Anda di halaman 1dari 36

nyinggung tentang Matematika sama artinya membahas mengenai suatu hitungan tentunya.

Itulah
sebabnya beberapa orang khusunya pelajar mungkin tidak begitu suka dengan pelajaran ini.

Induksi Matematika

Induksi Matematika

Padahal belajar Matematika ini tidaklah begitu sulit, keseharian kita pasti penuh dengan hitung-
hitungan, nah kali ini kita akan membahas mengenai induksi matematika yang ternyata tanpa disadari
sering terjadi dikehidupan kita

Daftar Isi [tutup]

Pengertian

Tujuan

Contoh

Prinsip-Prinsip

Langkah-Langkah Pembuktian

Pembuktian Deret

Pembuktian Keterbagian

Pembuktian Pertidaksamaan

Pengertian

Induksi Matematika merupakan salah satu metode pembuktian dimana dilakukan secara deduktif
digunakan demi membuktikan pernyataan matematika yang bergantung terhadap himpunan bilangan
yang terinci rapih (well ordered set). Misalnya bilangan asli maupun himpunan bagian tak kosong dari
bilangan aslinya.

Tujuan
Perlu digarisbawahi jika induksi matematika ini hanya digunakan untuk membuktikan kebenaran
terhadap sebuah pernyataan ataupun rumus, tidak untuk menurunkan rumus.

Lebih tegasnya atau intinya induksi matematika ini tidak bisa digunakan untuk menurunkan maupun
menemukan rumus.

Contoh

Setelah membaca penjelasan sebelumnya, berikut beberapa contoh pernyataan matematika yang bisa
dibuktikan melalui induksi matematika :

P(n) : 2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1), n adalah bilangan asli

P(n) : 6n + 4 habis dibagi 5, untuk n sendiri bilangan asli.

P(n) : 4n < 2n, untuk tiap bilangan asli n ≥ 4

Cara awal yang paling mudah agar memahami prinsip kerja induksi matematika ialah mengamati efek
dominonya. Kita bisa mulai dengan mengajukan sebuah pertanyaan “kapan semua domino akan jatuh?”.

Ada dua syarat kondisi yang harus terpenuhi supaya semua domino tersebut jatuh :

Pertama : domino pertama atau 1 harus jatuh.

Kedua : benar jika setiap domino yang jatuh maka akan menjatuhkan tepat satu domino pada
berikutnya.

Maksudnya bahwa domino 1 jatuh maka domino 2 juga pasti akan jatuh, lalu jika domino 2 jatuh maka
domino 3 juga pasti akan jatuh begitu seterusnya sampai akhir.

Secara umum bisa dikatakan jika domino k jatuh maka domino (k + 1) juga akan jatuh serta implikasi hal
ini berlaku bagi semua domino.
Sehingga kedua syarat kondisi diatas sudah terpenuhi, maka sudah dipastikan semua domino akan jatuh
juga.

Baca Juga : Contoh Soal Induksi Matematika

Prinsip-Prinsip

Seperti P(n) merupakan sebuah pernyataan dimana bergantung pada n. P(n) benar jika setiap n bilangan
asli dapat memenuhi 2 kondisi dibawah ini :

P(1) benar, berarti untuk n = 1 maka P(n) adalah bernilai benar.

Tiap bilangan asli k, maka P(k) benar maka P(k + 1) ialah juga benar.

Prinsip diatas bisa diperluas untuk pernyataan yang bergantung terhadap himpunan bagian tak kosong
dari bilangan aslinya.

Perluasan prinsip :

Seperti P(n) merupakan sebuah pernyataan yang bergantung pada n. P(n) benar untuk setiap bilangan
aslinya n ≥ m jika telah memenuhi 2 kondisi syarat berikut :

P(m) benar, berarti untuk n = m, maka P(n) merupakan bernilai benar

Tiap bilangan asli k ≥ m, maka P(k) benar dan P(k + 1) ialah juga benar.

Untuk menunjukkan P(1) ialah benar, kita cukup mensubstitusikan n = 1 dalam P(n). Jika P(n) disajikan
pada bentuk persamaan, berarti ruas kiri harus sama dengan ruas kanannya pada saat sudah n = 1,
barulah dapat disimpulkan P(1) ialah benar. Dengan cara yang sama dapat diterapkan agar menunjukkan
P(m) benar.

Kembali lagi didalam kasus domino yang terjadi diatas, supaya domino (k + 1) jatuh, terlebih dulu
domino k harus jatuh, sehingga barulah implikasi “jika domino k jatuh maka selanjutnya domino (k + 1)
akan jatuh juga” bisa terjadi.
Sehingga untuk menunjukkan implikasi “jika P(k) benar maka P(k + 1) juga pasti benar”, terlebih dulu kita
dapat menganggap maupun mengasumsikan jika P(k) benar.

Lalu berdasarkan asumsi itu kita tunjukkan P(k + 1) juga pasti benar. Langkah asumsi P(k) benar ini
dikenal dengan istilah hipotesis induksi.

Langkah-Langkah Pembuktian

Setelah mengetahui prinsipnya, berikut langkah-langkah pembuktian induksi matematika yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :

Langkah Dasar : Tunjukkan jika P(1) ialah benar.

Langkah Induksi : Asumsikan bahwa P(k) juga benar untuk tiap bilangan asli, selanjutnya tunjukkan P(k+
1) juga pasti benar berdasarkan asumsi itu.

Kesimpulan : P(n) benar untuk setiap bilangan asli n tersebut.

Pembuktian Deret

Berikut hal – hal yang perlu diperhatikan menyangkut deret, sebelum masuk pada pembuktian deretnya.

Jika P(n) : u1 + u2 + u3 + … + un = Sn , maka

P(1) : u1 = S1

P(k) : u1 + u2 + u3 + … + uk = Sk

P(k + 1) : u1 + u2 + u3 + … + uk + uk+1 = Sk+1

Contoh

Buktikan 2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1), buat tiap n bilangan asli.

Jawab :

P(n) : 2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1)
Segera dibuktikan P(n) benar untuk tiap n ∈ N

Langkah Dasar :

Segera ditunjukkan P(1) ialah benar

2 = 1(1 + 1)

Maka P(1) ialah benar

Langkah Induksi :

Asumsikan jika P(k) benar ialah

2 + 4 + 6 + … + 2k = k(k + 1), k ∈ N

Segera ditunjukkan P(k + 1) juga akan benar, yaitu

2 + 4 + 6 + … + 2k + 2(k + 1) = (k + 1)(k + 1 + 1)

Hasil asumsi :

2 + 4 + 6 + … + 2k = k(k + 1)

Lalu tambahkan kedua ruas kanan dan kiri dengan uk+1 :

2 + 4 + 6 + … + 2k + 2(k + 1) = k(k + 1) + 2(k + 1)

2 + 4 + 6 + … + 2k + 2(k + 1) = (k + 1)(k + 2)

2 + 4 + 6 + … + 2k + 2(k + 1) = (k + 1)(k + 1 + 1)

Maka P(k + 1) ialah benar

Berdasarkan prinsip yang telah dijelaskan sebelumnya, terbukti jika P(n) benar untuk tiap n bilangan asli
tersebut.
Pembuktian Keterbagian

Pernyataan “a habis dibagi b” bersinonim dengan :

a kelipatan b

b faktor dari a

b membagi a

“Jika p sudah habis dibagi a dan q sudah habis dibagi a, sehingga (p + q) juga sudah habis dibagi a”.

Misalnya :

4 dapat habis dibagi 2 dan

6 dapat habis dibagi 2,

Sehingga (4 + 6) juga dapat habis dibagi 2

Contoh

Buktikan jika 6n + 4 habis dibagi 5, untuk tiap n merupakan bilangan asli.

Jawab :

P(n) : 6n + 4 dapat habis dibagi 5

Maka segera dibuktikan P(n) benar untuk tiap n ∈ N.

Langkah Dasar :

Segera ditunjukkan P(1) benar

61 + 4 = 10 habis dibagi 5

Sehingga P(1) ialah benar


Langkah Induksi :

Asumsikan jika P(k) benar, yaitu

6k + 4 dapat habis dibagi 5, k ∈ N

Segera ditunjukkan P(k + 1) juga akan benar, yaitu

6k+1 + 4 dapat habis dibagi 5.

6k+1 + 4 = 6(6k)+ 4

6k+1 + 4 = 5(6k) + 6k + 4

Karena 5(6k) dapat habis dibagi 5 dan

6k + 4 dapat habis dibagi 5,

Sebabnya 5(6k) + 6k + 4 juga dapat habis dibagi 5.

Sehingga P(k + 1) ialah benar.

Berdasarkan prinsip induksi matematika yang telah dibahas, terbukti jika 6n + 4 dapat habis dibagi 5,
untuk tiap n bilangan asli tersebut.

“Bilangan bulat a habis dibagi bilangan bulat b jika terdapat bilangan bulat m sehingga berlaku a = bm”.

Misalnya, “10 habis dibagi 5″ benar karena terdapat suatu bilangan bulat m = 2 sehingga 10 = 5.2. Maka
pernyataan bahwa”10 habis dibagi 5” dapat ditulis menjadi “10 = 5m, untuk m ialah bilangan bulat”

Menurut konsep diatas, pembuktian keterbagian bisa juga diselesaikan melalui cara sebagai berikut.

Pembuktian Pertidaksamaan

Sebelum ke contoh mengenai ini, berikut perhatikanlah sifat-sifat pertidaksamaan yang biasa digunakan :
Sebelum masuk kedalam contoh soal, alangkah bagusnya kita latihan terlebih dahulu menggunakan sifat-
sifat yang ada diatas agar dapat menunjukkan implikasi “jika P(k) benar maka P(k + 1) juga dapat benar”.

Seperti :

P(k) : 4k < 2k

P(k + 1) : 4(k + 1) < 2k+1

Sehingga diasumsikan jika P(k) benar untuk k ≥ 5, tunjukkan jika P(k + 1) juga ialah benar !

Ingatlah bahwa target awal ialah menunjukkan

4(k + 1) < 2k+1 = 2(2k) = 2k + 2k (TARGET)

Pertama dapat dimulai dari ruas kiri bentuk pertidaksamaan diatas :

4(k + 1) = 4k + 4

4(k + 1) < 2k + 4 (karena 4k < 2k)

4(k + 1) < 2k + 2k (karena 4 < 4k < 2k)

4(k + 1) = 2(2k)

4(k + 1) = 2k+1

Menurut sifat transitif yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan

4(k + 1) < 2k+1

Mengapa 4k bisa berubah menjadi 2k ?

Menurut sifat ke 3, kalian diperbolehkan menambahkan kedua ruas suatu pertidaksamaan menjadi
bilangan yang sama, karena tidak dapat merubah nilai kebenaran pertidaksamaan tersebut. Karena 4k <
2k benar, akibatnya 4k + 4 < 2k + 4 juga ialah benar.
Darimana kita tahu, 4 harus diubah menjadi 2k ?

Perhatikanlah target awal kalian. Hasil sementara ialah 2k + 4 sedangkan target awal ialah 2k + 2k.

Jika k ≥ 5, maka 4 < 4k dan 4k < 2k ialah benar, sehingga 4 < 2k juga benar (dimana bersifat transitif).
Akibatnya 2k + 4 < 2k + 2k ialah benar (dimana bentuk sifat 3).

Contoh

Buktikanlah untuk setiap bilangan asli jika n ≥ 4 berlaku

3n < 2n.

Jawab :

P(n) : 3n < 2n

Segera dibuktikan P(n) juga berlaku untuk n ≥ 4, n ∈ NN

Langkah Dasar :

Segera ditunjukkan P(4) ialah benar

3.4 = 12 < 24 = 16

Sehingga P(4) ialah benar

Langkah Induksi :

Lalu asumsikan P(k) juga benar, yaitu

3k < 2k, k ≥ 4

Segera ditunjukkan P(k + 1) juga ialah benar, yaitu

3(k + 1) < 2k+1


3(k + 1) = 3k + 3

3(k + 1) < 2k + 3 (karena 3k < 2k)

3(k + 1) < 2k + 2k (karena 3 < 3k < 2k)

3(k + 1) = 2(2k)

3(k + 1) = 2k+1

Maka P(k + 1) juga ialah benar

Berdasarkan prinsip induksi matematika yang telah dibahas, terbukti jika P(n) berlaku untuk tiap bilangan
aslinya n ≥ 4.

Apa yang dimaksud induksi matematika ?

Induksi Matematika merupakan salah satu metode pembuktian dimana dilakukan secara deduktif untuk
membuktikan pernyataan matematika yang bergantung terhadap himpunan bilangan yang terinci secara
rapih.

Apa yang dimaksud domino ?

Domino merupakan sebuah permainan yang dilakukan menggunakan 28 kartu

Apakah kegunaan induksi matematika tersebut ?

Induksi Matematika ini hanya digunakan untuk membuktikan kebenaran terhadap sebuah pernyataan
ataupun rumus, tidak bisa untuk menurunkan rumus.

Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi
para pembaca.

Baca juga artikel lainnya :


Pertidaksamaan Irasional

Pertidaksamaan Rasional

Nilai Mutlak

Share this:

FacebookTweetWhatsApp

Posted in Rumus MatematikaTagged 41n-14n adalah kelipatan 27, 7^n-2^n habis dibagi 5, 8n3 5n habis
dibagi 3, a n b n habis dibagi ab, buktikan n<2^n, contoh soal induksi matematika brainly, contoh soal
induksi matematika notasi sigma, contoh soal induksi matematika pertidaksamaan, contoh soal
ketidaksamaan induksi matematika, diketahui s(n) adalah rumus dari 6+12+18, induksi matematika kuat,
induksi matematika notasi sigma, induksi matematika pdf, induksi matematika pertidaksamaan, induksi
matematika ppt, makalah induksi matematika, pengertian induksi matematika brainly, pernyataan
matematis bilangan asli, peta konsep induksi matematika, peta konsep induksi matematika kelas 11, soal
induksi matematika doc, soal pilihan ganda induksi matematika doc

Cari Jawaban Pertanyaan Anda disini

Search for:

Search …

Artikel Terbaru

Rumus Kelajuan dan Kecepatan Beserta Beberapa Contoh Soal

Rumus Perpindahan Beserta Pengertian, Gambar dan Contoh Soal

Rumus Persentil, Kuartil dan Desil Beserta Contoh Soalnya

Pesawat Sederhana Meliputi Rumus, Bidang Miring, Tuas dan Katrol

Rumus Pemuaian Panjang, Luas, Volume, dan Contoh Soal

Rumus Bidang Miring – Keuntungan Mekanis, Gambar dan Contoh Soal

Metode Analisis Data

Teks Debat
Rumus Kecepatan, Jarak, Waktu dan Contoh Soal

Tekanan Osmosis – Pengertian, Rumus, Contoh, Proses Terjadinya

Rumus Tekanan Hidrostatis Beserta Pengertian Dan Contoh Soal

Rumus Molaritas, Molalitas, Jumlah Mol, Normalitas dan Fraksi Mol

Rumus Tekanan Osmotik Beserta Pengertian dan Contoh Soal

Metode Penelitian Kuantitatif

Metodologi Penelitian

Contact Us | Privacy Policy

Copyright © 2018 RumusRumus.com

Home

Matematika

Fisika

Kimia

Statistik

Contoh Soal

B. Indoneisa

Biologi

Umum

Search

Close Menu

undefinedPendidikan Matematika

25 Soal dan Pembahasan Induksi Matematika

Yosep Dwi Kristanto

4 tahun yang lalu

Iklan
Pada pembahasan ini kita akan berlatih untuk membuktikan suatu pernyataan matematis dengan
menggunakan induksi matematika. Metode pembuktian ini digunakan untuk membuktikan pernyataan
yang bergantung pada bilangan bulat positif.

Sampul

Prinsip Induksi Matematika

Untuk setiap bilangan bulat positif n, misalkan P(n) adalah pernyataan yang bergantung pada n. Jika

P(1) benar, dan

untuk setiap bilangan bulat positif k, jika P(k) benar maka P(k + 1) benar

maka pernyataan P(n) bernilai benar untuk semua bilangan bulat positif n.

Untuk menerapkan prinsip ini, kita harus melakukan dua langkah:

Langkah 1 Buktikan bahwa P(1) benar. (langkah dasar)

Langkah 2 Anggap bahwa P(k) benar, dan gunakan anggapan ini untuk membuktikan bahwa P(k + 1)
benar. (langkah induksi)

Perlu diingat bahwa dalam Langkah 2 kita tidak membuktikan bahwa P(k) benar. Kita hanya menunjukkan
bahwa jika P(k) benar, maka P(k + 1) juga bernilai benar. Anggapan bahwa pernyataan P(k) benar disebut
sebagai hipotesis induksi.
Untuk menerapkan Prinsip Induksi Matematika, kita harus bisa menyatakan pernyataan P(k + 1) ke dalam
pernyataan P(k) yang diberikan. Untuk menyatakan P(k + 1), substitusi kuantitas k + 1 ke k dalam
pernyataan P(k).

Soal 1: Pendahuluan

Tentukan pernyataan P(k + 1) untuk masing-masing pernyataan P(k) berikut.

P(k): Sk = [k²(k + 1)²]/4

P(k): Sk = 1 + 5 + 9 + … + [4(k – 1) – 3] + (4k – 3)

P(k): k + 3 < 5k²

P(k): 3k ≥ 2k + 1

Pembahasan

Kita substitusi k + 1 ke k dalam pernyataan P(k).

Soal 1-1

Untuk mendapatkan pernyataan P(k + 1), kita ganti k pada pernyataan P(k) dengan k + 1.

Soal 1-2

Kita substitusi k dengan k + 1, dan kita peroleh

Soal 1-3

Serupa dengan soal-soal sebelumnya, kita substitusi k pada pernyataan P(k) dengan k + 1 untuk
mendapatkan pernyataan P(k + 1).

Soal 1-4

Ketika menggunakan induksi matematika untuk membuktikan rumus penjumlahan (seperti pada Soal 2),
akan sangat membantu jika kita berpikir bahwa Sk + 1 = Sk + ak + 1, di mana ak + 1 adalah suku ke-(k + 1)
dari penjumlahan tersebut.
Soal 2: Menggunakan Induksi Matematika

Gunakan induksi matematika untuk membuktikan rumus

Soal 2

untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.

Pembahasan Induksi matematika terdiri dari dua bagian yang berbeda.

Pertama, kita harus menunjukkan bahwa rumus tersebut benar ketika n = 1. Ketika n = 1, rumus tersebut
benar, karena

Soal 2-1

Bagian kedua induksi matematika memiliki dua langkah. Langkah pertama adalah menganggap bahwa
rumus tersebut benar untuk sebarang bilangan bulat k. Langkah kedua adalah menggunakan anggapan
ini untuk membuktikan bahwa rumus tersebut benar untuk bilangan bulat selanjutnya, k + 1. Anggap
bahwa rumus

Soal 2-2 Hipotesis

bernilai benar, kita harus menunjukkan bahwa rumus Sk + 1 = (k + 1)² benar.

Soal 2-2

Dengan menggabungkan hasil pada langkah (1) dan (2), kita dapat menyimpulkan dengan induksi
matematika bahwa rumus tersebut benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.

Soal 3: Menggunakan Induksi Matematika

Buktikan bahwa untuk setiap bilangan bulat positif n,


Soal 3

Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan 1 + 2 + 3 + … + n = n(n + 1)/2. Kita akan menunjukkan
bahwa P(n) bernilai benar untuk semua bilangan bulat positif n.

Kita harus menunjukkan bahwa P(1) benar. Dari rumus di atas, pernyataan P(1) menyatakan

Soal 3-1

dan pernyataan ini dengan jelas bernilai benar.

Anggap bahwa P(k) benar. Sehingga hipotesis induksi kita adalah

Soal 3-2 Hipotesis

Kita akan gunakan hipotesis tersebut untuk menunjukkan bahwa P(k + 1) benar, yaitu

Soal 3-2 P(k+1)

Sehingga, kita mulai dengan ruas kiri dan menggunakan hipotesis induksi untuk memperoleh bentuk
pada ruas kanan.

Soal 3-2

Sehingga kebenaran P(k + 1) mengikuti kebenaran P(k), dan kita telah melakukan langkah induksi.

Setelah membuktikan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan Prinsip Induksi Matematika
bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.

Rangkuman berikut ini memberikan rumus-rumus untuk jumlah pangkat dari n bilangan bulat positif
pertama. Rumus-rumus ini sangat penting dalam kalkulus. Rumus 1 telah kita buktikan dalam Contoh 2.
Rumus-rumus yang lain juga dapat dibuktikan dengan mengunakan induksi matematika.
Jumlah Bilangan Berpangkat

Soal 4: Menggunakan Induksi Matematika

Buktikan bahwa

Soal 4

untuk semua bilangan bulat positif n.

Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan 1 ∙ 2 + 2 ∙ 3 + 3 ∙ 4 + … + n(n + 1) = [n(n + 1)(n + 2)]/3.

Kita akan tunjukkan bahwa P(1) bernilai benar. Berdasarkan rumus di atas, P(1) menyatakan

yang bernilai benar.

Anggap bahwa P(k) benar dan kita memperoleh hipotesis induksi sebagai berikut.

Hipotesis ini akan kita gunakan untuk membuktikan bahwa P(k + 1) benar. Pernyataan P(k + 1)
menyatakan

Kita mulai dari bentuk yang berada di ruas kiri, kemudian kita gunakan hipotesis induksi untuk
mendapatkan bentuk pada ruas kanan.

Sehingga kita telah menunjukkan bahwa P(k + 1) mengikuti P(k). Sehingga kita telah membuktikan
langkah induksi.
Berdasarkan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan menggunakan induksi matematika
bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.

Soal 5: Menggunakan Induksi Matematika

Buktikan bahwa

untuk semua bilangan bulat positif n.

Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan 1 ∙ 2 + 2 ∙ 2² + 3 ∙ 23 + … + n ∙ 2n = 2[1 + (n – 1)2n]

Pertama kita buktikan bahwa P(1) benar. Pernyataan ini menyatakan

yang dengan jelas bernilai benar.

Selanjutnya, kita anggap bahwa P(k) bernilai benar dan menghasilkan hipotesis induksi sebagai berikut.

Hipotesis induksi tersebut akan kita gunakan untuk membuktikan kebenaran P(k + 1). Pernyataan P(k + 1)
mengatakan

Kita mulai dari ruas kiri, kemudian kita gunakan hipotesis induksi untuk mendapatkan bentuk yang
berada di ruas kanan.

Sehingga pada Langkah 2 ini kita telah membuktikan bahwa jika P(k) benar maka P(k + 1) juga benar.

Jadi, berdasarkan Langkah 1 dan 2, dengan menggunakan induksi matematika kita dapat menyimpulkan
bahwa P(n) bernilai benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Sering terjadi bahwa pernyataan P(n) bernilai salah untuk beberapa bilangan bulat positif pertama,
tetapi bernilai benar untuk semua bilangan bulat positif selanjutnya. Sebagai contoh, mungkin kita ingin
membuktikan P(n) benar untuk n ≥ 5. Perhatikan bahwa jika kita telah membuktikan P(5) benar, maka
fakta ini, bersama dengan langkah induksi, akan mengakibatkan kebenaran P(5), P(6), P(7), …. Kasus ini
merupakan variasi dari Prinsip Induksi Matematika. Model lain dari induksi matematika ini disebut
sebagai Prinsip Induksi Matematika yang Diperluas. Contoh berikutnya mengilustrasikan hal ini.

Soal 6: Membuktikan Pertidaksamaan dengan Induksi Matematika

Buktikan bahwa 4n < 2n untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 5.

Pembahasan Misalkan P(n) menyatakan pernyataan 4n < 2n.

P(5) adalah pernyataan 4 ∙ 5 < 25, atau 20 < 32, yang bernilai benar.

Anggap P(k) benar. Sehingga hipotesis induksi kita adalah

Kita akan menggunakan hipotesis ini untuk menunjukkan bahwa P(k + 1) benar, yaitu

Sehingga kita mulai dengan bentuk di ruas kiri pertidaksamaan tersebut dan menggunakan hipotesis
induksi untuk menunjukkan bahwa bentuk tersebut kurang dari bentuk yang berada di ruas kanan. Untuk
k ≥ 5 kita mendapatkan

Sehingga P(k + 1) mengikuti P(k), sehingga kita telah melakukan langkah induksi.

Setelah kita membuktikan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan menggunakan Prinsip
Induksi Matematika bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 5.

Soal 7: Membuktikan Pertidaksamaan dengan Induksi Matematika

Buktikan bahwa
untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 3.

Pembahasan Misalkan P(n) menyatakan (n + 1)² < 2n².

Pernyataan P(3), yaitu

dengan jelas bernilai benar.

Anggap P(k): (k + 1)² < 2k² bernilai benar, kita harus menunjukkan bahwa P(k + 1) juga bernilai benar,
yaitu [(k+1) + 1]² < 2(k + 1)². Untuk k ≥3, kita memperoleh

Sehingga kita telah menunjukkan kebenaran pernyataan jika P(k) benar maka P(k + 1). Oleh karena itu,
berdasarkan Langkah 1 dan 2, dengan induksi matematika kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar
untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 3.

Soal 8: Membuktikan Pertidaksamaan dengan Induksi Matematika

Buktikan bahwa n! > 2n untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 4.

Pembahasan Misalkan P(n) merupakan notasi untuk pernyataan n! > 2n.

Pertama kita harus menunjukkan bahwa P(4) benar. Padahal P(4) menyatakan bahwa

Karena 4! = 4 ∙ 3 ∙ 2 ∙ 1 = 24 dan 24 = 16, maka P(4) benar.

Kita anggap bahwa P(k): k! > 2k benar. Kita akan tunjukkan P(k + 1): (k + 1)! > 2k + 1 juga bernilai benar.
Sehingga pada langkah induksi ini kita dapat melihat bahwa kebenaran P(k) mengakibatkan P(k + 1). Jadi,
dari Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan induksi matematika bahwa P(n) bernilai benar
untuk n ≥ 4.

Soal 9: Membuktikan Pertidaksamaan dengan Induksi Matematika

Buktikan bahwa

untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 2.

Pembahasan Misalkan P(n) merupakan notasi dari pernyataan 1/√1 + 1/√2 + 1/√3 + … + 1/√n > √n.

Kita tunjukkan bahwa P(2) benar, yaitu

Karena 1/√1 + 1/√2 ≈ 1,707 dan √2 ≈ 1,414 maka P(2) bernilai benar.

Anggap bahwa P(k) benar maka kita memperoleh hipotesis induksi seperti berikut.

Selanjutnya, kita tunjukkan bahwa P(k + 1) juga bernilai benar dengan menggunakan hipotesis tersebut.
P(k + 1) menyatakan bahwa

Dengan menggunakan hipotesis induksi, kita ubah bentuk ruas kiri di atas menjadi bentuk yang ada di
ruas kanan. Untuk k ≥ 2,

Sehingga kita telah menunjukkan bahwa jika P(k) benar maka P(k + 1) benar. Jadi dengan menggunakan
Prinsip Induksi Matematika kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥
2.

Soal 10: Membuktikan Faktor


Buktikan bahwa 3 adalah faktor 4n – 1 untuk semua bilangan bulat positif n.

Pembahasan

Untuk n = 1, pernyataan tersebut benar karena

Sehingga, 3 adalah faktor bentuk di atas.

Anggap bahwa 3 adalah faktor dari 4k – 1, kita harus menunjukkan bahwa 3 adalah faktor dari 4k + 1 – 1.
Untuk melakukan hal ini, kita tulis seperti berikut.

Karena 3 adalah faktor dari 4k ∙ 3 dan 3 juga merupakan faktor 4k – 1, maka 3 adalah faktor dari 4k + 1 –
1. Dengan menggabungkan hasil pada Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan induksi
matematika bahwa 3 adalah faktor 4n – 1 untuk semua bilangan bulat positif n.

Soal 11: Membuktikan Suatu Faktorisasi

Buktikan bahwa x – y adalah faktor dari xn – yn untuk semua bilangan bulat positif n. [Petunjuk: xk + 1 –
yk + 1 = xk(x – y) + (xk – yk)y.]

Pembahasan

Untuk n = 1, pernyataan tersebut benar karena

Sehingga x – y adalah faktor dari bentuk di atas.

Anggap bahwa x – y merupakan faktor dari xk – yk untuk sebarang bilangan bulat positif k. Kita harus
menunjukkan bahwa x – y merupakan faktor dari xk + 1 – yk + 1. Perhatikan bahwa
Karena x – y faktor dari x – y dan xk – yk (berdasarkan hipotesis induksi), maka kita dapat menyimpulkan
bahwa x – y merupakan faktor dari xk + 1 – yk + 1. Jadi, kita dapat menyimpulkan dengan menggunakan
induksi matematika bahwa x – y adalah faktor dari xn – yn untuk semua bilangan bulat positif n.

Soal 12: Membuktikan Faktor

Buktikan bahwa salah satu faktor dari (n3 + 3n² +2n) adalah 3 untuk semua bilangan bulat positif n.

Pembahasan

Untuk n = 1, bentuk di atas menjadi

Sehingga benar bahwa 3 merupakan salah satu faktor dari bentuk tersebut.

Anggap bahwa, untuk sebarang bilangan bulat positif k, 3 merupakan salah satu faktor dari (k3 + 3k²
+2k). Kita harus menunjukkan bahwa 3 juga merupakan faktor dari (k + 1)3 + 3(k + 1)² + 2(k + 1). Pertama
kita tulis (k + 1)3 + 3(k + 1)² + 2(k + 1) seperti berikut.

Karena 3 merupakan faktor dari k3 + 3k² + 2k dan 3(k² + 3k + 2), maka 3 merupakan faktor dari (k + 1)3 +
3(k + 1)² + 2(k + 1). Jadi, dengan menggunakan induksi matematika kita dapat menyimpulkan bahwa 3
merupakan salah satu faktor dari (n + 1)3 + 3(n + 1)² + 2(n + 1) untuk semua bilangan bulat positif n.

Soal 13: Membuktikan Faktor

Buktikan bahwa untuk semua bilangan bulat positif n, salah satu faktor dari 22n + 1 + 1 adalah 3.

Pembahasan

Untuk n = 1 bentuk di atas menjadi

Sehingga, benar bahwa 3 merupakan salah satu faktor dari 9.


Kita anggap bahwa untuk sebarang bilangan bulat positif k, Salah satu faktor 22k + 1 + 1 adalah 3.
Sekarang kita akan menunjukkan bahwa 3 merupakan salah satu faktor 22(k + 1) + 1 + 1.

Karena 3 merupakan salah satu faktor dari bentuk-bentuk 3 ∙ 22k + 1 dan 22k + 1 + 1 maka 3 adalah
faktor dari 22(k + 1) + 1 + 1. Jadi kita dapat menyimpulkan dengan menggunakan induksi matematika
bahwa salah satu faktor dari 22n + 1 + 1 adalah 3.

Walaupun menentukan satu rumus yang berdasarkan beberapa pengamatan saja tidak menjamin
kebenaran rumus tersebut, tetapi mengenali pola adalah hal yang penting. Ketika kita mendapatkan pola
atau rumus yang kita pikir benar, kita dapat membuktikan kebenaran pola atau rumus tersebut dengan
menggunakan induksi matematika.

Menemukan Rumus Suku ke-n Suatu Barisan

Untuk menemukan rumus suku ke-n dari suatu barisan, perhatikan petunjuk berikut.

Hitung beberapa suku pertama dari barisan yang diberikan. Biasanya sangat membantu jika kita menulis
suku-suku tersebut ke dalam bentuk sederhana dan bentuk faktor.

Cobalah untuk menemukan pola dari suku-suku yang telah kita hitung dan tulis rumus suku ke-n barisan
tersebut. Rumus ini merupakan hipotesis atau konjektur kita. Mungkin kita perlu mencoba untuk
menghitung satu atau dua suku selanjutnya dalam barisan tersebut untuk menguji hipotesis kita.

Gunakan induksi matematika untuk membuktikan hipotesis yang kita dapatkan.

Soal 14: Menemukan Rumus untuk Barisan Terhingga

Temukan rumus untuk penjumlahan berhingga berikut kemudian buktikan rumus tersebut dengan
induksi matematika.
Pembahasan Kita mulai dengan menuliskan beberapa penjumlahan pertama.

Dari barisan ini, tampak bahwa rumus penjumlahan k suku pertama adalah

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis ini, kita gunakan induksi matematika. Perhatikan bahwa kita
telah menguji rumus ini untuk n = 1, sehingga kita mulai dengan menganggap bahwa rumus tersebut
benar untuk n = k dan mencoba untuk menunjukkan bahwa rumus tersebut juga benar untuk n = k + 1.

Jadi, berdasarkan induksi matematika hipotesis tersebut benar.

Soal 15: Menemukan Rumus untuk Barisan Terhingga

Temukan rumus untuk penjumlahan berhingga berikut kemudian buktikan rumus tersebut dengan
induksi matematika.

Pembahasan Kita tulis beberapa penjumlahan pertama sebagai berikut.

Berdasarkan pola di atas, kita dapat melihat bahwa rumus jumlah k suku pertama adalah

Kita gunakan induksi matematika untuk membuktikan konjektur tersebut. Karena kita sudah
menunjukkan kebenaran rumus tersebut untuk n = 1, kita mulai pembuktian ini dengan menganggap
bahwa rumus ini benar untuk n = k, dan mencoba untuk menunjukkan bahwa rumus tersebut juga benar
untuk n = k + 1.

Jadi, berdasarkan induksi matematika konjektur kita tersebut benar.

Soal 16: Membuktikan Keterbagian

Gunakan induksi matematika untuk menunjukkan bahwa 5n – 1 habis dibagi 4 untuk semua bilangan
bulat positif n.

Pembahasan

Untuk n = 1,

yang sangat jelas habis dibagi 4.

Kita anggap 5k – 1 habis dibagi 4 untuk sebarang bilangan bulat positif k. Akan kita tunjukkan 5k + 1 – 1
juga habis dibagi 4.

Karena 4 ∙ 5k dan 5k – 1 habis dibagi 4 maka 5k + 1 – 1 habis dibagi 4. Jadi, kita dapat menyimpulkan
bahwa 5n – 1 habis dibagi 4 untuk semua bilangan bulat positif n.

Soal 17: Bilangan Ganjil

Buktikan bahwa n² – n + 41 merupakan bilangan ganjil untuk semua bilangan bulat positif n.

Pembahasan
Untuk n = 1,

merupakan bilangan ganjil.

Kita anggap untuk sebarang bilangan bulat positif k, k² – k + 41 merupakan bilangan ganjil. Selanjutnya
kita harus menunjukkan bahwa (k + 1)² – (k + 1) + 41 adalah bilangan ganjil.

Karena k² – k + 41 adalah bilangan ganjil dan 2k adalah bilangan genap, maka jumlah kedua bilangan
tersebut, yaitu (k + 1)² – (k + 1) + 41 merupakan bilangan ganjil. Jadi, dengan menggunakan Prinsip
Induksi Matematika kita dapat meyimpulkan bahwa n² – n + 41 merupakan bilangan ganjil untuk semua
bilangan bulat positif n.

Soal 18: Membuktikan Keterbagian

Buktikan bahwa 32n – 1 habis dibagi 8 untuk semua bilangan bulat positif n.

Pembahasan Misalkan P(n) merupakan notasi untuk pernyataan “ 32n – 1 habis dibagi 8.”

Pertama kita tunjukkan bahwa P(1) benar. Karena

yang habis dibagi 8, maka P(1) terbukti benar.

Anggap bahwa P(k) benar. Sehingga hipotesis induksi kita menyatakan bahwa 32k – 1 habis dibagi 8.
Selanjutnya kita akan tunjukkan bahwa P(k + 1) juga bernilai benar.

Karena 8 ∙ 32k dan 32k – 1 habis dibagi 8 maka 32(k + 1) – 1 habis dibagi 8. Jadi dengan menggunakan
induksi matematika kita dapat menyimpulkan bahwa 32n – 1 habis dibagi dengan 8 untuk semua
bilangan bulat positif n.

Pada bagian awal pembahasan ini kita telah dikenalkan dengan induksi matematika yang selanjutnya
digunakan untuk membuktikan beberapa pernyataan pada Contoh 1 – 18. Selanjutnya kita akan belajar
bentuk lain dari induksi matematika, yang disebut sebagai induksi matematika kuat, yang sering
digunakan ketika kita mengalami kesulitan untuk membuktikan suatu pernyataan dengan menggunakan
induksi matematika biasa. Dalam induksi matematika kuat juga memiliki dua langkah, yaitu langkah dasar
dan langkah induksi. Akan tetapi, pada langkah dasar memuat pembuktian-pembuktian untuk beberapa
nilai awal, dan dalam langkah induksi kebenaran dari pernyataan P(n) diasumsikan tidak hanya untuk
satu nilai n tetapi untuk semua nilai sampai k, dan kemudian kebenaran P(k + 1) dibuktikan.

Prinsip Induksi Matematika Kuat

Misalkan P(n) adalah pernyataan yang didefinisikan untuk bilangan bulat n, dan misalkan a dan b adalah
bilangan bulat sedemikian sehingga a ≤ b. Jika dua pernyataan berikut bernilai benar,

P(a), P(a + 1), …, dan P(b) semuanya bernilai benar. (langkah dasar)

Untuk sebarang bilangan bulat k ≥ b, jika P(i) benar untuk semua bilangan bulat i mulai a sampai k, maka
P(k + 1) benar. (langkah induksi)

Maka untuk semua bilangan bulat n ≥ a, P(n) benar. (Asumsi bahwa P(i) benar untuk semua bilangan
bulat i mulai dari a sampai k disebut sebagai hipotesis induksi. Cara lain untuk menyatakan hipotesis
induksi adalah dengan menyatakan bahwa P(a), P(a + 1), …, P(k) semuanya bernilai benar.)

Pada contoh berikutnya kita akan mencoba untuk membuktikan suatu teorema keterbagian oleh
bilangan prima. Teorema ini menyatakan bahwa semua bilangan bulat yang lebih besar dari 1 habis
dibagi oleh suatu bilangan prima.

Soal 19: Keterbagian oleh Bilangan Prima

Buktikan bahwa sebarang bilangan bulat yang lebih besar dari 1 habis dibagi oleh suatu bilangan prima.

Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan: “Untuk semua bilangan bulat n ≥ 2, n habis dibagi oleh
suatu bilangan prima.”
Pertama, kita tunjukkan bahwa P(2) bernilai benar. Karena 2 habis dibagi 2 dan 2 adalah bilangan prima,
maka P(2): “2 habis dibagi oleh suatu bilangan prima” bernilai benar.

Misalkan k adalah sebarang bilangan bulat dengan k ≥ 2 dan kita anggap bahwa i habis dibagi oleh suatu
bilangan prima untuk semua bilangan bulat i mulai dari 2 sampai k. Kita harus tunjukkan bahwa k + 1
juga habis dibagi bilangan prima.

Kasus 1 (k + 1 adalah bilangan prima): Pada kasus ini k + 1 habis dibagi oleh suatu bilangan prima, yaitu
bilangan itu sendiri.

Kasus 2 (k + 1 bukan bilangan prima): Pada kasus ini k + 1 = ab di mana a dan b adalah bilangan bulat
dengan 1 < a < k + 1 dan 1 < b < k + 1. Sehingga, dengan kata lain, 2 ≤ a ≤ k, dan berdasarkan hipotesis
induksi, a habis dibagi oleh suatu bilangan prima p. Dan karena k + 1 = ab, maka k + 1 habis dibagi a. Oleh
karena itu, karena k + 1 habis dibagi a dan a habis dibagi p, maka dengan keterbagian transitif, k + 1 habis
dibagi oleh bilangan prima p.

Jadi, dengan menggunakan induksi matematika kuat kita dapat menyimpulkan bahwa semua bilangan
bulat n ≥ 2, n habis dibagi oleh suatu bilangan prima.

Soal 20: Membuktikan Sifat Barisan dengan Induksi Matematika Kuat

Suatu barisan s0, s1, s2, … didefinisikan sebagai berikut:

untuk semua bilangan bulat k ≥ 2.

Diduga bahwa untuk setiap bilangan bulat n ≥ 0, suku ke-n barisan ini memiliki nilai sama dengan 5n – 1.
Dengan kata lain, dugaan ini menyatakan bahwa semua suku barisan tersebut memenuhi persamaan sn
= 5n – 1. Buktikan bahwa dugaan ini benar.

Pembahasan Misalkan s0, s1, s2, … adalah barisan yang didefinisikan sebagai s0 = 0, s1 = 4, dan sk = 6ak
– 1 – 5ak – 2 untuk semua bilangan bulat k ≥ 2, dan misalkan P(n) menotasikan pernyataan
Kita akan menggunakan induksi matematika kuat untuk membuktikan bahwa untuk semua bilangan
bulat n ≥ 0, P(n) bernilai benar.

Untuk membuktikan bahwa P(0) dan P(1) benar, kita harus menunjukkan bahwa

Akan tetapi, sesuai definisi barisan s0, s1, s2, …, kita memiliki s0 = 0 dan s1 = 4. Karena 50 – 1 = 1 – 1 = 0
dan 51 – 1 = 4, nilai-nilai s0 dan s1 sama dengan nilai-nilai yang diberikan oleh rumus yang diberikan.

Misalkan k adalah sebarang bilangan bulat dengan k ≥ 1 dan anggap bahwa si = 5i – 1 untuk semua
bilangan bulat i dengan 0 ≤ i ≤ k. Kita harus menunjukkan bahwa

Akan tetapi karena k ≥ 1, kita peroleh bahwa k + 1 ≥ 2, sehingga

Sehingga kita telah menunjukkan bahwa P(k + 1) mengikuti P(i) dalam langkah induksi. Jadi, dengan
menggunakan induksi matematika kuat kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua
bilangan bulat n ≥ 0.

Soal 21: Membuktikan Sifat Barisan

Misalkan a1, a2, a3, … adalah barisan yang didefinisikan sebagai berikut.

untuk semua bilangan bulat k ≥ 3. Buktikan bahwa an adalah bilangan ganjil untuk semua bilangan bulat
n ≥ 1.

Pembahasan Misalkan P(n) menyatakan bahwa an adalah bilangan ganjil. Kita akan membuktikan bahwa
P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.

Kita akan tunjukkan bahwa P(1) dan P(2) benar. Karena menurut definisi barisan a1, a2, a3, … nilai a1 = 1
dan a2 = 3 yang keduanya merupakan bilangan ganjil, maka P(1) dan P(2) benar.
Untuk sebarang bilangan bulat k ≥ 2, kita anggap bahwa P(i) bernilai benar untuk 1 ≤ i ≤ k. Sehingga
hipotesis induksi kita adalah bahwa ai merupakan bilangan ganjil. Kita akan menggunakan ini untuk
menunjukkan bahwa P(k +1) benar, yaitu ak + 1 juga merupakan bilangan ganjil. Perhatikan bahwa

Menurut hipotesis induksi, ak – 1 dan ak merupakan bilangan ganjil. Padahal 2ak merupakan bilangan
genap. Hasilnya, penjumlahan bilangan ganjil dan bilangan genap, ak – 1 + 2ak, adalah suatu bilangan
ganjil. Sehingga P(k + 1) bernilai benar. Jadi, dengan menggunakan induksi matematika kuat kita dapat
menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.

Soal 22: Membuktikan Sifat Barisan

Misalkan b0, b1, b2, … adalah barisan yang didefinisikan sebagai berikut.

untuk semua bilangan bulat k ≥ 2. Buktikan bahwa bn = 3 ∙ 2n + 2 ∙ 5n untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.

Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan yang menyatakan bahwa

Akan kita tunjukkan bahwa P(n) bernilai benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.

Pertama, akan kita tunjukkan bahwa P(0) dan P(1) benar, yaitu

Sesuai definisi, b0 = 5 dan b1 = 16. Sedangkan 3 ∙ 20 + 2 ∙ 50 = 3 + 2 = 5 dan 3 ∙ 21 + 2 ∙ 51 = 6 + 10 = 16.


Sehingga nilai-nilai b0 dan b1 sama dengan nilai-nilai yang diperoleh dari rumus yang diberikan. Oleh
karena itu, P(0) dan P(1) benar.

Untuk sebarang bilangan bulat k ≥ 1, misalkan P(i) benar untuk 0 ≤ i ≤ k. Sehingga hipotesis induksi kita
adalah

untuk semua bilangan bulat 0 ≤ i ≤ k. Selanjutnya kita akan menunjukkan bahwa P(k + 1) benar, yaitu
Karena k ≥ 1 maka k + 1 ≥ 2, dan kita dapat menuliskan

Sehingga kita telah membuktikan bahwa jika P(i) benar maka P(k + 1) benar. Jadi dengan menggunakan
induksi matematika kuat, kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.

Soal 23: Membuktikan Sifat Barisan

Misalkan c0, c1, c2, … adalah barisan yang didefinisikan sebagai berikut.

untuk semua bilangan bulat k ≥ 3. Buktikan cn ≤ 3n untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.

Pembahasan Misalkan P(n) menotasikan pernyataan

Akan kita tunjukkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.

Pertama kita akan tunjukkan bahwa P(0), P(1), dan P(3) benar. Sesuai definisi barisan tersebut, c0 = 1, c1
= 2, dan c2 = 3, kita dapat melihat bahwa c0, c1, dan c2 secara berturut-turut kurang dari sama dengan
30 = 1, 31 = 3, 3² = 9. Sehingga P(0), P(1), dan P(2) bernilai benar.

Untuk sebarang bilangan bulat k ≥ 2, kita anggap bahwa P(i) benar untuk 0 ≤ i ≤ k. Sehingga hipotesis
induksi kita adalah

untuk 0 ≤ i ≤ k. Dengan menggunakan hipotesis ini kita akan menunjukkan bahwa P(k + 1) benar, yaitu

Untuk k ≥ 2 yang mengakibatkan k + 1 ≥ 3, kita memperoleh


Sehingga kita telah menunjukkan bahwa P(i) benar maka P(k + 1) benar. Jadi, berdasarkan Langkah 1 dan
2 kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.

Soal 24: Induksi Matematika Kuat

Suatu permainan memiliki aturan bahwa dua pemain dalam permainan tersebut secara bergiliran
mengambil sejumlah batang korek api yang dia mau dari satu dari dua bungkus korek api. Pemain yang
berhasil mengambil batang korek api terakhir ditetapkan sebagai pemenang permainan ini. Tunjukkan
bahwa jika dua bungkus korek api tersebut memuat batang korek api dengan jumlah yang sama, pemain
kedua selalu dapat menjadi pemenang dalam permainan ini.

Pembahasan Misalkan n adalah banyaknya batang korek api dalam masing-masing bungkus. Kita akan
gunakan induksi matematika untuk membuktikan P(n), yang menyatakan bahwa pemain kedua dapat
memenangkan permainan jika mula-mula terdapat n batang korek api dalam masing-masing bungkus.

Ketika n = 1, pemain pertama hanya memiliki satu pilihan, yaitu mengambil satu batang korek api dari
salah satu bungkus, dan meninggalkan satu bungkus dengan satu batang korek api, yang dapat diambil
oleh pemain kedua untuk memenangkan pertandingan.

Hipotesis induksi kita adalah pernyataan P(i) benar untuk semua i dengan 1 ≤ i ≤ k, yaitu anggapan
bahwa pemain kedua dapat selalu menang jika terdapat i batang korek, di mana 1 ≤ i ≤ k, dalam masing-
masing bungkus korek api. Kita harus menunjukkan bahwa P(k + 1) benar, yaitu bahwa pemain kedua
dapat memenangkan permainan ketika mula-mula terdapat k + 1 batang korek api dalam masing-masing
bungkus, yang berdasarkan anggapan bahwa P(i) benar untuk i = 1, 2, 3, …, k. Sehingga misalkan terdapat
k + 1 batang korek api di dalam masing-masing bungkus pada awal permainan dan misalkan pemain
pertama mengambil sejumlah r batang korek api (1 ≤ r ≤ k) dari salah satu bungkus, dan menyisakan k +
1 – r batang korek api dalam bungkus tersebut. Dengan mengambil batang korek api dengan jumlah yang
sama dari bungkus yang lain, pemain kedua membuat keadaan di mana terdapat dua bungkus yang
masing-masing memiliki k + 1 – r batang korek api. Karena 1 ≤ k + 1 – r ≤ k, sekarang kita dapat
menggunakan hipotesis induksi untuk menyimpulkan bahwa pemain kedua selalu dapat memenangkan
permainan. Dan jika pemain pertama mengambil sejumlah k + 1 batang korek api dari satu bungkus,
pemain kedua dapat memenangkan permainan dengan mengambil semua sisa batang korek api dalam
bungkus lainnya.
Berdasarkan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan menggunakan induksi matematika kuat
bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.

Soal 25: Induksi Matematika Kuat

Buktikan bahwa bea pos sejumlah Rp 12.000,00 atau lebih dapat dibentuk dengan menggunakan
perangko seharga Rp 4.000,00 dan perangko seharga Rp 5.000,00.

Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan yang menyatakan bahwa bea pos dengan harga n ribu
rupiah dapat dibentuk dengan menggunakan perangko-perangko seharga Rp 4.000,00 dan Rp 5.000,00.

Kita dapat membentuk bea pos sejumlah Rp 12.000,00, Rp 13.000,00, Rp 14.000,00 dan Rp 15.000,00
secara berturut-turut dengan menggunakan tiga perangko seharga Rp 4.000,00, dua perangko seharga
Rp 4.000,00 dan satu perangko seharga Rp 5.000,00, satu perangko seharga Rp 4.000,00 dan dua
perangko seharga Rp 5.000,00, dan tiga perangko seharga Rp 5.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa
P(12), P(13), P(14), dan P(15) benar.

Hipotesis induksi kita adalah bahwa pernyataan P(i) benar untuk 12 ≤ i ≤ k, di mana k adalah bilangan
bulat dengan k ≥ 15. Dengan kata lain kita dapat membentuk bea pos sejumlah i ribu rupiah, di mana 12
≤ i ≤ k. Kita harus menunjukkan bahwa P(k + 1) benar, yaitu bahwa kita dapat membentuk bea pos
sejumlah k + 1 ribu rupiah. Dengan menggunakan hipotesis induksi, kita dapat menganggap bahwa P(k –
3) benar karena k – 3 ≥ 12, yaitu kita dapat membentuk bea pos sejumlah k – 3 ribu rupiah dengan
menggunakan perangko-perangko seharga Rp 4.000,00 dan Rp 5.000,00. Untuk membentuk bea pos
sejumlah k + 1 ribu rupiah, kita hanya perlu untuk menambah perangko seharga Rp 4.000,00 lainnya
kepada bea pos yang berharga k – 3 ribu rupiah tersebut. Sehingga, kita telah menunjukkan bahwa jika
hipotesis induksi kita benar maka P(k + 1) juga benar.

Karena kita telah melakukan Langkah 1 dan 2 pada induksi matematika kuat, kita dapat menyimpulkan
bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 12.

Penutup
Pada pembahasan ini kita telah belajar mengenai induksi matematika, suatu metode yang digunakan
untuk membuktikan pernyataan yang bergantung pada bilangan bulat positif. Metode ini terdiri dari dua
langkah, yaitu langkah dasar dan langkah induksi. Pada langkah dasar kita harus menunjukkan bahwa
pernyataan yang diberikan bernilai benar untuk nilai awal. Sedangkan pada langkah induksi, kita harus
menunjukkan bahwa jika P(k) benar maka P(k + 1) benar untuk sebarang bilangan bulat positif k. Oleh
karena itu, pada Soal 1 kita berlatih untuk membentuk pernyataan P(k + 1) dari pernyataan P(k) yang
diberikan.

Pada Soal 2 kita berlatih menggunakan induksi matematika untuk membuktikan rumus jumlah n bilangan
ganjil pertama. Soal 3 menjelaskan bagaimana kita menggunakan induksi matematika untuk
membuktikan rumus jumlah n bilangan bulat positif pertama. Pada Soal 4 kita mencoba untuk
membuktikan rumus jumlah perkalian dari dua bilangan bulat positif yang berurutan. Sedangkan Soal 5
menjelaskan penggunaan induksi matematika untuk membuktikan rumus jumlah perkalian antara
bilangan bulat positif dengan pangkat dari 2.

Prinsip induksi matematika juga dapat digunakan untuk membuktikan suatu pertidaksamaan. Soal 6, 7,
8, dan 9 menjelaskan bagaimana kita membuktikan suatu pertidaksamaan dengan menggunakan induksi
matematika. Selain itu, mulai Soal 6 kita dikenalkan dengan Prinsip Induksi Matematika yang Diperluas.
Pada induksi matematika ini, nilai awal yang diberikan tidak selalu 1, tetapi bisa bilangan bulat lainnya.

Mulai Soal 10 kita berlatih untuk membuktikan faktor dari suatu bentuk tertentu. Soal 10 menjelaskan
bagaimana kita membuktikan bahwa 3 adalah faktor 4n – 1 untuk semua bilangan bulat positif n. Pada
Soal 11 kita berlatih untuk membuktikan bahwa x – y adalah faktor dari xn – yn untuk semua bilangan
bulat positif n. Soal 12 dan 13 merupakan permasalahan yang serupa dengan dua soal tersebut.

Prinsip Induksi Matematika juga dapat digunakan untuk membuktikan dugaan kita mengenai pola suatu
barisan. Sebelum itu, kita harus mengamati pola yang tampak dari beberapa suku awal suatu barisan
yang diberikan. Metode ini dijelaskan dalam Soal 14 dan 15.

Soal 16, 17, dan 18 menunjukkan bagaimana induksi matematika digunakan untuk membuktikan
pernyataan mengenai keterbagian. Setelah Soal 18, kita dikenalkan dengan Prinsip Induksi Matematika
Kuat. Prinsip ini hampir sama dengan induksi matematika biasa, tetapi dalam langkah dasar kita harus
menunjukkan kebenaran dari beberapa nilai awal. Selain itu, hipotesis induksi dalam prinsip ini memuat
pernyataan yang dianggap benar mulai dari nilai awal sampai suatu bilangan tertentu. Induksi
matematika kuat ini digunakan dalam Soal 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. Semoga bermanfaat,
yos3prens.

Anda mungkin juga menyukai