Anda di halaman 1dari 2

Antidot/Antidotum

Antidotum adalah penawar racun, sedangkan antitoksik adalah penawar terhadap


zat yang beracun (toksik) terhadap tubuh. Antidotum lebih difokuskan terhadap over
dosis atau dosis toksik dari suatu obat. Kondisi suatu obat dapat menimbulkan keracunan
bila digunakan melebihi dosis amannya. Selain itu, perbedaan metabolisme tubuh setiap
orang terhadap dosis obat juga mempengaruhi. Obat dapat menjadi racun bila dikonsumsi
dalam dosis berlebihan. Dalam hal ini, obat tidak akan menyembuhkan melainkan
berbahaya. Umumnya akan timbul efek sampingnya.Praktisi kesehatan seperti dokter dan
apoteker harus berhati-hati dalam memilih dosis obat yang sesuai dengan kondisi
penderita. Obat yang sama dapat diberikan dalam dosis yang berbeda kepada bayi, anak-
anak, dewasa dan usia lanjut. Hal ini disebabkan perbedaan kesempurnaan pembentukan
organ-organ tubuh terutama hati dalam tiga jenis manusia tersebut.
Pengobatan terhadap keracunan obat yang umum untuk keracunan yang terjadi
kurang dari 24 jam yaitu dengan membilas lambung bila obat baru ditelan, memuntahkan
obat sampai tindakan khusus untuk mempercepat pengeluaran obat dari tubuh. Setelah
bilas lambung, karbon aktif dan suatu pencahar perlu diberikan.
Pada keracunan yang parah dibutuhkan antidotum yang memang terbukti
menolong terhadap efek keracunan obat tertentu, misal asam Folinat untuk keracunan
metotrexat.
Nalokson, atropin, chelating agent, natrium tiosulfat, metilen biru merupakan
antidotum spesifik yang sangat ampuh dan sering menimbulkan reaksi pengobatan yang
dramatis. Namun, sebagian terbesar kasus keracunan harus dipuaskan dengan pengobatan
gejalanya saja, dan inipun hanya untuk menjaga fungsi vital tubuh, yaitu pernafasan dan
sirkulasi darah.
Racun akan didetoksikasi oleh hepar secara alamiah dan racun atau metabolitnya
akan diekskresi melalui ginjal dan hati. Selama keracunan hanya perlu dipertahankan
pernapasan dan sistem kardiovaskuler (fungsi vital).
Antidot untuk beberapa racun ᄃ didapat dengan cara menyuntikkan racun ke
badan binatang dalam dosis kecil, lalu mengekstraknya kembali dari darah binatang
tersebut. Ini mengeluarkan terjadinya sebuah antidot yang dapat melawan racun yang
diproduksi oleh binatang-binatang seperti ular ᄃ , laba-laba ᄃ , dan binatang beracun
lainnya. Beberapa racun tidak ada antidotnya, dan ini kadang menimbulkan kematian
apabila racun tersebut memasuki tubuh makhluk hidup lainnya. Beberapa racun dari
binatang, khususnya yang diproduksi oleh arthropoda ᄃ (seperti laba-laba atau
kalajengking ᄃ ) hanya berbahaya ketika mereka membuat reaksi alergik dan
menyebabkan shok anapilaktik ᄃ.
Beberapa racun lainnya tidak memiliki antidot. Contohnya adalah racun risin,
yang diproduksi dari limbah minyak goreng, dan akibatnya kadang fatal ketika memasuki
badan manusia dalam jumlah yang cukup.

INDIKASI ANTIDOTUM

 LEUCOVORIN
Kalbe Farma
Indikasi : Overdosis asam Folat, anemia megaloblastik

 Nalokson (Nokoba)
( Fahrenheit)
Indikasi : Pemulihan total atau sebagian dari depresi opiate dan overdosis opiate
akut, termasuk depresi opiate akut, termasuk depresi pernapasan, yang diinduksi oleh
opiate alami dan sintetik, termasuk propoksifen, methadone dan analgesic campuran
agonis-antagonis:nalbufin, pentasozin, butorfanol.

 Asam Folinat (CALCIUMLEVOFOLINAT EBEWE)


(Ferron/Ebewe)
Indikasi : Antidotum untuk methotrexate. Kompensasi trhdp aksi antagonis asam
folat pd obat sitostatik. Utk terapi kombinasi dengan obat sitistatik lain seperti 5-
fluorouracil pada tumor GI dan tumor kepala dan leher.

Anda mungkin juga menyukai