QC unit
Tes disolusi
QC unit
Keseragaman
kadar Total 109
3 interval @ 8 tablet
20 interval @ 7
tablet
Pada validasi poses sediaan solid, pendekatan validasi proses yang dilakukan dapat berupa
validasi proses prospektif, konkuren ataupun retrospektif. Dalam artiktel ini kita hanya
membatasi untuk validasi proses produksi sediaan solid secara prospektif dan konkuren, jika
memungkinkan validasi proses prospektif lebih diutamakan.
Pola Pengambilan Sampel dan Pengujian yang dilakukan
Pola pengambilan sampel yang dimaksud disini adalah pada tahapan proses produksi
sediaan solid mana yang kita lakukan pengambilan sampel untuk dilakukan pengujian.
1. Pengambilan sampel Granulasi basah.
Pengambilan sampel Granulasi dilakukan pada proses pencampuran awal zat aktif
sebelum dilakukan larutan pengikat. Hal ini dilakukan untuk memudahkan saat pemeriksaan
kadar zat aktif di laboratorium. Kendala yang sering terjadi ketika pengambilan sampel
granul basah dilakukan langsung setelah penambahan larutan pengikat adalah kesulitan
saat dialkukan penimbangan sampel dan kromatogram sampel yang terdapat banyak
pengotor. Jika tidak memungkinkan dilakukan pengambilan sampel granulasi basah pada
proses pencampuran awal zat aktif, misalkan karena zat aktif dilarutkan pada larutan
pengikat maka pengambilan sampel granulasi basah dilakukan pada proses pengayakan
kering. Sampel granulasi basah yang diambil minimal 3 x 1 bobot teoritis tablet. Posisi
pengambilan sampel jika dimungkinkan dilakukan pada 10 titik seperti pada gambar 2.
Pada Granul basah ini pengujian yang dilakukan adalah pengecekan kadar zat aktif dari
masing-masing titik (total 10 titik).
Kriteria keberterimaan untuk pengujian kadar pada granul basah adalah sebagai tambahan
data saja
2. Pengambilan sampel setelah pengeringan
Pengambilan sampel dilakukan setelah fase granul basah selesai dikeringkan. Untuk
mempermudah proses pengujian granul yang sudah selesai dikeringkan diayak kering
terlebih dahulu. Setelah selesai dilakukan pengayakan kering, dilakukan pengambilan
sampel yang mewakili posisi Atas, Tengah, Bawah. Masing masing titik sampling diambil
kurang lebih 5 gram.
Pengujian yang dilakukan adalah uji kadar air dengan alat moisture balance.
Kriteria keberterimaan adalah kadar air granul kering pada semua titik sampling (atas,
tengah, bawah) harus sesuai dengan kriteria keberterimaan pada masing-masing produk
3. Pengambilan sampel lubrikasi
Setelah terbentuk granul kering, proses selanjutnya adalah proses lubrikasi atau
penambahan lubrikan. Lubrikan yang biasa ditambahkan dapat berupa aerosil, titanium
dioxide dsb. Pengambilan sampel untul lubrikasi dilakukan sama dengan granul basah yaitu
sebanyak 10 titik dengan pola seperti pada gambar 2. Bobot sampel yang diambil minimal 3
x dari bobot tablet dari masing-masing titik. Selain pengambilan sampel sebanyak 10 titik,
pada tahap lubrikasi juga dilakukan pengambilan sampel dari 3 titik sampling yang mewakilit
posisi atas, tengah, bawah. Bobot sampel pada masing-masing titik sampling minimal 100
gram.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kadar untuk 10 titik sampling dengan kriteria
keberterimaan kadar sesuai dengan spesifikasi produk ruahan masing-masing produk
(spesifikasi kadar tablet atau kaplet masing-masing produk) dengan RSD maksimal 6.
4. Pengambilan sampel ruahan (tablet atau kaplet.
Pengambilan sampel ruahan dilakukan pada tahap pencetakan. Pengambilan sampel
diharapkan mewakili tahap awal pencetakan, tengah pencetakan, akhir pencetakan.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian secara fisik dan kimia.
Pengujian secara fisik dapat dilakukan bersamaan dengan In Process Control, dengan
prameter yang diuji minimal :
4.1. Pemerian tablet/kaplet
4.2. Panjang tablet/kaplet
4.3. Tebal tablet/kaplet
4.4. Kekerasan tablet/kaplet
4.5. Waktu hancur/disintegrasi tablet/kaplet
4.6. Keseragaman bobot tablet/kaplet
4.7. Friabilitas/kerenyahan tablet/kaplet
Pengujian dilakukan dengan frekuensi periode tertentu, misalnya dilakukan setiap 10 menit
sekali untuk mesin cetak tablet/kaplet yang high speed (120.000 tablet/kaplet permenit) atau
setiap 30-60 menit sekali untuk mesin cetak tablet/kaplet yang low speed (300 tablet/kaplet
per menit).
Kriteria keberterimaan pada pengujian fisik tablet/kaplet adalah sesuai dengan sepesifikasi
produk ruahan (tablet/kaplet) yang tertera pada batch record.
Pengujian secara kimia dilakukan di laboratorium dengan pengambilan sampel yang
mewakili tahap awal, tengah akhir proses. Jumlah sampel yang diambil adalah 30-50
tablet/kaplet untuk masing-masing tahap. Kriteria keberterimaan sesuai dengan spesifikasi
produk ruahan. Pengujian dilakukan seperti :
4.1. Identifikasi zat aktif
4.2. Kadar zat aktif
4.3. Uji Disolusi (jika disyaratkan)
4.4. Uji Keseragaman Kadar (jika disyaratkan)
Tujuan dari pelaksanaan Validasi Metode Analisa (VMA) adalah untuk
menunjukkan bahwa semua metode tetap yang digunakan sesuai
dengan tujuan penggunaannya dan selalu memberikan hasil yang dapat
dipercaya. Jadi, dalam Validasi metode analisa yang diuji atau divalidasi
adalah PROTAP (prosedur tetap) pengujian yang bersangkutan.
Misalnya, “Validasi Metode Analisa Penetapan Kadar Zat Aktif Paracemol
dalam Tablet Biogesic® dengan Metode Spektrofotometri UV/Vis”, maka
yang divalidasi atau diuji validitasnya adalah Prosedur Tetap “Penetapan
Kadar Zat Aktif Paracemol dalam Tablet Biogesic® dengan Metode
Spektrofotometri UV/Vis”.
PROTAP tersebut bisa disusun oleh Bagian QC atau oleh Bagian R&D.
Apabila PROTAP-nya belum tersedia maka harus dibuat terlebih dahulu,
baru divalidasi. PROTAP metode analisa tersebut, bisa jadi disusun
berdasarkan :
Ruang Lingkup
Parameter Uji
Dalam bahasa yang sederhana, dalam VMA ini kita akan MENGUJI cara-
cara PEMERIKSAAN atau PENGUJIAN yang kita lakukan (misalnya
identifikasi, penetapan kadar zat aktif, menguji sisa/residu, dan
sebagainya) agar kita YAKIN bahwa PENGUJIAN yang kita lakukan
tersebut SUDAH BENAR dan HASIL PENGUJIAN yang dilakukan benar-
benar TERPERCAYA. Untuk melakukan PENGUJIAN tersebut, kita
menggunakan apa yang disebut dengan PARAMETER UJI. Parameter uji
ini meliputi, antara lain :
akurasi (Accuracy);
presisi (precision);
o ripitabilitas (repeatibilty);
o Presisi antara (intermediate precision);
o reprodusibilitas/keterulangan (reproducibility)
spesivisitas (specify)/Selektifitas (selectivity);
batas deteksi (limit of detection/LOD);
batas kuantitasi (limit of quantitation/LOQ);
linearitas (Linearity); dan
rentang (range).
Spesifitas/Selektifitas
Linearitas
Merupakan kemampuan suatu metode analisa untuk menunjukkan
hubungan secara langsung atau proporsional antara respons
detektor dengan perubahan konsentrasi analit
Diuji secara statistik, yaitu Linear Regression (y = a + bx); dimana b
adalah kemiringan slope garis regresi dan a adalah perpotongan
dengan sumbu y.
∑ (x – Xbar)(y- Ybar)
Pegujian Linearitas
Akurasi (ketepatan)
Hasil analisis
Nilai sebenarnya
Presisi (Ketelitian)
LOD
Ketegaran (robustness)
Kriteria Penerimaan
Validasi Ulang
Validasi ulang mungkin diperlukan pada kondisi sebagai berikut: