Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PEMBERIAN PINJAMAN

MAKALAH
Diselesaikan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah
Analisis Laporan Keuangan

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Isna C 301 13 028
Yustianingsi C 301 13 029
Iin Riscayanthi Noerstan C 301 13 037
Fitri Insiani C 301 13 045
Nikmatus Sholikah C 301 13 047
Ayudya Arumsari C 301 13 048

S-1 JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO 2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
nikmat yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Analisis Laporan Keuangan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok. Selain itu, makalah
ini juga merupakan output dari mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang telah
dipelajari dalam proses belajar mengajar di kampus.

Telah disadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, diharapkan adanya kritik dan saran dari pihak pembaca demi
penyempurnaan penulisan yang akan datang.

Palu, 17 Mei 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i


Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1. Latar Belakang .................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4


2.1. Ketentuan dan Risiko Keuangan .....................................................4
2.2. Masalah dalam Penggunaan Model Kuantitatif ............................12

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 15


3.1. Kesimpulan .....................................................................................15
5.1. Saram ..............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pinjaman adalah suatu jenis hutang yang dapat melibatkan semua jenis
benda berwujud walaupun biasanya lebih sering diidentikkan dengan pinjaman
moneter. Seperti halnya instrumen hutang lainnya, suatu pinjaman memerlukan
distribusi ulang aset keuangan seiring waktu antara peminjam (terhutang) dan
penghutang (pemberi hutang).

Peminjam awalnya menerima sejumlah uang dari pemberi hutang yang akan
dibayar kembali, seringkali dalam bentuk angsuran berkala, kepada pemberi
hutang. Jasa ini biasanya diberikan dengan biaya tertentu yang disebut sebagai
bunga terhadap hutang. Pihak peminjam dapat juga memperoleh batasan-batasan
yang diberikan dalam bentuk syarat pinjaman.

Di dalam kehidupan sehari hari kita sering mendengar kata pinjaman bahkan
sebagai pelaku dalam dalam melakukan pinjaman atau kredit. Pinjaman yaitu
salah satu bentuk hutang baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang
kepada pihak yang meminjamkan (kreditur) dengan melamirpakan jaminan
maupun hanya berdasarkan kepercayaan saja (tanpa jaminan).

Pada umumnya pinjaman yang diberikan pihak kreditur kepada pihak yang
membutuhkan (debitur) akan membebankan sejumlah perjanjian yang
memberikan keuntungan atau manfaat bagi kedua belah pihak, dimana pihak
pertama (kreditur) akan memperoleh kelebihan dari pokok pinjaman yang
diberikan dalam bentuk bunga maupun sebutan lainnya, sementara bagi pihak
kedua akan memperoleh manfaat fasilitas pinjaman yang bisa ia gunakan sesuai
dengan peruntukan yang diinginkan tentunya dengan membayar pokok pinjaman
ditambah dengan biaya bunga yang dibebankan kepadanya.

1
Pinjaman atau hutang ditinjau dari segi pelunasannya dikelompokkan
menjadi tiga kategori yakni (1) Hutang jangka pendek/kurang dari satu tahun
(hutang lancar) yaitu hutang yang umurnya kurang dari satu tahun dan
frekuensinya sangat sering, (2) Hutang jangka waktu menengah/ Medium Term
Note (MTN) yaitu surat hutang yang jangka waktu pelunasannya antara 5 tahun
sampai dengan 10 tahun tetapi masanya bisa saja dalam satu tahun, (3) Hutang
jangka panjang yaitu hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada
pihak ketiga dengan waktu pelunasannnya di atas 10 tahun.

Pemberian pinjaman atau yang juga dikenal pemberian kredit mengandung


suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk menghindari maupun untuk
memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus
dinilai oleh kreditur dengan mengikuti ketentuan-ketentuan tertentu.

Analisis pemberi pinjaman atau kredit mengandung pengertian penilaian


kredit dalam segala aspek, baik keuangan maupun non-keuangan. Menurut
Lukman Dendawijaya (2005:88) Analisis kredit adalah suatu proses yang
dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang
diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada
pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak
(feasible). Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Analisis kredit adalah
suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan
rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. tujuan
analisis kredit untuk melihat/menilai suatu usaha atas dasar kelayakan usaha,
menilai risiko usaha dan bagaimana mengelolanya, dan memberikan kredit atas
dasar kelayakan usaha.

Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai


pemohon kredit secara mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon
kredit agar pelaksanaan kredit yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar
sehingga tidak menimbulkan kredit macet.

2
Berdasarkan uraian di atas mengenai pentingnya analis pemberian pinjaman
atau kredit, maka penulis tertarik untuk menyusun suatu makalah dengan judul
“Analisis Pemberian Pinjaman”.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa saja ketentuan-ketentuan dalam pemberian pinjaman?
2. Apa saja masalah yang mungkin timbul dalam penggunaan Model
Kuantitatif?
3. Bagaimana risiko keuangan yang muncul dalam melakukan analisis
pemberian pinjaman?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan yang ada dalam pemberian
pinjaman,
2. Untuk mengetahui masalah yang mungkin timbul dalam penggunaan
Model Kuantitatif,
3. Untuk menganalisis risiko keuangan yang muncul dalam melakukan
analisis pemberian pinjaman

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ketentuan dan Risiko Keuangan


Pemberian pinjaman meliputi beberapa aspek. Pada waktu nasabah
mendekati bank, ada beberapa tahap yang akan dilalui oleh nasabah tersebut
meliputi evaluasi oleh bank; penyusunan perjanjian simpan pinjam seperti
penentuan tingkat bunga, penentuan beberapa batasan yang bertujuan melindungi
kepentingan pemberi pinjaman (bank); dan monitoring oleh pihak bank. Jika
terjadi masalah dengan kredit (misal macet), maka tahap tambahan akan dilakukan
yaitu restrukturisasi hutang (kredit).

Sumber informasi yang bisa diperoleh untuk membantu pengambilan


keputusan pinjaman ini antara lain :

1. Nasabah yang akan menginginkan pinjaman. Informasi ini meliputi


informasi laporan keuangan masa lalu, informasi proyeksi keuangan,
deskripsi aset yang dijadikan jaminan, dan detail perencanaan bisnis dan
pengalaman manajemen.
2. File pihak pemberi dana. Jika perusahaan sudah menjadi nasabah bank,
bank mempunyai file nasabah dan informasi masa lalu nasabah dalam
kaitannya dengan bank bisa dianalisis. Bahkan jika perusahaan masih baru
(calon nasabah), informasi mengenai perusahaan–perusahaan lain yang
serupa (satu industri) bisa digunakan sebagai perbandingan.
3. Asosiasi bisnis. Asosiasi bisnis bisa memberikan informasi mengenai
perilaku dan kondisi anggota-anggotanya. Informasi tersebut bisa
digunakan untuk mengevaluasi suatu perusahaan.
4. Informasi pihak eksternal. Pada beberapa negara maju informasi eksternal
tersedia dan bisa diperoleh relatif mudah. Sebagai contoh Dun &
Bradstreet (perusahaan pe-rating Amerika Serikat) menyediakan informasi

4
mengenai perusahaan kecil. Perusahaan pe-rating lain seperti Standard &
Poors memberi rangking surat-surat berharga dengan nilai-nilai seperti
AAA (untuk yang paling rendah risikonya). Informasi semacam ini bisa
dipakai dalam analisis pinjaman.
5. Informasi Pasar Modal. Beberapa informasi dari pasar modal seperti harga
saham, volume penjualan bisa dipakai sebagai informasi tambahan dalam
analisis pinjaman. Laporan dari perusahaan broker bisa memberi informasi
mengenai kualitas manajemen dan perkembangan-perkembangan masa
mendatang.
6. Laporan Industri dan Ekonomi secara Umum. Laporan asosiasi
perdagangan, peramalan ekonomi yang dibuat oleh ekonom, laporan dari
lembaga-lembaga pemerintah, laporan dari Biro Pusat Statistik mengenai
uang beredar, pendapatan nasional, dan inflasi bisa dipakai untuk
menganalisis pinjaman.
Tahapan dalam proses pinjaman mencakup tiga hal :
1. Persetujuan Pinjaman.
2. Monitor Pinjaman.
3. Pelunasan Pinjaman.

Salah satu sumber informasi mengenai proses pengambilan keputusan


pinjaman adalah persetujuan pemberian pinjaman. Tabel berikut ini menyajikan
pembatasan dari ketentuan yang biasa ditetapkan oleh pihak bank dalam
perjanjian di Amerika Serikat.

Tabel 2.1. Pembatasan dan Ketentuan pada Perjanjian Pemberian Pinjaman

Rating
Kategori Ketentuan
Aaa Aa A Baa Ba B
Ketentuan Afirmasi (Penguat)
1. Menydiakan laporan keuangan tahunan
50% 66% 100% 100% 100% 100%
yang diaudit
2. Menyediakan laporan kuartalan 33 100 100 80 50

5
3. Mempunyai sistem akuntansi yang
17 9 40 50
sesuai dengan GAAP (PAI)
4. Memperbolehkan akses ke catatan
25 18 50
perusahaan di file bank
5. Mempunyai asuransi 50 82 100 100

Ketentua Negatif
1. Modal Kerja Minimum 67% 83% 91 60% 75%
2. Rasio lancar minimum 33 27 60 100
3. Modal saham minimum 17 27 40 75
4. Batasan penggunaan hutang 33 73 100 100
5. Pembatasan kepada merger dan
50% 33 67 82 100 100
konsolidasi
6. Pembatasan kepada deviden 50 91 60 100
7. Pembatasan penjualan saham dan hutang
50 33 64 60 75
anak perusahaan
8. Pembatasan pada penjualan bagian
67 67 82 100 100
penting suatu asset.

Keuntungan pengunaan informasi di atas adalah karena informasi di atas


cukup eksplisit. Kelemahannya adalah ketentuan-ketentuan diatas seringkali
berubah-ubah. Disamping informasi ketentuan-ketentuan yang sering digunakan
oleh pihak peminjam, tabel berikutnya adalah informasi mengenai rasio-rasio
keuangan yang sering digunakan untuk mengevaluasi pemberian pinjaman.
Informasi tersebut di ambil dari survey yang dilakukan terhadap staf kredit dalam
pengambilan keputusan mereka.

Tabel 14.2 Rasio Keuangan yang Dianggap Penting dalam Pengambilan


Keputusan Pinjaman

6
Rata-
Rasio Keuangan Rata
Rating
1. Hutang/Modal Saham 8,71
2. Rasio Lancar 8,25
3. Aliran Kas/Proporsi Hutang Jangka Panjang yang jatuh tempo tahun
8,08
ini
4. Fixed charged Coverage 7,58
5. Profit margin bersih sesudah pajak 7,56
6. Bunga bersih yang diperoleh 7,5
7. Profit Margin bersih sebelum pajak 7,43
8. Degree of Financial Leverage 7,33
9. Perputaran Persediaan dalam hari 7,25
10. Perputaran Piutang Dagang (hari) 7,08
Catatan :

1,2,3 - Kurang penting

4,5,6,7 - Penting secara umum (Rata-rata)

8,9,10 - Sangat penting

% dimasukkan dalam
Rasio Keuangan
perjanjian kredit
1. Hutang/Modal Saham 95,50%
2. Rasio Lancar 90
3. Rasio pembayaran dividen 70
4. Aliran kas/Proporsi Hutang Jangka Panjang yang
60,3
jatuh tempo tahun ini
5. Fixed Charged Coverage 55,2
6. Times Interest Earned 52,6
7. Degree of Financial Leverage 44,7

7
8. Saham/Aset 41
9. Aliran kas /Total Hutang 36,1
10. Rasio Quick 33,3

Beberapa studi memformulasikan penggunaan model persamaan linear


untuk memprediksi pertimbangan yang biasa dilakukan oleh staf kredit
dalamanalisis kredit. Pertimbangan yang biasa dilakukan oleh analis kredit adlah
sebagai berikut:

1. Lancar. Risiko yang normal


2. Diperhatikan secara khusus. Ada bukti-bukti kelemahan pada kondisi
keuangan nasabah atau skedul pembayaran yang tidak realistis.
3. Di bawah Standar. Tren keuangan yang semakin jelek, atau perkembangan
manajerial, ekonomi, dan politik yang membutuhkan penanganan yang
cepat.
4. Meragukan. Pembayaran penuh hutang dipertanyakan. Beberapa kerugian
sangat mungkin terjadi. Bunga pinjaman tidak diperoleh.
5. Kerugian. Kredit dipertimbangkan tidak kembali.

Studi untuk memprediksi kelima pertimbangan di atas menghasilkan


persamaan sebagai berikut :

Yi = -3,90 + 6,41 x Dei – 1,12 x FCCi + 0,664 x Sdi

Dimana
DEi = (Hutang jangka panjang + hutang lancar)/Total Aset
FCCi = Dana dari operasi/ (Biaya bunga + komitmen biaya sewa + rata -
rata hutang yang akan lunas dalam jangka waktu tiga tahun)
SDi = Jumlah tahun yang berurutan perusahaan mengalami penurunan
penjualan.

8
Semakin tinggi skor Yi akan semakin besar resiko kredit. Arah dari masing-
masing koefisien sesuai dengan harapan kita: semakin tinggi hutang akan semakin
tinggi risiko kredit, semakin rendah dana dari operasi akan semakin tinggi risiko
kredit (tanda negatif), dan semakin lama (banyak) tahun penjualan yang menururn
akan semakin tinggi risiko kredit.

Akurasi dari model tersebut bisa di lihat berikut ini. Begitu juga akurasi
model tersebut dengan menggunakan kredit di luar sampel (uji validasi).

Sampel Sampel
Klasifikasi Kredit
Estimasi Validasi
Lancar 93% 94%
Diperhatikan Khusus 44% 29%
Substandar 80% 30%
Meragukan 60% 50%

Model tersebut memprediksi kredit lancar dengan cukup baik pada dua
kategori sampel, tetapi tidak begitu baik untuk tiga kategori kredit yang lainnya.
Model yang tidak begitu baik hasilnya tersebut disebabkan beberapa
kemungkinan: (1) Staf kredit menggunakan lebih dari tiga variabel yang
dibicarakan di atas (2) Data-data dalam model di atas tidak menunjukkan
hubungan yang sifatnya linear (3) Hanya sedikit terjadi keseragaman pendapat
antara para staf kredit mengenai variabel yang bisa masuk dalam model tersebut.
Presentase keseragaman pendapat yang rendah menunjukkan bahwa model linear
seperti diatas tidak tepat .

Di negara-negara maju, informasi mengenai perusahaan bisa diperoleh dsri


lembaga-lembaga komersial. Sebagai contoh Dun & Bradstreer menjual informasi
kekuatan finansial dan penilaian rating kredit dari beberapa sektor usaha baik
perusahaan yang go public maupun perusahaan yang belum go public. Berikut ini
faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh Dun & Bradstreer dalam penyusunan
rating kredit perusahaan.

9
Tabel 14.3. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan rating
kredit oleh Dun & Bradstreet

Rating Tinggi Baik Fair Terbatas


Deskripsi Jika semua Jika Dipandang baik Risiko kredit
kondisi di sebagian tetapi bebrapa semakin besar.
bawah ini besar variabel tidak Reputasi terbatas
memuaskan kondisi ini bagus
memuaska
n
Pembayara Memuaskan Secara Kelemahan yang Signifikan bahkan
n . Ada umum cukup signifikan kelambatan yang
penjelasan memuaska kronis
memadai n.
terhadap Penjelasan
kelambatan memadai
yang terhadap
mungkin kelemahan
terjadi
Keuangan Laporan Laporan Laporan Laporan
keuangan diperoleh diperoleh. Kondisi diperoleh. Kondisi
secara kondisi tidak seimbang. tidak seimbang.
teratur lumayan. Kerugian Kerugian dan
diperoleh. Tren operasional dan hutang semakin
Ada angka- biasanya aliran kas tidak besar.
angka cukup bagus, hutang
perbanding cukup besar
a. Kondisi
bagus. Tren
yang
menarik

10
Sejarah Satu tahun Tidak ada Jaminan yang Jaminan yang
setidak- minimum memadai terhadap memadai terhadap
tidaknya. 3 tahun jika kepemilikan kepemilikan
tahun lebih faktor lain
disukai. memuaska
Jumlah n jaminan
yang cukup yang
terhadap memadai
kepemilika terhadap
n kepemilika
n
Yang Pengalaman Jika baru, Mungkin Mungkin kurang
lainnya dalam pengalama kekurangan pengalaman
semua n pada pengalaman mempertimbangka
aspek pengelolaa mempertimbangka n pengaruh
manajemen n bisnis n pengaruh kegagalan
bisnis. yang kegagalan terhadap bisnis
Tidak ada sukses terhadap bisnis saat ini
kegagalan dimasa saat ini
bisnis lalu. Tidak
akhir-akhir ada
ini yang kegagalan
akan bisnis
berakibat akhir-akhir
buruk ini
terhadap
bisnis
Catatan : Faktor lain yang dipertimbangkan untuk penilaian ini termasuk : operasi
atau lokasi, catatan bank, informasi publik, faktor-faktor ekonomi secara umum,
kondisi industri atau lokal.

11
2.2. Masalah Dalam Penggunaan Model Kuantitatif

Penggunaan model kuantitatif semakin penting dalam pengambilan


keputusan pemberian pinjaman. Pada kredit konsumen, rating yang dihasilkan dari
model kuantitatif ini menjadi input kunci dalam pengambilan keputusan. Pada
kredit komersial, rating yang dihasilkan dari model kuantitatif digunakan sebagai
salah satu input dalam pengambilan keputusan. Penggunaan ini semakin meluas.

Analis kredit sering dihadapkan pada masalah apakah akan mempunyai data
yang banyak sehingga bisa memperoleh model yang paling baik atau mempunyai
data perusahaan-perusahaan yang relatif homogen dengan kaitannya dengan
atribut yang relevan terhadap pengambilan keputusan kredit. Salah satu cara yang
bisa ditempuh adalah membuat model untuk setiap industri, karena perusahaan-
perusahaan dalam setiap industri relatif homogen. Cara semacam ini bisa
mengendalikan kemungkinan perbedaan atribut antarindustri, tetapi cara ini akan
menghasilkan jumlah data yang kecil. Cara lain adalah dengan menggunakan
angka-angka relatif untuk menghilangkan heterogenitas data. Contoh berikut ini
memberikan ilustrasi penggunaan metode semacam diatas.

Perusahaan Industri Rasio Rasio Rasio relatif


keuangan Industri (perusahaan
perusahaan industri)
A Tekstil 0,36 0,27 1,33
B Farmasi 0,42 0,15 2,80
C Baja 0,30 0,53 0,57
D Transport 1,20 1,41 0,85
Perhatikan bahwa angka relatif yang dihasilkan cukup berbeda dengan
angka absolut perusahaan (bandingkan kolom 3 dengan kolom 5).

Masalah mungkin timbul dalam pemilihan sampel untuk pembuatan model.


Jika pembuatan model menggunakan catatan-catatan yang ada saat ini dalam
perusahaan, maka model tersebut barang kali tidak bisa dipakai untuk calon
nasabah (yang baru), karena sampel yang digunakan tersebut telah diseleksi oleh

12
sistem seleksi yang ada saat ini. Sampel tersebut tidak mewakili nasabah yang
baru (calon). Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan menerima
semua permintaan kredit, tanpa melakukan seleksi dengan menggunakan sistem
seleksi yang ada untuk periode waktu tertentu. Setelah itu analis menggunakan
data tersebut (yang terdiri dari kredit macet dan lancar) untuk membuat model.
Cara semacam ini tentunya akan sangat mahal. Cara lain dengan mengasumsikan
bahwa permintaan yang ditolak berarti semuanya diklasifikasikan sebagai “jelek”;
Alternatif ini mengasumsikan bahwa sistem yang ada sekarang ini tidak
mempunyai kesalahan tipe II.

Masalah lain yang timbul adalah pemilihan variabel bebas dalam model.
Selama ini sama seperti masalah prediksi kebangkrutan, tidak ada teori yang bisa
dipakai untuk mengarahkan penelitian evaluasi kredit, atau menguji secara
empiris teori-teori tersebut. Alasan-alasan yang lebih pragmatis (misal untuk
memperbaiki pengambian keputusan) sering digunakan dalam penelitian ini,
bukan alasan yang bersifat akademis (seperti pembuktian suatu teori). Pemilihan
variabel bebas biasanya didasarkan pada beberapa hal:

1. Pengalaman perusahaan pada masa lalu


2. Penelitian-penelitian terdahulu
3. Metode pencarian model terbaik dengan menggunakan teknik statistik,
misal regresi atau diskriminan stepwise

Seringkali variabel-variabel yang akhirnya masuk dalam model merupakan


bagian kecil dari variabel-variabel yang semula dimasukkan ke dalam model.
Beberapa variabel yang tidak signifikan barangkali perlu diberi penjelasan kepada
tidak signifikan, dan kemudian dicari implikasinya terhadap pengambilan
keputusan.

Sebuah penelitian mengenai kredit konsumen menemukan variabel-variabel


berikut yang signifikan untuk prediksi risiko kredit, dengan menggunakan analisis
univariate :

1. Status rumah

13
2. Tabungan di Bank
3. Tujuan kredit
4. Persyaratan kredit (jumlah pembayaran bulanan)

Kemudian digunakan multivariate yang diskriminan berganda dengan


menggunakan 950 sampel. Pada mulanya variabel yang digunakan ada 13 seperti
variabel-variabel umur peminjam, status perkawinan, pendapatan bulanan.
Kemudian analisis stepwise dilakukan dan hasil yang diperoleh adalah persamaan
terbaik dengan delapan variabel yaitu :

1. Status rumah (sewa, beli)


2. Tabungan
3. Tujuan kredit
4. Jumlah keluarga yang ditanggung
5. Jumlah pembayaran bulanan
6. Umur peminjam
7. Besarnya kredit
8. Status perkawinan.

Uji validasi dengan menggunakan 835 sampel diluar sampel mula-mula


menghasilkan kesalahan tipe I sebesar 26% dan kesalahan tipe II sebesar 27,38%.
Presentase kesalahan klasifikasi ini relatif besar. Salah satu penyebabnya adalah
karena informasi dalam analisis ini diperoleh dari data permintaan kredit yang
mula-mula. Informasi dari sumber-sumber eksternal tidak digunakan dalam
penelitian ini.

Dibandingkan dengan kredit konsumen, kredit komersial relatif jarang


diteliti. Salah satu alasannya adalah karena kredit komersial relatif heterogen
dalam kaitannya dengan profil nasabah, proses evaluasi kredit, dan perjanjian
kredit. Kemungkinan penjelasan yang lain adalah karena data yang tersedia untuk
kredit komersial relatif sedikit dibandingkan data yang tersedia untuk kredit
konsumen.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan dalam analisis kredit antara lain:
(1) Informasi dari nasabah itu sendiri, (2) Informasi dari file di bank, (3) Informasi
dari pihak internal, (4) Informasi dari pasar modal, (5) Informasi dari asosiasi
perdagangan, dan (6) Laporan industri dan ekonomi secara umum. Tahapan
proses pemberian pinjaman mencakup : (1) Persetujuan pemberian pinjaman, (2)
Monitoring pinjaman, dan (3) Pelunasan pinjaman. Ada beberapa ketentuan (baik
alternatif dan negatif) yang ditetapkan oleh bank dalam pengambilan keputusan
pemberian kredit. Ada beberapa rasio yang sering digunakan dalam pertimbangan
kredit. Analisis kredit bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi model kuantitatif
seperti model diskriminan.

Dalam menggunakan model kuantitatif, ada beberapa masalah yang perlu


diperhatikan. Data antar industri biasanya relatif heterogen. Analis bisa membuat
data ini lebih homogen dengan membuat angka-angka relatif. Masalah lain adalah
dalam pemilihan sampel. Kalau sampel dipilih dari fileperusahaan saat ini,
barangkali sampel tersebut tidak representatif karena sampel tersebut hanya
mewakili populasi yang telah terseleksi oleh sistem yang ada saat ini
diperusahaan, bukan populasi secara keseluruhan. Pemilihan variabel juga
menjadi masalah karena saat ini masih sedikit teori yang dikembangkan yang bisa
mengarahkan pemilihan variabel-variabel untuk analisis kredit. Meskipun
demikian teknik-teknik kuantitatif semakin berkembang, semakin banyak
digunakan, terutama untuk analisis kredit konsumen.

3.2. Saran
Adapun saran-saran yang diharapkan dapat membantu dan bermanfaat
dalam menganalisis pemberian pinjaman pihak kreditur(pemberi pinjaman)

15
terhadap pihak debitur (penerima pinjaman) agar nantinya tidak terjadi kesalahan,
maka pihak-pihak atau petugas yang terlibat dalam proses permohonan kredit
harus tetap selektif memilih calon debitur untuk menghindari adanya kredit macet.
Apabila terjadi ketidakjelasan mengenai pengisian formulir permohonan kredit,
hendaknya dapat memberikan penjelasan agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengisian formulir. Apabila terjadi penolakan atau ketidaklayakan permohonan
kredit, hendaknya segera disampaikan kepada calon debitur dengan penjelasan
yang terinci sehingga calon debitur dapat mengetahui secara jelas kenapa terjadi
penolakan atau ketidaklayakan permohonan kreditnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mamduh, Halim Abdul, 2009, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: UPP


STIM YKPN

17

Anda mungkin juga menyukai