Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PETA PERKEMBANGAN DAN KERAGAMAN FINITE

AUTOMATA

Wiwin Sulistyo1, Reza Pulungan2


1
Teknik Informatika,FTI, UKSW,
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711
2
Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA, UGM
Sekip Utara BLS 21 Yogyakarta 55281
Email: 1wiwinsulistyo@staff.uksw.edu, 2pulungan@ugm.ac.id

Abstract:

The theory of automata is adiscipline that has great impacts on the development of computer science, in particular the
theory of computation. At this time, the development of the theory of automata is very rapid. In the 1940s up to the
1950s, a simple computational model of the machine called "finite automata" was widely studied. Finite automata are
abstract machines that can recognize, accept and generate a sentence in regular languages. Finite automata as one of
the models of automata theory have been used in building the components of computer hardware and
software.Furthermore, Noam Chomsky mapped languages into 4 levels (Chomsky hierarchy) and regular languages
belong to the simplest level. Because of the importance of automata in the development of computational science,
automata researches to date continue to grow. This paper tries to survey and assess research and developments in
automata theory, especially in the development of finite automata models as well as some variant forms or other
automata.

Key words:Automata, finite state automata, Hirarki Chomsky, context free grammar

Abstrak:

Teori otomata adalah disiplin ilmu yang berpengaruh besar pada perkembangan Ilmu Komputer khususnya teori
komputasi. Pada tahun 1940an sampai dengan 1950an, model mesin komputasi sederhana yang disebut “finite automata”
banyak diteliti. Disebutkan finite automata adalah mesin abstrak yang dapat mengenali , menerima dan membangkitkan
sebuah kalimat dalam bahasa yang reguler. Pada saat ini, perkembangan teori otomata sangat pesat. Finite automata
adalah salah satu model teori otomata yang dikembangkan untuk membangun komponen komputer baik hardware
maupun software.Selanjutnya, Noam Chomsky memetakan tingkatan bahasa menjadi 4 tingkatan (Hirarki Chomsky)
dan bahasa yang regular berada pada tingkat yang paling sederhana. Karena pentingnya otomata dalam perkembangan
ilmu komputasi, maka sampai saat ini penelitian automata terus berkembang. Oleh sebab itu, makalah ini mencoba
melakukan pengkajian perkembangan penelitian teori otomata khususnya pada perkembangan model finite otomata
serta beberapa bentuk-bentuk atau varian otomata lainnya

Kata Kunci:Automata, finite state automata, Hirarki Chomsky, context free grammar

PENDAHULUAN mendeskripsikan batasan-batasan yang dapat


dilakukan atau yang tidak dapat dilakukan oleh
Perkembangan teori komputasi sangat ditentukan mesin komputasi [12].
oleh perkembangan teori otomata. Teori otomata
Selanjutnya bermunculan bermacam-macam
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal
definisi terkait dengan teori otomata, hal ini seiring
yang berhubungan dengan perangkat komputer yang
dengan perkembangan penelitian dari teori otomata
bersifat abstrak yang sering disebut dengan mesin
tersebut. Secara umum otomata merupakan mesin
(“machines”) [12]. Pada tahun 1930an, Alan Turing
abstrak yang dapat mengenali (recognize), menerima
telah mengkaji mesin abstraksi yang telah memiliki
(accept) dan membangkitkan (generate) sebuah
kemampuan seperti mesin komputer yang saat ini
kalimat dalam bahasa tertentu [23]. Pada tahun 1940
ada. Selain itu, Alan Turing juga telah

65
Jurnal Komputer dan Informatika

dan 1950, jenis model mesin komputasi sederhana penting didalam struktur FSA adalah Grammarsdan
yang disebut dengan “finite automata” telah banyak Regular Expressions [12]. FSA memiliki jumlah
diteliti. Selanjutnya pada akhir tahun 1950, seorang state yang terbatas sesuai dengan kondisi yang
ahli bahasa Noam Chomsky mulai mengkaji ilmu dibangun, serta memungkinkan adanya perpindahan
yang berkaitan dengan bahasa yang disebut dengan dari state yang satu ke state yang lain melalui fungsi
“formal grammars” (tata bahasa formal). Tata transisi (seperti yang terdapat pada Gambar 1). FSA
bahasa formal ini memiliki hubungan dekat dengan merupakan jenis otomata yang tidakmemiliki tempat
model otomata dan merupakan dasar dari beberapa penyimpanan, sehingga memiliki kemampuan
komponen perangkat lunak yang penting, termasuk pada mengingat yang terbatas [27].
bagian kompiler [7]. Pada penelitiannya, Noam Chomsky
juga mengklasifikasikan tingkatan bahasa menjadi 4
tingkatan yang disebut dengan Hirarki Chomsky.
Tingkatan tersebut dibagi dalam beberapa tipe,
antara lain tipe 0 yakni recursively enumerable
language (LRE), tipe 1 yakni context-sensitive
language (LCS), tipe 2 yakni Context-Free Language
Gambar 1. Pemodelan FSA untuk kran air
(LCF) dan tipe 3 yang disebut dengan Reguler
Language (LREG) [19]. Berdasarkan jenisnya, finite state automata (fsa)
dibagi dalam dua jenis, yakni Deterministic Finite
Teori automata menjadi bagian yang penting
Automata (DFA) dan Non-deterministic Finite
dalam perkembangan disiplin ilmu komputer. Finite
Automata (NFA). Deterministic Finite Automata
automata merupakan model yang dikembangkan
(DFA) memiliki karakteristik dimana untuk setiap
untuk hal-hal penting yang menyangkut hardware
input yang diterima memiliki tepat satu state ke state
dan software. Konsep dan model finite state
berikutnya. Sehingga secara formal dapat dinyatakan
automatatelah digunakan antara lain pada perangkat
sebagai berikut [12][32]:
lunak untuk perancangan dan pengecekan digital
circuit, jenis kompiler untuk lexical analyzer, Q = Himpunan state/kedudukan
perangkat lunak untuk scanning bodi teks serta  = Himpunan input
digunakan pada protokol komunikasi untuk sistem  = Fungsi Transisi: Q x  Q
keamanan informasi [12]. Oleh sebab itu, hal yang S = State/Kedudukan Awal, dimana SQ
sangat penting untuk mempelajari perkembangan F = Final State (Kedudukan Akhir), dimana F
finite automata melalui penelitian dan publikasi Q
yang saat ini ada, karena berkaitan erat dengan ilmu
komputasi yang memiliki peranan penting dalam Sehingga secara formal, ke 5 tupel diatas dapat
perkembangan disiplin ilmu komputer. dituliskan D=(Q, , , S, F); sebagai contoh
diperlihatkan pada Gambar 2.
FINITE AUTOMATA SECARA UMUM 1 0

1. Finite Automata Klasik


q0 0 q1
Pada penggunaannya Finite State Automata (FSA)
memiliki bagian-bagian dalam modelnya, salah satu
contohnya dalam memodelkan kasus kran air seperti
1
pada Gambar 1. Gambar 1 memberikan contoh
pemodelan FSA untuk kondisi kran air antara putar Gambar 2. Deterministic Finite Automata (DFA)
“kanan” untuk membuka kran air dan putar “kiri” Berdasarkan notasi diatas, maka secara formal
untuk menutup air. Model FSA terdiri dari beberapa model DFA pada Gambar 2 dapat dinyatakan
bagian antara lain, lingkaran tunggal menyatakan sebagai berikut:
state (kedudukan), lingkaran ganda menyatakan Q = {q0, q1} , = {0, 1}, A = q0, F = {q1}.
kedudukan akhir (final state) dan label pada Selanjutnya, fungsi transisi dapat dinyatakan
lingkaran, selanjutnya busur menyatakan transisi seperti pada Tabel 1.
(perpindahan kedudukan/state), sedangkan label
pada busur melambangkan simbol input, serta
sebuah lingkaran yang didahului dengan busur
paling kiri menyatakan state awal. Notasi yang

66
Analisis Peta Perkembangan dan Keragaman

Tabel 1. Fungsi transisi Deterministic Finite Automata Untuk menyederhanakan model otomata pada
(DFA) DFA dapat dilakukan dengan mereduksi state dari
suatu finite state automata dengan mengurangi
jumlah state, tapi tanpa mempengaruhi kemampuan
awalnya dalam menerima bahasa [27]. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan konsep distinguishable dan
Sedangkan untuk Non-deterministik Finite indistinguishable. Dua
Automata (NFA) secara umum memiliki buahstatedisebutdistinguishable jika terdapat w*
karakteristik dimana untuk setiap input yang sedemikian hingga, (q, w)  F, sedang (p, w)  F,
diterima dapat memiliki lebih satu state ke state Sedangkan dua buah state DFA
berikutnya. Sehingga secara lengkap dapat disebutindistinguishable jika (q, w)  F, begitu
dituliskan sebagai N =(Q, , , S, F) [12][32]. juga (p, w)  F [32]. Pada Non-deterministik
0,1 0,1 Finite Automata (NFA), terdapat jenis otomata
lainnya yang disebut dengan Non-deterministik
Finite Automata dengan -moveyang memungkinkan
q0 0 q1 terjadinya perpindahanstate tanpa mengkonsumsi
input (“”) seperti pada gambar 4 [27]. Sehingga
1 secara umum -NFA (NFA -move) sama dengan
NFA, kecuali diijinkannya kondisi -move. Oleh
Gambar 3. Non-deterministic Finite Automata (DFA)
sebab itu, dapat dilakukan ekuivalensi antara -NFA
Oleh sebab itu, untuk model NFA seperti pada ke NFA.
Gambar 3 dapat didefinisikan sebagai berikut:
Q = {q0, q1},  = {0, 1}, S = q0, F = {q1}.
q0
ε q1

Fungsi transisinya, oleh karena itu, dapat


dinyatakan seperti pada Tabel 2. Gambar 4. Non-deterministik Finite Automata (NFA)
dengan -move
Tabel 2. Fungsi transisi Non-Deterministic Finite
Automata (NFA) Pada perkembangan berikutnya FSA dapat
menerima bahasa yang didefinisikan dalam notasi
aljabar. Bahasa-bahasa yang dapat diterima oleh
automata ini disebut dengan Ekspresi Reguler (ER)
atau Regular Expression (RE). Ekspresi reguler
merupakan struktur notasi untuk menggambarkan
Sehingga dapat dilihat bahwa antara DFA dan pola/corak suatu string yang sama dari suatu bahasa
NFA memiliki perbedaan pada fungsi transisinya, yang dapat direperesentasikan oleh finite state
dimana DFA untuk setiap input yang diterima automata [12]. Model bahasa seperti ini biasanya
memiliki tepat satu state ke state berikutnya, dapat dicontohkan dalam kasus pembatasan
sedangkan NFA memilki karakteristik dimana untuk penerimaan atau pembacaan string, misalkan FSA
setiap input yang diterima dapat memiliki lebih satu hanya menerima abjad A...Z, a..z dan angka 0..9,
state ke state berikutnya. maka model mesin otomatanya dapat dilihat pada
Pada perkembangan berikutnya terdapat Gambar 5.
ekuivalansi antar DFA, dimana masing-masing
otomata dapat menerima bahasa yang sama yakni
L(D1) dan L(D2), sehingga dengan kondisi bahwa
L(D1)=L(D2), dapat dikatakan bahwa kedua DFA
tersebut ekuivalen. Selain itu, ekuivalensi antara
NFA ke DFA, juga dapat terjadi ketika antara NFA
dan DFA dapat menerima bahasa yang sama. Hal ini
dapat dilakukan dengan memanfaatkan tabel transisi
diantara kedua mesin tersebut. Gambar 5. Model FSA menerima abjad dan angka

67
Jurnal Komputer dan Informatika

Dari Gambar 5 ekspresi regulernya dapat keluaran. FSA yang memiliki kemampuan seperti ini
dinyatakan dengan (huruf)*  (angka)*. Dalam disebut dengan finite state automata “tranducer”.
hubungannya, antara DFA, NFA dan Ekspresi Terdapat beberapa contoh mesin abstrak yang
Reguler dapat dinyatakan seperti yang terdapat pada memiliki kemampuann tranducer, diantaranya
Gambar 9. adalah Mesin Moore dan Mesin Mealy. Pada Mesin
Moore, keluaran/outputakan berasosiasi dengan state,
Ekspresi reguler memiliki perkembangan kearah
sehingga dapat didefinisikan [27]:
tata bahasa reguler dan tata bahasa bebas konteks
M = (Q, , , S, , ) ……(1)
(context free grammar). Tata bahasa reguler dapat
Dimana:
dibangun atau dikontruksikan untuk aturan-aturan
Q = Himpunan State
produksi dari suatu tata bahasa reguler. Dimana
batasan-batasan aturan produksi pada bahasa reguler  = himpunan simbol input
dapat dirumuskan , dimana  melambangkan  = fungsi transisi
sebuah simbol variabel dan  melambangkan sebuah S = state awal, SQ
simbol variabel yang terletak di paling kanan [27].  = himpunan output/keluaran
Dengan demikian terdapat batasan aturan bahasa  = fungsi output untuk setiap “state”
reguler, bahwa maksimal jumlah simbol variabel Sebagai contoh adalah model mesin Moore untuk
yang terletak di posisi paling kanan adalah satu, penghitungan Modulus (sisa pembagian) suatu
misal didefinisikan dalam notasi G=(V, T, P, S) [32], bilangan input (dalam biner) dengan bilangan 3,
dimana: maka dapat digambarkan seperti pada Gambar 7.

V:Himpunan simbol variabel/non terminal


T:Himpunan simbol terminal
P:Kumpulan aturan produksi
S: Simbol Awal
Sebagai contoh, diketahui mesin otomata untuk
menggambarkan aturan produksi pada bahasa Gambar 7. Mesin Moore untuk penghitunganmodulus 3
reguler yang ada pada FSA seperti pada Gambar 6. [33]
Berdasarkan Gambar 7 maka dapat didefinisikan
untuk masing-masing variabelnya adalah sebagai
berikut:
Q: (q0,q1,q2)
Σ : [0,1]
Δ : [0,1,2]
S : q0, λ(q0, 1) =1, λ(q1,0) =2, λ(q1, 1)=0, λ(q2, 0)
=1, λ(q2, 1) =2
Pada Mesin Mealy, keluaran/output berasosiasi
Gambar 6. Aturan produksi mesin FSA pada bahasa dengan transisi. Sehingga pada Mesin Mealy dapat
reguler didefiniskan sebagai berikut [27]:
Berdasarkan Gambar 6, secara formal dapat M = (Q, , , S, , ) ……(2)
didefiniskan variabel-varaiabel sebagai berikut: Dimana:
V={S, A, B, C}, T={a, b}, P={SaA | B, Ab, Q = Himpunan State
BaB| b}, S= S.  = himpunan simbol input
 = fungsi transisi
2. Perkembangan FINITE AUTOMATA
S = state awal, SQ
Mencermati kelemahan-kelemahan yang terdapat  = himpunan output/keluaran
pada finite state automata yang hanya bersifat  = fungsi output untuk setiap “transisi”
sebagai “accepter”, dimana FSA tersebut memiliki Sebagai contoh, maka pemodelan dari Gambar 7
keterbatasan pada keputusan yang dihasilkan yakni dapat juga dimodelkan dengan Mesin Mealy
antara diterima atau ditolak saja. Pada menjadi Gambar 8 [27]. Selanjutnya, antara Mesin
perkembangan berikutnya, terdapat finite state Moore dan Mesin Mealy dapat ditentukan
automata yang memiliki kemampuan untuk equvalensi keduanya.
menghasilkan keputusan yang berupa beberapa

68
Analisis Peta Perkembangan dan Keragaman

dilihat pada Gambar 13. Tata bahasa reguler


memiliki aturan-aturan produksi yang dapat
dirumuskan dengan, dimana terdapat batasan
pada tata bahasa reguler, bahwa maksimal jumlah
simbol variabel yang terletak di posisi paling kanan
adalah satu. Sedangkan, tata bahasa reguler Context-
Free Language (Bahasa Bebas Kontek) merupakan
Gambar 8. Mesin Mealy untuk penghitungan
perluasan dari kelas tata bahasa regular, dimana
modulus 3 [27]
context-free grammar (CFG) merupakan bahasa
Secara umum, perkembangan finite state
yang bersifat natural/baku dan bersifat rekursif [12].
automata (FSA)telah mengalami proses yang sangat
Oleh sebab itu, bahasa bebas kontek memiliki
panjang. Secara garis besar perkembangan finite
batasan bahwa pada ruas kiri haruslah memiliki
state automata (FSA) dapat digambarkan seperti
simbol-simbol variabel tepat satu [19] [27],
pada Gambar 9.
contohnya Ke, HXeZ, TXyz.
Pada Gambar 9 terdapat cabang yakni tata bahasa
bebas kontek atau sering disebut dengan Context
Free Grammar (CFG) yang secara garis besar dapat

Gambar 9. Peta perkembangan FSA

Grammar merupakan notasi yang digunakan string yang dibaca sama daridepan dan dari
untuk mendefinisikan bahasa (baik yangnatural belakang, sehingga dapat dituliskan [12]:
maupun pemrograman) secara rekursif, sebagai LPAL= {w ∈ {0,1}*| wR= w},
contohPalindromes. Palindrome adalah string- Grammar:
P→

69
Jurnal Komputer dan Informatika

P→0 + + + + ∗ +
P→1 ∗ …
BASIS: , 0, 1 adalah palindrome,
P → 0P0 Sedangkan Derivasi Rightmost dapat
P → 1P1 dicontohkan sebagai berikut:
INDUKSI: P palindrome⇒ P0,1P1 saja. + + ∗ + ∗ …
Secara implisit dapat dikatakan bahwa semua
palindrome dapat diperoleh Selanjutnya didalam CFG juga terdapat
denganmengaplikasikan aturan-aturan di atas Pohon Derivasi (parse tree) yang digunakan
secara rekursif, tetapihanya palindrome yang untuk menggambarkan perolehan suatu string
dapat diperoleh denganaturan-aturan tersebut. dengan cara menurunkan simbol-simbol variabel
Terdapat empat komponen didalam CFG yang menjadi simbol-simbol terminal. Secara umum
dapat dinyatakan dengan G=(V,T,P,S), untuk merepresentasikan [12]:

dimana[12]:  A ⇒α:Akar dilabeli A,
 T: adalah himpunan simbol-simbol  Daun dengan urutan dari kiri ke kanan
terminal (T = ), menghasilkan α,
 V: adalah himpunan simbol-simbol non- Nodeinternal dilabeli dengan variabel dan
terminal (variabel)yang merepresentasikan anak-anak darivariabel ini membentuk aturan
himpunan-himpunan string produksi yang digunakan, sebagai contoh sebuah
yangdidefinisikan secara rekursif, ∗
pohonderivasi dari E ⇒ x + y * z,seperti pada
 S: simbol start (S ∈ V ). S adalah variabel gambar 10 berikut ini:
khusus yangmembangkitkan keseluruhan
bahasa yang diinginkan,
 P: himpunan aturan-aturan produksi yang
berisidefinisi-definisi pembangkitan yang
rekursif.
V, T dan P adalah himpunan yang terhingga,
sebagai contoh:
Gambar 10. Contoh Pohon derivasi
Grammar Geq = (V , T ,P,S) , di mana:
T = {0, 1},
Teorema: Untuk suatu CFG G = (V , T ,P,S)
V = {S,A,B}, dan stringw∈ T *,maka pernyataan-pernyataan
P = {S → | 0A | 1B,A → 1S | 0AA,B → 0S | 1BB} berikut adalah equivalent, dimana [12]:

(a) w ∈ L(G) (atau S ⇒w),
Context-Free Grammar hanya diperbolehkan ∗
memilikiaturan-aturan produksi untuk substitusi (b) S ⇒lm w,

berbentuk[12]: (c) S ⇒rm w,
A → α1α2 · · · αk, di mana, (d) Terdapat sebuah pohon-S dengan yield w.
LHS: A ∈ V , dan Selain itu, juga terdapat kondisi ambiguitas
RHS: αi ∈ V ∪ T untuk semua i .
pada pohon penurunan, yang disebabkan karena
Didalam CFG terdapat derivasi (penurunan) adanya lebih dari satu pohon penurunan yang
yang digunakan untuk menggambarkan berbeda untuk mendapatkan suatu untai yang
perolehan suatu string dengan cara menurunkan sama [27]. Ini bukanlah hanya masalah sintaksis,
simbol-simbol variabel menjadi simbol-simbol karena memang diperoleh dua interpretasi
terminal, misal untuk CFG G, ∀α, β, γ ∈ (V ∪ semantik yang berbeda, misalkan:
T )*, ∀A ∈ V , dapat tuliskan menjadi αAβ ⇒ αγβ Pohon 1: x + (y *z) dan Pohon 2: (x + y ) *z
(derivasi langsung), jika aturan produksi A → γ Sehingga, sebuah CFG G dikatakan ambiguous,
adalah di G. Derivasi tersebutberarti αγβ dapat jika untuk suatu w ∈ L(G) terdapatdua parse tree
diturunkan dari αAβ. Sehingga, andaikan barisan yang berbeda [12]. Kondisicompilerparse tree
derivasi: α1⇒ α2⇒ · · · ⇒ αr, dapat dituliskan menentukan interpretasi yang dilakukan, oleh
∗ karena itu ambiguitas tidak boleh ada. Sebuah
menjadi α1 ⇒αr,yang berarti αr dapat diturunkan
CFL disebut inherently ambiguous jika
dari1 dalam 0 atau lebih langkah derivasi.
semuagrammarnyaambiguous[12].
Selanjutnya berdasarkan arahnya, derivasi
Selanjutnya didalam tata bahasa bebas kontek
memiliki dua jenis yaitu derivasileftmost dan
terdapat penyederhanaan yang bertujuan untuk
derivasi rightmost[12].Derivasi leftmost dapat
melakukan pembatasan sehingga tidak
dicontohkan sebagai berikut:

70
Analisis Peta Perkembangan dan Keragaman

menghasilkan pohon penurunan yang memiliki SCASaBDA | dBDA


kerumitan yang tidak perlu atau menghilangkan Sehingga hasil akhir dalam bentuk GNF:
contruct yang dapat melambatkan proses parsing SaBDA | dBDA
grammar dalam menemukan suatu bentuk Aa | d
normalnya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara Bb
(gambar 13) sebagai berikut[12]: CaBD | dBD
1. Menghilangkan produksi , dalam bentuk , X DaB | dB

∈ V adalah nullable jika X⇒, Selanjutnya, sejak Tahun 1960 CFG memiliki
2. Menghilangkan produksi unit, unit produksi
peranan utama dalam perkembangan teknologi
bentuk A → B melambatkan parser
3. Menghilangkan produksi useless, kompilasi. Sehingga, untuk semua Context-Free
Contoh [23] : SAa|B, Aab|D, Bb|E, Cbb, Grammer(tipe 2) adalah mungkin untuk
EaEa. Produksi yang useless: AD, Cbb, membangun suatu Push Down Automata (PDA)
EaEa, BE. Penyederhanaannya menjadi: yang akan mengenalinya. PDA merupakan finite
SAa|B, Aab, Bb. state automata yang memiliki memori (berupa
stack) yang tak terbatas agar bisa menerima
Selanjutnya, terdapat bentuk normal chomsky
bahasa non-reguler (seperti pada gambar 11).
(chomsky Normal Form (CNF)), dimana ruas
kanannya memiliki tepat sebuah terminal atau
dua variabel. Sehingga, CFG G adalah dalam
CNF jika semua aturan produksinyaberbentuk
[12]:
(a) A → a,
(b) A → XY ,di mana A,X,Y ∈ V dan a ∈ T,
Contoh: SAB, Ab, BAC|d Gambar 11. Struktur Model Push Down Automata
(PDA) [12]
Didalam tata bahasa bebas kontek (CFG) selain
CNF juga terdapat Bentuk Normal Greibach Sehingga, misal terdapat PDA, M=
(Greibach Normal Form (GNF)) yang memiliki (Q,,Γ,δ,q0,Z0,F), dimana:
aturan produksi: Aa, dimana a: terminal Q: himpunan state—p, q, r , s,…,
: alfabet input—a, b, c,…,
(aT), : rangkaian simbol-simbol variabel (V*) Γ: alfabet stack—A,B,C,…,
[27][32]. Suatu CFG dapat dikatakan dalam q0: Startstate (q0 ∈ Q),
bentuk GNF jika ruas kanannya diawali dengan Z0: simbol stack awal (Z0∈Γ),
satu simbol terminal, sebagai contoh: F : himpunan state Final (F ⊆ Q)
Sb|bBC Dalam proses transisi, pertama-tama PDA pop
BbC top dari stack untukmenentukan X, membaca
CcS
input untuk menentukan a (kecualijika ini adalah
Bentuk Normal Greibach dapat terbentuk bila transisi ), kemudian dengan mengetahui q,
sudah dalam bentuk CNF, tidak bersifat rekursif a,X,PDA memilih secara non-deterministik salah
kiri serta tidak menghasilkan  [32]. Terdapat satukemungkingan (pi, αi), dari proses tersebut
dua cara pembentukan GNF, yakni dengan teknik dapat dituliskan sebagai berikut[12]:
subtitusi dan perkalian matriks [27]. Contoh δ(q,a,X) = {(p1,α1), (p2,α2),…}, di mana:
pembentukan GNF dengan teknik subtitusi dari q, pi ∈ Q,a ∈ atau a = ,X ∈Γ,αi ∈Γ*
bentuk CNF sebagai berikut [23]:
SCA, Aa|d, Bb, CDD, DAB, Selanjutnya, pada PDA dibagi menjadi dua
ditentukan urutan simbol variabel adalah jenis yaitu Deterministik Push Down Automata
S<A<B<C<D. (DPDA) dan Non-deterministik Push Down
Dari kondisi diatas terdapat yang tidak Automata (NPDA). Dimana masing-masing
memenuhi urutan yaitu DAB (dimana D>A terbagi dalam 2 jenis yakni Null Stack dan Final
tidak sesuai dengn urutan yang telah Stack (gambar 14). Dan diantara DPDA dan
ditentukan). NPDA termasuk jenis didalamnya yakni Null
Selanjutnya dilakukan subtitusi menjadi Stack dan Final Stack dapat saling berekuivalensi.
DaB|dB. Setelah itu dilakukan subtitusi Pada perkembangan berikutnya ternyata masih
mundur, sehingga menjadi: didapati kelemahan yang terdapat push down
CDDCaBD | DBD automata (PDA) yakni keterbatasan pola akses

71
Jurnal Komputer dan Informatika

yang terdapat pada stack yang digunakan oleh dipaparkan sebelumnya, maka secara garis besar
PDA tersebut. Dimana pengambilan data pada dapat digambarkan seperti pada gambar 13.
tumpukan dibawah akan menyebabkan hilangnya
data yang berada diatasnya, yaitu pada proses PERKEMBANGAN DAN BENTUK-
“pop”. Oleh sebab itu, munculah mesin turing BENTUK LAIN AUTOMATA
yang memiliki kemampuan menyimpan
informasi yang tidak terbatas pada suatu pita, Pada Evolutionary Automata (EA) (Mark
dimana pada pita tersebut secara terdapat sel-sel Burgin dan Eugene Eberbach) menunjukkan
yang digunakan untuk menyimpan informasi evolusi automata menjadi beberapa kelas yang
yang dilakukan secara array, sehingga terdapat berbeda, antara lain: Evolutionary Finite
head yang menandakan posisi pengaksesan pada Automata (EFA), Evolutionary Pushdown
pita tersebut. Dengan proses transisi tersebut, Automata (EPDA), Evolutionary linear Bounded
maka membuat mesin turing lebih fleksibel Automata (ELBA), Evolutionary Turing Macines
dalam pola aksesnya. Oleh karena itu mesin (ETM) serta Evolutionary Inductive Turing
Turing dapat memodelkan segalasesuatu yang Macines (EITM).
dapat dikomputasikan. Bentuk umum sebuah
mesin turing seperti pada gambar 12. Pada tahun 1981 Anne Condon beserta timnya
melakukan penelitian yang membahas terkait
bahasa yang diterima oleh non-deterministic log
n -tapeautomata yang memindai masukan
mereka hanya sekali dan berhubungan dengan
daya komputasi untuk log dua arah n -tape
automata [31]. Selanjutnya pada tahun yang
sama, diperkenalkan juga Finite State Program
Linear (FSPL) untuk memodelkan aplikasi
pengolahan data sederhana. Dimana metode
Gambar 12. Model Mesin Turing [12] aljabar linear digunakan untuk mambangun
prosedur yang dapat meminimalkan register
Secara formal sebuah Mesin Turing dapat [31].
didefinisikan sebagai berikut[12]:
M = (Q,, Γ, δ, q0,B, F )……(3) Pada perkembangan berikutnya sekitar tahun
di mana, 1994, dilakukan penelitian terkait masalah dalam
Q: himpunan terhingga state-state, pengendalian automata pada string tak terbatas
: himpunan terhingga alphabet input, telah didefinisikan dan dianilisis. Fokus
Γ: himpunan terhingga alphabet tape, penelitiannya adalah melakukan pengembangan
δ: fungsi transisi, karakterisasi fixpoint dari "controllability subset"
q0 ∈ Q: state initial (awal), dan deterministic Rabin outomaton. Paper ini
B ∈ Γ: simbol kosong (blank) di tape, menyajikan solusi langsung dan efisien untuk
F ⊆ Q: himpunan state-state Final. masalah dasar dalam teori sistem kejadian diskrit
Dimana, yang memiliki aplikasi untuk mengontrol sintesis
 ⊆Γ: karena input string w disediakan di program dan memutuskannya secara logis [26].
Pada tahun 1995, Ming Li dan kawan-kawan
tape,
menyajikanpendekatan baru untuk teori bahasa
 B ∈(Γ −): sisa tape pada awalnya kosong, formal dengan menggunakan kompleksitas
 Di awal berada di state q0tape berisi w Kolmogorov. Hasil utama yang disajikan di sini
dikelilingi olehsimbol-simbol kosong adalah alternative untuk pumping lemma(s),
Secara umum fungsi transisinya dapat karakterisasi baru untuk bahasa regular, dan
dinyatakan, δ : Q ×Γ→ Q × Γ× {L,R}, dimana metode baru untuk memisahkan deterministik
δ(q,X) = (p,Y, L) berarti jika sedang di state q bahasa bebas konteksd an non-deterministic
danhead sedang membaca simbol X, maka bahasa bebas konteks. Pendekatan ini juga sukses
pindah ke state p,ganti X dengan Y di head tape, dihigh end dari hirarkiChomsky karena orang
dan pindahkan head tape 1 cellke kiri[12]. dapat mengukur nonrecursiveness dalam hal
Sehingga secara umum, dengan memperhatikan kompleksitas Kolmogorov [18]. Selanjutnya,
perkembangan finite state automata (FSA) pada disusul pada tahun 1997 juga terdapat publikasi
cabang bahasa bebas kontek seperti yang telah hasil penelitian yang melakukan Generalisasi
dari konsep “deterministic” kepada “l-r-

72
Analisis Peta Perkembangan dan Keragaman

deterministic” pada descending tree automata pada tahun yang sama, menghasilkan penelitian
(disebut root-to-frontier) [22]. Kembali pada yang berkaitan dengan bahasa yang diterima oleh
tahun 1998, Anne Condon dan kawan-kawan Quantum Finite Automata “empty” atau
mengenalkan ukuran baru untuk mengukur “nonempty” [3].
kompleksitas bahasa yang disebut dengan tiling
Pada tahun 2006 diperkenalkan konsep
complexity dan telah diterapkan pada finite state
ekspresi reguler untuk alphabets tanpa batas
aotomata baik probabilistic dan non-
(Infinite Alphabets) dan menunjukkan bahwa
deterministic state (npfa’s) [31].
bahasa dapat ditentukan oleh ekspresi reguler
Untuk memperluas keterbatasan penerimaan alfabet tak terbatas jika dan hanya jika diterima
yang terdapat pada finite state automata, maka oleh unifikasi finite-state berbasis otomaton [16].
pada tahun 2000 Jurgen Dassow beserta Perkembangan berikutnya terkait
rekannya memperkenalkan metode untuk pengembangkan teori Kleene–Schutzenberger
mengatasi keterbatasan tersebut dengan yang digunakan untuk pembobotan pada Buchi
menambahakan elemen yang berasal dari proses Automata untuk bahasa yang sifatnya “infinite
karakterisasi baru bahasa bebas konteks [6]. word” (kata-kata tanpa batas) [9]. Selanjutnya
Selanjutnya pada tahun yang sama, Frederique pada tahun 2007, Tomasz Jurdzinski dalam
Bassin dalam publikasinya yang berjudul “Finite penelitiannya mencoba untuk menghubungkan
State Version Of The Kraft–Mcmillan Theorem∗” Shrinking Restarting Otomata kearah Finite
mampu menghasilkan finite state berdasarkan Change Automata dan membuahkan hasil [15].
teorema Kraft-Mcmillan (Finite State versi Tidak berhenti disitu, Rajni Jindal dan Shraddha
Kraft-Mcmillan). Dibuktikan dengan Singhai (2009) membangun arsitektur modular
menggunakan konstruksi baru yang disebut untuk evolusi Finite State Automata sehingga
konstruksi multiset, yang merupakan versi menghasilkan Modular Finite State Automata
dengan penggandaan konstruksi pada bagian [14].
yang sudah dikenal (“well-known” subset)
Abuzer Yakaryılmaz dan A.C. Cem Say
dariteoriautomata [1]. Begitu juga pada tahun
mencoba mengupas kelebihan model baru two-
2000, Andreas Birkendorf mampu menghasilkan
way finite automaton yaitu probabilistic
Efisensi Learning Deterministic Finite
danquantum finite automata (2PFAs and 2QFAs)
Automata(DFA) dengan memanfaatkan Smallest
melalui penelitiannya yang berjudul
Counterexamples∗ [2].
”Succinctness Of Two-Way Probabilistic And
Selanjutnya pada tahun 2002, Manuel Quantum Finite Automata” [28]. Selanjutnya,
Delgado melakukan penelitian untuk mencari pada tahun 2011 terdapat penelitian yang
variasi keterhubungan antara Teori group membahas terkait ambiguitas NFA dalam
kombinatorial, teorisemigroup, dan teoribahasa menerima input dalam proses komunikasi dengan
formal [8]. Tidak ketinggalan, pada tahun 2003 memanfaatkan klasifikasi yang ada pada
Abdelaziz Fellah dan Carma Harding, melakukan NFAyaitu UNA (unambiguous nondeterministic
penelitian dan menghasilkan System Timed automata), FNA (finitely ambiguous NFA), PNA
Alternating Finite Automata (TAFA) dengan (polynomially ambiguous NFA) and ENA
menkombinasikan antara alternating finite (exponentially ambiguous NFA) [13]. Pada tahun
automata (AFA) dengan Timed finite automata yang sama, Gerry Eisman dan Bala Ravikumar
(TFA) [11]. Kemudian pada tahun yang sama, juga memperkenalkan beberapa model Finite
munculah desain FSM-Hume dalam kerangka Automata dalam kemampuannya untuk dapat
Finite State [21]. Selain itu, pada tahun 2004 mengenali non-regular language [10].
juga dilakukan penlitian untuk membandingkan
Di tahun 2012, Mark Burgindan Eugene
secara detil, karakteristik antara Finite Automata
Eberbach, membahasa evolusi atau
dengan Turing Machine [25]. Sehingga secara perkembangan konsep automata dalam kerangka
lebih detil dapat diketahui kelemahan dan
Evolutionary Computation (EA) dalam suatu
kelebihan masing-masing mesin. Selanjutnya
perkembangan komputasi [4]. Selanjutnya
pada tahun 2005, seorang peneliti otomata yaitu
terdapat penelitian yang memilikifokus
Jon M. Corson, mencoba berkreasi dalam padageneralisasiQuantum Finite Automata
mengatasi keterbatasan dalam finitite automata (QFAs) dimana input beroperasi dalam satu arah
dengan menghasilkan Extended Finite automata atau modus realtime dan menyajikan beberapa
untuk menyelesaian keterbatasan bahasa yang
hasil baru mengenai keunggulannya
diterima pada Monoid K [5]. Vincent D. Blondel

73
Jurnal Komputer dan Informatika

dibandingkan finite automata klasik [29]. Pada Automata∗, Siam J. Comput., Vol. 34, No. 6, Pp.
penerapannya konsep Finite State Automata 1464–1473, 2005).
(FSA) juga dapat digunakan untuk membangun [4] Burgin M.,Eberbach E., 2012,Evolutionary
simulasi pada mesin pembuat minuman kopi Automata: Expressiveness And Convergence Of
otomatis [20]. Evolutionary Computation,The Computer
Journal, Vol. 55 No. 9, 2012.
Berkaitan dengan ekspresi reguler, terdapat [5] Corson J.M., 2005, Extended Finite Automata
penelitian yang menyelidik ipengacakan ekspresi And Word Problems, International Journal Of
regular dan konversinya menjadi non- Algebra And Computation, Vol. 15, No. 3
deterministic finite automata. Hasil dari (2005) 455–466, World Scientific Publishing
penelitian ini adalah untuk membangun sebuah Company).
algoritma baru untuk membangun-free non- [6] Dassow J., Mitrana V., 2000, Finite Automata
deterministic finite automata dari pengacakan Over Free Groups, International Journal Of
ekspresi reguler [17]. Selanjutnya, terdapat Algebra And Computation Vol. 10, No. 6 (2000)
penelitian terapan otomata yang menyelidiki 725-737).
struktur komputasi yang terjadi pada interaksi [7] Dedeo S., 2013, Collective Phenomena And
sosial yang terdistribusi, contohnya komunita Non-Finite State Computation In A Human
sopensource Wikipedia. Secara statistik dicari Social System, Plos One 8(10): E75818.
pola perilaku kooperatif yang terjadi dan Doi:10.1371/Journal.Pone.0075818, 2013. 12
melakukan pemilihan model untuk menentukan [8] Delgado M., Margolis S., Steinberg B., 2002,
apakah aspek sistem tersebut dapat dijelaskan Combinatorial Group Theory, Inverse Monoids,
melalui finite-state model dan collective state Automata, And Global Semigroup Theory,
International Journal Of Algebra And
model, ternyata collective statemodel lebih
Computation, Vol. 12, Nos. 1 & 2 (2002) 179-
sederhana dalam prosesnya [7]. 211.
KESIMPULAN [9] Droste M., Uschmann U.P., 2007, On Weighted
Buchi Automata With Order-Complete Weights,
International Journal Of Algebra And
Dengan memperhatikan perkembangan teori Computation, Vol. 17, No. 2 (2007) 235–260,
otomata berdasarkan penelitian-penelitian yang World Scientific Publishing Company.
telah dipaparkan sebelumnya, maka pada
[10] Eisman G., Ravikumar B., 2011, On
prinsipnya teori otomata tidak pernah berhenti Approximating Non-Regular Languages By
berevolusi. Sehingga dapat dikatakan bahwa Regular Languages, Fundamenta Informaticae
teori automata menjadi bagian yang penting 110 (2011) 125–142, Doi 10.3233/Fi-2011-532,
dalam perkembangan disiplin ilmu komputer. Ios Press.
Perkembangan finite automata terlihat bahwa [11] Fellah A. And Harding C., 2003, Language
sebagian besar difokuskan pada peningkatan Equations For Timed Alternating Finite
kemampuan finite automata dalam menerima Automata, International Journal Of Computer
input serta pengembangan batasan aturan Mathematics, Vol. 80, No. 9, September 2003,
produksinya, sehingga mampu mengahasilkan Pp. 1075–1091.
keluaran yang lebih dinamis. Selain itu, terdapat [12] Hopcroft J.E., Motwani R., Ullman J.D., 2001,
penelitian untuk menghasilkan efisiensi Introduction to Automata Theory, Language,
komputasi dari suatu proses finite automata. and Computation, copyright Addison-Wesley
2001, 2nd Edition , ISBN 0-201-44124-1, 2001.
REFERENSI [13] Hromkovic J. And Schnitger G., 2011,
Ambiguity And Communication, Theory
[1] Bassino F., Beal M.P., And Perrin D., 2000, A
Comput Syst (2011) 48: 517–534, Doi
Finite State Version Of The Kraft–Mcmillan
10.1007/S00224-010-9277-4.
Theorem∗, Siam J. Comput., Vol. 30, No. 4, Pp.
1211–1230, 2000. [14] Jindal R. And Singhai S., 2009, Finite State
Automata Evolution Using Modular
[2] Birkendorf A., Boker A, And Simon H.U., 2000,
Architecture, Journal Of Algorithms &
Learning Deterministic Finite Automata From
Computational Technology Vol. 4 No. 4, 2009.
Smallest Counterexamples ∗, Siam J. Discrete
Math., Vol. 13, No. 4, Pp. 465–491, 2000. [15] Jurdzinski J., Otto F., 2007, Shringking
Restarting Otomata*, International Journal Of
[3] Blondel V. D., Emmanuel Jeandel, Pascal
Foundations Of Computer Science Vo.18, No.2
Koiran And Natacha Portier, 2005, Decidable
(2007) 361-385, World Scientific Publishing
And Undecidable Problems About Quantum
Company.

74
Analisis Peta Perkembangan dan Keragaman

[16] Kaminski M., Tan T., 2006, Regular Expressions [24] Pnueli A. And SlutzkiG., 1981, Automatic
For Languages Over Infinite Alphabets, Programming Of Finite State Linear Programs*,
Fundamenta Informaticae 69 (2006) 301–318, Siam J. Comput., Vol. 10, No. 3, August 1981.
Ios Press. [25] Tantau T., 2004, Comparing Verboseness For
[17] Kumar A. And Verma A.K., 2013, A Novel Finite Automata And Turing Machines, Doi:
Algorithm For The Conversion Of Shuffle 10.1007/S00224-003-1108-4, Theory Comput.
Regular Expressions Into Non-Deterministic Systems37, 95–109 (2004)).
Finite Automata, Maejo Inernatioal Journal Of [26] Thistle J. G. And WonhamW. M., 1994, Control
Science And Technology 2013, 7(03), 396-407, Of Infinite Behavior Of Finite Automata*, Siam
Issn 1905-7873, 2013. J. Control And Optimization, Vol. 32, No. 4, Pp.
[18] Li M. And Vitanyi P., 1995, A New Approach 1075-1097, July 1994.
To Formal Language Theory By Kolmogorov [27] Utdirartatmo F., 2005, Teori Bahasa dan
Complexity*,Siam J. Comput., Vol. 24, No. 2, Otomata, Edisi Kedua 2005, Graha Ilmu, ISBN
Pp. 398-410, April 1995. 979-3289-67-8, 2005.
[19] Linz P., 2001, An Introduction to Formal [28] Yakaryılmaz A. And Say A.C.C, 2010,
Languages and Automata, 3th edition, Succinctness Of Two-Way Probabilistic And
Copyright 2001 by Jones and Bartlett Quantum Finite Automata, (Discrete
Publishers, Inc, ISBN 0-7637-142, 2001. Mathematics And Theoretical Computer Science
[20] Melly E.P, Wamiliana, Kurniawan D., 2012, Dmtcs Vol. 12:4, 2010, 19–40.
Penerapan Konsep Finite State Automata [29] Yakaryılmaz A., 2012, Superiority Of One-Way
(Fsa)Pada Mesin Pembuat Minuman Kopi And Realtime Quantum Machines∗,∗∗, Rairo-
Otomatis, Jurnal Komputasi, Desember 2012, Theor. Inf. Appl. 46 (2012) 615–641,
Vol 1, No. 1. Doi:10.1051/Ita/2012018.
[21] Michaelson G., HammondK, Serot J., 2003, [30] Chomsky N., 1959, On Certain Formal
Fsm-Hume Is Finite State, In proceeding of: Properties of Grammars*, Information and
Revised Selected Papers from the Fourth Control 2,137-167, 1959.
Symposium on Trends in Functional
[31] Condon A., Hellerstein L., Pottle S., And
Programming, TFP 2003, Edinburgh, United
Wigderson A., 1981, Languages Simultaneously
Kingdom, 11-12 September 2003.
Complete For One-Way And Two-Way Log-
[22] Nivat M. And PodelskiA., 1997, Minimal Tape Automata*, Siam J. Comput., Vol. 27, No.
Ascending And Descending Tree Automata, 3, Pp. 739-762, Mei 1981.
Siam J. Comput, Vol. 26, No. 1, Pp. 39-58,
[32] Nugroho A.S., 2013, Teori Bahasa & Otomata,
February 1997.
Graha Ilmu, SBN 978-602-262-011-2.
[23] Nugroho A.S., 2013, Teori Bahasa & Otomata,
[33] Natarajan A.M., Tamilarasi A., Balasubramani
Cetakan Pertama, Graha Ilmu, 2013, ISBN 978-
P., 2003, Theory of Computation, New Age
602-262011-2, 2013.
International (P) Limited, ISBN 81-224-1473-7,
2003.

75
Jurnal Komputer dan Informatika

Gambar 13. Peta perkembangan bahasa bebas konteks

76

Anda mungkin juga menyukai