KB SUNTIK
Disusun oleh :
2017
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
A. TOPIK
KB Suntik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan audien, terutama wanita
subur dapat memahami tentang KB suntik
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan audien, terutama
wanita subur dapat :
a. Memahami pengertian, jenis KB suntik.
b. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi KB Suntik.
c. Mengetahui efek samping KB suntik.
d. Mengetahui cara kerja KB suntik
C. SASARAN
Wanita usia subur atau pasangan usia subur di Puskesmas Tlogosari Wetan.
D. METODA PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA PEMBELAJARAN
Media yang digunakan adalah leaflet, poster serta materi SAP.
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
KEGIATAN
NO TAHAP WAKTU SASARAN MEDIA
PENYULUHAN
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan a. Menjawab Kata-
salam salam kata/
b. Memperkenalkan b. Bertanya kalimat
diri mengenai
c. Menyampaikan perkenalan dan
tujuan pokok tujuan
materi c. Mendengarkan
d. Menyampaikan dan menyimak
pokok bahasan
e. Kontrak waktu
b. Proses
1) Peserta dapat mengulang kembali materi yang telah disampaikan
2) Peserta dapat menjawab pertanyaan yang di berikan
c. Hasil
TOOL EVALUASION
1 Memberi salam
2 Memperkenalkan diri
B PERSIAPAN ALAT
5 Mempersiapkan LCD
D MANAJEMEN ASUHAN
Abdul Bari, Saifudin. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
A. PENGERTIAN
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif
murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.
Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB
mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh
memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5
tahun.
B. JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
a. Suntikan / bulan
Sesuai namanya, KB ini disuntikkan tiap 30 hari sekali. Suntik KB ini bekerja
dengan menghentikan pelepasan sel-sel telur dari rahim dan juga membuat cairan
vagina menebal sehingga mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Selain itu
suntikan ini juga mempertipis dinding rahim sehingga mempersulit implantasi sel
telur. Jika tidak terlambat diberikan, suntikan KB bulanan ini efektif menunda
kehamilan hingga 99%. Contoh : cyclofem.
Kelebihan suntik KB 1 bulan:
Risiko gangguan menstruasi lebih kecil dibanding suntikan 3 bulan.
Aman digunakan wanita dengan HIV/AIDS yang mengonsumsi obat
antiretroviral (ARV).
Tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil kontrasepsi setiap hari.
Kekurangan suntik KB 1 bulan:
Butuh waktu beberapa bulan untuk mengembalikan kesuburan.
Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
termasuk HIV sehingga penggunanya masih perlu menggunakan kondom
saat berhubungan seksual.
Berpotensi mengakibatkan efek samping pendarahan serta menstruasi tidak
lancaratau bahkan berhenti. Setelah suntikan dihentikan, menstruasi baru
akan kembali normal sekitar 2 - 3 bulan kemudian. Beberapa wanita bisa
mengalami sakit kepala, nyeri pada payudara, dan pertambahan berat badan.
b. Suntikan / 3 bulan
Suntik KB 3 bulan bisa disuntikkan ke bokong atau di lengan atas. Ada juga
yang disuntikkan ke lapisan kulit di area perut atau paha atas. Suntikan KB 3 bulan
mencegah kehamilan dengan melepaskan hormon progestin ke dalam pembuluh
darah. Contoh : Depoprovera, Depogeston.
Progestin adalah hormon yang serupa dengan progesteron, yaitu hormon
yang diproduksi ovarium. Progestin dalam suntik KB 3 bulan bekerja dengan
menghentikan pelepasan sel telur ke dalam rahim sehingga mencegah terjadinya
pembuahan. Selain itu, hormon ini juga mencegah sperma untuk mencapai sel telur
dengan menebalkan cairan vagina dan mencegah pertumbuhan janin dengan
menipiskan dinding rahim.
Jika ingin berhenti, tak perlu repot harus ke dokter, cukup hentikan saja
pemakaiannya.
D. EFEK SAMPING
a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh hormonal,
yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk
mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang
telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak,
sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat
badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ
yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai kandungan air yang sedikit / kering.
Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron.
Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual,
dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi
seksual pada wanita.
E. CARA KERJA
a. Menghalangi ovulasi (masa subur)
b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka
waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormon sistesis
progesteron. Pada saat ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin
seperti Depo-provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua
yaitu campuran progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini
akan membuat lendir rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke
rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding
rahim) tidak siap menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua
bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada
mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons
kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah,
sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda
dengan pil oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek
langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan
keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi oedematous. Dengan
pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga
tidak didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi,
perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah
suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga
merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga membuat
endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini
mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pelepasan
sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak
akan mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi
tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin
dengan sedikit hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.