Anda di halaman 1dari 4

1

Bahan Ajar 5.

TEKNIK PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA

Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan dapat membuktikan sifat, dalil, rumus atau
teorema matematika menggunakan bukti langsung, bukti tidak langsung atau induksi

matematika
Suatu pernyataan yang berupa sifat, dalil, rumus, atau teorema dalam
matematika dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan pernyataan-pernyataan
lain yang bernilai benar.
Pembuktian kebenaran suatu pernyataan sama halnya dengan memberikan
premis-premis atau argumen-argumen yang benar sehingga dapat disimpulkan
bahwa pernyataan tersebut benar.
Metode pembuktian yang digunakan dalam membuktikan pernyataan
matematika adalah bukti langsung, bukti tidak langsung dan induksi matematika.
1. Bukti Langsung
Pembuktian langsung adalah pembuktian yang dimulai dari premis yang
bernilai benar kemudian premis tersebut diturunkan dengan menggunakan
kaidah matematika sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan yang bernilai benar.
Untuk membuktikan suatu pernyataan matematika dengan bukti langsung, kita
dapat menggabungkan definisi, aksioma, sifat, maupun dalil-dalil matematika.
Penarikan kesimpulan berdasarkan argu-men Modus Ponens, Modus Tollens,
dan silogisme termasuk bukti langsung dalam matematika. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh-contoh berikut ini.
Contoh 1.
Buktikan dengan menggunakan bukti langsung pernyataan Jika n bilangan
ganjil, maka n 2 bilangan ganjil.
Bukti:
Diketahui: n bilangan ganjil
Akan dibuktikan: n 2 bilangan ganjil.
Penyelesaian:
Karena diketahui n bilangan ganjil, maka n = 2k 1, k Bilangan Asli
Sehingga n 2 = (2k 1)2
= 4k2 4k + 1
= 2 (2k2 2k) + 1
= 2p + 1, dimana p = 2k2 2k.
Karena 2p adalah bilangan genap, maka 2p + 1 adalah bilangan ganjil,
sehingga n 2 = 2p + 1 adalah bilangan ganjil
Jadi terbukti jika n bilangan ganjil maka n 2 bilangan ganjil.
Contoh 2.
Buktikan dengan menggunakan bukti langsung pernyataan
jika x2 6x + 5 0, maka x 1 atau x 5.
Bukti:
Diketahui: x2 6x + 5 0.
Akan dibuktikan: x 1 atau x 5.
Penyelesaian
Karena x2 6x + 5 0, maka (x 5) (x 1) 0
Untuk menentukan titik pemisah dimisalkan (x 5) (x 1) = 0
(x 5) = 0 atau (x 1) = 0

2
x = 5 atau x = 1
Jadi titik pemisah pada garis bilangan adalah x = 5 atau x =1.
I
+++++

II
---------------

III
+ ++++

Pengujian:
Interval I, ambil x = 0 (0-5)(0-1) = 5 > 0
Interval II, ambil x = 3 (3 5) (3 1) = (-2) (2) = -4 < 0.
Interval III, ambil x = 6 (6 5) (6 1) = (1)(5) = 5 > 0.
Jadi diperoleh x 1 atau x 5.
Terbukti bahwa jika x2 6x + 5 0, maka x 1 atau x 5.
2. Bukti Tidak Langsung
Buktian tidak langsung yang biasa juga disebut Reduction Ad Absordum.
Dalam metode ini argumen dibentuk dari premis tambahan, yaitu negasi dari
kongklusinya dan akhirnya menghasilkan apa yang disebut suatu bentuk
kontradiksi (bertentangan) eksplisit. Apabila ditemukan bentuk kontradiksi
(bertentangan) eksplisit, maka argumen itu dianggap cukup. Metode inin
dibenarkan, karena suatu pernyataan bernilai benar apabila negasi pernyataan
tersebut bernilai benar. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut ini.
Contoh 1.
Jika a b dan b c, maka a c.
Bukti:
Diketahui: a b dan b c. (Premis 1)
Akan dibuktikan: a c
(Premis 2)
Penyelesaian.
Andaikan a c, (Premis 3 yang merupakan negasi premis 2)
Karena diketahui a b , maka a c
ba
+
a+b c+a
b c, (bertentangan dengan b c pada Premis 1)
Karena diketahui b c, maka a c
cb
+
a+c c+b
a b, (bertentangan dengan a b pada Premis 1)
Karena adanya premis-premis yang bertentangan dengan premis yang sudah
diketahui bernilai benar, berarti premis 3 bernilai salah.
Pengandaian a c bernilai salah, sehingga premis 2 yaitu a c bernilai benar.
Jadi terbukti jika a b dan b c, maka a c.
Contoh 2.
Buktikan

bilangan irrasional.

Bukti:
Akan dibuktikan: 2 bilangan irrasional . (P1)
Penyelesaian
Andaikan 2 bilangan rasional. P2 (P2 merupakan negasi P1)
2

= q , dengan p, q elemen bilangan bulat, q 0 dan (p, q) = 1 (P3)


2 =

p2
q2

, .. (P4)

2q2 = p2, ... (P5)


Karena 2q2 bilangan genap, maka p2 bilangan genap, akibatnya p bilangan
genap. (P6)
Karena p bilangan genap, maka p = 2k, k N (P7)
P2 = 4k2 . (P8)
Dari (P5) sehingga diperoleh 2q2 = 4k2 .
(P9)
q2 = 2k2 ..
(P10)
Diperoleh q2 bilangan genap.
Karena q2 bilangan genap, maka q bilangan genap.
Misalkan q = 2s, s N. (P11)
p
2k
Dari (P7) dan (P11), diperoleh q =
. . (P12)
2s
Akibatnya (p, q) = 2 .. (P13).
(P13) bertentangan dengan pernyataan (p , q) = 1 pada (P3)
Jadi pengandaian 2 bilangan rasional bernilai salah.
Terbukti bahwa 2 bilangan irrasional bernilai benar.
3. Induksi Matematika
Buktikan bahwa 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + . . . + (2n-1) = n2
Untuk membuktikan rumus di atas dapat digunakan pembuktian dengan induksi
matematika.
Langkah-langkah pembuktian suatu rumus Sn, untuk n bilangan asli dengan
induksi matematika adalah sebagi berikut:
1. Buktikan bahwa rumus Sn berlaku untuk n = 1.
2. Buktikan bahwa jika rumus Sn berlaku untuk n = k, maka rumus berlaku
untuk n = k + 1.
Jika langkah 1 dan 2 telah dilakukan dengan benar, maka dapat disimpulkan
bahwa rumus Sn berlaku untuk setiap bilangan asli n.
Contoh.
Buktikan dengan induksi matematika bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + . . . + (2n-1) = n2
Bukti:
1. Untuk n = 1, ruas kiri = 2 . 1 1 = 2 - 1 = 1
Ruas kanan = 12 = 1
2. Misalkan berlaku untuk n = k
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + . . . + (2k-1) = k2
apakah berlaku untuk n = k + 1.
Karena untuk n = k , 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + . . . + (2k-1) = k2, maka

4
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + . . . + (2k-1) + 2 (k+1)-1 = k2 + 2 (k+1)-1
= k2 + 2k + 2 1
= k2 + 2k +1
= (k + 1)2
= n2 sebab n = k +1
Karena berlaku untuk n = k + 1, maka terbukti bahwa
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + . . . + (2n-1) = n2
Latihan:
1. Buktikan pernyataan Jika n bilangan genap, maka n 2 + n bilangan genap
dengan menggunakan bukti langsung.
2. Buktikan pernyataan Jika ab = 0, maka a = 0 atau b = 0, dengan menggunakan
bukti tidak langsung .
3. Buktikan dengan induksi matematika bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku
12 + 22 + 32 + 42 + 52 + 62 + . . . + n2 = 1
6 n(n + 1)(2n + 1).
4. Buktikan pernyataan-pernyataan berikut ini.
a. Jika n habis dibagi 6, maka n habis dibagi 3.
b. Untuk setiap bilangan prima x, jika x > 3, maka (x + 3) (x 1) habis dibagi
24.
c. Jika titik P berada diluar bidang v, maka dapat dibuat satu bidang yang
sejajar dengan bidang v.
d. Jika k bilangan bulat ganjil, maka k + 1 bilangan genap.
e. Setiap pasang garis yang bersilangan hanya ada satu garis yang memotong
kedua garis itu tegak lurus.
f. 1 + 2 + 3 + 4 + . . . + n = 1
2 n(n+1)
g. Untuk setiap bilangan asli n, n(n +1) habis dibagi 2.
n

h.

3i1
i 1

1
2

(3n 1)

Anda mungkin juga menyukai