Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS MODEL GEOID INDONESIA DARI BERBAGAI DATA ICGEM

Oleh:

SYIFA UTAMI, AUZAN KASYFU AMBARA, SHEILA RYANA BESTARI


15110041, 15110045, 15110075
syifautami@yahoo.com, auzankasyfuambara@gmail.com, sheilaryanabestari@yahoo.com

Geoid merupakan suatu dasar dari ilmu Geodesi, Oseanografi, dan mempelajari bumi secara fisik (Geophysics). Di
Geodesi dan Oseanografi, geoid dianggap sebagai suatu referensi permukaan ketinggian untuk mendeskripsikan topografi
daratan dan permukaan laut atau SST (Sea Surface Topography). Sedangkan di Geophysics, geoid digunakan untuk
merepresentasikan distribusi massa di bawah permukaan bumi. Untuk aplikasi ketiga bidang tersebut, dibutuhkan geoid dengan
ketelitian yang cukup tinggi [Torge, 2001].

Geoid disebut sebagai model bumi yang mendekati sesungguhnya. Selanjutnya geoid didefinisikan sebagai suatu
permukaan ekipotensial gaya berat (disebut juga bidang nivo) yang secara global mendekati permukaan laut rata- rata [Kahar,
2008].

Geoid memiliki peranan penting dalam kajian ilmu Geodesi, khususnya Geodesi Fisik. Untuk keperluan penentuan
geoid, diperlukan data gaya berat di seluruh permukaan bumi. Dalam ruang lingkup regional, kendala yang ditemui untuk
menentukan geoid di wilayah Indoenesia adalah kurang tersedianya data gaya berat. Untuk mendapatkan geoid teliti di
Indonesia selain diperlukan data gaya berat yang teliti dan rapat. Diperlukan juga teknik penentuan geoid yang lebih tepat dan
sesuai dengan kondisi wilayah kepulauan [Prijatna, 1998]. Walaupun demikian ada suatu cara gratis untuk memperoleh model
geoid Indonesia yaitu dengan mendownload model yang disediakan oleh ICGEM.

ICGEM adalah organisasi yang mengumpulkan data pengukuran medan gaya berat dari seluruh dunia dan
membagikannya melalui website ICGEM. Data medan gaya berat yang dikumpulkan dari seluruh dunia diproses oleh ICGEM
untuk memperoleh model geoid global yang visualisasinya bisa ditampilkan di website ICGEM http://icgem.gfz-
potsdam.de/ICGEM/.

Dari berbagai macam model yang terdapat di ICGEM kita bisa memperoleh visualisasi model geoid Indonesia. Menurut
hipotesis kami ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan model geoid yang dihasilkan:

1. Sumber Data
Sumber data gaya berat pada ICGEM diperoleh dari berbagai macam pengukuran seperti : Satelit Altimetri
(hanya baik digunakan untuk menentukan geoid di laut), Satelit Goce, Satelit LAGEOS, Satelit Grace, Satelit
Champ, Terrestrial Gravimeter dan Airborne Gravimeter. Setiap metode pengukuran akan menghasilkan
tingkat ketelitian yang berbeda satu sama lain, sehingga akan berpengaruh pada model geoid yang
dihasilkan.

2. Waktu Akuisisi Data (Variasi Temporal)


Bidang geoid bukanlah suatu bidang yang statis diam pada tempatnya, bidang geoid berubah berdasarkan
variasi temporalnya kadang bersifat lineartrend namun pada umumnya cenderung bersifat periodic. Contoh
linear trend: hilangnya kubah gunung berapi akibat letusan / pembangunan gedung-gedung tinggi
diperkotaan, akibat dari dua peristiwa ini besar massa diatas dengan massa dibawah permukaan bidang
geoid tidak lagi seimbang sehingga bidang geoid tersebut berusaha mencari posisi keseimbangannya bisa
naik atau turun tergantung jumlah massa bagian mana yang bertambah atau berukurang hal ini
dikembalikan lagi ke pengertian geoid menurut persamaan Laplace. Contoh periodic, pengaruh musim hujan
dan kemarau di amazon, saat musim hujan curah hujan yang tinggi semua air diserap kedalam tanah
sehingga massa air di kawasan hutan Amazon meningkat sangat drastis yang menyebabkan permukaan
geoid disana naik. Dari dua permasalahan ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan waktu akuisisi data juga
akan menyebabkan perbedaan model geoid yang akan diperoleh.
3. Jumlah derajat ‘degree’ (terkait dengan jumlah koefisien pengamatan dan resolusi spasialnya)
Semakin besar nilai degree
persamaan spherical harmonic untuk
memperoleh model geiod maka akan
semakin resolusi spasialnya saat ini
model geoid yang paling baik adalah
EGM2008 dengan 2190 degree.
Jumlah degree ini selalu meningkat
didasari oleh berbagai faktor, jumlah
akuisisi data yang meningkat dan
bantuan perkembangan teknologi
untuk memproses tersebut. Nantinya
pada gambar model geoid antara
model dengan boost#1 yang sama, model geoid dengan jumlah degree sedikit akan menghasilkan geoid yang
lebih smooth dibandingkan dengan yang banyak walaupun demikian resolusi spasialnya model geoid dengan
jumlah degree yang banyak akan lebih baik dibandingkan yang jumlah degreenya sedikit. Artinya degree juga
akan menyebabkan terjadinya perbedaan model. Illustrasinya seperti gambar diatas.

Note: #1 (boost = semacam feature pada model ICGEM untuk meng-eksagerasi model geoid yang akan ditampilkan
bahasa gaulnya “me-lebay-kan”, tujuannya adalah untuk dapat melihat ketidakteraturan bentuk geoid, boost 1000
artinya meng-eksagerasi model 1000 kali dari aslinya, misalnya undulasi geoid dititik tersebut adalah 1 meter namun
pada model digambarkan 1000 meter)

Note diatas bisa menjawab pertanyaan berikut: loh, bukannya kata pak prijatna geoid itu sebenarnya
smooth?

Untuk membuktikan hipotesis kami maka akan kami coba tampilkan perbandingan model-model geoid berdasarkan
tiga hal diatas.
1. Berdasarkan sumber data.
Artinya, cari dua model yang sumber datanya beda, namun waktu akuisisi dan degree-nya sama!
2. Berdasarkan variasi temporal
Artinya, cari dua model yang waktu akuisisnya beda, namun sumber dan degree-nya sama
3. Berdasarkan jumlah degree
Artinya, cari dua model yang degreenya beda, namun sumber dan waktu akuisisinya sama.
4. Totally Different (sumber data, waktu akuisisi, dan jumlah degree modelnya berbeda)

Agar lebih gampang dalam membandingkan model-model tersebut maka tahap awal adalah dengan melihat tabel
model geoid yang diberikan oleh ICGEM. http://icgem.gfz-potsdam.de/ICGEM/modelstab.html
1. Degree dan waktu akuisisi sama – Sumber data berbeda

EIGEN 6C champ03sp EIGEN 6C grace01s

Model EIGEN 6C champ03sp EIGEN 6C grace01s


Tahun Publish 2003 2003
Maksimal Degree 140 140
Jumlah Koefisien Bola
19881 19881
Harmonik (𝒍𝒎𝒂𝒙 + 𝟏)𝟐
Resolusi Grid
𝝅𝑹 1,285714286° ≈ 142,8571 km 1,285714286° ≈ 142,8571 km
𝝍𝒎𝒊𝒏 (𝒍𝒎𝒂𝒙 ) ≈
𝒍𝒎𝒂𝒙
Sumber Data Satelit Champ Satelit Grace

Tahun Aquisisi Data


Deskripsi tentang model Data pada model geoid ini didapat dari CHAMP Satelit ini dirilis pada 25 Juli 2003, model ini
GPS satellite-to-satellite dan accelerometer data 5 kali lebih akurat dibandingkan dari data
pada periode Juli 2000 hingga Juni 2003. Radius yang diperoleh dari satelit champ yang
bumi dalam model geoid ini dihitung dengan terdahulu dan 50 kali lebih akurat
persamaan, didapat sebesar 6378136.460 m dibandingkan dengan satelit pre-CHAMP.
serta model ini tidak terpengaruh oleh fenomena Radius bumi dalam model geoid ini dihitung
pasang surut muka air laut. dengan persamaan, didapat sebesar
6378136.460 m serta model ini juga tidak
terpengaruh oleh fenomena pasang surut
muka air laut.
Perbedaan Dari dua Model Tampilan pada model geoid EIGEN 6C champ03sp terlihat lebih smooth dibandingkan model
EIGEN 6C grace01s walaupun tahun auisisi dan jumlah degree yang sama. Jika dilihat secara
seksama, eigen 6c grace01s memperlihatkan model geoid yang lebih detail dibandingkan eigen
6c champ03sp
Analisis Menurut analisis kami Terjadi perbedaan model yang diberikan walaupun waktu aquisisi dan
maksimal degree yang sama dapat terjadi karena pengaruh sumber data, hal ini sudah kami
nyatakan dalam hipotesis kami pada bagian awal. Berdasarkan sumber yang kami baca, saat ini
data satelit yang paling reliabel untuk mendapatkan undulasi geoid yang cukup teliti adalah
satelit grace hal ini dapat kita lihat dari gambar diatas.
Selain itu jumlah data, interval sampling, dan teknik pengolahan data yang digunakan juga akan
mempengaruhi model geoid yang diberikan.
Keimpulan Hipotesis kami benar.
Sumber Aquisisi data secara umum akan mempengaruhi model geoid yang diberikan
2. Sumber data dan waktu akuisisi sama – degree berbeda

EIGEN 6C – 2011 (++) EIGEN 6S - 2011

Model EIGEN 6C – 2011 (++) EIGEN 6S - 2011


Tahun Publish 2003 2003
Maksimal Degree 1420 240
Jumlah Koefisien Bola 2019241 58081
Harmonik (𝒍𝒎𝒂𝒙 + 𝟏)𝟐
Resolusi Grid
𝝅𝑹 0,126760563° ≈ 14,08451 km 0,75° ≈ 83,33332 km
𝝍𝒎𝒊𝒏 (𝒍𝒎𝒂𝒙 ) ≈
𝒍𝒎𝒂𝒙
Sumber Data Satelit Goce, Grace, Lageos, Gravimeter, Altimetri Satelit Goce, Grace, Lageos
Tahun Aquisisi Data 2003 - 2010 2003 - 2010
Deskripsi tentang model Model geoid ini merupakan kombinasi dari data- Model geoid EIGEN 6S ini data medan
data medan gravitasi global dengan derajat gravitasi didapat hanya dari satelit, berbeda
1420. Data-data medan gravitasi pada model ini dengan EIGEN 6C yang datanya berasal dari
diperoleh dari 3 satelit yang berbeda dan dalam altimetry juga gravimeter. Model ini
kurun waktu yang cukup lama, 6.5 tahun dengan memiliki 240 jumlah degree-nya. Data
satelit LAGEOS (SLR) dan GRACE mulai dari 1 medan gravitasi diambil dari satelit LAGEOS
Januari 2003 hingga 30 Juni 2009. Setelah itu (SLR) dan GRACE selama 6.5 tahun, mulai
akuisisi data diperoleh dari satelit GOCE selama dari 1 Januari 2003 hingga 30 Juni 2009
6.7 bulan, mulai dari 1 November 2009 hingga 30 serta selama 6.7 bulan data didapat dari 1
Juni 2010. Selain data dari berbagai satelit, data November 2009 hingga 30 Juni 2010 dari
terrestrial juga didapat sebagai anomaly satelit GOCE. Pada model ini terdapat
gravitasi global DTU2010 altimetry dan parameter-parameter variable waktu (gfct,
gravimeter. trnd, acos, asin, t0, dan perioda) hingga
degree/order 50.
Perbedaan Dari dua Model Model geoid EIGEN 6C dan EIGEN 6S jika diperhatikan memiliki model yang relative sama karena
sumber data dan periode proses akuisisi data relative sama, hanya saja pada EIGEN 6C memakai
juga tambahan data anomali gravitasi gravitasi yang didapat dari altimetry dan gravimeter
secara terestris. Model jika dilihat dengan lebih seksama akan terlihat perbedaan, EIGEN 6C
terlihat lebih detail karena model ini memiliki derajat maksimal yang lebih tinggi dari pada
EIGEN 6S.
Analisis Menurut analisis kami terjadi perbedaan model yang diberikan walaupun sumber data (dari
satelit) dan waktu akuisisi yang sama, ini akibat dari jumlah derajat yang berbeda, hal ini sudah
kami nyatakan dalam hipotesis kami pada bagian awal.
Keimpulan Hipotesis kami benar.
Seiring bertambahnya koefisien dan derajat, maka model geoid akan semakin tidak “beraturan”
atau tidak smooth.

.
3. Sumber data, waktu akuisisi, dan degree berbeda

SE 1 EGM2008

Model EIGEN 6C – 2011 (++) EIGEN 6S - 2011


Tahun Publish 1966 2008
Maksimal Degree 15 2190
Jumlah Koefisien Bola 256 4800481
Harmonik (𝒍𝒎𝒂𝒙 + 𝟏)𝟐
Resolusi Grid
𝝅𝑹 12° ≈ 1333,333 km 0,082191781° ≈ 9,132419 km
𝝍𝒎𝒊𝒏 (𝒍𝒎𝒂𝒙 ) ≈
𝒍𝒎𝒂𝒙
Sumber Data Observasi Satelit Baker-Nunn dari SOA Satelit Grace, Gravimeter, Altimetri
Tahun Aquisisi Data
Deskripsi tentang model Data pada model geoid SE 1 (Standard Earth) Model geoid EGM 2008 diperoleh dari hasil
yang diproduksi oleh Smithonian Institution pengolahan data Terrestrial Gravimeter,
Standard Earth, diperoleh dari hasil pengamatan Satelit Altimeter dan Satelit Grace. Berikut
12 stasiun Observatori Astrofisik Smithonian sumber data akuisisi model geoid EGM2008.
(SAO) diseluruh dunia yang secara simultan Model geoid ini memilliki derajat maksimal
mengamati pergerakkan Satelit Baker-Nunn. 2190 yang artinya model ini mampu
Pada model ini tidak diketahui proses akuisisi menyimpan 4800481 koefisien persamaan
data namun yang jelas model ini di publikasikan bola harmonik, sehingga grid modelnya
tahun 1966, yang artinya telah dilakukan akuisisi lebih rapat dan secara resolusi spasial akan
data sebelum tahun publikasinya. Nilai maksimal semakin teliti.
derajat dari model ini adalah 15.
Perbedaan Dari dua Model Model geoid SE 1 dan EGM2008 sangat terlihat perbedaannya. Seiring dengan berkembangnya
teknologi untuk proses akuisisi data maka menghasilkan perbedaan yang sangat signifikan
seperti terlihat dari dua model tersebut.perbedaan bisa dilihat dari jumlah derajat antara dua
model, semakin maju teknologi, maka semakin banyak metode untuk mendapatkan jumlah
derajat/koefisien dari model tersebut. pada SE 1 model sangat smooth sedangkan pada
EGM2008 tidak.
Analisis Menurut analisis kami terjadi perbedaan model yang diberikan karena jumlah derajat yang
berbeda. Dalam perbandingan ini pula ditambah dengan tahun rilis yang sangat berbeda jauh
sehingga teknologi yang dipakai bisa saja berbeda antara model yang lama dengan model yang
baru tersebut. Berdasarkan sumber yang kami baca, model geoid saat ini yang paling baik
adalah EGM 2008 karena jumlah derajatnya semakin banyak sehingga model akan semakin
akurat.
Keimpulan Hipotesis kami benar.
Seiring bertambahnya derajat maka kemampuan menyimpan koefisien semakin banyak, maka
model geoid akan semakin tidak “beraturan” atau tidak smooth karena gridnya semakin rapat
dan resolusinya spasialnya semakin teliti.
Kesimpulan

Undulasi di wilayah Indonesia sangat variatif.

 Nilai positif secara dominan terdapat di wilayah Indonesia bagian tengah sampai ke timur. Dapat dikatakan bahwa
permukaan geoid pada daerah tersebut terletak di atas ellipsoid referensi.
 Sedangkan nilai negatif dominan terdapat di wilayah Indonesia bagian barat tepatnya di daerah Pulau Sumatera
Samudera Hindia. Nilai undulasi geoid negatif menyatakan bahwa permukaan geoid pada daerah tersebut terletak di
bawah permukaan ellipsoid referensi.
 Undulasi bernilai nol menjelaskan bahwa pada daerah tersebut permukaan geoid dan ellipsoid referensi berimpit. Yang
mana nilai potensial dari kedua permukaan (geoid dan ellipsoid) adalah sama.

Dari model geoid yang diberikan oleh ICGEM kita tidak bisa melihat variasi perubahan geoid secara bulanan, karena model geoid
yang diberikan oleh ICGEM umumnya hasil pengolahan data berbulan-bulan.

Daftar Pustaka

http://icgem.gfz-potsdam.de/ICGEM/

http://adsabs.harvard.edu/abs/1966SAOSR.200.....L

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13877-3506100035-Presentation.pdf

www.fig.net/pub/fig2012/papers/.../TS04B_avsar_ustun_5724.pdf

Anda mungkin juga menyukai