Anda di halaman 1dari 2

Nama : Marvin V.

Tarima
NIM : MJ1720083
Jurusan : Manajemen (sore)

Tugas Mandiri

1. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi (penjelasan beserta contoh)


1) Hambatan Dalam Proses Penyampaian (Sender Barries)
Hambatan di sini bisa datang dari pihak komunikatornya yang mendapat kesulitan dalam
menyampaikan pesan-pesannya, tidak menguasai materi pesan dan belum memiliki
kemampuan sebagai komunikator yang handal. Hambatan ini bisa juga berasal dari penerima
pesan tersebut (receiver barrier) karena sulitnya komunikan dalam memahami pesan itu dengan
baik. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan bahasa, pendidikan,
intelektual dan sebagainya yang terdapat dalam diri komunikan. Kegagalan komunikasi dapat
pula terjadi dikarenakan faktor-faktor :feed back nya bahasa tidak tercapai, medium barrier
(media atau alat yang dipergunaan kurang tepat) dan decoding barrier (hambatan untuk
memahami pesan secara tepat).
Contoh: Seorang dosen yang akan memberikan materi kuliah kepada mahasiswa, namun tidak
memiliki persiapan sebelum memulai perkuliahan.

2) Hambatan secara Fisik (Phsysical Barries)


Sarana fisik dapat menghambat komunikasi yang efektif, misalnya pendengaran kurang tajam
dan gangguan pada sistem pengeras suara (sound system) yang sering terjadi dalam suatu
ruangan kuliah/seminar/pertemuan. Hal ini dapat membuat pesan-pesan itu tidak efektif sampai
dengan tepat kepada komunikan.
Contoh: Narasumber yang memberikan materi yang terlalu cepat sehingga tidak bisa didengar
oleh audience secara baik.

3) Hambatan Semantik (Semantik Pers)


Hambatan segi semantik (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya perbedaan pengertian dan
pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa atau lambang. Mungkin
saja yang disampaikan terlalu teknis dan formal, sehingga menyulitkan pihak komunikan yang
tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator yang kurang.
Contoh: Pemerintah kota memberikan pidato yang menggunakan bahasa yang rincuh atau
bahasa yang sulit untuk dimengerti.

4) Hambatan Sosial (Sychossial Noies)


Hambatan adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat istiadat,
kebiasaan, persepsi, dan nilai-nilai yang dianut sehingga kecenderungan, kebutuhan serta
harapan-harapan kedua belah pihak yang berkomunikasi juga berbeda.
Contoh: perbedaan tingkat pendidikan, tingkat ekonomi (kaya atau miskin), dan perbedaan
status sosial.
2. Studi Kasus Tentang Konflik di dalam Organisasi
Marc Lattoni adalah supervisor dari suatu departemen akuntansi biaya beranggotakan 8 orang
dalam sebuah pabrik logam di Chicago Illinois. Jabatan supervisor baru diperolehnya 6 bulan yang
lalu setelah setahun menjadi akuntan. Dia satu-satunya yang berpendidikan MBA sementara yang
lainnya tidak ada yang berpendidikan tinggi.

Kebutuhan seorang akuntan pengganti dirinya dirasakan mendesak karena beban pekerjaan
yang semakin meningkat. Marc mengincar seseorang dibagian kontrol produksi yang menurutnya
sangat cocok. Marc telah berbicara dengan supervisor kontrol produksi dan manajer personalia
yang semuanya sepakat bahwa Ralph seorang kulit hitam yang telah bekerja selama 8 bulan adalah
calon yang sangat tepat. Ralph masih masih berkuliah dijurusan akuntasi pada malam hari dan
tinggal menyelesaikan kuliahnya yang 6 sks lagi.

Marc telah telah membahas posisi akuntansi biaya dengan Ralph, dan Ralph sangat
bersemangat. Walaupun demikian Marc tidak dalam kapasitas memutuskan selain hanya akan
merekomendasikannya. Diperlukan seminggu sebelum keputusan final diumumkan.

Suatu pagi, ketika Marc tiba dikantornya, dia sudah ditunggu oleh Charles, seorang akuntan
biaya yang berusia 58 tahun dan telah bekerja selama 24 tahun di perusahaan itu. Charles yang
berasal dari Bagian Selatan Amerika itu telah mendengar kabar bahwa Ralph akan naik pangkat
dan bekerja dalam departemen akuntansi. Charles tidak berbasa-basi: “Saya tidak pernah bekerja
dengan seorang negro dan saya tidak akan pernah mau” Wajah Charles memerah, dan ini
membawa beban emosional kepada Marc. Selanjutnya Charles berkata:”Saya tidak bersedia
bekerja dalam departemen yang sama dengan anak itu”.

3. Berikan Solusi Tentang Kasus Tersebut


Salah satu solusi tentang kasus di atas yaitu dilakukannya sebuah kompetisi dalam menduduki
jabatan yang akan di tempati. Dengan dilakukannya sebuah kompetisi, maka akan terlihat yang
berkompeten dalam bidang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai