Anda di halaman 1dari 45

Mengukur panjang

I. Tujuan : Mengukur besaran panjang dengan berbagai alat ukur panjang.

II. Alat dan bahan :

1. mistar centimeter
2. mistar milimeter
3. jangka sorong
4. mikrometer sekrup
5. jangka sorong
6. balok (batang) kayu atau papn
7. kelereng/ manik-manik
8. kertas
III. Teori dasar
Pengukuran panjang harus dilakukan dengan alat ukur yang tepat. Perhatikan dilingkungan
sekitar kita, pengukuran panjang dilakukan oleh penjahit pakaian, pekerja bangunan, pengukur
tanah, atau pembuat kunci. Masing-masing profesi tadi membutuhkan alat ukur yang berbeda.
Namun pada hakekatnya mereka semua melakukan pengukura panjang, dan masing-masing
pekerjaan membutuhkan ketelitian yang berbeda sehingga alat ukur yang di gunakan berbeda
pula (Nursyamsuddin,2004).

Berikut ini cara penggunaan mikrometer sekrup dan jangka sorong.

A. Mikrometer sekrup

Rahang Skala Utama


geser Skala nonius /
Benda
sekrup
pemutar

Gambar 1. mengukur panjang dengan mikrometer sekrup


Mikrometer sekrup di tunjukan pada gambar 1. Jika skala nonius di putar lengkap 1 kali maka
rahang geser dan skala nonius maju mundur 0.5 mm. Karena skala nonius memiliki skala 50
skala, maka ketelitian mikrometer sekrup 0.5 mm / 50 = 0.01 mm (Kanginan,2002).Dengan
demikian ketidak pastianya ∆x

∆x = 1/2 x nilai satuan terkecil (nst) = 1/2 x 0.001 mm = 0.005 mm

Maka cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:

1. Perhatikan garis skala utama dengan skala nonius. Pada gambar 1. garis skala utama
adalah 7 mm lebih.
2. Perhatikan garis mendatar pada skala nonius yang berhimpit dengan garis mendatar pada
skala utama. Pada gambar 1. garis mendatar tersebut 24. maka nilai x = 7,0+( 24 x 0,01
mm ) = 7,24 mm.
Sehingga jika dituliskan. Panjang = (7,240 ± 0,005) mm

B. Jangka Sorong

Rahang
Skala
geser
Benda Skala Utama
Nonius

Gambar 2. mengukur panjang dengan Jangka Sorong

Skala nonius memikiki panjang 9 mm dan di bagi 10 skala sehingga selisihnya 0,1 mm.atau 0,01
cm. Maka ketidak pastiannya adalah

∆x = 1/2 x 0,1 mm = 0,05 mm = 0,005 cm

cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:

1. perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada nonius. Pada
gambar 2. angka tersebut 5 cm
2. perhatikan garis nonius yag berhimpit dengan skala utama. Pada gambar 2. angka
tersebut adalah garis ke 4. ini berarti
nilai x = 5 cm + ( 5 x 0,01 cm ) = 5,05 cm.

Sehingga jika dituliskan, Panjang = (5,050 ± 0,005) cm

IV. Cara kerja


a) Mengukur panjang batang (papan) kayu
a. ukur panjang batang kayu denagn mistar sentimeter
b. lakukan pengukuran denagn posisi mata sebagai berikut, seperti terlihat pada gambar
berikut. 1 2 3

c. Ulangi denagn 5 kali pengukuran


d. Tuliskan data yang didapat ke dalam tabel pengamatan
e. Gantilah mistar centimeter dengan mistar milimeter lalu ulangi langkah
a sampai d.

b) Mengukur diameter manik-manik


a. ukurlah diameter manik-manik dengan mikrometer sekrup (cara penggunaan dapat
dilihat pada teori dasar)
b. lakukan pengukuran oleh orang yang berbeda
c. lakukan 5 kali pengukuran
d. tuliskan data yang didapat pada tabel data
e. ulangi langkah a sampai d dengan menggunakan Jangka sorong
c) Mengukur tebal kertas
a. ukurlah tebal kertas dengan mikrometer sekrup (cara penggunaan dapat dilihat pada
teori dasar)
b. lakukan pengukuran oleh orang yang berbeda
c. lakukan 5 kali pengukuran
d. tuliskan data yang didapat pada tabel data
e. ulangi langkah a sampai d dengan menggunakan Jangka sorong
V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran panjang batang (papa) kayu (L)

Pengukuran ke Dengan mistar centimeter Dengan mistar milimeter


(L ± ∆L) Cm (L ± ∆L) mm
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

2. Hasil pengukuran diameter manik-manik (D)

Pengukuran ke Dengan Mikrometer sekup Dengan Jangka Sorong


(D ± ∆D) Cm (D ± ∆D) mm
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

3. Hasil pengukuran tebal kertas (T)

Pengukuran ke Dengan Mikrometer sekup Dengan Jangka Sorong


(T ± ∆T) Cm (T ± ∆T) mm
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan

1. dari hasil pengukuran panjang kayu, alat ukur manakah yang lebih teliti? Berikan
alasannya.
2. dari hasil pengukuran diameter kelereng dan tebal kertas alat ukur manakah yang lebih
teliti? Berikan alasannya.
3. posisi mata yang mana yang lebih teliti dalam melakukan pengukuran? Berikan
alasannya.
4. untuk menghitung diameter rambut, alat ukur manakah yang anda akan gunakan?
Mengapa.
5. hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran x , kesalahan pengukuran (∆x) dan perentase
x
error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran. Gunakan persamaan
x
berikut:

x
 xi
x 
 xi  x
n n

Dengan x = rata-rata hasil pengukuran

∆x = ketidak pastian pengukuran

 xi = jumlah data hasil pengukuran

n = banyaknya pengulangan

Jawab.
VII. Kesimpulan
Mengukur Massa

I. Tujuan : Mengukur besaran massa dengan berbagai alat ukur massa


(neraca/timbangan)

II. Alat dan bahan


1. neraca lengan
2. neraca pegas
3. koin/benda yang akan diukur
4. kawat tembaga
5. kertas
III. Teori dasar
Di lingkunagn sekitar, kita sering mendapati berbagai kegiatan menimbang massa benda, seperti
menimbang telur, beras, kapasitas muatan truk, bahkan menimbang emas. Semua kegiatan
tersebut menggunaka alat ukur yang berbeda. Namun pada hakekaktnya semua kegiatan ini
merupakan pengukuran massa. Masing-masing pengukuran membutuhkan ketelitian yang
berbeda sehingga alat ukur yang di gunakan berbeda pula (Nursyamsudin,2004)

IV. Cara kerja


1. Mengukur massa benda dengan neraca pegas
a. timbanglah massa benda/koin dengan cara mengaitkan pada neraca pegas
b. lihat nilai yang tertera pada neraca pegas, lalu tulis pada tebel data pengamatan.
c. Ulangi sampai 5 kali pengulangan dengan orang yang berbeda.
d. Ulangi langkah a sampai c dengan kawat tembaga dan kertas.

2. Mengukur massa benda dengan neraca lengan


a. timbanglah massa benda/koin dengan cara meletakan di lengan neraca
b. lihat nilai yang tertera pada neraca, lalu tulis pada tebel data pengamatan.
c. Ulangi sampai 5 kali pengulangan dengan orang yang berbeda.
d. Ulangi langkah a sampai c dengan kawat tembaga dan kertas.
V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran massa benda dengan neraca pegas

Pengukuran ke Benda/koin Kawat tembaga Kertas


(m ± ∆m) gr (m ± ∆m) gr (m ± ∆m) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

2. Hasil pengukuran massa benda dengan neraca lengan

Pengukuran ke Benda/koin Kawat tembaga Kertas


(m ± ∆m) gr (m ± ∆m) gr (m ± ∆m) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan

1. Dari hasil pengukuran massa denagn neraca pegas apakah semua benda dapat diukur
denagn neraca lengan?
2. Dari hasil pengukuran alat ukur manakah yang lebih teliti (presisi) ?
3. Dari kedua alat pengukur massa tersebut apakah dapat mengukur massa air ? jelaskan.

4. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran x , kesalahan pengukuran (∆x) dan perentase
x
error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran. Gunakan persamaan
x
berikut:

x
 xi
x 
 xi  x
n n

Dengan x = rata-rata hasil pengukuran

∆x = ketidak pastian pengukuran

 xi = jumlah data hasil pengukuran

n = banyaknya pengulangan

Jawab.
VII. Kesimpulan
Mengukur Volume

I. Tujuan : Mengukur besaran volume dengan berbagai cara


II. Alat dan bahan
a. jangka sorong
b. gelas ukur
c. kelereng
d. batu kerikil

III. Teori dasar


Archimenes pernah pernah kebingungan ketrika ia diminta oleh kaisar untuk menentukan apakah
mahkota kerajaan tersebut erbuat dari emas asli atau imitasi. Kemudian, ia menghitung massa
jenisnya dengan mengukur perbandingan massa dan volumemahkota tersebut. Oleh karena
bentuk mahkota buklan merupakan bentuk yang teratur seperti silinder atauboladan sejenisnya,
maka ia mencelupkan mahkota tersebutkedalam zat cair. Dari pekerjaan inilah ia merumuskan
bagaiaman menentukan massa jenis emas (Nursyamsudin,2004).

IV. Cara kerja


1. Mengukur volume kelereng secara matematis
a. ukurlah diameter kelereng dengan menggunakan jangka sorong, lakukan oleh orang
yang berbeda dan dilakukan 5 kali pengulangan.
b. hitung volume kelereng dengan menggunakan rumus volume benda.
c. Tulis data yang didapat pada tabel data pengamatan.
2. Mengukur volume kelereng menggunakan gelas ukur
a. tuangkan air ke dalam gelas ukur kira-kira 50 ml
b. masulan kelereng kedalam gelas ukur, kemudian catat volume air sekarang. Hitunglah
selisih volume air, yaitu volume sebelum dan sesudah kelereng dicelupkan. Selisih
volume air tersebut adalah volume kelereng.
c. Catat pada tebel data pengamatan, ulangai sampai 5 kali pengulangan.
3. mengukur volume kerikil menggunakan gelas ukur
a. tuangkan air ke dalam gelas ukur kira-kira 50 ml
b. masulan kerikil kedalam gelas ukur, kemudian catat volume air sekarang. Hitunglah
selisih volume air, yaitu volume sebelum dan sesudah kelereng dicelupkan. Selisih
volume air tersebut adalah volume kelereng.
c. Catat pada tebel data pengamatan, ulangai sampai 5 kali pengulangan.
V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran volume kelereng secara matematis

Pengukuran ke Diameter Volume ( πD2)


(D ± ∆D) gr (V ± ∆V) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

2. Hasil pengukuran volume kelereng menggunakan gelas ukur

Pengukuran ke Vair semula Vair sesudah Volume ∆ V


(V ± ∆V) gr (V ± ∆V) gr (Vair sesudah- Vair semula)
(V ± ∆V) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan

1. Dari hasil pengukuran volume dengan cara yang berbeda manakah yang lebih teliti
(presisi) ?
2. apakah cara matemais dapat di gunakan untuk menghitung volume kelereng ? jelaskan.

3. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran (∆V) dan


V
perentase error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran. Gunakan
V
persamaan berikut:

V
V i
V 
 Vi  V
n n

Dengan V = rata-rata hasil pengukuran

∆V = ketidak pastian pengukuran

V i = jumlah data hasil pengukuran

n = banyaknya pengulangan

Jawab.
VII. Kesimpulan
Komponen Vektor

I. Tujuan : menguraikan vektor menjadi dua buah vektor yang sebidang


II. Alat dan bahan
a. neraca pegas 3 buah
b. benang
c. kertas grafik
d. papan triplek
e. paku payung
f. busur derajat

III. Teori dasar


Setiap vektor diuraikan kedalam komponen vektor yang diinginkan. Penguraian vektor dilakukan
untuk mempermudah penjumlahan dua buah vektor atau lebih. Pemahaman konsep ini sanagt
bermanfaat untuk lebih mendalami pelajaran fisika khususnya untuk bidang mekanika, medan
listrik dan bidang lainnya.

Kita akan mudah menemukan resultan ketiga vektor berikut ini dengan cara mencari dulu
komponen tiap vektornya. Perhatikan gambar berikut.

F1 F2

F3

Ursiksnlsh vektor F2 dan F3 sehingga diperoleh komponen vektor pada arah vertikal dan
horizontal. Jika 1 (satu) kotak memiliki 1 N maka kita akan mendapatkan daa-data sebagi
berikut.

F1 = 6 N

F2x = 9 N F2y = 3 N
F3x = 4 N F3y = 2 N

Sesuai gambar (buatlah gambar terlebih dahulu), maka akan didapatkan bahwa:

F2x - F3x =9-4 = 5 N

F1 + F2y + F3y = 6 + 3 + 2 = 11 N
F1
Sehingga denagn menggunakan rumus
FR
phytagoras kita dapat menemukan
F3
resultan ketiga vektor gaya sebagai berikut

FR   F    F 
X
2
Y
2
F2
 5  11
2 2

 12,1N

IV. Cara kerja


a. Siapkan benag dan diikat membentuk huruf Y seperti gambar berikut

b. Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar berikut.
c. Siapkan papan tripleks, tancapkan paku payung kemudian kaitkan dua neraca pegas
pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga sehingga dua neraca lainnya membentuk
sudut 900 (siku-siku).

F1

F2
F3

d. Tandai titik sambungan benang yang membentuk sudut siku-siku dan titik lain pada
benang penghubung neraca pegas ketiga, kemudian buatlah garis seperti pada gambar
berikut.

e. catat hasil yag di tunjukan oleh neraca 1 sebagai F1 dan neraca 2 sebagai F2, catat pula
hasil yang di tunjukan oleh neraca 3 sebagai F3.
f. Ukurlah sudut α yaitu sudut antara vektor F dengan F1
g. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan merubah salah satu paku payung (
merubah-ubah sudut α.
h. Masukan data kedalam tabel
V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran volume kelereng secara matematis

Pengukuran ke F1 F2 F α F1 sin α F2 sin α


Newton Newton Newton
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
pengukuran

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan

1. Dari hasil pengukuran jika nilai sudut α di rubah-ubah apakah yang terjadi?
2. amatilah tabel data, adakah kecenderungan nilai yag sama? Tuliskan terdapat pada
bagian mana?

3. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran (∆V) dan


V
perentase error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran. Gunakan
V
persamaan berikut:

V
V i
V 
 Vi  V
n n

Dengan V = rata-rata hasil pengukuran

∆V = ketidak pastian pengukuran


V
i = jumlah data hasil pengukuran

n = banyaknya pengulangan

Jawab.
VII. Kesimpulan
Resultan Dua Vektor

I. Tujuan : menemukan resultan dua buah vektor dalam bentuk rumus kosinus
II. Alat dan bahan
a. neraca pegas 3 buah
b. benang
c. kertas grafik
d. papan triplek
e. paku payung
f. busur derajat

III. Teori dasar


Resultan dua buah vektor dapat di hitung dengan rumus tertentu yang di hasilkan oleh percobaan
ini. Pada bagian lain, resulta vektor dapat di hitung melalui analisis vektor yaitu dengan cara
menguraikan vektor menjadi komponen-komponennya.

Resultan vektor akan menjadi bagian penting dalam pelajaran fisika misalnya mekanika. Melalui
analisis vektor, persoalan mekanika dan dinamika yang sulit di visualisasikan dapat di
sederhanakan untuk analisis penyelesaian masalah.

IV. Cara kerja


a. Siapkan benag dan diikat membentuk huruf Y seperti gambar berikut

b. Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar berikut.
c. Siapkan papan tripleks, tancapkan paku payung kemudian kaitkan dua neraca pegas
pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga, ikat pada paku payung. Catat ketiga
gaya tersebut, masukan ke dalam tabel. Lalu gambarkan garis penghubung seperti
pada gambar berikut.

F1

α
F3
F2

d. ukurlah sudut α, yaitu sudut antara F1 dan F2.


Info: karena sistem dalam keadaan setimbang maka F3 = FR
F1

FR α
F3

F2
e. lakukan percobaan sampai 5 kali dengan cara merubah-ubah tarikan pada neraca ke
tiga /F3.
f. Masukan data kedalam tabel
V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran volume kelereng secara matematis

Pengukuran ke F1 F2 FR α F12 F22 Cos α 2F1 F2 Cos F12 +F22


(N) (N) (N) α +2F1 F2 Cos
α

1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
pengukuran

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan

1. Dari hasil pengukuran jika nilai F3 di rubah-ubah apakah yang terjadi?


2. amatilah tabel data, adakah kecenderungan membentuk pola tertentu? Tuliskan terdapat
pada bagian mana?
3. Berdasarkan pola kecenderunagn yang ada, buatlah formula dalam bentuk persamaan
matematis (rumus)

4. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran (∆V) dan perentase
V
error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran. Gunakan persamaan
V
berikut:

V
V i
V 
 Vi  V
n n

Dengan V = rata-rata hasil pengukuran

∆V = ketidak pastian pengukuran

V i = jumlah data hasil pengukuran

n = banyaknya pengulangan
Jawab.
Percepatan Gravitasi

I. Tujuan : menentukan percepatan gerak jatuh bebas


II. Alat dan bahan
a. stopwatch
b. penggaris
c. benang
d. beban (bola besi, kertas)
III. Teori dasar
Contoh paling terkenal gerak dengan percepatan (hampir) tetap adalah gerak benda di bawah
pengaruh gravitasi bumi. Gerak ini menarik perhatian para filsuf dan ilmuwan sejak zaman
dahulu. Pada abad ke 4 SM, Aristoteles berpendapat bahwa benda yang berat akan jatuh
lebihcepat dari pada benda yang ringan. Sembilan belas abad kemudian, Galileo mengemukakan
bahwa dalam keadaan hampa udara atau gesekan udara di abaikan semua benda, baik benda
berat maupun ringan, akan jatuhdengan percepatan yang sama. Jadi benda yang berat dan benda
yang ringan akan jatuh engan kecepatan yang sama Ruwanto,2005).

IV. Cara kerja


a. Ukurlah tinggi jarak antara titik star dengan titik jatuh Titik star

Titik jatuh

b. siapkan benda (bola besi) dan stopwatch.


c. Ketika bola besi mulai dijatuhkan, hidupkan stopwatch.
d. Ketika bola mengenai dasar lantai, matikan stopwatch. Catat waktunya di data
pengamatan.
e. Ulangi 5 kali pengulangan.
f. Ganti bola besi dengan kertas. Ikuti langkah b sampai e.
g. Sekarang buatlah kertas seperti bola. Ikuti langkah b sampai e
V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran bola besi

Pengukuran ke x t t2 g
(m) (s) (s2) (2x/t2)
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian pengukuran
Error pengukuran

2. Hasil pengukuran kertas

Pengukuran ke x t t2 g
(m) (s) (s2) (2x/t2)
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian pengukuran
Error pengukuran
3. Hasil pengukuran bola bola kertas

Pengukuran ke x t t2 g
(m) (s) (s2) (2x/t2)
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian pengukuran
Error pengukuran

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan

1. Dari hasil pengukuran percepatan gravitasi dari tiga benda ersebut apakah ada
perbedaan?jelaskan.
2. Apakah massa benda dapat mempengaruhi percepatan gravitasi?
3. Apakah tinggi jarak jatuh (x) mempengaruhi gravitasi? Jelaskan baik melalui percobaan
maupun rumus.

4. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran (∆V) dan perentase
V
error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran. Gunakan persamaan
V
berikut:

V
V i
V 
 Vi  V
n n

Dengan V = rata-rata hasil pengukuran

∆V = ketidak pastian pengukuran

V i = jumlah data hasil pengukuran


n = banyaknya pengulangan

Jawab.
VII. Kesimpulan
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA HUKUM NEWTON

A. Judul Percobaan :
HUKUM NEWTON

B. Tujuan
1. Memahami konsep Hukum I Newton
2. Menentukan hubungan antara masa, percepatan, dan gaya
3. Memahami konsep Hukum III Newton

C. Dasar Teori
Hukum I Newton menjelakan bahwa sebuah benda cenderung mempertahankan keadaannya,
yaitu jika dia diam akan tetap diam dan jika jika bergerak lurus beraturan dia akan tetap
bergerak lurus beraturan. Hukum pertama Newton dapat dinyatakan dengan persamaan.
Kecenderungan benda untuk mempertahankan gerak (malas untuk diam) dan kecenderungan
benda untuk mempertahankan diam (malas untuk bergerak) berhubungan dengan sifat
kelmbaman (inersia) atau kemalasan suatu benda. Oleh karena itu, hukum I Newton juga disebut
dengan hukum kelembaman.
Sebuah benda hanya dapat dipercepat jika resultan gaya atau gaya yang bekerja pada benda
tidak seimbang. Gaya-gaya yang tidak seimbang akan mempercepat suatu benda karena gaya
tersebut memnyebabkan benda mengalami perubahan kecepatan. Menurut Newton, percepatan
suatu benda yang dihasilkan resultan gaya yang tidak seimbang berbanding lurus dengan resultan
gayanya dan berbanding terbalik dengan massanya.
Percepatan (a) yang dihasilkan oleh resultan gaya ( ) yang bekerja pada suatu benda
sebanding dan searah dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda (m)”.
Gaya satu newton (1 N) didefinisikan sebagai gaya yang menghasilkan percepatan 1 m / ketika
bekerja pada benda yang massanya 1 kg. Dapat dinyatakan dengan :
a = atau = m . a
Menurut Newton, ketika dua benda A dan B berinteraksi satu sama lain maka benda tersebut
saling mengerjakan gaya. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B maka benda B akan
mengerjakan gaya pada benda yang besarnya sama tapi tetapi berlawanan arah. Secara matematis
hukum ini dapat dinyatakan dengan
=-

Hukum II Newton menjelaskan bahwa benda bekerja sebuah gaya saja


atau beberapa gaya yang resultannya tidak nol. Kecepatan benda selalu berubah dengan
demikian benda mengalami percepatan. Maka dari itu ada kaitan antara resultan gaya dengan
percepatan yang ditimbulkannya. Kaitan ini diselidiki oleh Newton, sehingga ia berhasil
mencetuskan hukum keduannya tentang gerak, yang dikenal sebagai hukum II Newton. Bunyi
Hukum II Newton sebagai berikut.
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding
lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan
massa benda.
Secara matematis hukum II Newton dinyatakan sebagai

Hukum III Newton ini menjelaskan bahwa gaya tunggal yang hanya
melibatkan satu benda tak mungkin ada. Gaya hanya hadir jika sedikitnya ada dua benda yang
berinteraksi. Pada interaksi ini gaya-gaya selalu berpasangan. Jika A mengerjakan gaya pada B,
maka B akan mengerjakan gaya pada A. Gaya pertama dapat disebut sebagai aksi dan gaya
kedua sebagai reaksi. Ini tak berarti bahwa aksi bekerja lebih dahulu baru timbul reaksi. Akan
tetapi, kedua gaya ini terjadi bersamaan. Dengan demikian, tidak jadi masalah, gaya mana yang
dianggap sebagai aksi dan gaya mana yang dianggap sebagai reaksi. Maka dari itu hukum III
Newton dapat dinyatakan sebagai berikut.
Jika A mengerjakan gaya pada B, maka B akan mengerjakan gaya pada A, yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan.
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan sebagai berikut.
Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah.
Secara matematis hukum III Newton dinyatakan sebagai:
aksi = - reaksi
D. Alat dan Bahan
1. 2 buah neraca pegas
2. 3 buah beban
3. Selembar kertas
4. Botol air minum
5. Tali dengan panjang 30 cm
6. Mistar

E. Langkah-langkah Percobaan
Hukum Newton 1
1. Letakanlah sebuah botol air minum di atas selembar kertas
2. Tariklah kertas dengan cepat (sentakan). Perhatikan apa yang terjadi dengan botol tersebut!
3. Tariklah kertas dengan lambat. Perhatikan apa yang terjadi dengan botol tersebut!

Hukum II Newton
A. Percobaan 1
1. Ikat beban 1 dengan tali dan neraca pegas
2. Tahan beban kemudian taik pegas dengan gaya 1N
3. Lepaskan benda dan ukurlah jarak yang ditempuh benda
4. Ulangi langkah 1, 2, dan 3 untuk gaya 2N dan 3N
B. Percobaan 2
1. Ikat beban 1 dengan tali dan neraca pegas
2. Tahan beban kemuadian tarik pegas dengan gaya 3N
3. Lepaskan benda dan ukurlah jarak yang ditempuh benda
4. Ulangi langkah 1, 2, dan 3 untuk beban 2 dan 3

Hukum III Newton


1. Susunlah dua neraca pegas seperti pada gambar di bawah ini!
2. Beri pemisah pebamaan neraca (yang satu P dan yang satu lagi Q)!
3. Tariklah neraca Q dengan gaya 1N, 2N, dan 3N sedangkan neraca P tetap!
4. Gaya oleh P dan Q dapat dibaca pada neraca tersebu
F. Data Hasil Pengamatan
Tabel 1 data hasil pengamatan percobaan Hukum 1 Newton
Perlakuan Keadaan botol setelah kertas ditarik
Kertas ditarik dengan cepat Botol diam tidak bergerak
Kertas ditarik dengan lambat Botol mengikuti kertas

Tabel 2 data hasil pengamatan percobaan 1 Hukum II Newton

No Massa Beban (gram) Gaya (N) Jarak (cm)


1 50 gram 1N 9 cm
2 50 gram 2N 44 cm
3 50 gram 3N 56 cm

Tabel 3 data hasil pengamatan percobaan 2 Hukum II Newton


No Massa Beban (gram) Gaya (N) Jarak (cm)
1 50 gram 3N 56 cm
2 100 gram 3N 29 cm
3 150 gram 3N 20 cm

Tabel 3 data hasil pengamatan percobaan Hukum III Newton


No P Q
1 1N 1N
2 2N 2N
3 3N 3N

G. Analisa Data
1. Diketahui : m= 50 gram = 0,05 kg
F=1N
Ditanya : a ...?
Dijawab :a=
= = 20 m /
2. Diketahui : m = 50 gram = 0,05 kg
F = 2N
Ditanya : a ...?
Dijawab :a=
= = 40 m /
3. Diketahui : m= 50 gram = 0,5 kg
F=3N
Ditanya : a ...?
Dijawab :a=
= = 60 m /
4. Diketahui : m = 50 gram = 0,05 kg
F =3N
Ditanya : a ...?
Dijawab :a=
= = 60 m /
5. Diketahui : m = 100 gram = 0,1 kg
F =3N
Ditanya : a ...?
Dijawab :a=
= = 30 m /
6. Diketahui : m = 150 gram = 0,15 kg
F =3N
Ditanya : a ...?
Dijawab :a=
= = 20 m /
H. Pembahasan
1) Apa yang terjadi pada botol minuman ketika kertas di tarik dengan cepat dan lambat? Mengapa
demikian?
Jawab:
a) Saat ditarik dengan cepat, botol minuman tetap diam tidak bergerak, karena pada saat ditarik
dengan tidak terjadi gesekan antara kertas dan botol minuman, tak hanya itu botol minuman
berusaha mempertahankan keadaan diamnya. Sesuai dengan hukum kelembaman yaitu benda
cenderung untuk mempertahankan keadaan diam (malas untuk bergerak).
b) Saat ditarik dengan lambat, botol air minuman akan mengikuti gerak kertas, hal ini desebabkan
karena terjadi gesekan antara kertas dan botol minuman. Sesuai dengan hukum kelembaman
yaitu benda cenderung untuk mempertahankan keadaan bergerak (malas untuk diam) sehingga
botol minuman mengikuti arah kertas.
2) Tentukanlah hubungan antara massa, percepatan dan gaya?
Jawab:
Pada tabel 2 data hasil pengamatan percobaan 1 Hukum II Newton terlihat bahwa semakin
besar gaya yang pada massa beban yang tetap maka percepatannya semakin besar. Dan pada
tabel 3 hasil pengamatan percobaan 2 Hukum II Newton, dilakukan 3 kali percobaan paa 3 beban
yang memilik massa konstan tetapi gaya yang diberikan tidak konstan. Hasilnya jarak yang
ditempuh benda semakin lama semakin dekat (diperlambat). Sesuai dengan pernyataan Newton
“Percepatan (a) yang dihasilkan oleh resultan gaya ( ) yang bekerja pada suatu benda sebanding
dan searah dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda (m)”.
3) Dengan memperhatikan data pada tabel 3, jika gaya oleh P disebut gaya aksi dan gaya oleh Q
disebut gaya reaksi, bagaimanakah besar dan arah kedua gaya tersebut?
Jawab:
Besar gaya baik P maupun Q sama-sama menunjukkan besar gaya yang sama. Jika P
menunjukkan 1 N maka Q juga akan menunjukkan 1 N. Begitulah seterusnya.
Arah kedua gaya menuju benda yang menjadi lawan berinterkasi. Misalnya P berinteraksi
dengan Q, maka arah gaya Q menuju benda P. Dan arah gaya benda P menuju benda Q.
4) Dari point nomor 4, artinya = ...
Jawab:
Menurut Newton, ketika dua benda A dan B berinteraksi satu sama lain maka benda tersebut
saling mengerjakan gaya. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B maka benda B akan
mengerjakan gaya pada benda yang besarnya sama tapi tetapi berlawanan arah. Secara matematis
hukum ini dapat dinyatakan dengan ( = - ).
I. Kesimpulan dan Saran
F Kesimpulan
Hukum 1 Newton “Jika resultan (jumlah) gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol ( = 0 ) maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-
mula bergerak tetap bergerak dengan kecepatan tetap.
Hukum II Newton, “Percepatan (a) yang dihasilkan oleh resultan gaya ( ) yang bekerja
pada suatu benda sebanding dan searah dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan
massa benda (m)”. Gaya satu newton (1 N) didefinisikan sebagai gaya yang menghasilkan
percepatan 1 m / ketika bekerja pada benda yang massanya 1 kg.
Hukum III Newton, “Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B maka benda B akan
mengerjakan gaya pada A yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”.

F .. Saran
1. Saat melakukan percobaan gunakan neraca pegas yang layak digunakan dalam percobaan.
2. Usahakan saat beban terlepas beban tidak terbentur oleh tangan sehingga tidak menghambat
pergerakannya.
3. Perhatikan dengan baik gaya yang akan digunakan, jangan sampai salah.
4. Saat mencatat usahakan cek kembali apakah benar ataukah salah, karena itu memiliki pengaruh
yang besar.
5. Saat sudah selesai melakukan percobaan, diskusikan hasil percobaanmu ke guru pembimbing
mu agar kamu mendapatkan saran.

Anda mungkin juga menyukai