Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN BOALEMO

RUMAH SAKIT TANI DAN NELAYAN


Jalan Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Ds. Lamu Kec. Tilamuta
Kab. Boalemo Prov. Gorontalo Telp./ Fax (0443) 211023 – 211076
Kode Pos. 96313

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TANI DAN NELAYAN
KABUPATEN BOALEMO
NOMOR :
TENTANG : PANDUAN PENGELOLAAN
HIGH ALERT MEDICATION
(HAM) RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TANI DAN NELAYAN
KABUPATEN BOALEMO

A. DEFINISI
1. High Alert Medication adalah obat-obatan yang memiliki risiko lebih
tinggi untuk menyebabkan/ menimbulkan adanya komplikasi/
membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan
penggunaan (dosis, interval,dan pemilihannya)
2. Elektrolit konsentrat pekat adalah campuran homogen yang
komponennya terdiri atas pelarut yang lebih sedikit daripada zat
terlarut dimana semua molekul-molekulnya terurai menjadi ion-ion
sehingga daya hantarannya kuat (silvia Poela,Eva Savitri, 2013)
3. Look Alike Sound Alike (LASA) atau Nama Pbat, Rupa, Ucapan Mirip
(NORUM) adalah obat-obatan yang memiliki nama, rupa, ucapan
nama obat dan dapat menimbulkan kesehatan uang signifikan dalam
keselamatan.
4. Peresepan adalah proses permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi
kepada apoteker baik dalam bentuk paper ataupun elektrolit untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
yang berlaku.
5. Persiapan adalah proses yang dimulai dari penerimaan resep oleh
apoteker atau tenaga teknis kefarmasian, skrining resep, telaah resep,
menginput permintaan sediaan farmasi, alat medis dan bahan habis
pakai.
6. Penyimpanan adalah kegiatan pengaturan penyimpanan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan habis pakai menurut persyaratan
yang telah ditetapkan.
7. Dispensing adalah proses yang dimulai dengan mengambil obat/alkes
sesuai dengan faktur yang telah dicetak, memberikan label dan etiket
obat/alkes , melakukan telaah obat (verifikasi) hingga obat diterima
oleh pasien
8. Label high alert adalah stiker atau simbol yang digunakan sebagai
tanda obat high alert
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Panduan pengelolaan Elektrolit Konsentrasi Pekat
meliputi:

1. Area pengelolaan obat high alert;

2. Penetapan elektrolit pekat yang termasuk dalam high alert;

3. Peresepan dan instruksi medis terkait elektrolit konsentrasi pekat;

4. Penyimpanan elektrolit konsentrasi pekat;

5. Pelabelan elektrolit konsentrasi pekat;

6. Penyiapan/dispensing elektrolit konsentrasi pekat;

7. Pemberian obat high alert.

1. Area Pengecekan Obat High Alert


a. Unit Farmasi
 Memiliki kebijakan tentang elektrolit konsentrasi pekat.
 Mengelola elektrolit konsetrasi pekat mulai dari penerimaan resep
obat, stok obat, penyimpanan, dispensing dan administrasi/
pemberian obat.
 Memberikan dan menyediakan label obat high alert, etiket obat,
sesuai 5 benar obat.
 Melakukan double checking (verifikasi) pada saat persiapan,
dispensing dan saat sebelum pemberian obat.
 Melakukan moitoring prescription error, dispensing error, dan efek
samping obat.
 Membuat laporan insiden keselamatan pasien jika ditemukan
ketidaksesuaian prose pengelolaan obat high alert di unit
pelayanan farmasi.
b. Unit Pelayanan Pasien
 Penyimpanan elektrolit konsentrasi pekat di unit pelayanan pasien
dibatasi yaitu hanya di ruang rawat inap intensif dan emergency
dengan pertimbangan life saving.
 Memiliki daftar elektronik konsentrat pekat.
 Menyediakan tempat khusus penyimpanan obat high alert yaitu
terpisah dari obat-obat lain yang ada dan diberi penandaan/label
”high alert” dan terkunci /memiliki akses terbatas.
 Melakukan TBK (Tulis Baca Konfirmasi) setiap menerima instruksi
obat dan membubuhkan cap/stempel TBK pada Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
 Melakukan double checking (verifikasi) obat high alert pada saat
dispensing dan saat sebelum pemberian obat.
 Jika ditemukan ketidaksesuaian dengan pengelolaan obat high
alert di unit pelayanan pasien dilaporkan sebagai insiden
keselamatan pasien.
2. Penetapan elektolit konsentrasi pekat yang termasuk dalam High alert
Medication (HAM) berpedoman pada ketetapan yang dikeluarkan
Institute For Safe medication Practice 2007. RSUD Tani dan Nelayan
Kabupaten Boalemo menetapkan kategori obat high alert antara lain :
a. Agonis Adrenergik Intra Vena
b. Heparin Injeksi
c. Kontras radiologi
d. Insulin injeksi
e. Obat Relaksan Otot
f. Obat LASA
g. KCl 7,46 %
h. NaCl 3%
i. MgSO4 20% dan 40%
j. Natrium Bicarbonat 8,4%
3. Peresepan dan Instruksi Medis Terkait Obat High Alert
Penulisan resep atau instruksi elektrolit konsentrasi pekat oleh dokter
harus sesuai dengan ketentuan penulisan resep yang baku diantaranya
adalah :
a. Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep, penulisan
resep, indikasi, ketepatan obat, dosis dan rute pemberian.
b. Penulisan obat dengan menggunakan huruf cetak serta
mencantumkan dosis dan satuan obat ditulis lengkap.
c. Peresepan menggunakan form khusus.
d. Tidak menggunakan singkatan kecuali singkatan yang digunakan
sesuai dengan daftar singkatan resmi yang berlaku di RSUD Tani
dan Nelayan Kab. Boalemo.
e. Instruksi lisan hendaknya dihindari. Jika sangat terpaksa
diperbolehkan pada keadaan emergensi yang diatur sesuai dengan
pedoman komunikasi efektif dengan tekhnik SBAR.
f. Apoteker atau asisten apoteker yang menerima resep harus
melakukan konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai.
4. Penyimpanan obat High Alert pada :
a. Gudang Farmasi :
 Obat high alert ditempatkan pada tempat yang terpisah (lemari
khusus) daan diberi penandaan/label high alert.
 Obat LASA merupakan sebuah peringatan (warning) untuk
keselamatan pasien :
a) Obat-obatan High Alert ditempatkan pada tempat yang terpisah
(lemari khusus) dan diberi penandaaan/label ”High Alert”.
b) Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus
diselingi dengan minimal 2 (dua) obat untuk kategori LASA
diantara/tengahnya.
c) Biasakan mengeja nama obat degan kategori LASA saat
memberi/meneria instruksi.
d) Obat LASA diberikan stiker LASA pada penyimpanan obat .
b. Ruang Perawatan
 Obat high alert harus ditempatkan pada tempat yang terpisah /
lemari khusus dan diberi penandaan / label ”high alert”.
 Obat-obat high alert yang harus disimpan pada suhu tertentu
(refrigerator) harus terpisah dari obat-obat lainnya dan diberi
penandaan/label ”high alert”.
 Obat-obat high alert yang terdapat pada trolley emergency harus
diberi penandaan/label ”high alert”.
 Khusus untuk elektrolit pekat hanya bisa disimpan di instalasi
farmasi dan ruang intensif dan emergensi dengan pertimbangan
live saving.
5. Pelabelan Elektrolit Konsentrasi Pekat :
 Obat high alert yang didispensing dari depo farmasi harus berisikan
label ”high alert” pada kontainer obat, paket/kemasan obat dan pada
vial/ampul obat.
 Elektrolit pekat jenis injeksi/infuse tertentu penandaan obat high
alert dilakukan dengan stiker high alert dan etiket obat yang
berisikan double check pada obat.
 Obat LASA diberikan stiker LASA pada penyimpanan obat. Apabila
obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien maka diberikan
tanda LASA pada kemasan primer obat.
6. Penyiapan/Dispensing Elektrolit Konsentrasi Pekat
 Obat elektrolit pekat dan obat sitostatik dilakukan pencampuran dan
pengenceran oleh petugas farmasi atau perawat senior yang
kompeten didampingi oleh dokter jaga saat pengenceran dilakukan
sesuai kebijakan yang berlaku dan diberikan etiket sesuai dengan 5
benar obat.
 Petugas farmasi melakukan double checking pada saat persiapan
dispensing obat high alert.
 Pada saat obat diserahterimakan kepada perawat atau pasien
disertai informasi yang memadai dan menandatangani bukti serah
terima obat pada kartu obat.
7. Pemberian Obat High Alert
a. Pengambilan obat-obat high alert yang nerada di ruang perawatan
harus dilakukan dengan perawat dibawah supervisi ketua tim.
b. Pelaksanaan double checking pada saat sebelum pemberian obat.
c. Obat high alert harus dipastikan :
 Ketepatan dan kecepatan pompa (syringe pump)/pengaturan
tetesan infus.
 Berikan label etiket obat sesuai dengan 5 benar dan bukti double
check.
d. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat menjelaskan
kepada perawat penerima bahwa pasien mendapatkan obat high
alert dan menyerahkan formulir pencatatan obat.
e. Dalam keadaan emergensi yang dapat menyebabkan pelabelan
dan tindakan pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert
dapat mengakibatkan tertundanya pemberian terapi dan
memberikan dampak yang buruk bagi pasien, maka dokter dan
perawat harus memastikan terlebih dahulu keadaan klinis pasien
yang membutuhkan terapi segera (cito) sehingga doble check
dapat tidak dilakukan, namun sesaat sebelum memberikan obat
perawat menyebutkan secara lantang semua jenis obat yang
diberikan kepada pasien sehingga diketahui dan didokumentasikan
dengan baik oleh perawat lainnya.
C. TATA LAKSANA
1. Standar Fasilitas
Pelaksanaan prosedur kewaspadaan terhadap obat high alert dilakukan
sesuai standar prosedur operasional rumah sakit yaitu :
1) Daftar obat high alert
2) Daftar elekrolit pekat
3) Label high alert
4) Form peresepan khusus untuk elektrolit pekat
5) Tempat penyimpanan obat khusus untuk obat-obat high alert
tempat obat terkunci sehingga akses pengambilan obat high alert
terbatas/ dapat diakses oleh petugas yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab.
6) Temperatur pemantau suhu obat (jika obat high alert perlu
disimpan dengan suhu tertentu).
2. Tata Laksana Pelayanan Pelaksanaan Kewaspadaan Obat High
Alert
Prosedur pelaksanaan kewaspadaan terhadap obat high alert terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Prinsip
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
 Mengurangi jumlah obat high alert yang tersimpan dalam suatu
unit.
 Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia.
 Hindari penggunaan obat high alert sebisa mungkin.
2. Buat kesalahan dapat dilihat/diketahui dengan:
 Lakukan double checking pada produk obat untuk memastikan
bahwa obat tersebut benar yaitu mulai dari kesesuaian obat
yang diresepkan, obat yang diterima/didispensingkan termasuk
pemberian label obat high alert oleh farmasi.
 Lakukan double checking pada pengaturan alat yang
digunakan dalam pemberian obat high alert dalam infus (cek
selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker
label, nama obat pada botol infus dan isi dengan catatan sesuai
ketentuan).
3. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
 Minimalisasi ukuran dosis sediaan vial atau ampul di area
perawatan pasien terhadap dosis yang biasa dibutuhkan.
 Kurangi total dosis obat high alert dalam kantung infus yang
diberikan dengan cara drip.
 Kurangi konsentrasi obat jika memungkinkan.
 Pisahkan obat-obat dengan nama atau label yag mirip.
 Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan
singkatan.
 Batasi akses terhadap obat high alert.
 Gunakan tabel dosis standar (daripada menggunakan dosis
perhitungan berdasarkan berat badan /fungsi ginjal, dimana
rentan terhadap terjadinya kesalahan.
4. Vial yang mengandung konsentrat elektrolit (misalnya KCl) tidak
boleh disimpan dingkup atau area perawatan pasien.
5. Obat-obatan yang digunakan dalam emergensi medis (misalnya
kondisi mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak
diwajibkan untuk mengikuti pedoman dan prosedur penggunaan
obat high alert.
6. Obat high alert yang didispensingkan ke unit perawatan diberikan
pelabelan ”high alert” dan simpan di tempat khusus dan terkunci
serta akses yang terbatas sesuai dengan petugas yang diberikan
kewenangan.
2) Prosedur
Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan
instruksi, mempersiapkan, memberikan obat dan menyimpan High
Alert Medication (HAM).
1. Peresepan
a. Jangan memberikan instruksi hanya secara verbal mengenai
obat high alert termasuk elekrolit konsentrasi pekat.
b. Instruksi ini harus mencakup minimal :
 Nama pasien dan nomor rekam medik pasien.
 Tanggal dan waktu instruksi dibuat.
 Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal
pemberian setiap obat.
 Kecepatan dan atau durasi pemberian obat.
c. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi
penggunaan setiap high alert medication secara tertulis.
d. Jika memungkinkan, peresepan high alert medication haruslah
terstandarisasi dengan menggunakan instruksi tercetak.
2. Persiapan dan Penyimpanan
a. Obat High Alert yang dapat disimpan di ruang perawatan
intensif adalah KCl 7,64%, NaCl 3%, Natrium Bicarbonat 8,4%,
MgSO4 40% dan MgSO4 20%.
b. Elektrolit Konsentrasi pekat yang dapat disimpan di ruang IGD
adalah KCl 7,64%, NaCl 3%, Natrium Bicarbonat 8,4%.
c. Elektrolit Konsentrasi pekat yang dapat disimpan di ruang
Ponek (Ruang emergensi PONEK) adalah MgSO4 40% dan
MgSO4 20%.
d. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas
dan dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya. Jika high
alert medication harus disimpan di are perawatan pasien,
kuncilah tempat penyimpanan dengan diberi label Peringatan ”
high alert ” pada tutup luar tempat penyimpanan
e. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high
alert medication berilah pesan pengingat di tutup cabinet agar
perawat pasien menjadi waspada dan berhati-hati dengan high
alert medication tersebut.
f. Setiap kotak yang berisi high alert medication harus diberi label
peringatan.
g. Semua obat yag termasuk dalam high alert medication harus
diberikan label ”high alert” pada setiap kemasan obat dengan
tidak menutup identitas obat.
3. Pemberian Obat
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double
checking) terhadap semua elektrolit konsentrasi pekat sebelum
diberikan kepada pasien.
b. Pengecekan ganda terhadap elektrolit konsentrasi pekat :
 Tujuan : Identifikasi obat-obatan yang memerlukan
verifikasi atau pengecekan ganda oleh petugas kesehatan
lainnya (sebagai orang kedua) sebelum memberikan obat
dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan akurasi.
 Kebijakan :
 Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan
high alert medication tertentu/spesifik dan di saat
pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan transfer
pasien.
 Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medik
pasien atau catatan pemberian medikasi pasien.
 Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang
berwewenang untuk menginstruksikan, meresepkan atau
memberikan obat antara lain perawat, ahli farmasi atau
dokter.
 Pengecekaan kedua akan dilakukan oleh petugas yang
berwenang, tekhnisi farmasi atau perawat lainnya (tidak
sama dengan petugas pengecekan pertama)
 Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan
ganda/verifikasi oleh orang kedua dilakukan pada
kondisi-kondisi seperti berikut :
- Setiap akan memberikan infuse obat
- Untuk infuse :
 Saat terapi insial
 Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
 Saat pemberian bolus
 Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
 Setiap terjadi perubahan dosis obat
- Pengecekaan tambahan dapat dilakukan sesuai
dengam instruksi dari dokter
 Prosedur :
 Untuk dosis inisial atau inisiasi infus baru
- Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal
dibawah ini untuk menjalani pengecekan ganda oleh
petugas kedua :
 Obat-obatan pasien dengan label yang masih intak
 Rekam medik pasien, catatan pemberian medikasi
pasien atau resep /instruksi tertulis dokter
 Obat yang hendak diberikan lengkap dengan
labelnya
- Petugas kedua akan memasyikan hal-hal berikut :
 Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
 Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat
yang hendak diberikan telah sesuai dengan
instruksi dokter
 Obat memenuhi 5 benar obat
 Membaca dengan suara lantang kepada perawat
untuk memverifikasi kelima syarat :
o Obat tepat
o Dosis atau kecepatannya tepat, termasuk
pengecekan ganda mengenai perhitungan dan
verifikasi pompa infuse
o Frekuensi /interval tepat
o Diberikan kepada pasien yang tepat
- Pada beberapa kasus harus tersedia juga
kemasan/vial obat untuk memastikan bahwa obat
yang disiapkan adalah obat yang benar.
- Ketika petugas kedua telah selesai melakukan
pengecekan ganda dan kedua petugas pasti bahwa
obat telah sesuai lakukan pencatatan pada rekam
medis atau catatan pemberian medikasi pasien.
- Petugas kedua harus menulis ”dicek oleh: ... ” dan
diisi dengan nama pengecek.
- Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat
diberikan kepada pasien
- Pastikan infuse obat berada pada jalur /selang yang
benar dan lakukan pengecekan selang infuse mulai
dari larutan/cairan infuse, pompa, hingga tempat
insersi selang
- Pastikan pompa infuse terprogram dengan kecepatan
pemberian yang tepat, termasuk ketepatan data berat
badan pasien
 Untuk pengecekan saat pergantiaan jaga perawat atau
transfer pasien :
- Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini ;
 Obat yang diberikan harus memenuhi kelima
persyaratan .
 Perawat berikutnya akan membaca label dengan
lantang kepada perawat sebelumnya untuk
memverifikasi kelima persyaratan seperti yang telah
disebutkan di atas).
- Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat
yakin bahwa obat telah selesai, lakukanlah pencatatan
pada bagian ”pengecekan oleh perawat” di rekam
medik pasien.
c. Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama
pasien, memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat
yang diberikan , dosis, tujuannya (pasien dapat juga berperan
sebagai pengecek, jika memungkinkan).
d. Semua pemberian high alert medication intravena dan bersifat
kontinu harus diberikan melalui pompa infus IV. Pengecualian
dapat diberikan pada pasien di Ruang perawatan intensif
neotatus (NICU) atau pada pasien risiko tinggi mengalami
kelebihan cairan (volume over-load). Setiap botol infuse harus
diberi label dengan identitas pasien dan identitas obat yang
diebrikan (untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan
kesalahan).
e. Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan prosedur
pengecekan ganda dapat menghambat / menunda
penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien,
perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan dan
memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat
emergensi dan perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa
shingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus membaca dengan suara l antang
semua terapi obat yang diebrikan kepada pasien.
f. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada
farmasi/apotek dan dilakukan peninjauan ulang oleh ahli
farmasi atau apoteker apakah terjadi kesalahan obat yang
belum diberikan.
g. Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk
mengetahui indikasi penggunaan dosis.
3. Tata Laksana Penyimpanan Obat High Alert
a. Area penyimpanan perbekalan farmasi hanya boleh diakses oleh
petugas farmasi.
b. Obat jadi dan bahan baku harus diberi label yang mencntumkan :
kandungan, tanggal kadaluarsa dan peringatan penting.
c. High alert medication harus disimpan ditempat yang terpisah dan
diberi label khusus mengikuti SPO penyimpanan obat high alert.
d. Elektrolit pekat yang termasuk dalam daftar high alert medication
tidak boleh berada di ruang perawatan kecuali unit-unit tertentu yaitu
diruang intensif dan emergensi atas pertimbangan live saving
dimana waktu yang dibutuhkan untuk pencampuran obat tersebut di
instalasi farmasi tidak bisa dalam waktu 30 menit atau kurang sejak
permintaan. High alert medication secara tersendiri, terpisah dari
obat lainnya dengan akses terbatas dan harus diberi penandaan
atau label yang jelas untuk menghindari penggunaan yang tidak
dikehendaki. Untuk elektrolit pekat harus disimpan pada wadah
dengan warna menyolok dan diberi label PERINGATAN yang
memadai.
e. Obat dengan nama dan rupa mirip (Look Alike Sound Alike/LASA)
disimpan tidak berdekatan dan diberi label ”LASA”
f. Perbekalan farmasi dan kondisi penyimpanan harus diperiksa secara
berkala.
g. Pasien tidak diperbolehkan membawa obat dan perbekalan farmasi
lainnya dari luar RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo yang
tidak melalui peresepan DPJP atau dokter yang berwewenang
memberikan resep dan tidak tercatat dalam rekam medik pasien.
Jika melanggar ketentuan tersebut maka pasien/keluarga pasien
harus menandatangani pernyataan bahwa pasien/keluarga pasien
bertanggungjawab atas akibat penggunaan obat dan perbekalan
farmasi tersebut.
h. Obat emergensi dan perbekalan emergensi disimpan dalam trolley
emegency dan dikunci dengan segel atau kunci yang mudh dibuka.
Sistem pengendalian isi trolley emergency harus dibuat sedemikian
rupa sehingga jumlah, jenis dan kualitas obat dan perbekalan
farmasi yang ada didalamnya sesuai standar yang ditetapkan serta
semua aspek yang berkaitan dengan pembukaan trolley emergency
dapat dipertanggungjawabkan / mudah ditelusur
i. Perbekalan farmasi yang tidak digunakan, rusak atau kadaluarsa
harus dikembalikan ke Instalasi Farmasi. Pengaturan lebih lanjut
dalam Standar Prosedur Operasional.
j. Obat yang ditarik dari peredaran oleh pemerintah atau pabrik
pembuatnya harus segera dikembalikan ke Instalasi Farmasi dan
diatur lebih lanjut dalam Standar Prosedur Operasional.
k. Obat dan perbekalan farmasi yang rusak, kadaluarsa atau
terkontaminasi harus disimpan terpisah sambil menunggu
pemusnahan. Tata cara penghapusan perbekalan farmasi lebih rinci
dituangkan dalam Standar Prosedur Operasional.
D. DOKUMENTASI
Dokumentasi pelaksanaan peningkatan keamanan terhadap obat-
obat yang memiliki kewaspadaan tinggi (High Alert Medication/HAM)
terutama elektrolit konsentrasi pekat dapat diketahui dari tempat
penyimpanan obat high alert , dispensing obat high alert ( pemberian label
high alert), catatan pengobatan pada rekam medik dan catatan
terintegrasi pasien.
Lampiran 2
DAFTAR NAMA OBAT KATEGORI HIGH ALERT MEDICATION
Kategori Jenis Obat
Elektrolit Pekat MgSO4 20%, MgSO4 40%, KCl, Salin 3%
Vasokontriksi Epinephrine, Vascon (Norepinephrine)
Anti Aritmia Lidocaine, Tiaryt Injeksi (Amiodarone),
Tiaryt Tablet
Anti Trombosit Inviclot (Heparin)
Anastesi Anesfar (Midazolam), Bupivacaine,
Recofol (Propofol), Ketamine, Terrel
(Isofluran), Sojourn (Sevofluran)
Obat Jantung Digoksin, Proinfark (Dopamin), Inodex
(Dobutamin)
Antagonis Adrenergik Propanolol
Insulin Novorapid, Novomix, Levemir, Lantus
Anti Diabetes Oral Glimiperid 2 mg, Metformin 500 mg,
Glibenclamide 5 mg
Nutrisi Parenteral Aminofluid
Neuromuscular Bloking Tramus (Artrakurium)
Agent
Emergency Oxytocin, Methylergometrin Injeksi,
Methylergometrin Tablet
Lampiran 3
Daftar Nama obat LASA / NORUM
Daftar Nama Obat Sound Alike (Nama/Sebutan Mirip)
Antalgin Antasida
Asam Mefenamat Asam Tranexamat
Alprazolam Lorazepam
Aminofluid Aminofusin
Aminofusin Aminophiline
Ceftazidime Cefepime
Cendo Polydex MD Cendo Polynel MD
Diphenhydramine Dimenhydrinat
Dopamin Dobutamin
Fentanil Fortanest
Humalog Humulin
Hydrocorthiazide Hydrocortyzone
Kaltikol Kaltrofen
Kaltrofen Ketoprofen
KAEN – Mg3 KAEN – 3B
Metformin Metronidazole
Meropex Merophenom
Metformin Metronidazole
Novolin Humulin
Phenobarbital Phentobarbital
Phytomenadion Phenitoin Natrium
Prednison Prednisolon
Prednison Primidone
Recofol Recolfar
Daftar nama obat Look Alike (Rupa mirip)
Aminofusin Hepar Aminofusin L-600
Eyefresh Cenfresh
Cefriaxone vial Cefotaxime vial
Cilostazol ampul Citicolin ampul
Metronidazole infuse Parasetamol infus
Pitocin ampul Adrenalin ampul
Piracetam infus Paracetamol Infus
Tobra ED Tobrozon ED
Metronidazole tab 500 mg Metformin tab 500 mg
Furosemid ampul Diazepam ampul
Tramadol ampul Gentamisin ampul
Lampiran 4
AUDIT KEWASPADAAN HIGH ALERT MEDICATION
Tanggal : Ruang rawat : Auditor :

Pilih Auditee
Pertanyaan
jawaban 1 2 3 4 5
Apakah obat high alert disimpan
Ya /
dalam tempat terpisah dari logistic
Tidak
lainnya?
Apakah obat high alert diberi label Ya /
sesuai ketentuan? Tidak
Apakah di unit/ruangan terdapat Ya /
daftar obat high alert? Tidak
Apakah obat LASA/NORUM diberi Ya /
label sesuai ketentuan? Tidak
Apakah di unit/ruangan terdapat Ya /
daftar obat LASA / NORUM? Tidak
Apakah elektrolit konsentrat di Ya /
simpan di ruangan/unit anda? Tidak
Apakah elektrolit konsentrat di
Ya /
simpan di terpisah dan diberi label
Tidak
yang jelas?
Apakah terpasang stiker
peringatan high alert pada botol Ya /
infus yang diberi obat high alert/ Tidak
elektrolit konsentrat?
Apakah dilakukan prosedur double
Ya /
check sesuai ketentuan yang
Tidak
berlaku?
Apakah ada insiden kesalahan Ya /
pemberian obat di unit /ruangan? Tidak
Lampiran 5
JENIS STIKER OBAT HIGH ALERT

1,5 cm
2 cm
cm

LASA 1 cm HIGH ALERT 1 cm Stiker untuk ampul/botol


kecil

PERINGATAN! HIGH ALERT Stiker untuk tempat penyimpanan/countainer

Stiker untuk botol /kemasan


HIGH besar

ALERT LASA

Stiker untuk high alert yang


HIGH ALERT! LAKUKAN DOUBLE CHECK memerlukan prosedur double check

STIKER OBAT HIGH ALERT PADA BOTOL INFUS


STIKER IDENTITAS PASIEN
NAMA PASIEN :…………………
TGL LAHIR :…………………. ! HIGH
ALERT
NO RM :…………………..
CAIRAN INFUS: ……………….. RUANG : …………………
BOTOL KE :…………………
OBAT YANG DITAMBAHKAN JUMLAH

TGL PEMBERIAN : ………. JAM :………………


DIBERIKAN OLEH: …….. DICEK OLEH : ………………
Lampiran 6
DAFTAR SINGKATAN YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN DALAM
PENULISAN RESEP

No Jenis Singkatan Potensi masalah Keterangan


1 U (unit) Sulit dibedakan Harus ditulis “unit”
dengan 0 (nol) atau
cc
2 IU(International Sulit dibedakan Harus ditulis
Unit) dengan IV “international unit”
(intravenous) atau 10
(sepuluh)
3 Q.D , Q.O.D. Keduanya sulit Harus ditulis
(bahasa latin untuk dibedakan. “daily” atau “every
Once dayly dan other day”
every other day) Atau dapat
diterjemahkan
dalam bahasa
Indonesia
4 Decimal (X.0 mg) Decimal sulit dinilai Jangan pernah
atau (.X mg) menulis nilai nol
setelah angak
decimal (tulis X
mg), dan selalu
gunakan angka
no; sebelum
angka decimal
(tulis 0,X mg)

Anda mungkin juga menyukai