Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA


(PLTS)

Disusun Oleh :

1. Abdul Rohim (15321005)


2. Agung Setyo Nugroho (15321029)

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Serta, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
ABSTRAK

Dewasa ini telah banyak para ahli menemukan berbagai alat pembangkit tenaga listrik
yang bekerja dengan mengubah suatu energi menjadi energi listrik. Dengan keadaan
geografis di Indonesia yang setiap tahun dapat sinar matahari, salah satu alat yang optimal di
Indonesia adalah “Panel Surya”. Panel surya bekerja mengubah energi cahaya matahari
menjadi energi listrik. Panel Surya adalah alat yang terdiri dari sel surya, aki dan bateraiyang
mengubah cahaya menjadi listrik. Panel surya menghasilkan arus listrik searah atauDC.
Untuk menggunakan berbagai alat rumah tangga yang berarus bolak-balik
atau ACdibutuhkan converter (alat pengubah arus DC ke AC).

Keywords: Plts, Fotovoltaik, Indonesia

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... I


ABSTRAK ............................................................................................................................... II
DAFTAR ISI .................................................................................................................. III
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... V
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. VI

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................. 1


1.2 MAKSUD DAN TUJUAN.............................................................................. 1

1.3RUMUSANMASALAH............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

2.1SEJARAH PLTDI INDONESIA ...........................................................................3

2.2 KOMPONEN KOMPONEN PLTS .....................................................................4

2.2.1 Panel Surya ........................................................................................................ 4

2.2.2 Controller Regulator .......................................................................................... 5

2.2.3 Baterai ................................................................................................................ 6

2.2.4 Inverter ............................................................................................................... 6

2.3 SISTEM & PRINSIPKERJAPLTS...................................................................... 7

2.3.1 Diagram Blok PLTS ........................................................................................... 7

2.3.2 Proses Konversi .................................................................................................. 7

2.4 PERHITUNGANKONVERSIENERGI.............................................................. 12

2.4.1 Menentukan Arus Beban Total dalam Ampere-Jam (Ah) ................................. 12

2.4.2 Rugi-rugi dan Faktor Keamanan Sistem .......................................................... 12

2.4.3 Menentukan jam Matahari Ekivalen ................................................................. 12


4
2.4.4 Menentukan Kebutuhan Arus Total Panel Surya .............................................. 12

2.4.5 Menentukan Susunan Modul Optimum untuk Panel Surya .............................. 13

2.4.6 Menentukan Kapasitas Baterai untuk Waktu Cadangan Yang Dianjurkan …. 13

2.4.7 Efisiensi Konversi Energi ................................................................................. 14

2.5 PERHITUNGANBIAYA.......................................................................................14

BAB III PENUTUP…..................................................................................................... 16

3.1 KESIMPULAN................................................................................................. 16

3.2 SARAN ............................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... .... 18

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Panel Surya. .............................................................................................................4


Gambar 2. Controller Regulator. ...............................................................................................5
Gambar 3. Baterai. .....................................................................................................................6
Gambar 4. Inverter. ....................................................................................................................6
Gambar 5. Diagram Blok PLTS.................................................................................................7
Gambar 6. Ilustrasi pada Semikonduktor...................................................................................8
Gambar 7. Semikonduktor p dan n sebelum disambung. ..........................................................8
Gambar 8. Semikonduktor p dan n setelah disambung..............................................................9
Gambar 9. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole................................................9
Gambar 10. Medan listrik dari sisi positif ke sisi negatif. ........................................................9
Gambar 11. Cahaya matahari pada semikonduktor. ...............................................................10
Gambar 12. Proses cahaya matahari pada semikonduktor.......................................................11
Gambar 13. Ilustrasi cahaya matahari menyalakan lampu. .....................................................11

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hubungan antara lokasi pemasangan dan waktu cadangan modul photovolaik buatan
Solarex. ............................................................................................................................13

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Energi listrik merupakan energi yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari.


Terutama alat – alat eletronik. Energi listrik merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (energi listrik PLN). Energi listrik sekarang ini sudah semakin menipis, untuk
itu harus menggunakan energi listrik tersebut secara hemat dan efisien. Di dunia, terutama di
Indonesia pemerintah telah menyarankan agar masyarakat dapat menghemat listrik. Misalnya
saja pada siang hari tidak perlu menyalakan lampu, mengganti lampu pijar dengan lampu
hemat energi, mengurangi pemakaian listrik dari pukul 17:00 hingga 22:00.
Sebagaimana yang telah diketahui kekurangan (atau peningkatan harga) dalam
persediaan sumber daya energi ke ekonomi. Krisis ini biasanya menunjuk kekurangan
minyak bumi, listrik, atau sumber daya alam lainnya. Krisis ini memiliki akibat pada
ekonomi, dengan banyak resesi disebabkan oleh krisis energi dalam beberapa bentuk.
Terutama, kenaikan biaya produksi listrik, yang menyebabkan naiknya biaya produksi. Bagi
para konsumen, harga BBM untuk mobil dan kendaraan lainnya meningkat, menyebabkan
pengurangan keyakinan dan pengeluaran konsumen.
Sekarang ini, telah banyak para ahli menemukan berbagai alat pembangkit tenaga
listrik. Yang bekerja dengan mengubah suatu energi menjadi energi listrik. Dengan keadaan
geografis di Indonesia yang setiap tahun dapat sinar matahari, salah satu alat yang optimal di
Indonesia adalah “Panel Surya”. Panel surya bekerja mengubah energi cahaya matahari
menjadi energi listrik. Panel Surya adalah alat yang terdiri dari sel surya, aki dan bateraiyang
mengubah cahaya menjadi listrik. Panel surya menghasilkan arus listrik searah atauDC.
Untuk menggunakan berbagai alat rumah tangga yang berarus bolak-balik
atau ACdibutuhkan converter (alat pengubah arus DC ke AC).
Jika panel surya dikembangkan di Indonesia yang memiliki keuntungan mendapat
sinar matahari sepanjang tahun, dan di pelosok-pelosok yang sulit dijangkau oleh PLN
sangatlah cocok. Panel surya juga merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan. Jika
dapat dikembangkan ke rumah-rumah penduduk, dapat menghemat energi listrik terutama di
Indonesia. Misalnya, jika 1 unit sel surya untuk keperluan listrik di siang hari dan 1 unit lagi
untuk menyimpan energi listrik pada malam harinya, tentu saja dapat menghemat energi
listrik lumayan besar. Tetapi panel surya terkendala karena harga panel surya yang mahal.

1
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Agar mengetahu sejarah PLTS di Indonesia
2. Agar mengetahui apa saja komponen utama PLTS
3. Agar mengetahui sistem & prinsip kerja PLTS
4. Agar mengetahui perhitungan konversi energi dan biaya

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah perkembangan PLTS di Indonesia
2. Apa saja komponen – kompone utama sistem PLTS
3. Bagaimana sistem & prinsip kerja PLTS
4. Bagaimana perhitungan konversi energi dan biaya sistem PLTS

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah PLTS di Indonesia


Perkembangan pembangkit listrik tenaga surya di indonesia sudah di mulai sejak
tahun 1987 pada awal itu, BPPT dimulai dengan pemasangan 80 unit PLTS (Solar Home
System, system pembangkit listrik, tenaga tata surya untuk lampu penerang rumah) di desa
sukatani jawa barat. Setelah itu pada tahun 1991 dilanjutkan dengan proyek bantuan presiden
(banpres listrik tenaga surya masuk desa) untuk pemasangan 13445 unit SHS di 15 propinsi.
Program banpres listrik tenaga surya masuk desa juga telah memperoleh sambutan
sangat menggembirakan dari masyarakat perdesaan dan telah terbukti dapat berjalan dengan
baik akan dijadikan model guna implementasi program listrik tenaga surya untuk sejuta
rumah.
Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat
dari aspek kebijakan. Salah satu kebijakan yang diatur dalam peraturan menteri yakni
Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2013 Tentang Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero) Dari pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik. Inti
dari peraturan tersebut adalah sebagai pemanfaatan energy surya yang ramah lingkungan
maka akan digunakan PLTS fotovoltaik yang selanjutnya PLTS akan dikelola oleh Badan
Usaha, lalu Energi hasil pembangkitan dari PLTS akan dijual ke PLN dalam rangka
memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional.
Namun, secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru mampu
melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan mengintegrasikannya
menjadi PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel surya adalah komponen
utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi menjadi isu
penting dalam perkembangan industri sel surya. Berbagai teknologi pembuatan sel surya
terus diteliti dan dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel surya agar
mampu bersaing dengan sumber energi lain.
Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 % dan hampir
seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat
pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan
alternatif sangat tepat untuk dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun 2005-2025,

3
pemerintah telah merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp
untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk daerah
terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar 0,87 GW kapasitas
PLTS terpasang.
Dengan asumsi penguasaan pasar hingga 50%, pasar energi surya di Indonesia
sudah cukup besar untuk menyerap keluaran dari suatu pabrik sel surya berkapasitas hingga
25 MWp per tahun. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal untuk
mengembangkan bisnisnya ke pabrikasi sel surya.

2.2 Komponen-Komponen PLTS


Komponen-komponen utama dalam PLTS antara lain :
2.2.1 Panel Surya
Panel surya berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik. Panel surya adalah
modul yang merupakan rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul
fotovoltaik secara fabrikasi bisa menggunakan teknologi Kristal dan thin film. Modul
fotovoltaik Kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relative sederhana, sedangkan untuk
membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi.

Gambar 1. Panel Surya.

Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara
seri dan parallel. Dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon
(disebut juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan
arus listrik. Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah
panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan
maksimun).

4
Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari
biaya total. Jadi, jika modul sel surya bisa diproduksi di dalam negeri, berarti akan bisa
menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah modul pembuatan sel surya di Indonesia
tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel
yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam
negeri. Hal ini karena teknologi oembuatan sel surya dengan bahan silicon single dan poly
crystal secara teoritis sudah ada patennya.
Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah
melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan
dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan
keuntungannya adalah harga murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah
dirawat.
Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energy fotovoltaik
adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitakn relative tinggi,
karena memerlukan subsistem yang terdiri dari baterai, unit pengatur dan inverter sesuai
dengan kebutuhannya.

2.2.2 Controller Regulator


Controller Regulator adalah alat elektronik pada PLTS yang berfungsi untuk
mengatur arus listrik dari modul surya ke baterai. Dengan prinsip kerja apabila baterai sudah
penuh maka arus listrik dari modul surya tidak akan dialirkan ke baterai, begitupun
selanjutnya. Serta mengatur arus listrik dari baterai ke beban, apabila listrik dalam baterai
tinggal 20-30%, maka listrik ke beban otomatis dimatikan.

Gambar 2. Controller Regulator.

5
2.2.3 Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya
(Solar Panel) sebelum dimanfaatkan ke beban. Beban dapat berupa lampu penerangan atau
peralatan elektronik dan peralatan lain yang membutuhkan energi listrik untuk diubahnya
sesuai peruntukan atau fungsinya. Jika beban membutuhkan sumber listrik DC, maka beban
dapat langsung dihubungkan ke baterai tersebut. Namun, jika beban membutuhkan sumber
listrik AC, maka tegangan harus dirubah terlebih dahulu menjadi arus AC menggunakan
inverter.

Gambar 3. Baterai.

2.2.4 Inverter
Inverter berfungsi merubah arus DC menjadi arus AC. Tegangan arus searah
keluaran baterai 12Vdc diubah menjadi menjadi tegangan arus bolak-balik 220Vac sesuai
dengan kebutuhan listrik rumah tangga saat ini yang kebanyakan menggunakan tegangan
jala-jala 220Vac. Maka dari itu tegangan arus searah tersebut perlu diubah menjadi tegangan
arus bolak-balik menggunakan inverter.

Gambar 4. Inverter.

6
2.3 Sistem & Prinsip Kerja PLTS
2.3.1 Diagram Blok PLTS
Sistem PLTS terdiri dari beberapa blok, meliputi : panel surya, controller regulator,
baterai dan inverter. Berikut merupakan diagram blok sistem PLTS.

B D

Gambar 5. Diagram Blok PLTS.

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan fungsi masing-masing blok diagram


sebagai berikut : (a) Panel Surya adalah komponen PLTS yang fungsinya merubah cahaya
matahari menjadi energi listrik. (b) Controller Regulator adalah komponen PLTS yang
fungsinya mengatur pengisian arus ke baterai dan mengatur arus yang diambil dari baterai ke
beban. (c) Baterai adalah komponen PLTS yang fungsinya sebagai penyimpan tenaga listrik
arus searah (DC) dari tenaga surya sebelum dimanfaatkan untuk beban, bias juga langsung
dimanfaatkan ke beban jika beban membutuhkan sumber tegangan arus searah (DC). Dan
(d) Inverter adalah komponen PLTS yang fungsinya mengkonversikan tegangan searah (DC)
menjadi tegangan bolak balik (AC).

2.3.2 Proses Konversi


Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini
dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih
tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p. Semikonduktor
jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan
muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole,
sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan

7
menambahkan unsur lain ke dalam semikonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis
semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 6. Ilustrasi pada Semikonduktor.

Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk


meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas
semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor
intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau
hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor.
Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor
jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga)
atau Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah hole.
Sedangkan semikonduktor jenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau
arsen (As) ke dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik
sendiri tidak mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut
dengan doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang
hendak di-doping. Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk
sambungan p-n atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan metalurgi /
metallurgical junction) yang dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.

Gambar 7. Semikonduktor p dan n sebelum disambung.

8
b. Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan electron-
elektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan perpindahan hole dari
semikonduktor p menuju semikonduktor n. Perpindahan elektron maupun hole ini hanya
sampai pada jarak tertentu dari batas sambungan awal.

Gambar 8. Semikonduktor p dan n setelah disambung.

c. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p yang


mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini akhirnya
berubah menjadi lebih bermuatan positif.
Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada
semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang. Daerah ini
akhirnya lebih bermuatan positif.

Gambar 9. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole.

d. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region) ditandai
dengan huruf W.
e. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa muatan
minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di jenis semikonduktor yang
berbeda.
f. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi, maka timbul
dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi negatif, yang mencoba
menarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke semikonduktor n. Medan listrik
ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole maupun elektron pada awal terjadinya
daerah deplesi (nomor 1 di atas).

Gambar 10. Medan listrik dari sisi positif ke sisi negatif.

9
g. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang, yakni
saat di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n dikompensasi dengan
jumlah hole yang tertarik kembali kearah semikonduktor p akibat medan listrik E. Begitu
pula dengan jumlah elektron yang berpindah dari smikonduktor n ke p, dikompensasi
dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor n akibat tarikan medan listrik E.
Dengan kata lain, medan listrik E mencegah seluruh elektron dan hole berpindah dari
semikonduktor yang satu ke semiikonduktor yang lain.

Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik terjadi.
Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan p yang
menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari
semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus
terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.

Gambar 11. Cahaya matahari pada semikonduktor.

Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron


mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n,
daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada
daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole
(electron-hole photogeneration) yakni, terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat
cahaya matahari.

10
Gambar 12. Proses cahaya matahari pada semikonduktor.

Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol


“lambda” sbgn digambar atas ) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan pn
berada pada bagian sambungan pn yang berbeda pula. Spektrum merah dari cahaya matahari
yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, mampu menembus daerah deplesi hingga
terserap di semikonduktor p yang akhirnya menghasilkan proses fotogenerasi di sana.
Spektrum biru dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek hanya terserap di daerah
semikonduktor n.
Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E, elektron
hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke
arah semikonduktor p. Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor,
maka elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel,
lampu tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul
akibat pergerakan elektron.

Gambar 13. Ilustrasi cahaya matahari menyalakan lampu.

11
2.4 Perhitungan Konversi Energi
Perhitungan dilakukan untuk menetukan ukuran sel Fotovoltaik dan Baterai untuk
sistem energi matahari dengan kapasitas maksimum 1000 Watt. Langkah-langkah
perancangan adalah sebagai berikut:
2.4.1 Menentukan Arus Beban Total dalam Ampere-Jam (Ah)
Ampere-jam dari peralatan dihitung dalam DC ampere-jam/hari. Arus beban dapat
ditentukan dengan membagi rating watt dari berbagai alat yang menjadi beban dengan
tegangan operasi sistem PV nominal.
Itot beban DC = Watt/Vop x jam pakai sehari……...................…..(1)
Itot bebanAC = (Watt/Vopxjam pakai sehari)/0.85 ………….….... (2)
Itotbeban = Itot beban DC +Itot beban AC …..............................(3)
Dimana : Itot beban = Arus total beban dalam Ah

