
ekosistem laut.
laut, lautan lekat dalam setiap elemen kehidupan
suku Bajo. Lautan bukan sekedar sumber kehidupan, Dari Laut ke Meja Makan
melainkan ibu, saudara kandung, bahkan cerminan diri. Kasuami diolah dari singkong petani lokal Wakatobi. Sementara
makanan laut ditangkap langsung oleh nelayan tradisional suku
Memetik inspirasi dari kearifan lokal serta keterikatan Bajo diantar langsung oleh sampan nelayan ke restoran. Ikan
suku Bajo dengan lautan, CERMIN LAUT merupakan segar hasil tangkapan nelayan dimasak tangkap dan dimasak
pada hari yang sama.
refleksi karakter lautan dalam bentuk desain. Memaknai
lautan dalam sudut pandang suku Bajo, CERMIN Kegiatan Menarik: Menaiki Sampan
LAUT menggambarkan karakter lautan dalam konsep Suku Bajo dikenal sebagai orang laut dengan transportasi utama
maupun desain serta menjawab isu desain dari kearifan nya adalah sampan. Pengunjung restoran dapat merasakan
kegiatan menarik menaiki sampan yang disediakan oleh restoran
lokal dan tradisi yang digenggam oleh suku Bajo. untuk mencapai pintu masuk utama.

KONSEP PENGEMBANGAN KONSEP ARSITEKTUR KONSEP UTILITAS


Atap Rumbia
1. Kasir
KONSEP ATAP PENGHAWAAN
2. Musholla Bentuk atap diambil dari arsitektur lokal Penghawaan alami pada area
3. Toilet
4. Storage
suku Bajo dengan ciri khas atap bertumpuk makan restoran dilakukan
5. Dapur Kotor de ngan pengadaan ventilasi
6. Area Pencucian 4 Bangunan diangkat 2 m di atas laut dengan silang dari jendela jalusi yang
piring struktur panggung bermaterial kayu terdapat diatas tumpukan atap
7. Area penyimpanan yang pertama dan kedua..
piring dan gelas kotor
8. Dapur Terbuka 2 5 6 7
9. Area makan

8
Limbah cuci restoran
1
3 Air Bersih
9 Limbah Toilet

DENAH TAHAP 1
1. Kasir
2. Musholla SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH Kayu Besi ( Posi-Posi)
3. Toilet
4. Storage Sistem pengolahan air bersih dan air kotor dibuat dapat disalurkan langsung
5. Dapur Kotor Akses pada dinding eksterior terpisah dan masing-masing memiliki salurannya ke dalam laut untuk menjaga
6. Area Pencucian masing-masing. Ketersediaan air bersih diperoleh kelestarian lingkungan laut.
piring 4 dari daratan yang dialirkan menggunakan pipa. Sehingga dibuatlah tampu
7. Area penyimpanan Kayu Besi (Posi-Posi)
Dalam peraturan adat suku bajo air kotor tidak ngan limbah di daratan. sebagai struktur
piring dan gelas kotor
8. Pengembangan kuda-kuda atap.
Dapur Terbuka 2 5 6 7
9. Pengembangan
Area makan
8
MATERIAL ALUR SIRKULASI
1
3 Material yang digunakan adalah Sirkulasi Servis
material lokal yang ketersediaannya
mudah ditemukan di Wakatobi. Sirkulasi Pengunjung
9 Kayu besi digunakan se bagai
struktur utama bangunan
: Kolom dan struktur atap. Panel jendela
Kayu nibung digunakan sebagai ele Railing dengan material
DENAH TAHAP 2 men eksterior dan railing. Railing di kayu nibung.
susun tidak saling tegak lurus (se perti Berfungsi juga
sistem jalusi ) untuk mengantisipasi sebagai kanopi.
KONSEP INTERIOR adanya air masuk akibat hujan.
Jendela sebagai
selubung bangunan
dan kanopi
Membawa suasana lautan ke dalam
interior restoran sehingga pengunjung
memiliki pengalaman ruang berada
Refleksi Air
dalam air. Refleksi dari bayangan air Area servis dan pengunjung dipisahkan dari akses SELF SERVICE
dipantulkan ke langit-langit restoran. pintu masuk. Pengunjung mencapai ruang makan
SISTEM KANOPI menggunakan perahu yang disediakan oleh Pengunjung restoran Kayu Besi (Posi-
restoran. Area masuk bagi pengunjung terdapat disediakan satu area untuk Posi) sebagai kolom
Suku bajo memiliki keunikan tersendiri Area makan restoran dibuat terbuka di belakang bangunan, sedangkan area masuk me nempatkan piring dan struktur
ketika menyediakan makanan. Juru masak agar jangkauan visual terhadap servis terdapat di depan. Hal ini bertujuan agar gelas seusai menikmati
dan pengunjung akan duduk bersama laut menjadi lebih lepas dengan pengunjung dapat menikmati lautan sebagaimana hidangan.
dalam satu area sehingga pengunjung sistem panel yang dapat digunakan ke seharian penduduk Wakatobi yang menganggap
Eksterior restoran dari arah pantai. Kasir restoran terpisah dari bangunan utama dan Dapur Terbuka dapat melihat aktivitas memasak. sebagai kanopi ketika hujan. laut sebagai penghubung.
ditempatkan di depan sebagai ruang tunggu pengunjung untuk menaiki sampan.
TAMPAK UTARA TAMPAK BARAT

DENAH LANTAI 1

POTONGAN A-A

DENAH LANTAI 2

Anda mungkin juga menyukai