Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA I

ELEKTROLISIS UNTUK MENENTUKAN BILANGAN AVOGADRO

OLEH
KELOMPOK 2
150332600347 FARIDA AISYAH **
150332600746 MOHAMMAD IQBAL ISNAINI
150332607744 RIRIN CAHYANTI

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2017
PERCOBAAN 8

ELEKTROLISIS UNTUK MENENTUKAN BILANGAN AVOGADRO

A. Tujuan Percobaan
Menentukan bilangan Avogadro (No) dan mengaplikasikan konsep
bilangan Avogadro (No).

B. Dasar Teori
Suatu tetapan yang sangat penting dalam bidang kimia adalah
bilangan Avogadro (No). Ada macam-macam metode untuk menentukan
bilangan itu. Metode yang paling tepat adalah kristalografi sinar-X. Pada
percobaan ini dilakukan metode elektrolisis untuk menentukan bilangan
Avogadro.
Elektrolisis larutan garam dapur dengan elektroda yang terbuat dari
tembaga yang akan menghasilkan ion tembaga (I) (Cu+) pada anoda. Ion
tembaga tersebut membentuk tembaga (I) oksida yang mengendap. Jumlah
listrik yang diperlukan untuk mengoksidasi satu mol atom tembaga
menjadi satu ion tembaga (I) dapat diukur. Dari jumlah muatan pada satu
ion tembaga (I) (Cu+) dapat dihitung bilangan Avogadro. Jumlah muatan
pada satu ion Cu+ = 1.6 x 10-19 Coulomb.
Jumlah muatan (Coulomb) yang diperlukan untuk mengoksidasi x
gram tembaga dapat dihitung dengan rumus :
Q = I .t
dengan, I = kuat arus yang digunakan dan t = waktu yang diperlukan untuk
percobaan.
Selanjutnya Q dapat digunakan untuk menghitung jumlah muatan
yang diperlukan untuk mengoksidasi per satu mol tembaga, dengan rumus
berikut :
berat molekul Cu
muatan untuk mengoksidasi 1 mol Cu = xQ
perubahan berat anoda
(dengan berat molekul tembaga = 63.54 g/mol).
Bilangan Avogadro dapat dihitung dengan rumus :
muatan untuk mengoksidasi 1 mol Cu
jumlah muatan Cu+ =
muatan ion Cu+
jumlah ion tembaga(I) dalam 1 mol tembaga sama dengan bilangan
Avogadro.
C. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
 Dua buah lempeng tembaga (5 cm x 3 cm) sebagai elektroda
 Amperemeter (skala 0-5 A)
 Kabel
 Sumber DC yang dapat diubah-ubah tegangannya (Fisher variable
power supply model 100 A 0-9 volt, 4-5 ampere)
 Gelas piala
 Pembakar gas, kassa, dan kaki tiga
 Stopwatch
 Termometer 0-100 °C
2. Bahan yang digunakan
 Akuades
 Amplas besi
 80 mL larutan A (larutan A terdiri dari 100 gram NaCl dan gram
NaOH dalam 2 liter air suling)

D. Prosedur Percobaan

Dibersihkan elektroda tembaga dengan amplas

Ditimbang salah satu elektroda yang digunakan sebagai anoda

Dimasukkan kedua elektroda tembaga dalam 80 mL larutan A

Disusun rangkaian listrik seperti gambar di bawah ini


5
Keterangan :
1. Sumber arus DC variabel
4 2. Amperemeter
3
1 3. Elektroda tembaga
P a n a s 4. Gelas Piala
2 5. Termometer
6 6. Saklar

Dipanaskan gelas piala sampai pada suhu 80 °C (dijaga tetap)

