Anda di halaman 1dari 219

Training Center

1
Training Center

Siswa dapat memahami dan menjelaskan tentang :


a. Wavelength Division Multiplexing (WDM).
b. Kelebihan dan kekurangan Sistem WDM.
c. Perbandingan WDM dengan Sistem Transmisi phisik lainnya.

2
Training Center

DAFTAR ISI.
1. BAB - 01 : DEFINISI.
2. BAB - 02 : KONFIGURASI DAN FUNGSI SISTEM WDM.
3. BAB – 03 : KOMPONEN SISTEM WDM DAN CARA KERJANYA :
3.1. OPTICAL TRANSMITTER/WAVELENGTH CONVERTER.
3.2. OPTICAL RECEIVER (DETECTOR).
3.3. WDM MULTIPLEXER (OPTICAL MULTIPLEXER)/
WDM DEMULTIPLEXER (OPTICAL DEMULTIPLEXER).
3.4. OPTICAL ADD/DROP MULTIPLEXER (OADM).
3.5. OPTICAL SWITCH/OPTICAL CROSS CONNECTION
(OXC).
3.6. REGENERATOR/OPTICAL AMPLIFIER.
3.7. KABEL OPTIK.
3.8. DISPERSION COMPENSATING DEVICE.
3.9. KOMPONEN PENDUKUNG.
4. BAB - 04 : TRANSMISI PANJANG GELOMBANG (ITU-T GRID).
5. BAB - 05 : TOPOLOGI JARINGAN WDM.
5. BAB - 05 : PERBANDINGAN WDM DENGAN SISTEM TRANSMISI
PHISIK LAINNYA.
6. BAB - 06 : KEUNTUNGAN WDM.

3
Training Center

4
Training Center

DEFINISI

• WDM adalah proses menggabungkan (multiplexing) beberapa


panjang gelombang yang frekuensinya berbeda ke dalam satu
serat
• Operasi ini menghasilkan banyak serat virtual yang masing-
masing dapat membawa sinyal yang berbeda
• Gambar di bawah memperlihatkan skema dari suatu sistem
bidirectional WDM
– Sistem ini memiliki n interface layanan dan n panjang
gelombang yang ditransmisikan pada kedua arah melalui
satu buah serat.
– Setiap panjang gelombang beroperasi pada frekuensi yang
berbeda.
• Teknologi WDM menggunakan multiple wavelengths untuk
mentransmisikan information melalui single fiber.
5
Training Center

WDM

• Pertama kali jaringan WDM hanya menggunakan dua


wavelengths, yaitu 1310 nm dan1550 nm
• Kemudian berkembang menjadi lebih dari dua wavelengths,
yaitu menjadi s/d 16 pada window 1550 nm.
• Tiap-tiap wavelength adalah merupakan kanal independent
(misalnya : terdiri dari kanal 10 Gb/s digital 2,5 Gb/s dll.nya
• Rentang standard channel grid adalah dengan spasi 50, 100, 200
dan 1000 GHz.
• Spasi Wavelength tergantung kepada :
– laser line width
– optical filter bandwidth

6
Training Center

ITU-T G.692 Specification

• “Optical I/F untuk sistem dengan optical amps”


• Biasanya digunakan untuk hubungan point-to-point dengan sistem
WDM yang menggunakan 4, 8, atau 16 channels
• Max span tanpa amps adalah 100 miles; dengan amps adalah 400
miles
• Ketentuan wavelength grid dengan spasi merupakan kelipatan dari
50GHz (0.4nm) & centered @ 193.1 THz (1553.5 nm)
– Channels/spacing (GHz): 4 / 400, 8 / 200, 16 / 200
• Supervisory wavelengths pada 1310, 1480, 1510 & 1532nm
• Kecepatan bit yang dijinkan 622.08 Mbps, 2.488 Gbps dan
9.9 Gbps.

7
Training Center

Komponen Kunci untuk WDM

Passive Optical Components


•Wavelength Selective Splitters
•Wavelength Selective Couplers

Active Optical Components


•Tunable Optical Filter
•Tunable Source
•Optical amplifier
•Add-drop Multiplexer and De-multiplexer

8
Training Center

9
Training Center

KONFIGURASI SISTEM WDM.


Optical Transmitter (Laser) Optical Receiver (Detector)
λ1 λ1
T1 Optical Amplifier R1

λ2 λ2
R2
T2
λΝ ... λ3λ2λ1 λΝ ... λ3λ2λ1 λΝ ... λ3λ2λ1
λ3 Multiplex Demultiplex λ3
T3 WDM WDM R3

(Coupler) (Splitter)

λΝ Kabel Fiber Optic, λΝ


Tn Rn

Gambar-1a : Konfigurasi Wavelength Division Multiplexing (WDM)

10
Training Center

T1, T2, T3 .. Tn : Optical Transmitter (Laser) berfungsi untuk mengubah


sinyal dengan daya elektrik menjadi sinyal dengan daya
optik, dan diteruskan ke Mux, WDM.
Mux WDM : Menggabungkan sinyal dengan daya optik dari Optical
Transmitter (laser) menjadi satu (paralel ke serial
converter). Multiplex ini juga disebut sebagai “coupler
atau combiner”.
Kaber Fiber Optik berfungsi sebagai media transmisinya, menyalurkan sinyal
optik dari pengirim (T) ke penerima (R).
Optical Amplifier akan memperkuat sinyal optik, agar mempunyai daya selalu
stabil, sama dengan pada saat keluar dari Laser.
Demux WDM : Mengubah dari sinyal optik serial menjadi sinyal optik
paralel (serial ke parallel conventer).
Demultiplex ini juga disebut sebagai Splitter atau
decombiner.
R!, R2, R3, .. Rn : Optical Receiver (Detector) untuk mengubah dari Sinyal
dengan daya optik menjadi sinyal dengan daya elektrik

11
Training Center

Gambar-1b : Konfigurasi Wavelength Division Multiplexing (WDM)

12
Training Center
Pertama kali dioperasikan WDM, mempunyai kapastias 2 wavelength; dengan panjang
gelombang 1310 nm dan 1550 nm.

Terminal :

TX : Transmitter (Optical Transmitter/Laser) berfungsi untuk mengubah sinyal


dengan daya elektrik menjadi sinyal dengan daya optik, dan diteruskan ke Mux, WDM.
Mux WDM : Menggabungkan sinyal dengan daya optik dari Optical
Transmitter (laser) menjadi satu (paralel ke serial converter). Multiplex ini juga disebut
sebagai “coupler atau combiner”.

Regenerator :
Mengubah sinyal optik serial menjadi sinyal optik paralel (Mux WDM).
Mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik, dan memperkuat daya sinyal (RX).
Mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik (TX).
Mengubah sinyal paralel menjadi sinyal serial (Demux WDM).

Terminal :
Demux. WDM : Mengubah sinyal dengan daya optik serial menjadi sinyal dengan
daya optik paralel.
RX : Mengubah sinyal dengan daya optik menjadi sinyal dengan daya elektrik.

13
Training Center

Konfigurasi dasar dari suatu sistem WDM adalah sbb. :


1) Pemancar optik (Wavelength Converter)
2) Multiplex optik (Multiplex WDM)
3) Kabel optik
4) Optical Amplifier
5) Dispersion Compensating Device
6) Demultiplex optik (Demultiplex WDM)
7) Penerima optik (Wavelength Converter)

Lihat Gambar-1.

14
Training Center

Fungsi masing-masing bagian pada konfigurasi WDM adalah sbb. :


1). Pada Arah Kirim :
- Optical Transmitter berfungsi :
a. untuk mengubah sinyal dengan daya optik menjadi sinyal dengan daya listrik untuk
kemudian di regenerasi; dan berikutnya mengubah sinyal dengan daya listrik tersebut
menjadi sinyal dengan daya optik yang mempunyai panjang gelombang tertentu.
b. untuk mengubah sinyal dengan daya optik menjadi sinyal dengan daya optik juga,
tetapi dengan panjang gelombang tertentu yang berbeda.
- Optical Multiplexer (WDM) berfungsi menggabungkan beberapa panjang gelombang
yang berbeda, yang datang dari perangkat pengirim yang berbeda menjadi satu, untuk
kemudian dikirimkan melalui satu kabel serat optik secara bersamaan.
- Kabel Serat Optik berfungsi untuk meneruskan sinyal dengan daya optik dari pemancar ke
penerima.
- Penguat sinyal optik berfungsi menguatkan daya sinyal optik yang diterima, untuk
kemudian diteruskan ke lokasi berikutnya.
- Dispersion Compensating Device berfungsi untuk mengkompensasi dispersi yang
mungkin terjadi didalam kabel serat optik.
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar-1.

15
Training Center

2). Pada Arah Terima :

- WDM berfungsi memisahkan satu gabungan beberapa panjang gelombang


yang datang dari kabel serat optik, menjadi beberapa panjang gelombang yang
berbeda, dan satu dengan lainnya saling terpisahkan; untuk selanjutnya
diteruskan ke perangkat penerima yang berbeda.

- Optical Receiver (Detektor) berfungsi mengubah sinyal dengan daya optik


yang diterima menjadi sinyal dengan daya listrik.

Lihat Gambar-1.

16
Training Center

17
Training Center
Tunable Optical
Filter
Tx1 Laser λ1
(λ1 ) λ1 λΝ λ2λ2λ1 Rx1

Tx2 Laser λ1
(λ2) λ2
λΝ λ3 λ2 λ1 λΝ λ3λ2λ1 Rx2
Txn Laser
λ3
(λ3) λ3
λΝ λ3λ2λ1 Rx3

Txn Laser λΝ
Kabel Fiber Optic,
(λΝ) λΝ λ3λ2λ1
λΝ membawa beberapa RxN

Wavelength
Beberapa Channel Beberapa Channel
Wavelength Detektor
Wavelength Optik
Independent Independent

Multiplex WDM Demultiplex WDM Spectrum


(Coupler atau Combiner) (Splitter)

Gambar : Block diagram Wavelength Division Multiplexing

18
Training Center
Arah Kirim :
Tx1 Laser, Tx2 Laser, Tx3 Laser dan Txn Laser berfungsi :
Mengubah sinyal dengan daya elektrik menjadi sinyal dengan daya optik, yang
mempunyai wavelength λ1, λ2, λ3 dan λn untuk diteruskan ke Multiplex WDM.
Dimana “n” = jumlah wavelength, maximum 16.
Multiplex WDM (Coupler/Combiner) :
Mengubah sinyal paralel menjadi sinyal serial, dan diteruskan ke penerima
melalui kabel serat optik.
Kabel Fiber Optik berfungsi meneruskan multi wavelength dari Pengirim ke
Penerima.
Arah Terima :
Demultiplex WDM (Splitter/Decombiner) :
Mengubah sinyal dengan daya optik serial menjadi sinyal dengan daya optik
paralel, dan diteruskan ke Rx1 ….. Rxn.
Rx1, Rx2, Rx3 dan Rxn; yang terdiri dari Tunable Optical Filter dan Detector
Optik, berfungsi :
Mengambil wavelength yang diinginkan (λ1, λ2, λ3 atau λn) untuk kemudian
diubah dari sinyal dengan daya optik menjadi sinyal dengan daya elektrik.
Dimana “n” = jumlah wavelength, maximum 16.

19
Training Center

3.1 OPTICAL TRANSMITTER/


WAVELENGTH CONVERTER

20
Training Center

OPTICAL TRANSMITTER (WAVELENGTH CONVERTER)

• Transmitter merubah bit-bit elektrik menjadi pulsa-pulsa optik dengan


frekuensi tertentu
• Sumber optik yang digunakan dalam sistem komunikasi optik adalah
laser karena
– Menghasilkan cahaya dengan berkas dan lebar spektral yang
sempit
– Menghasilkan daya optik yang besar
• Transmitter menggunakan laser pita sempit (narrow-band) yang
memiliki lebar spektral yang sempit untuk membangkitkan pulsa-pulsa
optik
• Transmisi dilakukan pada pita infra merah dan harus dikendalikan
dengan sangat ketat agar dapat menghasilkan panjang gelombang yang
tepat
• Transmitter laser memerlukan kondisi lingkungan tertentu dan catu
daya listrik yang teratur (regulated) agar dapat beroperasi dengan baik.
21
Training Center

TRANSMITTER, TX

22
Training Center

TRANSMITTER (TX) :
Terdiri dari :
1.Rangkaian Laser (Laser Control dan Laser); untuk
membangkitkan sinyal laser, dan diteruskan ke rangkaian
Modulator.
2.Rangkaian Modulator (Modulator dan Modulator Driver);
berfungsi menerima sinyal laser dari rangkaian laser, untuk
memodulasi sinyal dengan daya elektrik (informasi), sehingga
diperoleh sinyal dengan daya optik yang mempunyai wavelength
tertentu.

23
Training Center

Laser

Untuk Sistem WDM kecepatan tinggi :


• Hanya untuk “Long Wavelength Lasers” (1550nm range)
• Hanya untuk “Single Frequency Lasers“
• Tidak ada direct modulation untuk laser current

Rangkaian Laser (Laser Control dan Laser); untuk membangkitkan sinyal laser,
dan diteruskan ke rangkaian Modulator.

24
Training Center

Modulator

Memilih format modulasi untuk optimalisasi :


• Bandwidth meningkatkan efisiensi spectral
• Receiver menekan OSNR yang diperlukan
• channel power menekan non – linearities

Rangkaian Modulator (Modulator dan Modulator Driver); berfungsi menerima sinyal laser
dari rangkaian laser, untuk memodulasi sinyal dengan daya elektrik (informasi), sehingga
diperoleh sinyal dengan daya optik yang mempunyai wavelength tertentu.
25
Training Center

MODULATOR
Direct Modulation.

- Direct Modulation
• Modulator ini melakukan fungsi konversi electrical-to- optical
(EO) dan parallel-to serial coverter
• Format modulasi yang digunakan adalah return-to-zero (RZ)
• Bila ada lojik “1”, dioda laser akan “on”
• Bila ada lojik “0”, dioda laser akan “off”
– Direct modulation memiliki kelemahan utama untuk data rate
yang tinggi, Tidak bisa digunakan pada bit rate yang lebih besar
dari 2,5 Gbps
– Direct modulation dapat membangkitkan non-linieritas dan
meningkatkan chirp–Direct modulation, dibatasi jarak dan cocok
untuk aplikasi metro WDM/DWDM.

26
Training Center

Chirp Direct Modulation.

– Adalah perubahan mendadak panjang gelombang tengah


(center wavelength) laser
– Disebabkan oleh ketidakstabilan laser
– Efek non-linier dapat menyebabkan chirp pada sistem
komunikasi optik
– Kita dapat mengurangi efek chirping yang berasal dari proses
pelaseran dengan menggunakan external modulator
– Pergeseran chirp biasanya +1 GHz s.d. -1 GHz

27
Training Center

Gambar Prinsip Direct Modulation

28
Training Center

Direct Modulation :

1.Parallel to Serial Converter berfungsi :


Mengubah “n” sinyal dengan daya elektrik paralel menjadi satu
sinyal dengan daya elektrik serial; untuk diteruskan ke High
Speed Electrical Driver.
2.High Speed Electrical Driver berfungsi : Untuk mengontrol daya
dari sinyal electrik berdasarkan kepada sinyal balik dari Laser.
3.Laser berfungsi : Untuk mengubah sinyal dengan daya electrik
menjadi sinyal dengan daya optik

Jadi modulator ini melakukan fungsi parallel-to serial coverter dan


Konversi electrical-to- optical (EO).
Format modulasi yang digunakan adalah return-to-zero (RZ) :
Bila ada lojik “1”, dioda laser akan “on”
Bila ada lojik “0”, dioda laser akan “off”
29
Training Center

External modulation

– Pada modulator ini, suatu laser yang di-bias secara DC


menghasilkan continuous wave (CW) yang diumpankan ke external
modulator yang memodulasi sinyal CW menjadi aliran bit optik
– Lebih stabil dan sering digunakan pada sistem WDM
– Ada dua jenis:
• Electro-absorption modulators (EAMs)
• Mach-Zehnder interferometer modulators (MZI)
– Pada umumnya menggunakan format non-return-to-zero (NRZ)
• Tetapi ada pula sistem WDM yang menggunakan format
return-to-zero (RZ) dan carrier-suppressed return-to-zero
(CS-RZ)
• Format RZ lebih banyak digunakan pada sistem long-haul
dan ultra-long-haul

30
Training Center

Gambar Prinsip External modulation

31
Training Center

External Modulation :

1.Parallel to Serial Converter berfungsi : Mengubah “n” sinyal dengan daya


elektrik paralel menjadi satu sinyal dengan daya elektrik serial; untuk
diteruskan ke High Speed Electrical Driver.
2.High Speed Electrical Driver berfungsi : Untuk mengontrol daya dari sinyal
electrik berdasarkan kepada sinyal balik dari Optical Modulator.
3.Laser berfungsi : Membangkitkan sinyal continuous wave (CW), yang
kemudian diumpankan ke external modulator (Optical Modulator).
4.Optical Modulator berfungsi : Menerima sinyal electrik dari High Speed
Electrical Driver untuk dimodulasi dengan sinyal Continous Wave (CW) dari
Laser, sehingga menghasilkan aliran bit optik.
5.Feedback berfungsi : Menerima sinyal balik dari Optical Modulator, mengubah
menjadi tegangan DC, untuk digunakan mengontrol level (amplitudo) dari
sinyal elektrik.

Jadi modulator ini melakukan fungsi parallel-to serial coverter dan konversi
electrical-to- optical (EO).

32
Training Center
Modulator Data

Types : Mach-Zehnder atau Electro-absorption

Material: LiNbO3 or InP


Typical Data:
• Frequency range s/d 38GHz)
• Switching voltage 4V
• Insertion loss 4 - 8dB

Contoh External Modulator


33
Training Center

Coding

• Forward Error Correction


• Meningkatkan Bandwidth 40Gbit/s menjadi 43Gbit/s

FEC di tambahkan pada rangkaian Modulator Driver, berfungsi untuk :


Memperbaiki error yang mungkin timbul didalam transmisi sinyal dari pengirim
ke penerima.
Meningkatkan Bandwidth dari 40 Gbps menjadi 43 Gbps.
34
Training Center

Distributed Feedback (DFB) Lasers

35
Training Center

Contoh Distributed Feedback (DFB) Lasers.


Laser DFB dibangun dengan menempatkan P-N junction di dalam
rongga yang seluruh dindingnya memantulkan sinar secara penuh (fully
reflecting) .
Umpan balik optik diperoleh dengan cara menyisipkan Bragg grating di
dalam rongga seperti ditunjukkan pada gambar di atas
– Cahaya yang masuk melalui Bragg grating akan dibiaskan, kemudian
sebagian kecil akan dipantulkan kembali.
– Panjang gelombang yang dipantulkan disebut Bragg resonance
wavelength
– Umpan balik optik ini disebut distributed feedback karena
kemunculannya yang beragam di dalam rongga
– Umpan balik terjadi sepanjang rongga dan diperlukan untuk
mempertahankan ambang pelaseran

36
Training Center

Distributed Bragg Reflector (DBR) Lasers

37
Training Center

Contoh Laser DBR :


• Laser DBR memiliki cara kerja yang serupa dengan laser DFB.
• Laser DBR memperluas umpan balik akibat grating ke seluruh bagian rongga.
• Kemampuan penalaan panjang gelombang diperoleh dengan merubah perioda
grating di luar daerah aktif P-N junction.
• Perubahan arus pada grating juga akan merubah panjang gelombang Bragg dan
umpan balik.
• Dengan kemampuan penalaan ini, laser DBR dapat ditala pada beberapa
nanometer secara cepat.
• Laser DBR digunakan pada sumber optik yang dapat ditala.
• Laser DFB dan DBR dapat dianggap sebagai generasi pertama laser yang
dapat ditala (tunable laser).

38
Training Center

Contoh Tunable Laser.

39
Training Center

Contoh Tunable Laser.

• Mechanical Tunable Laser


– Menggunakan micro-electro-mechanical systems (MEMS) sebagai
aktuator panjang gelombang
– Aktuator MEMS akan dapat secara fisik merubah panjang antar dinding
cangkang sehingga dapat menghasilkan variasi panjang gelombang
output.
• Jarak fisik antar dinding cangkang harus dikalibrasi secara hati-hati terhadap
panjang gelombang yang distandardkan ITU-T
– Dengan cara ini variasi tegangan pada aktuator MEMS akan
menghasilkan perubahan pada panjang gelombang yang dipancarkan

40
Training Center

Contoh External Cavity Tunable Lasers

41
Training Center

Contoh External Cavity Tunable Lasers :

– Dibangun dari collimating optics, dan external grating


– Versi komersial juga mengandung integrated thermal tunner, a gain chip, an
isolator, dan sejumlah flexures yang diselaraskan secara tepat dengan serat
sebelum dipasang pada bungkusnya
– Daya output tipikal lebih dari 20 mW
– Pada umumnya semakin lebar laser maka semakin kecil daya yang
dipancarkannya
– Sistem DWDM baru, dirancang untuk menggunakan laser ini
– Perubahan panjang gelombang laser ini dapat berlangsung dalam orde nano
detik sehingga sangat berpotensi untuk digunakan sebagai switch optik yang
dapat merutekan trafik berdasarkan panjang gelombang.

42
Training Center

Contoh Vertical Cavity Surface Emitting Lasers (VCSELs)


43
Training Center

Contoh Vertical Cavity Surface Emitting Lasers (VCSELs)

– Merupakan jenis laser dioda semikonduktor dengan cangkang yang tegak lurus
dengan wafer plane
– Laser ini memancarkan cahaya yang tegak lurus terhadap bidang P-N junction
– Laser ini mengandung distributed Bragg grating yang menstabilkan panjang
gelombang dan menekan side modes
– Karena laser ini memancarkan cahaya yang tegak lurus terhadap wafer plane,
maka laser ini ideal untuk aplikasi susunan laser seperti interkoneksi optik
paralel

44
Training Center

3.2. OPTICAL RECEIVER (WAVELENGTH CONVERTER)

45
Training Center

FUNGSI :

• Receiver berfungsi mendeteksi pulsa-pulsa optik dan


merubahnya ke dalam deretan bit elektrik
• Receiver biasanya menggunakan photodiodes untuk merubah
energi foton menjadi elektron
• Gambar di bawah menunjukkan skema WDMDWDM receiver
• Receiver pada sistem CWDM dan DWDM memerlukan
bandwidth yang lebih lebar sehingga dapat menangani seluruh bit
rate dan protokol

46
Training Center

Receivers

47
Training Center

Gambar Rangkaian Receiver :


Sinyal multi wavelength diterima oleh Receiver, dan diproses sedcara bertahap
sbb. :
1. Diubah dari sinyal optik menjadi sinyal elektrik oleh Photo diode (O/E
Converter).
2. Amplitudo sinyal RF dikuatkan oleh Electrical Amplifier.
3. Kemudian dipisahkan antara Data dan Clock, untuk kemudian di perbaiki
(Recovery), oleh Data Recovery dan Clock Recovery.
4. Clock yang sudah direcovery diteruskan ke data recovery, untuk memperbaiki
kualitas Data.
5. Selanjutnya multi wavelength electrik diubah menjadi multi wavelength
paralel oleh Serial/Paralel Converter.

48
Training Center

Receiver
Basic elements :
• Photodiode
• Clock recovery
• Decision gate
• Rx electronics

Contoh bagian Receiver; terdiri dari :


1. Optical Ampliifier (OA), memperkuat amplitudo sinyal (Pre-Amplifier).
2. Filter, untuk memilih sinyal yang dikendaki.
3. Photo Diode, berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal slectric.
4. Kemudian dipisahkan antara Data dan Clock, untuk kemudian di perbaiki (Recovery), oleh
Decision Gate (Data Recovery) dan Clock Recovery.
5. Clock yang sudah direcovery diteruskan ke Decision Gate (data recovery), untuk memperbaiki
kualitas Data.
6. Selanjutnya multi wavelength electrik diubah menjadi multi wavelength paralel oleh DEMUX
(Serial/Paralel Converter); yang dilengkapi dengan fungsi deFEC (FEC pada arah terima)..
49
Training Center

Photodiode
Untuk sistem WDM kecepatan tinggi :
• Bandwidth > 35 GHz
• high output voltage
(dibutuhkan untuk elektronik kecepatan
tinggi)
- Efisiennya bagus
- Kemampuan menahan daya yang
besar

50
Training Center

MENSTABILKAN PANJANG GELOMBANG

- Masalah terbesar dalam sistem WDM adalah menstabilkan panjang


gelombang
- Pada level sistem, ada sejumlah cara untuk menstabilkan panjang
gelombang:
= Pada sistem yang menggunakan direct modulation terhadap arus
pendorong laser (the laser drive current), skema pengkodean data
merupakan hal yang penting
- Kita harus menggunakan pengkdoean data yang sedemikian hingga
dapat menyamakan jumlah bit 1 dan 0
- Membuat “sisir”(“comb”) dari frekuensi-frekuensi referensi dengan cara:
• Membangun laser Fabry-Perot khusus dengan jumlah mode yang
sangat banyak
• Menstabilkan salah satu mode menggunakan FBG dan feedback
loop
• Mendistribusikan sisir referensi ini ke seluruh jaringan agar dapat
digunakan untuk menstabilkan laser lain atau (setelah dikuatkan)
menjadi sumber panjang gelombang jaringan
51
Training Center

MENSTABILKAN PANJANG GELOMBANG


(lanjutan)

- Perlu serat tambahan


- Membangun jaringan dengan menempatkan seluruh komponen yang
dapat ditala di dalam hub (lokasi) yang terpusat bersama reflective star
- Pada konfigurasi ini, sebuah laser multimode dapat digunakan untuk
menghasilkan sisir untuk seluruh pemancar, penerima dan filter di
dalam sistem; masing-masing workstation dapat memiliki pemancar
dan penerima yang tetap
- Mengirimkan frekuensi referensi pada lokasi yang sedidkit terpisah
dari sisir kanal

52
Training Center

3.3. WDM MULTIPLEXER (OPTICAL MULTIPLEXER)


DAN
WDM DEMULTIPLEXER (OPTICAL DEMULTIPLEXER)

53
Training Center

1. Prinsip multiplexing wavelength.

Prinsip multiplexing pada WDM/DWDM didasarkan pada 2 mekanik; yaitu :

1) Angular Dispersion, lihat Gambar-3


2) Optik Filtering, lihat Gambar-4

1. Angular Dispersion.

Angular Dispersion ada 2 macam; yaitu :

a. Prisma

λ1
λ3λ2λ1
λ2

λ3
Gambar-3a : Prisma

54
Training Center

Tiga berkas sinar; masing-masing λ1, λ2, dan λ3 dipancarkan ke


prisma; oleh prisma ke tiga sinar tersebut dibiaskan ke satu titik.
Jadi prisma diatas berfungsi mengubah 3 sinyal parallel menjadi
satu sinyal serial.

55
Training Center

b. Reflecting Diffraction Grating

λ3λ2λ1

λ1
λ2
λ3

Gambar-3b : Reflecting Diffraction Grating

56
Training Center

Tiga berkas sinar; masing-masing λ1, λ2, dan λ3 dipancarkan ke


reflecting diffraction grating; oleh reflecting diffraction grating ke
tiga sinar tersebut diterima pada satu titik, untuk kemudian
dipantulkan ke arah yang berlawanan.
Jadi reflecting diffraction grating diatas berfungsi mengubah 3 sinyal
parallel menjadi satu sinyal serial.

57
Training Center

2. Optik Filtering.

Optik Filter terdiri dari : lapisan “thin” dari material yang


transparan dengan index bias yang berbeda-beda.

Interferensi antar ”thin film” menyebabkan filter akan


melewatkan panjang gelombang optik yang diinginkan,
dan memantulkan panjang gelombang optik yang tidak
dikehendaki.

58
Training Center

Filter-2 Filter-1

λ1λ2λ3 λ1λ2 λ1

λ3 λ2

Gambar-4 : Optic Filtering.

Filter-1 meneruskan λ1 dan memantulkan λ2.


Filter-2 meneruskan λ1 dan λ2, memantulkan λ3
Jadi Filter pertama berfungsi mengubah dua sinyal paralel λ1 dan λ2, menjadi satu sinyal
serial; sedangkan Filter kedua mengubah dua sinyal paralel λ1λ2 dan λ3.

59
Training Center

Prinsip demultiplexing wavelength.

Prinsip demultiplexing pada WDM/DWDM sama


dengan prinsip multiplexing WDM/DWDM yaitu :

1) Angular Dispersion, lihat Gambar-5

2) Optik Filtering, lihat Gambar-6

60
Training Center

1. Angular Dispersion.

Angular Dispersion 2 macam; yaitu :

a. Prisma

λ3
λ1λ2λ3 λ2
λ1

Gambar-5a : Prisma

61
Training Center

Satu berkas sinar serial λ1λ2λ3 yang diterima oleh prisma akan
dibiaskan menjadi tiga berkas sinar λ1, λ2, dan λ3.
Masing-masing λ1, λ2, dan λ3; oleh prisma ke tiga sinar tersebut
dibiaskan ke tujuan masing-masing.
Jadi prisma diatas berfungsi mengubah satu sinyal serial menjadi 3
sinyal parallel.

62
Training Center

b. Reflecting Diffraction Grating

λ3λ2λ1

λ1 λ2
λ3

Gambar-5b : Reflecting
Diffraction Grating

Satu berkas sinar λ1λ2λ3; yang diterima oleh reflecting diffraction grating akan dipantulkan
menjadi tiga berkas sinar λ1, λ2, dan λ3 ke arah yang berlawanan.
Jadi reflecting diffraction grating diatas berfungsi mengubah satu sinyal serial menjadi 3
sinyal parallel.

63
Training Center

2. Optik Filtering.

Optik Filter terdiri dari : lapisan “thin” dari material


yang transparan dengan index bias yang berbeda-beda.

Interferensi antar ”thin film” menyebabkan filter akan


melewatkan panjang gelombang optik yang diinginkan,
dan memantulkan panjang gelombang optik yang tidak
dikehendaki.

64
Training Center

Filter-1 Filter-2

λ3λ2λ1 λ3λ2 λ3

λ1 λ2
Gambar-6 : Optic Filtering.
Filter-1 memantulkan λ1 dan meneruskan λ2 dan λ3.
Filter-2 memantulkan λ2 meneruskan λ3.

Jadi Filter pertama berfungsi mengubah satu sinyal serial λ1 λ2 λ3 menjadi dua
sinyal paralel λ1 dan λ2 λ3; sedangkan Filter kedua mengubah satu sinyal serial λ2
λ3 menjadi dua sinyal paralel λ2 dan λ3.

65
Training Center

CONTOH - CONTOH MULTIPLEX/DEMULTIPLEX.

1. Tunable Optik Filter


Wavelength
yang sudah
dimodulasi
Tunable Optical
Filter

λΝ λ3 λ2 λ1 λΝ λ3 λ2 λ1

INPUT OUTPUT

Multi Wavelength λ1 λ2 λ3 ……. λn diterima oleh Tunable Optical Filter;


kemudian Tunable Optical Filter akan memilih satu wavelength; misalnya λ2,
sedangkan wavelength yang lainnya akan diredam atau dipantulkan.

66
Training Center

Gambar prinsip Tunable Optical Filter

67
Training Center

Multi Wavelength λ1 λ2 ……. λn diterima oleh Tunable Optical


Filter; kemudian Tunable Optical Filter akan memilih satu
wavelength; misalnya λ1, untuk kemudian diteruskan ke Receiver
Electronics; sedangkan wavelength yang lainnya akan diredam atau
dipantulkan.
Tunable Optical Filter ini dikendalikan oleh rangkaian CONTROL.

68
Training Center

2. Wavelength/polarization demultiplexer.

Gambar-4 memperlihatkan suatu konfigurasi “demultiplexer


wavelength/polarization”; yaitu yang terdiri dari :

a. Demultiplex Optical Filter; yang berfungsi untuk memisahkan channel


yang diinginkan
b. Polarization Beam Splitter (PBS); yang berfungsi untuk mengeluarkan
sisa komponen - komponen channel terdekat
c. Automatic Polarization Control; berfungsi untuk membuat match
status polarisasi dari channel yang diinginkan untuk kemudian
diteruskan ke PBS berikutnya.
d. Monitor Photo Diode; berfungsi untuk mengirimkan sinyal feedback
ke pengontrol polarisasi.

Lihat gambar berikut.

69
Training Center

Demux Optical Filter APC PBS λ3

BPF
Output
Channel
Ganjil
λΝ λ3 λ2 λ1
INPUT Monitor
Photo Diode

λΝ λ5 λ2λ3 λ1
Channel
Genap

Gambar Demultiplexer Wavelength/Polarization

70
Training Center

Sinyal optik serial λ1 λ2 ……. λn dari optical fiber cable diterima oleh
Demultiplexer Wavelength (Polarization), kemudian akan diproses dengan urutan
sbb. :
Sinyal diterima oleh Coupler; dimana coupler akan memecah sinyal menjadi 2
kelompok, yaitu sinyal pada channel genap dan sinyal pada channel ganjil; yang
masing-masing diteruskan ke Demux Optical Filter.
Demultiplex Optical Filter akan mengubah sinyal serial (channel genap dan
channel ganjil) menjadi si nyal parallel; selanjutnya setiap channel akan
dilewatkan pada Band Pass Filter (BPF), yang berfungsi untuk meneruskan
channel yang diinginkan dan meredam channel yang tidak diinginkan.
Automatic Polarization Control (APC); berfungsi untuk mengontrol
polarisasi dari channel yang diinginkan.
Polarization Beam Splitter (PBS); berfungsi untuk mengeluarkan sisa komponen -
komponen channel terdekat; sehingga yang diteruskan benar-benar hanya
channel yang diinginkan.
Monitor Photo Diode; berfungsi untuk mengirimkan sinyal
Feedback ke pengontrol polarisasi.

71
Training Center

3. Cascaded ‚Multilayer Dielectric Thin-Film Filters‘

Cascaded thin-film filter

Cascaded Thin Film Filter (TFF) :


1. Berdasar kepada prinsip Fabry Perot
2. Mirrors mengelilingi cavity yang menggunakan „multiple reflective dielectric
thin film layers”
3. Perubahan temperature stabil
4. Low loss & polarization insensitive

72
Training Center

Cascaded thin-film filter


Cascaded Thin Film Filter (TFF) :
Berdasar kepada prinsip Fabry Perot
Mirrors mengelilingi cavity yang menggunakan „multiple reflective dielectric thin
film layers”
Perubahan temperature stabil
Low loss & polarization insensitive
73
Training Center

4. Arrayed Waveguide Grating (AWG)


(1 x n DEMUX atau n x 1 MUX)

Input Coupler

Output Coupler

AWG: arrayed waveguide grating

74
Training Center

Satu input signal yang sama di copy ke suatu array dari


waveguides (AWG) : λ1... λn
Pada setiap waveguides signal tersebut menuju ke suatu path yang
berbeda (difference:ΔL)
Positive interference untuk input wavelengths λ1... λn pada output
ports yang berbeda (1...n)
Active temperature control!
Silicium based integrated optics

75
Training Center

TEKNOLOGI MUX/DEMUX
Interleaver
λ1, λ3 . . . λ9

λ1, λ2, λ3, λ10 In/Out


. . .