2.4.2 Rugi-rugi dan Faktor Keamanan Sistem


Untuk sistem PLTS dengan daya 1000 Watt ke bawah, factor 20% harus
ditambahkan ke pembebanan sebagai pengganti rugi-rugi sistem dan untuk factor keamanan.
Oleh karena itu ampere-jam beban yang ditentukan pada langkah 3.1 dikalikan dengan 1,20
sehingga :
Total beban + Rugi & Safety Factor = Itot beban x 1,20 ....…………(4)

2.4.3 Menentukan jam Matahari Ekivalen


(Equivalent Sun Hours, ESH) terburuk Jam matahari ekivalen suatu tempat
ditentukan berdasarkan peta insolasi matahari dunia yang dikeluarkan oleh Solarex (Solarex,
1996). Berdasarkan peta insolasi matahari dunia, diperoleh:
ESH untuk Wilayah Katulistiwa = 4,5

2.4.4 Menentukan Kebutuhan Arus Total Panel Surya


Arus total panel surya yang dibutuhkan ditentukan dengan cara membagi ‘Total
beban + Rugi-rugi dan safety factor’ dengan ESH.
Itot panel = (Itot beban x1,20)/ESH …….....................................….(5)

12
2.4.5 Menentukan Susunan Modul Optimum untuk Panel Surya
Penyusunan optimum adalah cara yang akan menentukan kebutuhan arus total
panel dengan jumlah modul seminimum mungkin. Penentuan konfigurasi modul minimum
dengan menghitung jumlah minimum modul yang menyediakan nilai arus panel yang
dibutuhkan dietentukan pada langkah 4.
Jumlah modul yang tersusun secara paralel adalah :
ΣModpar = Itot_panel / Iop_modul......................……….......…(6)
Dimana :
Itot_panel adalah Arus Total panel Iop_modul dan Arus operasi modul
Jumlah modul yang tersusun seri ditentukan oleh :
ΣMod seri = Vsystem / VModul......................…………………(7)
Dimana :
Vsistem adalah tegangan nominal sistem dan Vmodul adalah tegangan nominal modul
Total modul yang diperlukan adalah :

Jumlah total modul =jumlah modul seri x jumlah modul paral……..(8)

2.4.6 Menentukan Kapasitas Baterai untuk Waktu Cadangan Yang Dianjurkan


Umumnya sistem listrik matahari fotovoltaik dilengkapi dengan baterai penyimpan
(aki) untuk menyediakan energi pada beban ketika beroperasi pada malam hari atau pada
waktu cahaya matahari kurang. Kapasitas waktu cadangan yang disarankan bervariasi
berdasarkan garis lintang daerah tempat pemasangan panel surya diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hubungan antara lokasi pemasangan dan waktu cadangan modul photovolaik buatan Solarex.

Garis Lintang Lokasi Pemasangan Waktu Cadangan (trec)


o o
0 – 30 (Utara atau Selatan) 5 – 6 hari
30o – 50o (Utara atau Selatan) 10 – 12 hari
50o – 60o (Utara atau Selatan) 15 hari
Sumber : Solarex, 1996 : Discover The Newest World Power, Frederick Court, Maryland USA.

Berdasarkan peta insolasi dunia (Solarex, 1996), letak wilayah Indonesia terletak
pada 10o LS – 10o LU. Ini berarti bahwa waktu cadangan untuk seluruh wilayah Indonesia,
adalah sama yaitu 5 – 6 hari. Kapasitas Ampere-jam (Ah) minimum dari baterai dihitung
denganpersamaan :

13
Bateraicap = (Itot beban x 1,2) x trec .................................................(9)
Dimana :
Baterai cap = kapasitas baterai (Ah)
Trec = waktu cadangan

2.4.7 Efisiensi Konversi Energi


Efisiensi η = V I / P.a ...............................................................(10)
Atau η = Fi.Is.Vo / P.a ........................................................(11)
Dimana: η = efisiensi konversi
V = Tegangan yang dibangkitkan sel surya
Fi = Faktor isi
I = Arus sel surya
Is = Arus hubung singkat
Vo = Tegangan tanpa beban
P = Rapat daya matahari yang jatuh pada sel surya
A = Luas sel surya

2.5 Perhitungan Biaya


Harga energi per-kWh dari panel surya masih tergolong mahal. Sebuah panel surya
berkapasitas 50 Wp lengkap dengan battere penyimpan, controller, 3 titik lampu dan satu
titik untuk kulkas atau televisi hitam putih dijual dengan harga ratarata satu seperempat juta
rupiah. Panel ini didesain untuk beroperasi selama 20 tahun.
Baterai panel biasanya harus diganti setiap 5 tahun. Biasanya perusahaan penjual
memberikan garansi selama 10 tahun untuk panel dan 1 tahun untuk battere. Daya yang
dihasilkan panel tersebut, dalam pemakaian di Indonesia, berkisar 150 - 250 Wh per hari.
Bila panel tersebut digunakan dalam kondisi normal dan bertahan selama 20 tahun maka daya
total yang dihasilkan selama 20 tahun adalah 20 tahun dikalikan 365 hari/tahun dikalikan
antara 150 - 250 kWh, yaitu antara 1095000 Wh (1.095 kWh) sampai 1825000 Wh (1825
kWh). Jadi investasi yang dikeluarkan untuk per kWh listrik yang dihasilkan adalah antara
Rp. 685,- sampai Rp.1142,-(nilai ini belum termasuk penggantian battere setiap lima tahun
serta biaya perawatan).
Dengan memasukkan faktor-faktor tersebut harga per-kWh energi surya mencapai
sekitar Rp. 1800,-. Bandingkan harga listrik PLN untuk skala rumah tangga 450 Watt sebesar

14
Rp. 415,- per kWh. Perlu dicatat bahwa ada subsidi pemerintah di dalam harga listrik PLN
untuk rumah tangga. Subsidi ini tidak ada dalam penggunaan listrik energi surya yang
dihitung di atas. Harga di atas juga merupakan harga satuan panel sampai di tempat
konsumen (asal tempatnya tidak terlalu jauh) di Indonesia. Mungkin ada potongan harga
untuk pemakaian panel yang lebih banyak dan skala yang lebih besar.
Sekarang, panel-panel surya masih diimpor. Artinya harga yang harus dibayar
konsumen juga sudah termasuk pajak bea masuk dan pajak pertambahan nilai. Suatu saat
ketika ditemukan teknologi yang lebih efisien dan Indonesia dapat membuat panel suryanya
sendiri harga panel surya sangat mungkin bisa turun. Sekedar gambaran adalah harga panel
surya di Jerman pernah turun sekitar 40% dalam dua bulan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energi
surya menjadi energi listrik. Pembangn listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi
surya. Photovoltaic mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik
menggunakanefek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau
cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu
titik untuk menggerakan mesin kalor.
Photovoltaic (photo- cahaya, voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari:
melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan
semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel
bermuatannegative yang membentuk dasar listrik.
Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan
iklim seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil karena panel surya tidak
memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbon dioksida. Panel surya
memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah bentuk energi paling berlimpah yang
tersedia di planet . Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang
sangat rendah karena tidak ada bagian yang bergerak.
Panel surya masih relatif mahal, bahkan meskipun setelah banyak mengalami
penurunan harga. Harga panel rumah sedang saat ini ser IDR27.500/wp (watt peak). Panel
surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena banyak sinar matahari
terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas. Rata-rata panel surya saat ini mencapai efisiensi
kurang dari 20%. Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel
surya.

16
3.2 Saran

Panel surya belum bisa menjadi energy alternatif bagi masyarakat Indonesia
dikarenakan biaya alat dan instalasinya yang masih mahal. Oelh karena itu panel surya untuk
saat ini lebih cocok untuk digunakan pada instansi, kantor pemerintahan, sekolah atau badan
– badan pelayanan masyarakat. Dengan begitu meskipun terjadi pemadaman listrik, kegiatan
pelayanan masyarakat, belajar mengajar dan pemerintahan tidak mengganggu seperti yang
sering dialami sekarang ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www3.esdm.go.id/berita/56-artikel/5797-matahari-untuk-plts-di-indonesia-.html
http://kip.esdm.go.id/regulasi/index.php/list-data-regulasi/110-peraturan-
menteri/peraturan-menteri-esdm/tahun-2013/558-peraturan-menteri-esdm-no-17-
tahun-2013
http://www.alpensteel.com/article/126-113-energi-lain-lain/4702-sejarah-tenaga-surya-di-
indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai