Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. AIR
2.1.1. Karakteristik Air
Air merupakan sumberdaya alam yang berlimpah di muka bumi, menutupi sekitar
71% dari permukaan bumi. Secara keseluruhan air di muka bumi, sekitar 98%
terdapat di Samudera dan laut dan hanya 2% yang merupakan air tawar yang
terdapat di sungai, danau dan bawah tanah. Diantara air tawar yang ada tersebut,
87% diantaranya berbentuk es, 12% terdapat di dalam tanah, dan sisanya sebesar
1% terdapat di danau dan sungai. Selain berlimpah keberadaannya di muka bumi,
airpun memiliki karakteristik yang khas, menurut Effendi (2007 : 22-23),
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0oC (32o F) – 100o C, air
berwujud cair. Suhu 0oC merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100oC
merupakan titik didih (boiling point) air.

b. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpanan panas yang sangat baik. Perubahan suhu air yang lambat
mencegah terjadinya strees pada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu
yang medadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup.
Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai pendingin mesin.

c. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan


(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini
memerlukan energi panas dalam jumlah besar. Sebaliknya, proses perubahan
uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar.
Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa
sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu faktor utama
yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.

Universitas Sumatera Utara


d. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis
senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang
sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga
35.000 mg/liter, (Tebbut, 1992). Sifat ini memungkinkan unsur hara terlarut
diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungnkan bahan-
bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan
untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai
pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke
dalam air.

e. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki
tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul cairan tersebut
tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat
membasahi suatu bahan secara baik (higher wetting ability).

f. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku. Pada


saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki densitas (massa/volume)
yang lebih rendah daripada air.

Air mengalami sirkulasi yang disebut daur hidrologi. Proses ini berawal
dari permukaan tanah dan laut yang menguap ke udara kemudian mengalami
kondensasi yaitu berubah menjadi titik titik air yang mengumpul dan membentuk
awan. Titik- titik air itu memiliki kohesi sehingga titik- titik air menjadi besar dan
dipengaruhi gravitasi bumi sehingga jatuh disebut hujan. Air hujan yang jatuh
dipermukaan bumi sebagian diserap tanah dan sebagian lagi mengalir melalui
sungai menuju ke laut.

Universitas Sumatera Utara


Seperti yang telah diterangkan diatas, siklus hidrologi yang kontiniu antara air laut
dan air daratan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Siklus Hidrologi ( sumber Suripin,2001)

Menurut waktu dan tempat air dapat berubah kedalam tiga bentuk/sifat
yakni air sebagai bahan padat, air sebagai cairan, dan air sebagai uap seperti gas.
Berikut ini sifat-sifat fisik air antara lain:
- Titik beku 0OC
- Massa jenis es (0OC) 0,92 gr/cm3
- Massa jenis air (0OC) 1,00gr/cm3
- Panas lebur 80 kal/gr
- Titik didih 100OC
- Panas penguapan 540 kal/gr
- Temperatur kritis 347OC
- Tekanan kritis 217 Atm
- Konduktivitas listrik spesifik (25OC)1x10-17/ohm-cm
- Konstanta dielektri(25OC)78 ( Gabriel, 2001 )

Universitas Sumatera Utara


2.1.2. Air Tanah (Ground Water)

a. Pengertian dan jenis air tanah


Bumi memiliki sekitar 1,3 -1,4 milyard km2 air, yang terbagi atas laut
sejumlah 97,5%, dalam bentuk es sejumlah 1,75% dan sekitar 0,73%
berada di darat. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan mengalir ke
daerah yang lebih rendah dan masuk ke sungai akhirnya mengalir sampai
ke laut, dalam perjalanan air tersebut sebagian akan masuk ke dalam tanah
(infiltrasi) dan ada pula yang menguap kembali.

Menurut Gelhar, 1972 (Seyhan, 1977:254). Lebih dari 98% dari


semua air tawar (diduga sedikit lebih dari pada 7 x 106 km3 ) diatas muka
bumi tersembunyi di bawah permukaan dalam pori-pori batuan dan bahan-
bahan butiran. Dua persen sisanya adalah apa yang kita lihat di danau-
danau, sungai dan reservoir. Separuh dari dua persen ini disimpan di
reservoir buatan. Sembilan puluh delapan persen dari air di bawah
permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat
pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Dua persen sisanya
adalah lengas tanah pada mintakat tidak jenuh di atas muka air tanah.

Daryanto (2004 : 11) menyatakan bahwa : Air tanah ialah air yang
melekat pada butir-butir tanah, air yang terletak diantara butir-butir tanah,
dan air yang tergenang di atas lapisan tanah yang terdiri dari batu, tanah
lempung yang amat halus atau padat yang sukar ditembus air.”

Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa airtanah adalah


air yang tersimpan dalam ruang antar butir tanah yang dibatasi oleh
formasi geologi dan struktur batuan yang sukar ditembus air. Lapisan
dimana airtanah dapat dengan mudah melaluinya disebut lapisan
permeabel seperti lapisan pasir atau lapisan krikil. Lapisan impermeabel
terbagi atas dua jenis yakni lapisan yang kebal air (aquifuge) seperti
lapisan batuan (rock) dan lapisan kedap air (aquiclude) seperti lapisan
lempung atau lapisan silt.

Universitas Sumatera Utara


Lapisan permeabel yang jenuh dengan air tanah disebut juga akuifer
(lapisan pengandung air). Air terkekang merupakan airtanah dalam akuifer
yang tertutup dengan lapisan impermeabel yang mendapat tekanan. Air
tanah bebas adalah air tanah dalam aquifer yang tidak tertutup dengan
lapisan impermeabel.

b. Penggolongan air tanah

Penggolongan Ait tanah berdasarkan asal mulanya menurut Told dan Dam
(Seyhan 1977 : 256) dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu :

1) Air meteorik yakni air yang berasal dari atmosfir dan mencapai
mintakat kejenuhan baik secara langsung (infiltrasi permukaan tanah &
kondensasi uap air) maupun tidak langsung (perembesan influen)

2) Air Juvenil merupakan air baru yang ditambahkan pada mintakat


kejenuhan dari kerak bumi yang dalam (seperti, air magmatik, air
gunungapi dan air kosmik).

3) Air diremajakan (rejuvenated) ialah air yang untuk sementara waktu


telah dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, dan sebab-sebab
lain, kembali kedaur lagi dengan proses-proses metamorfisisme,
pemadatan atau proses-proses yang serupa.

4) Air konat adalah air yang dijebak pada beberapa batuan sedimen atau
gunung pada saat asal mulanya. Air tersebut biasanya sangat
termineralisasi dan mempunyai salinitas yang lebih tinggi daripada air
laut.

c. Kondisi air tanah


Menurut Sosrodarsono (2006 : 98-103) air tanah yang bersangkutan
dengan pengembangan air, diklasifikasikan dalam lima jenis sesuai dengan
keadaan kondisi air tanah yakni, air tanah dalam dataran alluvial, air tanah

Universitas Sumatera Utara


dalam kipas detrital, air tanah dalam terras dilluvial, air tanah di kaki
gunung api dan air tanah dalam zone batuan retak.

1) Air tanah dataran aluvial

Volume air tanah dalam dataran alluvial ditentukan oleh tebal, penyebaran
dan permeabilitas dari akuifer yang terbentuk dalam alluvium dan
dilluvium yang mengendap dalam dataran. Air susupan. air tanah yang
dalam dataran. Airtanah dataran alluvial terbagi atas air susupan (influent
water), airtanah dilapisan yang dalam, dan airtanah sepanjang pantai.

2) Air tanah di dalam kipas detrital

Endapan kipas detrital terbagi atas endapan diatas kipas dan dibagian
ujung bawah kipas. Endapan diatas kipas terdiri atas lapisan pasir dan
kerikil yang tidak terpilih sedangkan menuju ke arah ujung bawah kipas
cendrung di dominasi oleh lempung.

3) Air tanah di dalam teras dilluvial

Air tanah dalam teras diluvial yang tertutup dengan endapan teras yang
agak tebal ditentukan oleh keadaan bahan dasar dan daerah pengaliran dari
terras. Kondisinya pada lembah terdapat akuifer yang tebal dan mata air
pada batuan dasar yang dangkal, sedangkan jika terras bersambung dengan
gunung api dan endapannya juga bersambung dengan endapan kasar
gunung itu, maka pengisian air tanah akan menjadi besar.

4) Air tanah di kaki gunung api

Kaki gunung api memiliki topografi dan geografi yang khas maka air
tanahnya mempunyai karakteristik tersendiri. Kaki gunung api yang tinggi
mengakibatkan curah hujan tinggi, fragmen-fragmen gunung api memiliki
ruang-ruang yang banyak sehingga mudah menyalurkan airtanah serta
memiliki mata air di ujung terras, dan pada dasar aliran lava banyak

Universitas Sumatera Utara


retakan dan ruang maka air tanah dengan mudah melalui dasar sepanjang
lembah tersebut.

5) Air tanah di zone retakan

Lapisan-lapisan zaman tersier mempunyai kepadatan yang besar, porositas


effektif antar butir tanah adalah kecil. Koeffisien permeabilitasnya adalah
kirakira10-4 sampai 10-6 cm/detik dan tidak terbentuk akuifer. Akan tetapi
jika terdapat zone retakan yang memotong lapisan-lapisan ini, maka
didalamnya terisi air celah.

Gambar 2.2. Akifer air tanah

2.2. Kualitas Air


Air merupakan sumber daya alam yang sangat melimpah di muka bumi, dan
dengan adanya siklus hidrologi menjadikan air sumberdaya alam yang dapat
diperbaharui. Namun meskipun air merupakan sumberdaya alam yang dapat
diperbaharui, air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Air hujan
yang pada awalnya dalam keadaan murni tapi setelah mengalami reaksi dengan
gas-gas di udara dalam perjalanannya turun ke bumi dan selanjutnya selama
mengalir di atas permukaan bumi dan dalam tanah, menjadikan air tersebut
terkontaminasi. Kualitas air merupakan karakteristik mutu yang dibutuhkan dalam
pemanfaatan air sesuai dengan yang diperuntukannya.

Universitas Sumatera Utara


Pengelompokan kualitas air dibagi menjadi empat golongan menurut
peruntukannya dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 1990, pembagian
tersebut sebagai berikut :

a. Golongan A : air dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa
pengolahan terlebih dahulu.

b. Golongan B : air dapat digunakan sebagai air baku air minum.

c. Golongan C : air dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

d.Golongan D : air dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di


perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan


tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk
memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau
pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi. Banyak cara yang
digunakan untuk menentukan status mutu air, diantaranya dengan metode
STORET.

Dengan metode tersebut dapat diketahui parameter-parameter yang telah


memenuhi atau tidak memenuhi. Pada dasarnya metode STORET hanya
membandingkan antara data kualitas air yang di uji dengan standar baku mutu air
sesuai peruntukannya. Sistem nilai yang digunakan adalah dari US-EPA
(Environmental Protection Agency) dengan mengklasifikasikan mutu air dalam
empat kelas, yaitu :

a. Kelas A : baik sekali, skor = 0 Æ memenuhi baku mutu.

b. Kelas B : baik, skor = -1 sampai -10 Æ cemar ringan.

c. Kelas C : sedang, skor = -11 sampai -30 Æ cemar sedang

d. Kelas D : buruk, skor = -31 Æ cemar berat.

Universitas Sumatera Utara


Kualitas air dalam hal ini mencakup keadaan fisik dan kimia yang dapat
mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia pertanian, industri,
rekreasi dan pemanfaatan air lainnya, Asdak (2004:497). Dalam Peraturan
Pemerintah RI No 82 tahun 2001,kualitas air ditetapkan melalui pengujian
karakteristik fisika dan karakteristik kimia

2.2.1. Karakteristik Fisika.

1. Total dissolved solid (TDS)


Tubuh kita terdiri dari 80% air, maka air memiliki peranan yang sangat
penting untuk menjaga kesehatan. Banyak diantara kita hanya
mengetahui bahwa air yang layak konsumsi adalah air yang bebas bakteri
dan virus, pada hal kualitas air yang layak konsumsi adalah lebih dari itu.
Salah satu factor yang sangat penting dan menentukan bahwa air yang
layak konsumsi adalah kandungan Total Dissolved Solid (TDS) atau
kandungan unsur mineral dalam air.
Menurut standart Organisasi Kesehatan Dunia Word Healt
Organisatiton ( WHO ), air minum yang layak dikonsumsi memiliki
kadar TDS < 100 ppm (parts per million), sedangkan menurut DEPKES
RI melalui PERMENKES: 492/Menkes/Per/ IV/2010, standar TDS
maksimum yang diperbolehkan adalah 500 mg/liter

2. Suhu

Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan


aktifitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi.
Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh
aktifitas penebangan vegetasi disekitar sumber air tersebut, sehingga
menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut
mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung

Universitas Sumatera Utara


3. Daya Hantar Listrik (DHL)

Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya


dan mobilitas ion-ion tersebut. Satuannya adalah (µmho/cm, 250C).
Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang sama dengan
bertambahnya salinitas. Secara umum, factor yang lebih dominan dalam
perubahan konduktivitas air adalah temperatur. Untuk mengukur
konduktivitas digunakan konduktivitimeter. Berdasarkan nilai DHL, jenis
air juga dapat dibedakan melalui nilai pengukuran daya hantar listrik
dalam µmho/cm pada suhu 250C menunjukkan klasifikasi air sebagai
berikut:
Tabel 2.1. Klasifikasi air berdasarkan Daya Hantar Listrik (DHL)
No. DHL (µmho/cm, 250C) Klasifikasi
1. 0,0055 Air Murni
2. 0,5-5 Air suling
3. 5-30 Air hujan
4. 30-200 Air tanah
5. 45000-55000 Air laut
Sumber : Davis dan Wiest, 1996)

Berdasarkan batas konduktivitas listrik klasifikasi intrusi air laut dapat


juga dibedakan yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2. Klasifikasi intrusi air laut berdasarkan konduktivitas listrik

No. Batas konduktivitas (µmho/cm, 250C) Klasifikasi intrusi


1. ≤ 200,00 Tidak terintrusi
2. 200,01-229,24 Terintrusi sedikit
3. 229,25-387,43 Terintrusi sedang
4. 387.44-534,67 Terintrusi agak tinggi
5. ≥534,68 Terintrusi tinggi
Sumber : Davis dan Wiest, 1996)

Universitas Sumatera Utara


4. Bau dan rasa

Air yang baik idealnya tidak berbau dan tidak berasa. Bau air dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta
kemungkinan akibat tidak langsung terutama sistim sanitasi, sedangkan
rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu larut dalam air, dan
rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.

5. Kekeruhaan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan


anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi
estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya
pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna air
yang memasuki badan air.

2.2.2. Karakteristik kimia

1. Klorida (Cl)

Klorida adalah merupakan anion pembentuk Natrium Klorida


yang menyebabkan rasa asin dalam air bersih (air sumur). Kadar klorida
pada sampel air dengan menggunakan metode Argentometri di dapatkan
nilai kadar klorida 9,10 mg/liter dan telah memenuhi persyaratan kualitas
air minum. Sesuai dengan PERMENKES RI No. 492/Menkes/Per/
IV/2010, sebagaimana kadar maksimal klorida yang diperbolehkan untuk
air minum adalah 250 mg/liter.

Tabel 2.3. Klasifikasi air berdasarkan konsentrasi klorida


No. Konsentrasi Cl (mg/liter) Klasifikasi
1. 0-200 Air Murni
2. 201-600 Air suling
3. >600 Air asin
Sumber : Davis dan Wiest, 1996)

Universitas Sumatera Utara


2. Derajat Keasaman ( pH )

Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada


umumnya disebabkan gas oksida yang larut dalam air terutama
karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada
penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil
6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa
senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat menggangu kesehatan

3. Kesadahan

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,


umumnya Ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam bentuk garam
karbonat. Air sadah juga merupakan air yang memiliki kadar mineral
yang tinggi. Air dengan kesadahan yang tinggi memerlukan sabun lebih
banyak sebelum terbentuk busa (Mestati, 2007)

Tabel 2.4. Kesadahan air


No. Kelas 1 2 3 4
1. Kesadahan (mg/lt) 0-55 56-100 101-200 201-500
Sedikit Moderat Sangat
2. Derajat kesadahan Lunak
sadah sadah sadah
Sumber : Suripin, 2001

2.3. Kuantitas Air

Kuantitas air secara umum di muka bumi relatif tidak berubah hanya mengalami
perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Keadaan geografis yang berbeda,
intensitas hujan tidak merata, maka ketersediaan air di suatu tempat berbeda
dengan tempat yang lain.

Secara keseluruhan, jumlah air di bumi sebesar 1.360.000.000 km3 ,


tersebar di laut sebesar 97,2 %, air permukaan hanya sekitar 2,15%, dan air yang
ada di bawah tanah sebesar kurang dari 1%. Besarnya air laut tersebut tidak dapat
langsung dipergunakan oleh manusia, namun meskipun demikian pada dasarnya

Universitas Sumatera Utara


manusia dapat menggunakan teknologi untuk memaksimalkan potensi-potensi air
yang ada.

2.4. Kebutuhan

Menurut kodoatie (2005:150) kebutuhan air adalah kebutuhan air yang digunakan
untuk menunjang segala kegiatan manusia, meliputi air bersih domestik dan non
domestik, air irigasi baik pertanian maupun perikanan, dan air untuk
penggelontoran kota. Air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan :

a) Air Domestik yaitu air untuk rumah tangga yang ditentukan oleh jumlah
penduduk dan konsumsi per kapita.

b) Air Non Domestik yaitu air yang digunakan untuk industri, pariwisata, tempat
ibadah, tempat sosial, serta tempat-tempat komersial atau tempat umum
lainnya.

Menurut Gleick (Arsyad, 1989:163), pemakaian air oleh manusia


digolongkan dalam tiga golongan utama yaitu : 1) pemakaian domestik, 2)
pemakaian Industri, dan 3) pemakaian pertanian.

Kebutuhan air domestik sangat ditentukan oleh jumlah penduduk, dan


konsumsi air perkapita. Kecendrungan populasi dan sejarah populasi dipakai
sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama dalam penentuan
kecendrungan laju pertumbuhan (Growth Rate Trends). Selain pertumbuhan
penduduk, estimasi populasi untuk masa yang akan datang juga merupakan salah
satu parameter utama dalam penentuan kebutuhan air domestik.

Jumlah penduduk yang terus berkembang pada suatu wilayah tertentu akan
mengakibatkan peningkatan akan ruang untuk hidup. Sejalan dengan pertambahan
jumlah penduduk, semakin sempit pula lahan untuk mendukung penduduk
tersebut. Semakin sempit lahan, semakin sempit pula infiltrasi (peresapan air ke
dalam tanah) yang terjadi karena tertutup oleh bangunan-bangunan. Selain itu
pertambahan penduduk akan pula meningkatkan kebutuhan akan air, pada
akhirnya, akan berpengaruh terhadap daya dukung lahan untuk menyediakan air.

Universitas Sumatera Utara


Salim (1991:188) menerangkan bahwa : “Permintaan terhadap penggunaan
air semakin meningkat, jumlah penduduk yang memerlukan air terus bertambah,
sedangkan penyediaan air dan kemampuan alam untuk menahan air semakin
berkurang. Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan alam untuk menahan air
semakin berkurang. Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan sejumlah air
untuk mendukung terhadap kehidupan manusia atau dikenal dengan daya dukung
air”.

Menurut Direktorat Penyehatan, Dirjen Cipta Karya DPU, Tahun 1982


mengenai standar kebutuhan air rata-rata perorang untuk kota di Indonesia dapat
dilihat pada tabel 2.7 (Tabel standar kebutuhan air rata-rata perorangan untuk
kota-kota di Indonesia)

Tabel 2.5 Standar Kebutuhan Air Rata-rata Perorangan untuk kota-kota di


Indonesia

Kategori Kota Jumlah Penduduk Standar


(jiwa) (liter/orang/hari)
Metropolitan > 1.000.000 120
Kota Besar 500.000-1.000.000 100
Kota Sedang 100.000-500.000 90
Kota Kecil 20.000-100.0000 60
Semi Urban 3.000-20.000 45
Sumber : Ditjen Cipta Karya 1982

2.5. Intrusi air laut ke akifer air tanah

Air tanah tawar mengalir ke laut lewat akifer akifer di daerah pantai yang
berhubungan dengan laut dalam keadaan alami. Tetapi karena meningkatnya
kebutuhan air tawar, maka aliran air tawar ke arah laut telah menurun atau bahkan
sebaliknya air laut mengalir masuk ke akifer air tawar di daratan karena muka air
tanah telah berada dibawah permukaan air laut yang disebabkan oleh pengambilan
air yang berlebihan. Kejadian ini disebut dengan intrusi air laut.

Universitas Sumatera Utara


Jika air laut tersebut telah mengalir ke dalam sumur-sumur di daratan,
maka penyediaan air menjadi tidak berguna karena akifer telah dicemari oleh air
asin (Soemarto ,1987)
Adapun sebab-sebab utama terjadinya penerobosan air asin ke akifer air
tawar adalah sebagai berikut:
1. Akifer ini berhubungan dengan laut
2. Penurunan permukaan air tanah cukup besar sehingga dapat
mengakibatkan penerobosan air asin

Berdasarkaan faktor-faktor tersebut di atas, air tanah yang mempunyai


bahaya penerobosan air asin adalah sebagai berikut:

2.5.1. Air tanah bebas di pantai

Percampuran air asin dan air tawar dalam sebuah sumur dapat terjadi
dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Dasar sumur terletak dibawah perbatasan antara air asin dengan air tawar.

2 Permukaan air dalam sumur selama pemompaan menjadi lebih rendah


dari permukaan air laut, sehingga pengaruhnya mencapai tepi pantai.

