Anda di halaman 1dari 11

SERVISITIS PADA IBU

POSTPARTUM

NAMA KELOMPOK :

1. IRA CAHYA NINGSIH (


2. SHELLA LARAS SATI (1710105172)

PRODI DIII KEBIDANAN SEMESTER III

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2018 / 2019


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat
waktu yang berjudul “Asuhan Kebidanan dengan Penyakit Servisitis pada Ibu Postprtum”.
Makalah ini dianjurkan untuk memenuhi salah satu tuga mata kuliah KAKN (Nifas). Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini bermanfaat khususya
bagi penulis dan pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha penulis. Amin

Yogyakarta, 1 November 2018

Penuli,
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Serviks adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genitalia interna, dalam
hubungan ini seorang nullipara dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman. Pada multipara
dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas keatas dari daerah bebas kuman ialah ostium
uteri internum sehingga lebih rentan terjadinya infeksi oleh berbagai kuman yang masuk dari luar ataupun
oleh kuman endogen itu sendiri.

Jika serviks sudah terinfeksi maka akan mempermudah pula tetjadinya infeksi pada alat genitalia yang
lebih tinggi lagi seperti, uterus, tuba atau bahkan sampai ke ovarium dan karena itu fungsi genitalia
sebagai alat reproduksi bisa terganggu atau bahkan tidak bisa difungsikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan servisitis?
2. Apa penyebab penyakit servisitis pada ibu nifas?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit servisitis pada ibu nifas?
4. Apa saja ciri dan gejala penyakit servisitis pada ibu nifas?
5. Bagaimana cara pencegahan penyakit sevisitis pada ibu nifas?
6. Bagaimana penatalaksanaan penyakit servisitis pada ibu nifas?
7. Apa saja obat yang diberikan pada penderita servisitis?

C. MANFAAT
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI SERVITIS
Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. karena epitel selaput
lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris sehingga lebih mudah terinfeksi
disbanding selaput lendir vagina. ( gynekologi . FK UNPAD, 1998 ).
Juga merupakan :
 Infeksi non spesifik dari serviks
 Erosi ringan ( permukaan licin ), erosi kapiler ( permukaan kasar ), erosi folikuler ( kistik
)
 Biasanya terjadi pada serviks bagian posterior
Servisitis (radang serviks) merupakan infeksi pada serviks uteri. Infeksi serviks sering terjadi
karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan seks
(Manuaba,2010: 553).
B. PENYEBAB TERJADINYA SERVISITIS PADA POSTPARTUM
Servisitis dapat disebabkan oleh infeksi khusus seperti gonokokus, chlamydia, trichomonas
vaginalis, candida dan mycoplasma atau disebabkan mikroorganisme endogen vagina yang
bersifat aerob dan anaerob termasuk streptokokus, enterokokus, Escherichia coli serta stapilokokus
(servisitis non spesifik) (Robbins & Cotran,2009:614). Kuman – kuman ini menyebabkan
deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang
mengalami trauma.

Servisitis juga dapat disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion,
alat – alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti dilatasi dan lain – lain
(Fauziyah,2012:107).
BAB III

ISI
A. DEFINISI SERVISITIS
Servisitis adalah radang dari selaut lender canalis sevikalis. Karena epitel selaput lender canalis
servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris maka lebih mudah terkena infeksi
dibandingkan dengan selaput lendir vagina.
Walaupun begitu canalis servikalis terlindung dari infeksi oleh adanya lendir yang kental yang
merupakan barrier terhadap kuman – kuman yang ada dalam vagina. Terjadi servisitis dipermudah
oleh adanya robekan serviks terutamanya menimbulkan ectropion.
C. PENYEBAB TERJADINYA SERVISITIS PADA POSTPARTUM
Servisitis dapat disebabkan oleh infeksi khusus seperti gonokokus, chlamydia, trichomonas
vaginalis, candida dan mycoplasma atau disebabkan mikroorganisme endogen vagina yang
bersifat aerob dan anaerob termasuk streptokokus, enterokokus, Escherichia coli serta stapilokokus
(servisitis non spesifik) (Robbins & Cotran,2009:614). Kuman – kuman ini menyebabkan
deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang
mengalami trauma.

Servisitis juga dapat disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion,
alat – alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti dilatasi dan lain – lain
(Fauziyah,2012:107).

D. PATOFISIOLOGI SERVISITIS PADA POSTPARTUM


Beberapa gambaran patofisiologi servisitis :

1. Serviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan infiltrasi


endokopik dalam stroma endocerviks. Servisitis ini tidak menimbulkan gejala kecuali
pengeluaran secret yang agak putih kekuningan.
2. Pada portio uteri sekitar ostium uteri ekternum tambak daerah kemerah – merahan yang
tidak terpisah secara jelas dan epitel portio disekitarnya, secret dikeluarkan terdiri atas
mucus bercampur nanah.
3. Sobekan pada serviks uteri lebih luas dan mukosa endoserviks lebih kelihatan dari luar
(eksotropion). Mukosa dalam keadaan demikian ini mudah terkena infeksi dari vagina,
karena radang menahun, serviks bias menjadi hipertropis dan mengeras, secret bertambah
banyak (Fauziyah,2012:108).

E. GEJALA SERVISITIS PADA POSTPARTUM


Gejala servisitis pada postpartum yaitu :

1. Flour hebat, biasanya kental atau purulent dan biasanya berbau


2. Sering menimbulkan erusio (erythroplaki) pada portio yang tamak seperti darah merah
menyala
3. Pada pemeriksaan inspekulo kadang – kadang dapat dilihat flour yang purulent keluar dari
kanalis servikalis. Jika portio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan
gonorroe
4. Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis
5. Pada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang
merah karena infeksi. Bintik – bintik ini disebabkan oleh ovulonobothi dan akibat kelenjar
– kelenjar serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau
karena peradangan
6. Gejala – gejala non spesifik seperti dispareuni, nyeri punggung, dan gangguan kemih
7. Peradangan saat melakukan hubungan seks

F. CARA PENCEGAHAN SERVISITIS PADA POSTPARTUM

G. PENATALAKSANAAN SERVISITIS PADA POSTPARTUM


Penatalaksanaan atau penangan penyakit servisitis sebagai berikut :
1. Antibiotika terutama jika dapat ditemukan gonococcus dalam secret
2. Jika servisitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 % dan irigasi
3. Serviks yang tidak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi, jika
penyebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi
H. Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10% yang menyebabkan
nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng
PENYEBAB TERJADINYA SERVISITIS PADA POSTPARTUM
Servisitis dapat disebabkan oleh infeksi khusus seperti gonokokus, chlamydia, trichomonas
vaginalis, candida dan mycoplasma atau disebabkan mikroorganisme endogen vagina yang
bersifat aerob dan anaerob termasuk streptokokus, enterokokus, Escherichia coli serta stapilokokus
(servisitis non spesifik) (Robbins & Cotran,2009:614). Kuman – kuman ini menyebabkan
deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang
mengalami trauma.

Servisitis juga dapat disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion,
alat – alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti dilatasi dan lain – lain
(Fauziyah,2012:107).

I. PATOFISIOLOGI SERVISITIS PADA POSTPARTUM

J. GEJALA SERVISITIS PADA POSTPARTUM


Gejala servisitis pada postpartum yaitu :

8. Flour hebat, biasanya kental atau purulent dan biasanya berbau


9. Sering menimbulkan erusio (erythroplaki) pada portio yang tamak seperti darah merah
menyala
10. Pada pemeriksaan inspekulo kadang – kadang dapat dilihat flour yang purulent keluar dari
kanalis servikalis. Jika portio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan
gonorroe
11. Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis
12. Pada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang
merah karena infeksi. Bintik – bintik ini disebabkan oleh ovulonobothi dan akibat kelenjar
– kelenjar serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau
karena peradangan
13. Gejala – gejala non spesifik seperti dispareuni, nyeri punggung, dan gangguan kemih
14. Peradangan saat melakukan hubungan seks
K. CARA PENCEGAHAN SERVISITIS PADA POSTPARTUM

L. PENATALAKSANAAN SERVISITIS PADA POSTPARTUM


Penatalaksanaan atau penangan penyakit servisitis sebagai berikut :
4. Antibiotika terutama jika dapat ditemukan gonococcus dalam secret
5. Jika servisitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 % dan irigasi
6. Serviks yang tidak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi, jika
penyebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi
7. Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10% yang menyebabkan
nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng
berlapis banyak
8. Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi – radial
dengan termokauter atau dengan krioterapi

M. OBAT SERVISITIS PADA POSTPARTUM


9. berlapis banyak
10. Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi – radial
dengan termokauter atau dengan krioterapi

N. OBAT SERVISITIS PADA POSTPARTUM


BAB IV

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/29336804/MAKALAH_ASUHAN_KEBIDANAN_DENGAN_RAD
ANG_GENITALIA_INTERNA
http://wik-anggraini23.blogspot.com/2013/03/serviksitis.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-freyanazer-7420-3-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai