Anda di halaman 1dari 8

INDUKSI MATEMATIKA

A. Pengertian Induksi Secara Umum.


Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia” INDUKSI yaitu : Metode pemikiran yg bertolak
dr kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan hukum (kaidah) yg umum;
penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara umum,
penentuan kaidah umum berdasarkan kaidah khusus.
 Pengertian Induksi Matematika.
Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan
pernyataan. Induksi matematika menjadi alat pembuktian matematis yang digunakan untuk
membuktikan pernyataan atau proses yang melibatkan perhitungan bilangan asli yang
berulang seperti deret aritmatika, deret geometris, ataupun sigma bilangan.
1) Pengertian induksi menurut kelompok kami
Induksi adalah suatu cara untuk membuktikan suatu masalah menggunakan metode-
metode matematika yang terstruktur.
2) Pembuktian menggunakan induksi.
Pembuktian menggunakan induksi dilakukan dengan 2 langkah :
1. Melakukan pembuktian kasus dasar (base case), yaitu membuktikan bahwa sebuah
pernyataan (fungsi) matematika atau algoritma bernilai benar jika diaplikasikan pada
bilangan pertama yang sah sesuai dengan spesifikasi fungsi atau algoritma tersebut.
2. Melakukan induksi, yaitu membuktikan bahwa kebenaran dari fungsi P(k+1) jika
kebenaran fungsi P(k)diketahui.

Dengan membuktikan kedua hal tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebuah
fungsi matematika atau algoritma bernilai benar untuk semua bilangan asli. Jika
diimplementasikan dengan tepat, induksi matematika dapat juga digunakan untuk
membuktikan kebenaran algoritma rekursif seperti penelusuran pohon (tree).

 Aplikasi Induksi Matematika dalam Pemrograman


Induksi termasuk dalam teori loop while.
Contoh struktur loop while :

[kondisi sebelum kalang]


While S
[perintah-perintah dalam tubuh kalang. Semua perintah tidak boleh melompat keluar kalang]
End While
[kondisi setelah kalang]
Kalang WHILE akan dieksekusi terus menerus selama syarat kondisi S bernilai benar. Sekali
kondisi S bernilai salah, eksekusi pada kalang dihentikan.
Suatu kalang dikatakan benar terhadap kondisi sebelum dan setelah kalang bila dan hanya
bila setiap kali variabel-variabel tersebut akan memenuhi kondisi setelah kalang. Kebenaran
kalang dapat dibuktikan dengan Teorema Kalang Invarian sebagai berikut :
I. Teorema Kalag Invarian
Misal : diberikan kalang WHILE dengan syarat kondisi S, kondisi sebelum dan sesudah
kalang. Dan predikat I(n) yang disebut kalang invarian
Apabila keempat syarat di bawah ini benar, maka kalang benar terhadap kondisi sebelum dan
sesudahnya.

1. Basis
Kondisi sebelum kalang berarti bahwa I(0) benar sebelum iterasi pertama dalam kalang.

2. Induksi
Jika syarat kondisi S dan kalang invarian I(k) benar untuk suatu bilangan bulat k 0 sebelum
iterasi kalang, maka I(k + 1) juga benar setelah iterasi kalang.

3. Kondisi Penghentian
Setelah sejumlah iterasi kalang yang berhingga, maka syarat kondisi S menjadi salah.

4. Kebenaran Kondisi setelah Kalang


Jika untuk suatu bilangan bulat tak negatif N, syarat kondisi S salah dan I(N) benar, maka
harga variabel akan sama dengan yang ditentukan dalam kondisi akhir kalang.

Contoh :
Perkalian m (bilangan bulat tak negatif) dengan x didefinisikan sebagai berikut :
Program untuk menghitung m.x sebagai berikut :
[kondisi sebelum kalang :
m := bilangan bulat tak negatif
x := bilangan riil
i := 0
kali := 0
]
While (i m)
kali := kali + x
i := i + 1
End While
[kondisi setelah kalang
kali := m * x]
Misalkan kalang invarian I(n) adalah “i = m dan kali = m.x”
Gunakan kalang invarian tersebut untuk membuktikan bahwa kalang WHILE benar terhadap
kondisi sebelum dansetelah kalang.

Penyelesaian :

1. Basis
Akan dibuktikan I (0) benar sebelum iterasi kalang yang pertama.
I (0) : “i = 0 dan kali = 0.x = 0”
Kondisi sebelum kalang : i = 0 dan kali = 0
Karena I (0) sama dengan kondisi sebelum kalang, maka basis benar.

2. Induksi
Akan dibuktikan bahwa jika syarat kondisi S (dalam hal ini i m) dan I (k) benar sebelum
iterasi kalang (k 0), maka I (k + 1) benar setelah iterasi kalang.
I (k + 1) berarti : “i = k + 1 dan kali = (k + 1).x”
Misal k adalah bilangan bulat tak negatif sedemikian hingga S dan I (k) benar sebelum iterasi
kalang.
Di awal kalang, i m, i = k dan kali = k.x
Karena i m, maka kalang dieksekusi dan statemen – statemen di dalam kalang dieksekusi.
Didapat :
(kali)baru = (kali)lama + x = k.x + x = (k + 1).x
(i)baru = (i)lama + 1 = k + 1
Sehingga setelah eksekusi kalang, I(k + 1) benar.

3. Kondisi Penghentian
Akan dibuktikan bahwa setelah sejumlah iterasi kalang (berhingga), maka kondisi S menjadi
salah sehingga iterasi berhenti.
Setelah kalang diiterasi sebanyak m kali, maka i = m dan kali = m.x
Pada keadaan ini, syarat kondisi S salah sehingga iterasi berhenti.

4. Kebenaran kondisi setelah kalang


Akan dibuktikan :
Jika untuk suatu bilangan bulat tak negatif N, syarat kondisi S salah dan I(N) benar, maka
harga variabel akan sama dengan kondisi yang ditentukan dalam kondisi akhir kalang.
Dalam algoritma di atas, syarat S menjadi salah setelah i = m.
Kondisi I(N) benar berarti : “i = N dan kali = N.x”
Karena kedua kondisi tersebut dipenuhi (S salah dan I(N) benar), maka
m = i =N dan kali = N.x = m.x
Hal tersebut sama dengan kondisi setelah kalang yang ditentukan dalam algoritma.

B. Kelebihan dan Kelemahan Induksi Matematika


Induksi Matematika digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan. Di sini metode yang
digunakan dalam pembuktian adalah metode yang bersifat umum atau general. Di sini
induktif sangat diperlukan di mana suatu ilmu pengetahuan tidak akan berkembang tanpa
adanya pembuktian atau penalaran yang bersifat umum di mana bukti tersebut mudah
diserap. Induksi matematikan sendiri mudah dipahami dibandingkan dengan pembuktian
yang bersifat khusus.
Di sisi lain, meskipun memiliki kelebihan, terdapat juga kekurangan pada induksi di mana
ketika kita mendapat kesimpulan dan pembuktian dari induksi, hasilnya bisa saja salah di
waktu-waktu kemudian. Hal ini wajar karena ilmu pengetahuan berkembang terus. Dari hal
ini bisa diketahui bahwa hasil yang didapat dari induksi tidaklah benar sepenuhnya.

C. Prinsip Induksi Matematika


Induksimatematikmerupakanteknikpembuktian yang baku di dalammatematika.
Melaluiinduksimatematikkitadapatmengurangilangkah-
langkahpembuktianbahwasemuabilanganbulattermasukkedalamsuatuhimpunankebenaranden
ganhanyasejumlahlangkahterbatas.
- Misalkan p(n) adalahpernyataanperihalbilanganbulatpositif.
- Kita inginmembuktikanbahwa p(n) benaruntuksemuabilanganbulatpositif n.
- Untukmembuktikanpernyataanini, kitahanyaperlumenunjukkanbahwa:
1. p(1) benar, dan
2. jika p(n) benar, maka p(n + 1) jugabenar, untuksetiap n 1,
- Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkanlangkah 2 dinamakan langkah induksi.
- Langkahinduksiberisiasumsi (andaian) yang menyatakanbahwa p(n)
benar. Asumsitersebutdinamakanhipotesis induksi.
-
Bilakitasudahmenunjukkankedualangkahtersebutbenarmakakitasudah membuktikanbah
wa p(n) benaruntuksemuabilanganbulatpositif n.

D. PembuktianInduksiMatematika
Contoh 1 :
Buktikan bahwa :
1 + 2 + 3 + … + n = ½ n(n+1)
untuk setiap n bilangan integer positif
Jawab :
 Basis : Untuk n = 1 akan diperoleh :
1 = ½ 1 = 11 . (1+1)
 Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan
1 + 2 + 3 + …+ k = ½ k (k+1)
 adib. Untuk n = k+1 berlaku
1 + 2 + 3 + …+ (k+1) = ½ (k+1) (k+2)
Jawab :
 1 + 2 + 3 + …+ (k+1) = (k+1) (k+2) / 2
1 + 2 + 3 + …+ k + (k+1) = (k+1) (k+2) / 2

k (k+1) / 2 + (k+1) = (k+1) (k+2) / 2


(k+1) [ k/2 +1 ] = (k+1) (k+2) / 2
(k+1) ½ (k+2) = (k+1) (k+2) / 2
(k+1) (k+2) / 2 = (k+1) (k+2) / 2
 Kesimpulan : 1 + 2 + 3 + …+ n = ½ n (n +1)
Untuk setiap bilanga bulat positif n
Contoh 2 :
Buktikan bahwa :
1 + 3 + 5 + … + n = (2n - 1) = n2
untuk setiap n bilangan bulat positif
Jawab :
 Basis : Untuk n = 1 akan diperoleh
1 = 12 1 = 1
 Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan 1 + 3 + 5 + …+ (2k – 1) = k2
 adib. Untuk n = k + 1 berlaku
 1 + 3 + 5 + …+ (2 (k + 1) – 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ (2k + 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ ((2k + 1) – 2) + (2k + 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ (2k - 1) + (2k + 1 ) = (k + 1)2

k 2 + (2K + 1) = (k + 1)2
k 2 + 2K + 1 = k 2 + 2K + 1
Kesimpulan : 1 + 3 + 5 + … + n = (2n - 1) = n2
Untuk setiap bilangan bulat positif n

Contoh 3 :
Buktikan bahwa :
N 3 + 2n adalah kelipatan 3
untuk setiap n bilangan bulat positif

Jawab :
 Basis : Untuk n = 1 akan diperoleh :
1 = 13 + 2(1) 1 = 3 , kelipatan 3
 Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan k 3 + 2k = 3x
 adib. Untuk n = k + 1 berlaku
(k + 1)3 + 2(k + 1) adalah kelipatan 3
(k 3 + 3k 2 + 3 k+1) + 2k + 2
(k 3 + 2k) + (3k 2 + 3k + 3)
(k 3 + 2k) + 3 (k 2 + k + 1)
Induksi
3x + 3 (k 2 + k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)
Kesimpulan : N 3 + 2n adalah kelipatan 3
Untuk setiap bilangan bulat positif n
E. Induksi Pembuktian untuk Pembuktian Algoritma
Seperti yang dapat dilihat dari apa yang telah kita pelajari pada bagian sebelumnya, induksi
matematika jelas sangat berguna untuk membuktikan kebenaran sebuah teorema atau fungsi
yang melibatkan perhitungan bilangan bulat yang berulang. Tetapi apa guna induksi
matematika untuk membuktikan kebenaran sebuah algoritma?
Sebuah algoritma kerap kali akan memiliki bagian yang melakukan perhitungan bilangan
atau data secara berulang. Kita dapat menggunakan konsep perulangan pada pemrograman
untuk menerapkan perhitungan bilangan ataupun data secara berulang. Misalnya, algoritma
berikut menghitung hasil kali dari dua buah bilangan bulat:
Defkali(m, n):
if m <0:
return-1# error
else:
i =0
result =0

while(m != i):
result = result + n
i = i +1

return result

yang secara matematis dapat dituliskan sebagai fungsi berikut:


f(m,n)=∑i=1nm;n≥0
atau lebih sederhananya:
m×n=m+m+m+...+m dimana n kali

dan secara otomatis tentunya pernyataan matematis tersebut dapat kita buktikan dengan
menggunakan induksi matematika. Pembuktian perulangan yang lebih kompleks sendiri
dapat dilakukan dengan teknik yang dikenal dengan namaloop invariant.
Daftar pustaka
http://rachmadaniii.blogspot.co.id/2015/03/induksi-matematika.html

Anda mungkin juga menyukai