3. Keseimbangan perbatasan antara air asin dan air tawar tidak dapat
dipertahankan, perbatasan itu dapat naik secara abnormal yang disebabkan
oleh penurunan permukaan air di dalam sumur selama pemompaan.

Universitas Sumatera Utara


Mengingat sumur di tepi pantai itu tidak dapat dipergunakan kembali
setelah dimasuki air asin, maka harus diperhatikan untuk air tanah bebas seperti
gambar di bawah ini:

Gambar : 2.3 Hukum Herzberg pada air tanah tawar dan asin dekat garis pantai
(Sumber: Sosrodarsono dan Takeda,1976)

Keterangan gambar:
s = Permukaan air laut
f = Permukaan air tanah
B = Batas antara air asin dan air tawar
W = Sumur

Jika batas antara air asin dan air tawar berada dalam keseimbangan yang
statis, maka untuk zona air tanah bebas di pantai dengan permeabilitas yang kira-
kira merata, berlaku persamaan:

ρH = ρ0 ( H + h ) (2-1)

H = h (2.2)

Universitas Sumatera Utara


Dimana: ρ0 = Kerapatan air tawar (kg/m3)
ρ = Kerapatan air asin (kg/m3)
h = Tinggi dari permukaan air asin ke permukaan air tawar (m)
H = Kedalaman dari permukaan laut ke batas (antara air asin dengan air
tawar) (m)

Untuk ρ0 = 1,00 (kg/m3), ρ = 1,024 (kg/m3) di dapat H = 42 h (2.3)

Hubungan di atas disebut hukum Herzberg (Sasrodarsono dan Takeda,1976).


Jika terdapat keadaan yang sesuai dengan hukum Herzberg dimana air asin telah
berada di bawah akifer, maka air asin akan segera menerobos ke dalam sumur
setelah permukaan air yang telah dipompa itu berada lebih rendah dari permukaan
air laut. Demikikan pula jika akifer itu tidak tebal, maka penerobosan air asin
perlahan-lahan akan menyebar dari pantai

2.6. Pengambilan air tanah melalui air sumur

Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang
tinggal di daerah pedesaan maupun diperkotaan Indonesia. Secara teknis dapat
dibagi menjadi 2 jenis:

1. Sumur dangkal (shallow well)

Cara pengambilan air tanah yang paling tua dan sederhana adalah dengan
membuat sumur gali dengan kedalaman lebih rendah dari posisi
permukaan air tanah. Jumlah air yang dapat diambil dari sumur gali
biasanya terbatas, dan air yang diambil adalah air dangkal. Untuk
pengambilan air yang lebih besar diperlukan luas dan kedalaman galian
yang lebih besar. Kedalaman sumur gali tergantung lapisan tanah,
ketinggian dari permukaan air laut, dan ada tidaknya air bebas di bawah
lapisan tanah. Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak lebih

Universitas Sumatera Utara


dari 5-8 meter di bawah permukaan tanah. Cara ini cocok untuk daerah
pantai dimana air tanah berada di atas air asin.
Berdasarkan jenis tanah dan kedalaman, air bebas sumur gali
dapat diperoleh sebagai berikut:
 Tanah berpasir: Sumur gali cukup 6-8 m telah memperoleh air bebas
 Tanah liat: kedalaman sumur ≥ 12 m baru memperoleh air bebas
 Tanah kapur: Umumnya sumur gali harus ≥ 40 m baru diperoleh air
bebas

Keadaan atau sifat air sumur gali antara lain:

- Ketinggian air bebas umumnya sekitar 1-3 m dari dasar sumur

- Ketinggian air bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang diambil


dan tergantung musim

- Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada, tanah sawah
airnya kekuningkuningan, tanah berpasir airnya jernih dan rasanya
sejuk, tanah liat rasanya sedikit sepat, tanah kapur airnya terasa sedikit
sepat dan warnanya kehijau-hijauan dan tanah gambut airnya
berwarna kemerah-merahan seperti teh dan rasanya asam.

