Anda di halaman 1dari 27

Oleh:

NAMA : NURAINI

NIM :

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SAMUDRA

2016
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya mengharapkan makalah ini dapat menjadi sumber informasi yang baik dalam
proses belajar mengajar, saya menyadari banyak kekurangan yang dibuat dalam
menyusun makalah proses pembuatan tempe ini, baik dari segi bahasa maupun tata
cara penyusunan secara keseluruhan.
Untuk itu saya sangat mengharapkan saran-saran dan saya dengan terbuka
selalu menerima kritikan-kritikan yang bersifat membangun dan membantu perbaikan
makalah ini untuk makalah-makalah yang selanjutnya.
Selanjutnya Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Langsa, Maret 2016


Penyusun,

NURAINI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 2


2.1. Tempe .............................................................................................................. 2
2.1.1 Jenis Tempe ............................................................................................ 2
2.1.2 Kandungan Gizi ...................................................................................... 2
2.2. Bahan dan peralatan ....................................................................................... 4
2.2.1 Kebutuhan Bahan .................................................................................... 4
2.2.2 Kebutuhan Peralatan ............................................................................... 7
2.3. Cara membuat tempe ...................................................................................... 7

BAB III PEMASARAN TEMPE ....................................................................................... 11


3.1. Pengertian pemasaran .................................................................................... 11
3.2. Segmentasi Pasar ............................................................................................ 13
3.3 Pengertian pasar dan prilaku konsumen ......................................................... 16
3.4 Industri............................................................................................................ 19
3.5 Sasaran pemasaran ......................................................................................... 19
3.6 Kandungan Gizi .............................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tempe kedelai adalah bahan makanan hasil fermentasi biji kedelai oleh kapang
yang berupa padatan yang berbau khas yang berwarna putih keabu-abuan. Seiring
perkembangan pengetahuan dan kemajuan teknologi, maka kini tempe tidak hanya
dibuat dari kedelai, tetapi juga dari bahan-bahan lain. Adapun bahan-bahan lain yaitu
seperti kecipir maka dikenal tempe kecipir, kemudian lamtoro (tempe lamtoro), kara
benguk (tempe kara benguk), ampas kacang tanah (tempe bungkil), ampas tahu (tempe
gembus), turi (tempe turi) dan sebagainya. Dengan demikian diperkirakan posisi tempe
kedelai adalah tempe tertua di antara sederajat pertempean tadi. Sehingga penyebutan
kata “tempe” saja memberikan kesan tempe yang berbahan baku dari kedelai.
Telah diakui dunia bahwa, tempe itu makanan asli Indonesia yang kandungan gizinya
patut diperhitungkan. Entah sejak kapan tempe mulai dibuat dan dinikmati orang, tapi
ternyata dalam Serat Centini yang diterbitkan tahun 1815 di Keraton Solo telah
menyebutkan bahwa, orang Jawa memiliki budaya makan tempe. Kemudian dewasa
ini, para ahli di Jepang dan Amerika Serikat tertarik melakukan penelitian tempe,
terutama berkaitan dengan teknologi fermentasi.
Cara pemanfaatan tempe cukup luwes. Hanya digoreng saja, sudah dapat
dinikmati rasanya yang gurih. Selain digoreng untuk lauk, tempe dapat dijadikan untuk
makanan lain seperti disayur lodeh, oseng-oseng, kering tempe, ataupun dimasak lebih
modern untuk dijadikan tempe burger, rol lade tempe, perkedil tempe pedas, pepes
tempe pedas, stick tempe dan sebagainya.
Tempe semakin digemari orang bukan hanya rasanya yang gurih dan lezat, juga
memang sarat dengan gizi. Kadar protein dalam tempe 18,3 gram per 100 gram tempe
merupakan alternatif sumber protein nabati, yang kini semakin populer dalam gaya
hidup manusia modern. Kecuali itu, tempe mengandung beberapa asam amino yang
dibutuhkan tubuh manusia. Dengan melihat kandungan gizi tersebut, yang dulunya
tempe hanya dijadikan konsumsi kelas rakyat, namun sekarang sudah dinikmati segala
lapisan-bahkan di restoran elit dan hotel berbintang pun tak luput menyajikan tempe
dalam ragam penyajian yang lebih canggih. Peluang pasar tempe yang prospektif ini,
kiranya dapat mendorong dan memacu perajin tempe untuk lebih dapat memanfaatkan
peluang tersebut.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEMPE
Tempe merupakan makanan tradisional yang telah lama dikenal di Indonesia.
Didalam SNI No. 01-3144-1992 tempe didefiniskan sebagai produk makanan hasil
fermentasi biji kedelai oleh kapang tertentu, berbentuk padatan kompak dan berbau
khas serta berwarna putih atau sedikit keabu-abuan.
Tempe dibuat dengan cara fermentasi atau peragian dengan menggunakan
bantuan kapang golongan Rhizopus. Pembuatan tempe membutuhkan bahan baku
kedelai. Melalui proses fermentasi, komponen-komponen nutrisi yang kompleks pada
kedelai dicerna oleh kapang dengan reaksi enzimatis dan dihasilkan senyawa-senyawa
yang lebih sederhana (Cahyadi,2007).

2.1.1. Jenis Tempe


Jenis tempe bermacam-macam, tergantung pada jenis bahan baku yang digunakan.
Beberapa jenis tempe yang ada dan cukup banyak dibuat di Indonesia dapat dilihat
dalam Tabel 1.

2.1.2. Kandungan Gizi


Tempe kaya akan serat, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbeda dengan tahu, tempe
terasa agak masam. Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah
mendunia. Terutama kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menemukan

2
tempe sebagai pengganti daging. Dengan ini sekarang tempe diproduksi di banyak
tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia (Yudana, 2003).
Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga
menghambat proses penuaan dan mencegah penyakit degenerative (aterosklerosis,
jantung koroner, diabetes melitus, kangker dan lain-lain). Selain itu tempe juga
mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah
penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain (Yudana, 2003).
Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak
banyak berubah dibanding kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang
dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe
menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam
kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok
umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa dibuat sebagai makanan semua umur
(Yudana, 2003). Untuk melihat kandungan gizi tempe dapat dilihat pada Tabel 2.

Proses dasar pembuatan tempe meliputi perebusan, perendaman, pengupasan kulit,


pencucian, pengukusan, penambahan inokulum/peragian, pengemasan, dan
pemeraman. Berikut adalah diagram alir proses pembuatan tempe.

3
2.2 BAHAN DAN PERALATAN
2.2.1 Kebutuhan Bahan
1. Bahan Baku
Bahan baku tempe kedelai ialah biji kedelai. Dalam praktik, bahan baku ini
sering dianggap sepele, sehingga akibatnya ptoduk tempe yang dihasilkan tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Misalnya perajin tempe masih sering menggunakan “asal
kedelai” tanpa memperhitungkan kualitasnya dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi produksi tempe.
a. Jenis Kedelai
Jenis kedelai dapat dipilah menjadi 4 macam, yaitu : kedelai kuning, kedelai hitam,
kedelai hijau, kedelai coklat. Macam-macam jenis kedelai dapat didefinisikan
sebagai berikut :
 Kedelai kuning adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning, putih
atau hijau. Apabila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada
irisan keeping bijinya.
 Kedelai hitam adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hitam.

4
 Kedelai hijau adalah kedelia yang kulit bijinya berwarna hijau, bila dipotong
melintang memperlihatkan warna hijau pada irisan keping bijinya.
 Kedelai cokelat adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna cokelat.

b. Biji Kedelai
Bentuk biji kedelai tergantung kultivarnya, yakni dapat berbentuk bulat, agak
gepeng, dan sebagian besar bulat telur. Sedangkan besar dan bobotnya dibedakan
menjadi tiga yakni :
 Kedelai berbiji besar bila bobot 100 bijinya lebih dari 13 gram.
 Kedelai berbiji sedang bila bobot 100 bijinya antara 11-13 gram.
 Kedelai berbiji kecil bila bobot 100 bijinya antara 7-11 gram.