Dialairi arus listrik melalui larutan A pada suhu 80°C

Dicatat waktu dengan stopwatch

Dijaga arus listrik pada 1,5 A

Dimatikan arus listrik sesudah 10 menit

Dibersihkan anoda dengan air

Dikeringkan dengan kertas tissue

Ditimbang anoda sekali lagi

E. Data Pengamatan
Waktu percobaan = 10 menit = 600 s
Berat anoda awal = 8.966 g
Kuat arus listrik = 1.5 A
Temperatur = 80 °C
Berat anoda akhir = 8.489 g
Perubahan berat anoda = 0.477 g
F. Analisis Data dan Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penetuan bilangan Avogadro melalui
elektrolisis 80 mL larutan A (yang terdiri dari 100 g NaCl dan 1 g NaOH
dalam 2 L air suling) dengan menggunakan elektroda tembaga. Larutan A
dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai temperatur ±80 °C. Tembaga
yang akan ditempatkan pada anoda ditimbang dahulu dengan neraca
analitik dan didapatkan massa sebesar 8.966 g. Kemudian dua lempeng
tembaga disusun dan ditempatkan pada anoda (+) dan katoda (-) dan
dirangkai sedemikian rupa dengan menyambungkan kedua elektroda pada
kabel yang terhubung dengan sumber arus DC. Arus listrik dijaga selalu
1.5 Ampere selama 10 menit. Pada ruang anoda terjadi oksidasi tembaga
menjadi ion tembaga (I), reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Anoda : Cu (s) → Cu+(aq) + ê
Katoda : Cu+(aq) + ê → Cu (s)
Selanjutnya di anoda tembaga yang teroksidasi menjadi Cu+ akan
membentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang ditandai dengan adanya
endapan jingga kemerahan pada larutan. Endapan Cu2O yang terbentuk
tidak melekat di katoda karena pada katoda proses reduksinya
menghasilkan gas H2. Gas H2 tersebut menghalangi endapan Cu2O
melekat pada katoda sehingga endapan berada pada larutan elektrolitnya.
Setelah 10 menit percobaan, arus listrik dimatikan. Kemudian tembaga
pada anoda diambil, dicuci dengan air, dan dikeringkan dengan tisu.
Setelah kering anoda ditimbang lagi dengan neraca analitik dan diperoleh
berat anoda 8.489 g. Massa lempeng tembaga di anoda berkurang sebesar
0.477 g karena proses oksidasi yang membuat tembaga menjadi ion
tembaga (I).
Setelah didapatkan data dari percobaan tersebut dapat dihitung
berapa bilangan Avogadro dengan terlebih dahulu menghitung jumlah
muatan yang diperlukan untuk mengoksidasi 8.966 g tembaga.
Q=I.t
Q = 1.5 A . 600 s
Q = 900 Coulomb
Kemudian menghitung jumlah muatan yang diperlukan untuk
mengoksidasi satu mol tembaga.
berat molekul Cu
muatan untuk mengoksidasi 1 mol Cu = xQ
perubahan berat anoda
63.54 g mol−1
muatan untuk mengoksidasi 1 mol Cu = x 900 C
0.477 g
muatan untuk mengoksidasi 1 mol Cu = 119811.32 C mol−1
Sehingga jumlah ion Cu+ dalam 1 mol yang terbentuk dalam
percobaan ini adalah
muatan untuk mengoksidasi 1 mol Cu
jumlah muatan Cu+ =
muatan ion Cu+
119811.32 C mol−1
jumlah muatan Cu+ =
16 x 10−19 C
jumlah muatan Cu+ = 7.488 x 1023 mol−1
karena jumlah muatan ion Cu+ dalam 1 mol sama dengan bilangan
Avogadro, maka bilangan Avogadro pada percobaan ini didapatkan
sebesar 7.488 x 1023 mol-1.
Persentase kesalahan pada percobaan ini sebesar,
7.488 x 1023 − 6.023 x 1023
% kesalahan = x 100% = 24.3%
6.023 x 1023
Persentase kesalahan yang besar ini dapat terjadi karena penjagaan
kestabilan arus listrik yang kurang tepat sehingga bergerak naik turun yang
menyebabkan endapan yang dihasilkan dan berkurannya massa anoda
kurang optimal.

G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dapat dikemukakan simpulan sebagai
berikut.
1. Bilangan Avogadro yang diperoleh pada percobaan ini adalah 7.488 x
1023 mol-1 dengan persentase kesalahan sebesar 24.3%.
2. Pada percobaan ini bilangan Avogadro dapat ditentukan dari jumlah
ion Cu+ yang terbentuk dalam 1 mol Cu.
H. Pertanyaan
Apakah nama endapan merah/jingga yang terbentuk dalam proses
elektrolisis ini?
Jawaban : Endapan merah/jingga yang terbentuk adalah tembaga(I)
oksida (Cu2O) yang merupakan hasil dari elektrolisis larutan yang terdiri
dari 100 gram NaCl dan 1 gram NaOH dalam 2 liter air suling dengan
elektroda Cu.
DAFTAR RUJUKAN

Atkins, Peter. Paula, Julio. 2010. Physical Chemistry 9th. Inggris: Oxford
University.

Mulyani, Sri dan Hendrawan. 2004. Common Textbook (edisi revisi)


Kimia Fisika II. Jakarta: Jica.

Sumari. 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. Malang: Universitas


Negeri Malang.

Yahmin. 2014. Seri Kimia Fisika Elektrokimia dan Kinetika. Malang:


Universitas Negeri Malang.
Lampiran Foto Percobaan

Penimbangan lempeng tembaga Pemanasan larutan A hingga


untuk anoda sebelum percobaan. temperatur mencapai 80 °C.

Proses elektrolisis larutan A Penimbangan lempeng tembaga


dengan elektroda tembaga. yang digunakan sebagai anoda
sesudah percobaan.

Anda mungkin juga menyukai