- Mudah tercemar oleh karena kelalaian dalam menutup mulut sumur


- Mengandung algae dalam jumlah sedikit
- Mengandung bakteri cukup banyak (Gabriel, 2001)

2. Sumur dalam (deep well)

Pengambilan air tanah dilakukan dengan membuat sumur dalam (deep


well) atau yang lazim disebut sumur bor.
Kedalaman sumur bor berdasarkan struktur dan lapisan tanah:
- Tanah berpasir: biasanya kedalaman 30-40 m sudah memperoleh air.
Biasanya airnya naik 5-7 m dari permukaan tanah

Universitas Sumatera Utara


- Tanah liat/padas: biasanya kedalaman 40-60 m akan diperoleh air
yang baik dan air akan naik mencapai 7 m dari permukaan tanah
- Tanah berkapur: biasanya sumur dengan kedalaman di atas 60 m
kemungkinan baru mendapat air dan apabila ada air, airnya
sukar/tidak bias naik ke atas dengan sendirinya
- Tanah berbukit: biasanya sumur dibuat diatas 100 m atau diatas 200 m
kemungkinan tipis sekali untuk memperoleh air. Air yang diperoleh
sukar/tidak bias naik ke atas dengan sendirinya

Keadaan/sifat air sumur bor:

- Airnya jernih dan rasa sejuk


- Pencemaran air tidak terjadi/sukar terjadi
- Jumlah bakteri jauh lebih kecil dari sumur gali
- Jumlah algae dalam air sumur bor jauh lebih banyak dibanding dengan
air sumur gali

Air tanah yang disedot secara besar-besaran sehingga terjadi ketidak


seimbangan antara pengambilan/ pemanfaatan dengan pembentukan air
tanah. Hal ini dapat menyebabkan menurunkan air tanah, di daerah
pesisir penurunan permukaan air tanah akan mengakibatkan perembesan
air laut ke daratan (intrusi), karena tekanan air tanah menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan tekanan air laut.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.4. Kondisi dimana intrusi air laut terjadi karena
keseimbangan terganggu akibat pengambilan air.
(Todd,1974)

2.7. Konduktivitas larutan elektrolit

Konduktivitas atau daya hantar merupakan ukuran kemampuan mengalirkan arus


listrik, menandakan banyaknya ion (Hartomo dan Widiatmoko,1992). Alat yang
dipergunakan untuk mengukur konduktivitas larutan disebut konduktivitimeter
dengan satuan mikromho/cm (µmho/cm)
Hambatan berbanding terbalik dengan luas penampang dan sebanding
dengan panjang, dengan persamaan:

R= (2.4)

Dimana : R = Hambatan (Ω)


ρ = Hambatan jenis (Ω m )
l = Panjang ( m )
A = Luas penampang ( m2)
Konstanta perbandingan ρ disebut resistivitas sampel. Konduktivitas (K)
merupakan kebalikan dari resistivitas, sehingga :

R= . (2.5)

atau K=

Universitas Sumatera Utara


Besar tahanan dinyatakan dalam ohm dan kebalikannya disebut mho. Dalam
Sistim satuan SI, kebalikan ohm adalah Siemens (S).

2.8. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

2.8.1 Keadaan Medan Marelan

1. Letak dan Geografis Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu Daerah Tingkat 2 yang


berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Kecamatan Medan
Marelan menempati areal atau luas wilayah 44,47 km2 yang terdiri dari
5(lima) kelurahan yakni Tanah Enam Ratus, Rengas pulau,Terjun, Paya
Pasir dan Labuhan Deli. Kecamatan Medan Marelan terletak di wilayah
utara Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia
Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Belawan.

2. Luas wilayah dirinci per kelurahan di kecamatan Medan marelan ( 2008)

Dari lima Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan, kelurahan Terjun


memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 16,05 km2 sedangkan
kelurahan Tanah Enam Ratus mempunyai luas terkecil yakni 3,42 km2.

Table 2.6 Luas wilayah dirinci per Kelurahan di kecamatan Medan


Marelan tahun 2008

Persentase Terhadap
No Kelurahan Luas (km2)
luas kecamatan
1 Tanah Enam Ratus 3,42 7,69
2 Rengas Pulau 10,50 23,61
3 Terjun 16,05 36,09
4 Paya Pasir 10,00 22,49
5 Labuhan Deli 4,50 10,12
Medan Marelan 44,47 100
Sumber Kantor Camat Medan Marelan

Universitas Sumatera Utara


3. Jumlah penduduk, luas kelurahan, kepadatan penduduk per km dirinci
menurut kelurahan dikecamatan Medan Marelan tahun 2008.

Kecamatan Medan Marelan dihuni oleh 125.487 orang penduduk dimana


penduduk terbanyak berada dikelurahan rengas pulau yakni sebanyak
57.692 orang. Jumlah penduduk terkecil dikelurahan Paya Pasir yakni
sebanyak 10.363 orang. Bila dilihat dari luas kelurahan, kelurahan tanah
enam ratus memiliki luas yang terbesar yakni 30,42 km2 sedangkan
kelurahan Labuhan Deli memiliki luas terkecil yakni 4,5 km2. Bila
dibandingkan antrara jumlah penduduk serta luas wilayahnya maka
kelurahan Rengas Pulau merupakan kelurahan terpadat yakni 5,494 jiwa
tiap km2.

Tabel 2.7. Jumlah penduduk, luas kelurahan, kepadatan pendudk per


km dirinci menurut kelurahan dikecamatan Medan Marelan
tahun 2008.

Jumlah Luas Kepadatan


No Kelurahan
Penduduk (km2) peduduk per km2
1 Tanah Enam Ratus 23100 30,42 759
2 Rengas Pulau 57692 10,50 5494
3 Terjun 19070 16,05 1188
4 Paya Pasir 10363 10,00 1036
5 Labuhan Deli 15262 4,50 3392
Medan Marelan 125487 71,47 1756
Sumber Badan Pusat Statistik Kota Medan

4. Banyaknya perusahaan industri besar, sedang, kecil dan kerajinan rumah


tangga dikecamatan Medan Marelan tahun 2008.

Perusahaan industri di Medan Marelan belum mulai bermunculan.


Perusahaan indutri di kelurahan Medan Marelan lebih didominasi oleh
industi kecil. Tercatat pada tahun 2008 hanya terdapat 3 industri besar/
sedang, 11 industri kecil dan 7 industri rumah tangga dikecamatan
Medan Marelan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.8. Banyaknya perusahaan industri besar/sedang, kecil dan
kerajinan rumah tangga menurut kelurahan dikecamatan
Medan Marelan tahun 2008.

Industri Rumah
No Kelurahan Kecil
besar/sedang tangga
1 Tanah Enam Ratus 0 7 0
2 Rengas Pulau 2 4 0
3 Terjun 0 0 5
4 Paya Pasir 1 0 0
5 Labuhan Deli 0 0 2
Medan Marelan 3 11 7
Sumber kantor Lurah se kecamatan Medan Marelan

5. Banyaknya rumah tangga pelanggan listrik Negara dan air minum PAM di
kecamatan Medan Marelan tahun 2008.

Pada tahun 2008 penyediaan listrik dari PLN dan penyediaan air dari
PAM sudah mulai membaik. Tercatat sebanyak 25.908 rumah tangga
yang berlangganan listrik PLN dan 983 rumah tangga yang berlanganan
air PAM dikecamatan Medan Marelan.

Tabel 2.9. Banyaknya rumah tangga pelanggan air minum melalui PAM
per kelurahan se kecamatan Medan Marelan tahun 2008.

No Kelurahan Banyaknya pelanggan air minum


1 Tanah Enam Ratus 107
2 Rengas Pulau 307
3 Terjun 67
4 Paya Pasir 232
5 Labuhan Deli 270
Medan Marelan 983
Sumber kantor Lurah se kecamatan Medan Marelan

6. Iklim dan Curah Hujan

Daerah penelitian ini termasuk daerah tropis dengan temperatur udara


antara 27 minimal hingga 35 maksimal,seperti umumnya dengan daerah-
daerah yang lainnya yang berada di kawasan Sumatera utara.kecamatan
Medan Marelan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan

Universitas Sumatera Utara


sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan-bulan
terjadinya musim.

Kalau dilihat dari jumlah hari hujan yang turun musim hujan
dimulai pada bulan september sampai dengan desember dimana puncak
musim hujan terjadi bulan november,sedangkan kemarau pada bulan
januari sampai dengan bulan agustus dan puncaknya terjadi pada bulan
januari

2.8.2. Geologi Medan Marelan

1. Morfologi Dataran

Berdasarkan topografi daerah Sumatera utara dibagi tiga bagian yaitu


bagian Timur dengan keadaan relatif datar, bagian tengah bergelombang
sampai berbukit dan bagian barat merupakan dataran.

Secara regional kecamatan medan marelan termasuk kawasan


pantai timur dengan morfologi yang bervariasi mulai dari morfologi
landai sampai morfologi bergelombang. Daerah penelitian yang terletak
di sepanjang pantai timur kecamatan Medan Marelan dengan ketinggian
lima meter di atas permukaan laut

2. Statigrafi

Berdasarkan data geologi jenis batuan yang terdapat di daerah penelitian


terdiri dari sedimen lepas berupa bongkahan, kerikil, pasir, lempung dan
batu gamping termasuk di dalam satuan Alluvium (Departemen
Pertambangan 1995/1996)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai