LATAR BELAKANG Kemitraan ekonomi Indonesia Jepang dalam Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada 20 Agustus 2007 dan mulai berlaku efektif sejak 1 Juli 2008 (entry into force). Perjanjian ini merupakan perjanjian bilateral pertama bagi Indonesia. CAKUPAN IJEPA Cakupan dalam perjanjian IJEPA meliputi: Trade in Goods, Investment, Trade in Services, Movement of Natural Persons, Intellectual Property Rights, Rules of Origin,Competition Policy, Energy and Mineral Resources, Government Procurement, Custom Procedures, Improvement of Business Environment, Cooperation. PERKEMBANGAN DAN POSISI - Khusus untuk perdagangan barang (trade in goods), konsensi Jepang; 90% dari pos tarif (99% dari nilai ekspor Indonesia ke Jepang) masuk dlm IJ-EPA, dan 10% dari pos tarif (886) tdk masuk dalam IJEPA (Exclusion List). Jumlah seluruh pos tarif Jepang 9.275. Konsensi Indonesia; 93% dari pos tarif (92% dari nilai ekspor Jepang ke Indonesia) masuk dalam IJ-EPA, dan 7% dari seluruh pos tarif (834) tidak masuk IJ-EPA (Exclusion List). Jumlah Pos Tariff Indonesia 11.163. (HS 2004). - Tahun 2013, Indonesia mengusulkan diadakan tinjauan implementasi (General Review) IJEPA merujuk pada Pasal 151 IJEPA. General Review IJEPA pertama dilaksanakan pada 12 September 2014 di Jakarta, dan terhenti pada General Review ke-4 tanggal 3-4 Desember 2015 di Jepang, karena Indonesia tidak dapat memenuhi permintaan Jepang untuk mengubah PMK No. 209/PMK.011/2012 terkait isu 11 pos tarif otomotif yang menjadi concern Jepang. Indonesia meminta isu auto tariff dan isu kategori produk R dan Q yang menjadi concern Indonesia diberlakukan secara bersamaan “as one package”. Permasalahan baru muncul dalam General Review IJEPA adalah; adanta 2 (dua) pos tarif produk baja (HS 7208.39.19.00 dan HS 7208.39.90.90) yang mengalami perbedaan tingkatan tarif dengan komitmen Indonesia di IJEPA. - Target Indonesia dalam GR IJEPA adalah peningkatan akses pasar produk pertanian, perikanan, industri dan kehutanan (produk R dan Q IJEPA), tenaga kerja, peningkatan investasi dan kerja sama yang lebih luas. Pertemuan 5th Joint Committee General Review IJEPA, dijadwalkan dilaksanakan pada Agustus 2017. - Update Mei 2017, Indonesia telah menyelesaikan isu 11 pos tarif otomotif CBU melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.30/PMK.010/2017 yang telah dikonfirmasi pihak Jepang. Sementara 2 (dua) pos tarif produk baja, telah dilakukan penyesuaian tingkat tarif sesuai dengan komitmen Indonesia dalam Basic Agreement IJEPA melalui penerbitan PMK No.63/PMK.010/2017 yang berlaku per 22 Mei 2017. CHIEF NEGOTIATORS DAN TARGET PENYELESAIAN PERUNDINGAN - Perundingan IJEPA Indonesia dipimpin oleh Duta Besar Soemadi DM Brotodiningrat, dan Pihak Jepang diketuai oleh Mr. Masaharu KOHNO, Wakil Menteri Luar Negeri, Jepang. - Untuk perundingan GR IJEPA, hingga pertemuan ke-4 Joint Committe, delegasi Indonesia dipimpin oleh Bapak Herry Soetanto selaku Tenaga Ahli bidang Perundingan Perdagangan Internasional pada Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan. Catatan: perlu diterbitkan SK Menteri Perdagangan untuk penetapan Chief Negotiator dan Tim Perunding General Review IJEPA. - Merujuk hasil kesepakatan pertemuan bilateral antara kedua negara pada 7 Februari 2017 di Jepang, GR IJEPA ditargetkan selesai pada tahun 2017. KEUNTUNGAN / MANFAAT IJEPA - Perluasan akses pasar produk pertanian, perikanan, industri dan kehutanan (produk R dan Q IJEPA), tenaga kerja, peningkatan investasi dan kerja sama yang lebih luas. - Perdagangan : Total perdagangan kedua negara pada tahun 2016 sebesar US$ 26,1 Milyar, dengan trend turun rata- rata sebesar 14,73% (2012-2016), Jepang negara tujuan ekspor non migas ke-3 (tiga)* bagi Indonesia, nilai ekspor sebesar US$ 13,2 milyar (2016) dengan trend sebesar -8,0% (2012-2016) dan peran sebesar 10% dari total ekspor Indonesia ke dunia. Sementara, Indonesia merupakan negara sumber impor ke-2 (dua) bagi Jepang, dengan nilai impor sebesar USD 12,9 milyar (Th. 2016) dengan trend sebesar - 9% (2012-2016) dan peran sebesar 11% dari total impor Jepang dari Indonesia. - Bidang Investasi : Pada tahun 2016, Jepang tercatat sebagai mitra investor ke-2 terbesar di Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD 5,4 miliar dan jumlah proyek sebanyak 3.302. Contact Person: Direktorat Perundingan Bilateral, Sub Direktorat Asia Selatan, Tengah dan Timur Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan Telp/Fax : 021-3523459/021-3858189 Email : astengtim-bilateral@kemendag.go.id *) Apabila EU tidak diperhitungkan sebagai single entity