Oleh:
Geoid merupakan suatu dasar dari ilmu Geodesi, Oseanografi, dan mempelajari bumi secara fisik (Geophysics). Di
Geodesi dan Oseanografi, geoid dianggap sebagai suatu referensi permukaan ketinggian untuk mendeskripsikan topografi
daratan dan permukaan laut atau SST (Sea Surface Topography). Sedangkan di Geophysics, geoid digunakan untuk
merepresentasikan distribusi massa di bawah permukaan bumi. Untuk aplikasi ketiga bidang tersebut, dibutuhkan geoid dengan
ketelitian yang cukup tinggi [Torge, 2001].
Geoid disebut sebagai model bumi yang mendekati sesungguhnya. Selanjutnya geoid didefinisikan sebagai suatu
permukaan ekipotensial gaya berat (disebut juga bidang nivo) yang secara global mendekati permukaan laut rata- rata [Kahar,
2008].
Geoid memiliki peranan penting dalam kajian ilmu Geodesi, khususnya Geodesi Fisik. Untuk keperluan penentuan
geoid, diperlukan data gaya berat di seluruh permukaan bumi. Dalam ruang lingkup regional, kendala yang ditemui untuk
menentukan geoid di wilayah Indoenesia adalah kurang tersedianya data gaya berat. Untuk mendapatkan geoid teliti di
Indonesia selain diperlukan data gaya berat yang teliti dan rapat. Diperlukan juga teknik penentuan geoid yang lebih tepat dan
sesuai dengan kondisi wilayah kepulauan [Prijatna, 1998]. Walaupun demikian ada suatu cara gratis untuk memperoleh model
geoid Indonesia yaitu dengan mendownload model yang disediakan oleh ICGEM.
ICGEM adalah organisasi yang mengumpulkan data pengukuran medan gaya berat dari seluruh dunia dan
membagikannya melalui website ICGEM. Data medan gaya berat yang dikumpulkan dari seluruh dunia diproses oleh ICGEM
untuk memperoleh model geoid global yang visualisasinya bisa ditampilkan di website ICGEM http://icgem.gfz-
potsdam.de/ICGEM/.
Dari berbagai macam model yang terdapat di ICGEM kita bisa memperoleh visualisasi model geoid Indonesia. Menurut
hipotesis kami ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan model geoid yang dihasilkan:
1. Sumber Data
Sumber data gaya berat pada ICGEM diperoleh dari berbagai macam pengukuran seperti : Satelit Altimetri
(hanya baik digunakan untuk menentukan geoid di laut), Satelit Goce, Satelit LAGEOS, Satelit Grace, Satelit
Champ, Terrestrial Gravimeter dan Airborne Gravimeter. Setiap metode pengukuran akan menghasilkan
tingkat ketelitian yang berbeda satu sama lain, sehingga akan berpengaruh pada model geoid yang
dihasilkan.
Note: #1 (boost = semacam feature pada model ICGEM untuk meng-eksagerasi model geoid yang akan ditampilkan
bahasa gaulnya “me-lebay-kan”, tujuannya adalah untuk dapat melihat ketidakteraturan bentuk geoid, boost 1000
artinya meng-eksagerasi model 1000 kali dari aslinya, misalnya undulasi geoid dititik tersebut adalah 1 meter namun
pada model digambarkan 1000 meter)
Note diatas bisa menjawab pertanyaan berikut: loh, bukannya kata pak prijatna geoid itu sebenarnya
smooth?
Untuk membuktikan hipotesis kami maka akan kami coba tampilkan perbandingan model-model geoid berdasarkan
tiga hal diatas.
1. Berdasarkan sumber data.
Artinya, cari dua model yang sumber datanya beda, namun waktu akuisisi dan degree-nya sama!
2. Berdasarkan variasi temporal
Artinya, cari dua model yang waktu akuisisnya beda, namun sumber dan degree-nya sama
3. Berdasarkan jumlah degree
Artinya, cari dua model yang degreenya beda, namun sumber dan waktu akuisisinya sama.
4. Totally Different (sumber data, waktu akuisisi, dan jumlah degree modelnya berbeda)
Agar lebih gampang dalam membandingkan model-model tersebut maka tahap awal adalah dengan melihat tabel
model geoid yang diberikan oleh ICGEM. http://icgem.gfz-potsdam.de/ICGEM/modelstab.html
1. Degree dan waktu akuisisi sama – Sumber data berbeda
.
3. Sumber data, waktu akuisisi, dan degree berbeda
SE 1 EGM2008
Nilai positif secara dominan terdapat di wilayah Indonesia bagian tengah sampai ke timur. Dapat dikatakan bahwa
permukaan geoid pada daerah tersebut terletak di atas ellipsoid referensi.
Sedangkan nilai negatif dominan terdapat di wilayah Indonesia bagian barat tepatnya di daerah Pulau Sumatera
Samudera Hindia. Nilai undulasi geoid negatif menyatakan bahwa permukaan geoid pada daerah tersebut terletak di
bawah permukaan ellipsoid referensi.
Undulasi bernilai nol menjelaskan bahwa pada daerah tersebut permukaan geoid dan ellipsoid referensi berimpit. Yang
mana nilai potensial dari kedua permukaan (geoid dan ellipsoid) adalah sama.
Dari model geoid yang diberikan oleh ICGEM kita tidak bisa melihat variasi perubahan geoid secara bulanan, karena model geoid
yang diberikan oleh ICGEM umumnya hasil pengolahan data berbulan-bulan.
Daftar Pustaka
http://icgem.gfz-potsdam.de/ICGEM/
http://adsabs.harvard.edu/abs/1966SAOSR.200.....L
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13877-3506100035-Presentation.pdf
www.fig.net/pub/fig2012/papers/.../TS04B_avsar_ustun_5724.pdf