Pelangi Pribadimu Tinggalah Dalam Jiwaku
Pelangi Pribadimu Tinggalah Dalam Jiwaku
ATM itu singkatan dari Aku Tidak Menyontek. Untuk mendapat kartu itu kami harus
mematuhi sebuah peraturan, yaitu tidak menyontek. Kartu ATM dipakai kala ulangan dan
kala latihan. Tapi, saya tidak mempunyai kartu ATM, sebab saya orangnya tidak pandai dan
malas belajar.
Akhirnya, ulangan pun dimulai. Aku mengerjakan soal-soal itu. Tapi, nomer 1, 3, 4, 7 dan 9,
saya kesulitan. Kulihat ke sampingku untuk bertanya. Sayangnya ia memakai kartu ATM.
Kulihat ke arah lain. Mereka termasuk memakai kartu ATM.
Bu Nisa tersenyum melihatku. Akhirnya, saya pun menanyakan ke Varia bersama dengan
mengancam kalau tidak jawab, ia tidak bakal boleh pulang denganku. Tapi, ia menyatakan
kartu ATMnya. Aku mulai mulai kesal. Aku pun menjawab soal itu bersama dengan asal-
asal.
Saat Pulang…
Aku langsung berlari ke mobil Ayah. Aku biarkan Varia mencariku. Biarin aja dia
mencariku. Siapa suruh ia tidak memberiku jawaban. Aku pun memasuki mobil Ayah. Kak
Fani, kakak perempuanku, telah berada di dalam mobil.
“Varia mana, Len?”, tanya Ayah. “Mana saya tahu”, ucapku sambil menyaksikan ke arah
Ayah.
“Siapa suruh tadi kamu begitu”, ucapku bersama dengan suara sedikit kasar.
“Iya, Kak”, jawab Varia. “Kakak termasuk ada”, kata Kak Fani sambil menyatakan kartu
ATMnya.
Kak Fani dan Varia mengatakan kartu ATM kepada Ayah. Aku hanya terduduk diam
memandangi jendela. Setelah selesai menjelaskan, Ayah pun mengerti.
“Wah… Helen ada?”, tanya Ayah. “Nggak ada, Yah”, jawabku menundukkan kepalaku.
“Kamu tahu, gak, Len? Kalau turut ATM, kami bakal bisa kelebihan, loh”, kata Varia sambil
menyodorkan sebuah kertas.
“Wah… Aku senang ikut, Var. Besok saya daftar, deh mirip Pak Stanlius. Kamu temeni aku,
ya, Var”, ucapku tersenyum sesudah membaca kertas itu. “Ok”, kata Varia.