Anda di halaman 1dari 19

Pathway

Trauma jaringan, Infeksi

Kerusakan sel

Pelepasan mediator nyeri (Histamin,


brakdikinin,prostaglandin,serotonin dll) Tekananmekanis
deformasi suhu ekstrim.
merangsang reseptor nyeri

dihantar oleh
serabut A delta dan serabut C

medulla spinalis
(traktus neospinotalamus, paleospinotalamus)

Hipotalamus dan system limbic thalamus

Otak
(korteks somatosensorik)

Persepsi nyeri

Nyeri
makalah akep truma abdomen
JUN
15
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN
TRAUMA ABDOMEN

MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
KLIEN TRAUMA ABDOMEN

DISUSUN OLEH:

Efpan jayadi

SMSTR/KLS : VI (enam) E KEPERAWATAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)


TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah Keperawatan Gawat Darurat yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Trauma Abdomen”. Dalam
makalah ini kami menjelaskan tentang tinjauan teoritis klien dengan
trauma Abdomen. Makalah ini bisa terbentuk karena dibimbing oleh Ibu
Ns. Fernalia ,S.Kep. sebagai dosen Mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat
Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, harap dimaklumi karena kami juga seorang mahasiswa yang
sedang belajar. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Bengkulu, Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI...............................................................................................................
BAB I TINJAUAN TEORITIS
1.1.
Definisi…………………………………………………………………...
1.2.
Etiologi…………………………………………………………………….
1.3.
Patofisiologi……………………………………………………………….
1.4.
WOC………………………………………………………………………
1.5. Manifestasi
klinis…………………………………………………………..
1.6.
Komplikasi…………………………………………………………………
1.7.
Penatalaksanaan……………………………………………………………
BAB II ASKEP TEORITIS
2.1.
Pengkajian…………………………………………………………………
2.2. Diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul……………………………
2.3. Rencana Asuhan Keperawatn
(NCP)……………………………………...
BAB III PENUTUP
3.2
Kesimpulan………………………………………………………………..
3.2
Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
TINJAUAN TEORITIS

1. DEFINISI
Trauma adalah cedera atau kerugian psikologis atau emosional (
Dorland, 2002 )
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa
trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak
disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi
dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada
penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula
dilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).
Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang
mengakibatkan cedera (Sjamsuhidayat, 1997).
2. ETIOLOGI
Berdasarkan mekanisme trauma, dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam
rongga peritonium).
Disebabkan oleh :
· Luka akibat terkena tembakan
· Luka akibat tikaman benda tajam
· Luka akibat tusukan
2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga
peritonium).
Disebabkan oleh :
· Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
· Hancur (tertabrak mobil)
· Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
· Cidera akselerasi / deserasi karena kecelakaan olah ragaØ

3. PATOFISIOLOGI
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia
(akibat kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan
terjatuh dari ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari
interaksi antara faktor – faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan
jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi berhubungan dengan
kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada
tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan
tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik
dari permukaan yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma juga
tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas
adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang
sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga
bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan
tergantung pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi
tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati
ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam
beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan benturan.
Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan
beberapa mekanisme :
Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat
oleh gaya tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang
letaknya tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ
padat maupun organ berongga.
Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior
dan vertebrae atau struktur tulang dinding thoraks.
Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat
menyebabkan gaya robek pada organ dan pedikel vaskuler.
4. MANIFESTASI KLINIS
1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga
peritonium) :
· Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
· Respon stres simpatis
· Perdarahan dan pembekuan darah
· Kontaminasi bakteri
· Kematian sel
2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga
peritonium).
· Kehilangan darah.
· Memar/jejas pada dinding perut.
· Kerusakan organ-organ.
· Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity)
dinding perut.
· Iritasi cairan usus.
5. PENATALAKSANAAN
A. Penanganan awal
trauma non- penetrasi (trauma tumpul)
a. Stop makanan dan minuman
b. Imobilisasi
c. Kirim kerumah sakit.
Penetrasi (trauma tajam)
a. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam
lainnya) tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis
b. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan
dengan kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau
sehingga tidak memperparah luka.
c. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut
tidak dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ
yang keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verban
steril.
d. Imobilisasi pasien
e. Tidak dianjurkan memberi makan dan minum
f. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan
menekang.
g.Kirim ke rumah sakit
B. penanganan dirumah sakit
· Segera dilakukan operasi untuk menghentikan perdarahan
secepatnya. Jika penderita dalam keadaan syok tidak boleh dilakukan
tindakan selain pemberantasan syok (operasi)
· Lakukan prosedur ABCDE.
· Pemasangan NGT untuk pengosongan isi lambung dan
mencegah aspirasi.
· Kateter dipasang untuk mengosongkan kandung kencing
dan menilai urin yang keluar (perdarahan).
· Pembedahan/laparatomi (untuk trauma tembus dan trauma
tumpul jika terjadi rangsangan peritoneal : syok ; bising usus tidak
terdengar ; prolaps visera melalui luka tusuk ; darah dalam lambung, buli-
buli, rektum ; udara bebas intraperitoneal ; lavase peritoneal positif ;
cairan bebas dalam rongga perut)
· Pasien yang tidak stabil atau pasien dengan tanda-tanda jelas
yang menunjukkan trauma intra-abdominal (pemeriksaan peritoneal, injuri
diafragma, abdominal free air, evisceration) harus segera dilakukan
pembedahan
· Trauma tumpul harus diobservasi dan dimanajemen secara
non-operative berdasarkan status klinik dan derajat luka yang terlihat di
CT
· Pemberian obat analgetik sesuai indikasi
· Pemberian O2 sesuai indikasi
· Lakukan intubasi untuk pemasangan ETT jika diperlukan
· Kebanyakan GSW membutuhkan pembedahan tergantung
kedalaman penetrasi dan keterlibatan intraperitoneal
· Luka tikaman dapat dieksplorasi secara lokal di ED (di
bawah kondisi steril) untuk menunjukkan gangguan peritoneal ; jika
peritoneum utuh, pasien dapat dijahit dan dikeluarkan
· Luka tikaman dengan injuri intraperitoneal membutuhkan
pembedahan
· Bagian luar tubuh penopang harus dibersihkan atau
dihilangkan dengan pembedahan

7. KOMPLIKASI
Segera : hemoragi, syok, dan cedera.
Lambat : infeksi
Trombosis Vena
Emboli Pulmonar
Stress Ulserasi dan perdarahan
Pneumonia
Tekanan ulserasi
Atelektasis
Sepsis
BAB II
ASKEP TEORITIS

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama anak, umur, jenis kelamin, alamat, nama KK, pekrjaan,
pendidikan, dll.
b. keluhan utama
sering menjadi alasan untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah nyeri pada abdomen.
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Penderita trauma abdomen menampakkan gejala nyeri dan
perdarahan
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien belum pernah mengalami penyakit trauma abdomen seperti
yang diderita pasien sekarang
3. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan dalam keluarga,misalnya
ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama
d. Data primer
A : Airway : Tidak ada obstruksi jalan nafas
B : Breathing (pernapasan) : Ada dispneu, penggunaan otot bantu
napas dan napas cuping hidung.
C : Circulation (sirkulasi) : Hipertensi, perdarahan , tanda Cullen,
tanda Grey-Turner, tanda Coopernail, tanda balance.,takikardi,diaforesis
D : Disability (ketidakmampuan ) : Nyeri, penurunan kesadaran,
tanda Kehr
2. prioritas keperawatan
Menghentikan perdarahan
menghilangkan/mengurangi nyeri
menghilangkan cemas pasien
mencegah komplikasi
memberikan informasi tentang penyakit dan kebutuhan pasien
pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital :
TD : 100/65 mmHg
ND : 120 x/menit
RR : 30 x/menit
Inspeksi :
- Adanya ekimosis
- Adanya hematom
Auskultasi :
- Menurun/tidak adanya suara bising usus
Palpasi :
- Pembengkakan pada abdomen
- Adanya spasme pada abdomen
- Adanya masa pada abdomen
- Nyeri tekan
Perkusi :
- Suara dullness
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit Volume cairan dan elektrolit b/d perdarahan
Nyeri b/d adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.
Kerusakan integritas kulit b/d trauma tajam/tumpul ditandai
dengan adanya hematoma, ekimosis, luka terbuka, jejas pada daerah
abdomen
Perubahan perfusi jaringan b/d hypovolemia, penurunan suplai
darah ke seluruh tubuh yang ditandai dengan suhu kulit bagian akral
dingin, capillary refill lebih dari 3 detik dan penurunan produksi urine.
Resiko tinggi infeksi b/d kontaminasi bakteri dan feses
5. Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah keperawatan
1
DO:
· klien tampak pucat, lemah, terjadi pendarahan
DS:
· klien mengatakan badannya terasa lemah

Karena Pendarahan

Defisit volume cairan dan elektrolit b/d pendarahan


2
DO:
· klien tampak gelisah, meringis, dan merintih
· klien mengatakan nyeri

Trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen


Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka
penetrasi abdomen.
3
DO:
· Klien tampak pucat, gelisah, dan luka yang terbuka
· Klien mengatakan perutnya terasa bengkak

Tindakan pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan tubuh

Resiko infeksi b/d Kerusakan integritas kulit


1. NCP
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1
Defisit Volume cairan dan elektrolit b/d pendarahan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 4 jam


diharapkan perdarahan dapat dihentikan/teratasi

· Tanda-tanda perdarahan (-)


· TTV normal ( Nadi = 60-100 x/menit ; TD = 110-140/70-
90 mmHg ; Suhu = 36, 5 – 37, 50 C ; dan RR = 16-24 x/menit)
· CRT < 2 detik
· akral hangat
Mandiri :
· Pantau TTV
· Pantau tanda-tanda perdarahan.
· Pantau tanda-tanda perubahan sirkulasi ke jaringan perifer
(CRT dan sianosis).
Kolaborasi :
· Pantau hasil laboratorium (trombosit).
· Kolaborasi pemberian cairan IV (cairan kristaloid NS/RL)
sesuai indikasi.
· Berikan obat antikoagulan, ex : LMWH ( Low Molecul With
Heparin).
· Berikan transfusi darah.
· Lakukan tindakan pembedahan jika diperlukan sesuai
indikasi

· mengidentifikasi kondisi pasien.


· Mengidentifikasi adanya perdarahan, membantu dalam
pemberian intervensi yang tepat.
· Mengetahui keadekuatan aliran darah.
· Trombosit sebagai indicator pembekuan darah.
· Membantu pemenuhan cairan dalam tubuh.
· Mencegah perdarahan lebih lanjut.
· Membantu memenuhi kebutuhan darah dalam tubuh.
· Membantu untuk menghentikan perdarahan dengan menutup
area luka

2
Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka
penetrasi abdomen.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 10 menit
diharapkan nyeri yang dialami pasien terkontrol
· Pasien melaporkan nyeri berkurang
· Pasien tampak rileks
· TTV dalam batas normal (TD 110-90/70-90 mmHg, nadi
60-100 x/menit, RR : 16-24 x/menit, suhu 36, 5 – 37, 50 C)
· Pasien dapat menggunakan teknik non-analgetik untuk
menangani nyeri.

Mandiri :
· Kaji nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, qualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi
· Evaluasi peningkatan iritabilitas, tegangan otot, gelisah,
perubahan tanda-tanda vital.
· Berikan tindakan kenyamanan, misalnya perubahan posisi,
masase
· Ajarkan menggunakan teknik non-analgetik (relaksasi
progresif, latihan napas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan terapeutik,
akupresure)
· Berikan lingkungan yang nyaman
Kolaborasi :
· Berikan obat sesuai indikasi : relaksan otot, misalnya :
dantren; analgesik

· Mempengaruhi pilihan/ pengawasan keefektifan intervensi.


· Petunjuk non-verbal dari nyeri atau ketidaknyaman
memerlukan intervensi.
· Tindakan alternative untuk mengontrol nyeri
· Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol
dan dapat meningkatkan kekuatan otot; dapat meningkatkan harga diri dan
kemampuan koping.
· Menurunkan stimulus nyeri
· Dibutuhkan untuk menghilangkan spasme/nyeri otot.
3
Kerusakan integritas kulit b/d trauma tajam/tumpul ditandai
dengan adanya hematoma, ekimosis, luka terbuka, jejas pada daerah
abdomen

Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai


· tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
· luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.

MANDIRI
· Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.
· Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan
luka.
· Pantau peningkatan suhu tubuh.
· Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka
dengan kasa kering dan steril, gunakan plester kertas.
· Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan,
misalnya debridement.
· Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

· mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah


dalam melakukan tindakan yang tepat.
· mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah
intervensi.
· suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai
adanya proses peradangan.
· tehnik aseptik membantu mempercepat penyembuhan luka
dan mencegah terjadinya infeksi.
· agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar
luas pada area kulit normal lainnya.
· balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung
kondisi parah/ tidak nya luka, agar tidak terjadi infeksi.
· antibiotik berguna untuk mematikan mikroorganisme
pathogen pada daerah yang berisiko terjadi infeksi.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalalam penulisan makalah ini, dilihat dari beberapa definisi diatas
penulis dapat menyimpulkan bahwa trauma abdomen dapat disebabkan
oleh berbagai faktor seperti yang tertera di bagian etiologi makalah ini.
Trauma abdomen yang disebabkan benda tumpul biasanya lebih banyak
menyebabkan kerusakan pada organ-organ padat maupun organ-organ
berongga abdomen dibandingkan dengan trauma abdomen yang
disebabkan oleh benda tajam.
Saran
Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam
pebuatan makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta
kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi.
Utnuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pmbaca
mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan
makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Dorland,2002,Kamus Saku Kedokteran .Jakarta :EGC


Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
American College of Surgeon Committee of
Trauma,2004.Advanced Trauma Life Support Seventh Edition.Indonesia:
Ikabi
Scheets,Lynda J.2002.Panduan Belajar Keperawatan
Emergency.Jakarta: EGC
ENA (Emergency Nurse Association )2000.Emergency Nursing
Core Curiculum,5th,USA:W.B.Saunders Company
Catherino ,Jeffrey M.2003.Emergency Medicine Handbook.USA:
Lipipincott Williams
Marilynn E, Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Edisi 3. EGC : Jakarta
Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda Definisi dan
Klasifikasi 2005 -2006. Editor: Budi Sentosa. Jakarta : Prima Medika
Lynda Jual Carpenito-Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan. Jakarta : EGC
Testa,A.Paul.2008.AbdominalTrauma.(Online)(http://emedicine.m
edscape.com/article/822099-overview diakses pada tanggal 28 Juli 2008)

Diposting 15th June 2012 oleh efpan jayadi


Lokasi: Bengkulu, Indonesia

0 Tambahkan komentar

Memuat

Anda mungkin juga menyukai