Biji kedelai terdiri daru dua bagian, yakni : kulit biji (testa), dan janin (embrio).
Kulit biji ini beragam warna ada yang kunin, hijau, cokelat, hitam, atau caampuran di
antara warna-warna tersebut. Kulit biji tersebut terdiri dari tiga bagian lapisaan sel.
Sementara itu, janin terdiri dari kotiledon, plumula, dan poros hipokotil-bakal akar.
Kotiledon merupakan bagian terbesar dari biji kedelai, berisi bahan makanan yang
sebagian besar terdiri dari protein dan lemak.

c. Syarat Mutu
Untuk mendapatkan tempe berkualitas prima, kita harus memperhatikan sarat
mutu biji yang hendak kita gunakan sebagai bahan baku.
c.1. Syarat Umum
 Bebas dari sisa tanaman (kulit polong, potongan batang atau ranting),
batu,kerikil, tanaah, atau biji-bijian lain.
 Biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit.
 Biji kedelai tidak memar atau retak.
 Biji kedelai tidak keriput.
c.2. Syarat Pokok
Tingkat mutu kedelai dapat dipilah menjadi tiga, yakni : mutu I, mutu II, mutu III.
1SK Mentan No. 501/Kpts/TP.830/8/1984

5
2. Bahan Pembantu
a. Laru Daun
Pada proses pembuatan tempe kedelai pastilah kita melakukan peragian. Ragi
atau laru tempe antara lain didaptkan dari daun waru, daun jati, ataupun daun pisang
bekas pembungkus tempe. Namun demikian, tidak seluruh permukaan daun tersebut
mengandung laru, dan karena itu bagian yang terdapat laru dipisahkan, sedang sisa
daun lainnya dibuang. Setelah itu, laru daun diremas-remas, lalu dicampurkan ke
dalam biji kedelai yang hendak diperkirakan membutuhkan 2 atau 3 lembar daun
yang mengandung laru.
Dalam praktik, kadang-kadang kita kesulitan memperoleh laru daun. Sementara
itu kelemahan penggunaan laru daun ini adalah tidak dapat disimpan lama dan
julmah pemakaiannya sulit dipastikan. Oleh karena itu, penyelesaiannya dengan
pembuatan laru berbentuk tepung. Laru demikian ini dapat dbeli di pasar, atau justru
kita membuat sendiri sembari memupuk jiwa wiraswasta.

b. Membuat Laru Tempe


Bahan-bahan yang digunakan meliputi tempe segar, beras, tepung terigu dan
air. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan meliputi besek bambu, sendok, wajan,
lumpang dan alu, ayakan, baskom, dan kompor.
Cara membuat : pertama-tama tempe segar diiris-iris tipis, lalu dijemur hingga
kering. Dari irisan tipis tempe kering ditumbuk menjadi tepung, kemudian diayak
halus. Ambil beras lalu ditanak menjadi nasi. Setelah nasi dingin dicampur dengan
tepung temp, kemudian diaduk sampai merata. Perbandingan nasi dengan tepung
tempe adalah 1:1. Campuran nasi dan tepung tempe diperam. Caranya, campuran
tersebut dibungkus daun pisang lalu dimasukkan ke dalam besek tertutup selama
semalam. Esok paginya dilihat apakah nasi sudah ditumbuhi kapang (jamur). Nasi
ini dijemur sampai kering, selanjutnya ditumbuk dan akhirnya diayak halus.
Ambil juga tepung terigu lalu disangrai. Setelah itu, tepung terigu dicampur dengan
tepung nasi yang telah ditumbuhi kapang, dengan perbandingan 18:1. Jadilah sudah
laru tempe, yang siap dugunakan sebagai inokulan dalam pembuatan tempe.

6
2.2.2 Kebutuhan Peralatan
Mengingat usaha tempe ini biasanya dikerjakan secara tradisional dan
ditekuni penduduk di pedesaan, maka peralatan yang dipersiapkan sebaiknya dari
sumber daya setempat. Artinya, mudah dijangkau dan murah biayanya. Adapun
peralatan yang dibutuhkan meliputi :
 Tungku, digunakan untuk dapur memasak kedelai. Sebagian besra perajin
tempe masih memakai tungku ala kadarnya, dan kurang memperhatikan nilai
ekonomi dan lingkungan terhadpa kayu bakar yang digunakan. Kini sudah
saatnya dirancang bangunkan sebuah tungku yang hemat energi.
 Timbangan, digunkan untuk menimbang bahan-bahan yang hendak dikerjakan.
 Panci, digunakan untuk merebus, meredam dan menguliti kedelai.
 Ember, digunakan untuk mencuci dan meredam kedelai.
 Tampah, digunakan untuk menampi, mendinginkan, meniriskan maupun
tempat melakukan peragian.
 Dandang, digunakan untuk menanak atau merebus kedelai.
 Tenggok, yang terbuat dari anyaman bambu digunakan untuk memeram.

2.3 CARA MEMBUAT TEMPE


Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji
kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak
nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang
terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan
bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga
keseimbangan asam amino tersebut.
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin)
sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut
perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan
tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35
% bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 – 43 %.
Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan
segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi,
hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau

7
tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein
sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14
gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu,
dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada
umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup
dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas,
penggiling, dan cetakan.
Pembuatan tempe secara tradisional biasanya menggunakan tepung tempe yang
dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekarang pembuatan tempe ada juga yang
menggunakan ragi tempe. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses
pengolahan tempe agar diperoleh hasil yang baik ialah:
1) Kedelai harus dipilih yang baik (tidak busuk) dan tidak kotor;
2) Air harus jernih, tidak berbau dan tidak mengandung kuman penyakit;
3) Cara pengerjaannya harus bersih;
4) Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas
membentuk butiran halus atau tidak menggumpal).

Pada dasarnya cara membuat tempe kedelai terdiri dari dua bagian besar, yaitu :
proses pemasakan kedelai, dan dilanjutkan dengan proses fermentasi. Namun untuk
menuju ke tindakan konkret dan rinci dalam pembuatan tempe ini, perlu ditempuh
beberapa langkah sebagai berikut :
1. Penyortiran
Siapkan biji kedelai yang tua. Biji-biji tersebut disortir untuk memperoleh produk
tempe kualitas prima. Caranya, biji-biji kedelai diletakkan pada tampah kemudian
ditampi.
2. Pencucian I
Biji-biji kedelai dimasukkan ke dalam ember berisi air, dan akan lebih baik bila
dicuci pada air yang mengalir. Dengan pencucian ini, kotoran-kotoran yang
melekat maupun yang tercampur di antara biji dapat hilang.
3. Perebusan I
Perebusan pertama ini hanya berlangsung sekitar 30 menit. Caranya, biji kedelai
dimasukkan kedalam panci, lalu direbus diatas tungku sampai biji kedelai tersebut
setengah matang.

8
4. Peredaman
Setelah perebusan dirasakan cukup, kedelai rebesanterebut dibiaerkan teremdam
semalam sehingga menghasilkan kondisi asam, Tujuannya, disamping melunakkan
kedelai adalah untukmencegah pertumbuhan bakteri pembusuk selama fermentasi.
5. Pengupasan Kulit
Keeseokan harinya dilakukan pengupasan kulit ari. Caranya, kedelai diremas-
remas dalam air, kemudian dikuliti dan terjadilah keping kedelai.
6. Pencucian II
Sekali lagi keping kedelai dicuci. Caranya, mirip seperti mencuci beras yang
hendak ditanak.
7. Perebusan II
Perebusan tahap keduaa ini lebih tepat dilakukan seperti menanak nasi, hingga
keping kedelai menjadi matang. Tujuannya adalahi untuk membunuh bakteri yang
kemungkinan tumbuh selama perendaman.
8. Penirisan dan Pendinginan
Kedelai diambil dari dandang, diletakkan diatas tampah dan diratakan tipis-tipis.
Biarkanlah dingin sampai permukaan keping kedelai kering dan airnya menetes
habis.
9. Peragian
Tahap peragian ini memegang peranan penting, berhasil tidaknya membuat tempe
kedelai. Sebab, tempe ini dihasilkan dari kedelai yang diolah secara fermentasi
dengan menggunakan candawan jenis Rhizopus sp. Cendawan atau kapang ini
diperoleh daru laru,baik berupa laru maupun laru tempe atau tepung ragi. Sebagai
ancer-ancer: untuk 1 Kg kedelai dibutuhkan 1 gram laru. Namun sesungguhnya,
jumlah laru yang diberikan bergantung pada cuaca. Adapun sejauh mana variable
cuaca mempengaruhi kuantitas penggunaan laru,ternyata perlu diteliti lebih
memdalam lagi. Cara peragian, laru diusap-usapkan atau dicampur dan diaaduk
bersama kedelai hingga merata benar. Setelah itu, diangin-anginkan sebentar.
10. Pembungkusan
Kedelai yang sudah bercampur merata dengan laru dibungkus. Ada yang
membungkus dengan daun pisang, terkadang bagian luarnya masih dilapisi kertas.
Pekerjaan ini memerlukan satu per satu.Ada pula yang membungkus dengan
plastic, dengan ukuran lebih besar dan memanjang.

9
11. Pemeraman
Akhirnya kita melakukan pemeraman. Bila pembungkusnya daun, maka
pemeraman dilakukan didalam tenggok yang ditutup karung goni. Namun, bila
pembungkusnya plastic, makapemeraman dilakukan diatas kajang-kajang bambu
yang diletakkan pada rak-rak. Setelah diperam semalam, biasanya kita lakukan
penusukan dengan lidi pada plastic pembungkus tersebut. Tujuannya agar udara
segar dapat masuk kedalam bahan tempe. Setyelah itu diperam satu malam lagi,
dan esok pagi jadilah tempe yang siap dikonsumsi atau dijual.

10
BAB III
PEMASARAN TEMPE

3.1. PENGERTIAN PEMASARAN


Pemasaran (Inggris:Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu
yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam
kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian
bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air
dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan
dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi
kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air
merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol
yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang
juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang
menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga
(price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion).
Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya
memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran
dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak
konsumen yang dituju.
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal
ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar
yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai
tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya
pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru
usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan
masyarakat. Pemasaran Menurut W.Y.Stanton (1990) pemasaran adalah sesuatu yang
meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan
menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan
jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.

11
Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa
yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan
perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang
dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan
dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari
penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk,
komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan
konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan


bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut
pandang penjual :
1. Tempat yang strategis (place),
2. Produk yang bermutu (product),
3. Harga yang kompetitif (price), dan
4. Promosi yang gencar (promotion).

Dari sudut pandang konsumen :


1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2. Biaya konsumen (cost to the customer),
3. Kenyamanan (convenience), dan
4. Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan,
bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi
fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang
berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen

12
(tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam
upaya melakukan kegiatan pemasaran.

3.2. Segmentasi Pasar


Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara
kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang
muncul di pasar. Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran.
Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah
suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Peranan segmentasi dalam
marketing :
1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif
perusahaan kita.
2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.
3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya.
4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan
cara yang berbeda.

 Manfaat dan Kelemahan Segmentasi


Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar
pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan
pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi
untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting
lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif
(Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan
kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi
segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-
periode dimana reaksi pasar cukup besar.

13
 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi
Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan
konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen
dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan
yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor
yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Variabel-Variabel Segmentasi
2. Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan
dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin
keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang
dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah
variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab
ituperlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel
segmentasi sebagai berikut:
1. Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti
negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan
segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini
harus dipasarkan.

2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini
harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi
pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga
seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan
satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah
bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan,
pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan misalnya:
Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.

14
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
 Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite,
golongan menengah, golongan rendah.
 Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan
sebagainya.
 Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.

4. Segmentasi Tingkah Laku


Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada
pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk.
Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling
baik untuk membentuk segmen pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut
(Kotler, 1995):
a) Manfaat yang dicari
Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan
pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk.
Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari
orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan
merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan dapat
menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat
yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama yang bersaing.
Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang
memberikan manfaat tersebut.
b) Status Pengguna
Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan
pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna
regular dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular
mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda.
c) Tingkat Pemakaian
Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan,
menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase

15
kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari
total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak,
sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut
tingkat pembelian dari produk spesifik.
d) Status Loyalitas
Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen.
Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat
dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka.
Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam
merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih
dari satu produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli
merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun.
Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli
apapun yang diobral.

3.3. Pengertian Pasar dan Prilaku Konsumen


Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan
sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk
orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat
pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari
perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk
item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari
perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan
setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya
satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis,
lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang
diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-
alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang
internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi,
dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.
Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang
memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi.
Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari
semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. Pengaruh ini

16
merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model
tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar,
pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi
dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang
diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang
spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan
pertukaran hak (lih. kepemilikan) jasa dan barang.
Secara historis, pasar berasal di pasar fisik yang sering akan berkembang
menjadi - atau dari - komunitas kecil, kota dan kota.
Konsumen adalah seseorang yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
Maka konsumsi seseorang itu tergantung pada : pendapatan, pendidikan kebiasaan dan
kebutuhan.
Adapun pengetrian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen,
dimana mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi
dan memperbaiki dan memoerbaiki sutu peroduk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku
konsumen adalah bagai mana individu membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatu
barang.
1. James F Engel
Perilaku konsumen di definisikan tindak-tindakan individu secara langsung
terlibata dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa
ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan yang mendahuli dan
menentukan tindakan-tindakan tersebut (1988:8)
2. David L Loundon
Perilaku konsumen dapat diDefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan
dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang atau
jasa (1984:6)
3. Gerald Zaltman
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang
di lakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan,
menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari pengalaman
dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainya. (1979:6)

17
Dari beberapa Definisi tersebut di atas maka dapat di tarik suatu kesimpulan
bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individum,
kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
dalam mendapakan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonimi yang dafat di
pengaruhi linkungan.
Model Tingkah Laku Membeli:
1. Faktor¬Faktor Budaya
Merupakan faktor yang memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada
tingkah laku konsumen
a. Budaya
Kumpulan nilai¬nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang
dipelajari oleh seseorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga
penting lainnya
b. Sub Budaya
Sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada
pengalaman hidup dan situasi
c. Kelas Sosial
Divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya
menganut nilai¬nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.

2. Faktor¬Faktor Sosial
a. Kelompok Acuan
Dua orang/lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau
bersama, kelompok ini berfungsi sebagai titik perbandingan atau acuan
langsung atau tidak langsung yang membentuk sikap/perilaku seseorang
Pemuka Pendapat:
Orang dalam kelompok acuan yang, karena keteram¬pilan, kepribadian, atau
karakteristik lain yang spesial memberi pengaruh kepada orang lain
b. Keluarga
Organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan
telah diteliti secara mendalam
c. Peran dan Status
Peran:
Terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan sesorang menurut

18
orang¬orang yang ada di sekitarnya
Status:
Penghargaan yang diberikan oleh masyarakat

3. Faktor¬Faktor Pribadi
a. Umur dan Tahap daur Hidup

3.4. INDUSTRI
 Definisi dan pengertian industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah
bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk
jasa.
Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku :
1. Industri ekstraktif
Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam
sekitar.
- Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan,
pertambangan, an lain lain.
2. Industri nonekstaktif
Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain
selain alam sekitar.
3. Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa
yang dijual kepada para konsumennya.
- Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

3.5 SASARAN PEMASARAN


Tempe merupakan nama yang tidak asing lagi bagi masyarakat kita, dari
tingkat pedesaan hingga tingkat kota. Kini konsumen tempe tidak hanya rakyat biasa,
melainkan mencangkup pula masyarakat kelas menengah ke atas. Hampir setiap hari
dari berbagai pengelola produksi tempe terus memproduksi usahanya tersebut, maka
tak heran lagi bila kita menemui tempe dari berbagai bentuk dan ukurannya.

19
Disamping nilai gizinya tinggi juga harganya pun murah, serta mudah memperolehnya.
Dengan melihat kandungan nilai gizi tersebut, yang dulunya tempe hanya dijadikan
konsumsi kelas rakyat, namun sekarang sudah dinikmati segala lapisan-bahkan di
restoran elit dan hotel berbintang pun tak luput menyajikan tempe dalam ragam
penyajian yang lebih canggih.
Target yang kami tuju dari produksi tempe ini adalah Swalayan, Pasar, hingga
pedagang asongan. Kami yakin untuk tahun-tahun berikutnya produksi kami akan
meningkat, hal ini disebabkan karna mayoritas masyarakat kita merespon positif
tentang tempe, jika produksi kami meningkat, kami akan mentargetkan atau
memasarkan ke dunia Internasional. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat
dunia pernah merasakan kelezatan dari tempe tersebut, maka tak heran jika masyarakat
dunia terutama Amerika Serikat, Jepang, Korea ingin meneliti pembuatan tempe
tersebut. Selain usaha tempe kami terkenal, nama bangsa kita akan dikenal di dunia
Internasional.
Peluang pasar tempe yang prospektif ini, kiranya dapat mendorong dan
memacu parajin tempe untuk dapat lebih memanfaatkan peluang tersebut. Tidak
menutup kemungkinan kesempatan berusaha tempe ini mengundang orang-orang lain
yang selama ini belum memahami dunia pertempean, usaha tempe kedelai ini
menjajikan keuntungan.

3.6 Kandungan Gizi


Tempe dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan, misalnya tumis tempe dan
buncis ini. Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat
menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif
(aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu
tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah,
pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.
Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak
banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat
pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat
dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala
kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan
semua umur.

20
Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada
tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut,
nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi
protein, serta skor proteinnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna,
diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini
telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.
Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan
meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai
menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa
penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).
Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk
meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang
terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe.
Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g
nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam
perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.

 Asam Lemak
Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat
ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk
(polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam proses itu asam
palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi
pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam
lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum,
sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
 Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B
kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber
vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara
lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin),
vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak

21
dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe
mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang
potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok
pada pembuatan tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama
fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-
5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini
tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella
pneumoniae dan Citrobacter freundii.
Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per
100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12
seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak
perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan
tempe dalam menu hariannya.
 Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup.
Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg
setiap 100 g tempe.
Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam
fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya
asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink)
menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
 Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon.
Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan
yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.
Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein.
Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor
II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat
dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat
terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus
dan Coreyne bacterium.
Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-
hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber

22
antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat
mencegah terjadinya proses penuaan dini. Penelitian yang dilakukan di Universitas
North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang
terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.

23
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi., 2007, Proses fermentasi kedelai dan bahan olahannya Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.
Suprapti., 2003, Tempe dan seribu manfaatnya, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Yudana, 2003, Tempe, 4 sehat 5 sempurna, Erlangga, Jakarta.
Astawan., 1991, Pembuatan Tempe kedelai, Erlangga Jakarta
1SK Mentan No. 501/Kpts/TP.830/8/1984
W.Y.Stanton, swastha ,1990., Strategi Pemasaran dunia indusri, Pabelan, Jakrta
Porter., 1991, Motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan,
erlangga, Jakarta
Kotler., 1995, Segmentasi pasar dunia industry, penerbit Jayko Bandung
Jamaes F Angel., 1998:8, Prilaku Konsumen dan Stertegi pemasaran, penerbit
Erlangga Jakarta
David L Loundon., 1984:6, Prilaku individu dan evaluasi barang-barang dan jasa,
Gunung Kelud Yogyakarta
Gerald Zaltman., 1979:6, Produk, pelayanan dan sumber-sumber bidang pemasaran
jilid II, Permata Bogor
Wikipedia

24

Anda mungkin juga menyukai