Out/In
λ2, λ4 .. . λ10
50 GHz In/Out

100 GHz
Gambar menunjukkan teknik multiplexing Interleaver didalam WDM, dimana :
Dua deretan multi sinyal paralel (λ1, λ3, λ5, λ7, λ9 dan λ2, λ4, λ6, λ8, λ10; dengan
spasi 100 GHz) diterima oleh multiplex, untuk digabung menjadi satu deretan sinyal
serial (λ1, λ2, λ3, λ4, λ5, λ6, λ7, λ8, λ9, λ10; dengan spasi 50 GHz) .
Satu deretan sinyal serial (λ1, λ2, λ3, λ4, λ5, λ6, λ7, λ8, λ9, λ10; dengan spasi 50
GHz) diterima oleh demultiplex, untuk dipecah menjadi dua deretan multi sinyal
paralel (λ1, λ3, λ5, λ7, λ9 dan λ2, λ4, λ6, λ8, λ10; dengan spasi 100 GHz).
76
Training Center

• WDM (Optical multiplexers) menggabungkan beberapa


panjang gelombang menjadi satu.
• WDM (Optical demultiplexers) memecah satu panjang
gelombang menjadi beberapa.
• Banyak teknologi yang digunakan dalam optical
multiplexing demultiplexing, misalnya:

–Thin film filters


–Fiber Bragg gratings (FBG)
–Arrayed Waveguide gratings (AWG)
–FP (Fabry Perot) cavity filter
–Mach-Zehnder interferometer
–Acousto optical tunable filters

77
Training Center

Thin Film Filter

78
Training Center

Teknik Multiplexing/Demultiplexing yang menggunakan “Thin Film Filter”;


pada ditunjukkan :
Pada Arah Multiplexer :
1. TFF Section n menerima λn dan diteruskan ke tingkat berikutnya.
2. TFF Section 3 menerima λ3 dan memantulkan λn untuk diteruskan ke tingkat
berikutnya.
3. TFF Section 2 menerima λ2, memantulkan λ3 dan λn untuk diteruskan ke
tingkat berikutnya.
4. TFF Section 1 menerima λ1, memantulkan λ2, λ3 dan λn untuk diteruskan ke
tingkat berikutnya.

Pada Arah Demultiplexer :


1. TFF Section n menerima λn dan diteruskan ke tingkat berikutnya.
2. TFF Section 3 menerima λ3 dan memantulkan λn untuk diteruskan ke tingkat
berikutnya.
3. TFF Section 2 menerima λ2, memantulkan λ3 dan λn untuk diteruskan ke
tingkat berikutnya.
4. TFF Section 1 menerima λ1, memantulkan λ2, λ3 dan λn untuk diteruskan ke
tingkat berikutnya.
79
Training Center

Fiber Bragg grating

FBG banyak digunakan pada sistem WDM misalnya untuk elemen channel-
drop, perangkat kompensasi dispersi, dan filter
FBG memiliki rentang 10 nm dan memerlukan waktu penalaan dari 1 s.d. 10
detik.

80
Training Center
Array Waveguide (AWG)

AWG dapat menggantikan sejumlah


Bragg grating.
Waktu penalaan filter AWG mendekati
10 ms.

81
Training Center

Fabry Perot Cavity Filter

82
Training Center

Fabry Perot Cavity Filter.

• Mechanical Tunable Laser


– Menggunakan Transducer sebagai aktuator panjang gelombang.
– Aktuator Transducer akan dapat secara fisik merubah panjang
antar dinding cangkang sehingga dapat menghasilkan variasi
panjang gelombang output.
• Jarak fisik antar dinding cangkang harus dikalibrasi secara hati-hati
terhadap panjang gelombang yang distandardkan ITU-T.
– Dengan cara ini variasi tegangan pada aktuator Transducer akan
menghasilkan perubahan pada panjang gelombang yang
dipancarkan.

83
Training Center

Mach-Zehnder Interferometers

3 dB 3 dB
Coupler Coupler

84
Training Center

Mach Zehnder Filters:


Bentuk dasar dari Mach Zehnder interferometer (MZI) adalah sbb.
Gambar diatas menunjukkan dua coupler 3-dB, saling dihubungkan
untuk membentuk suatu rangkaian interferometer.
Pada coupler 3 dB pertama sinyal di split kedalam dua fiber path
dan kemudian digabung lagi menjadi satu oleh coupler 3-dB kedua.
Bagian penggeser phase dipasang pada salah satu lengan
interferometer (fiber yang satu).
Pergeseran phasa bisa dilakukan dengan mengubah panjang path
optik di lengan interferometer yang satunya lagi.
Kondisi ini akan menghasilkan “time delay” phase diantara sinar
yang merambat didalam tiap-tiap lengan dari fiber interferometer.

85
Training Center

Skematik 4-channel
wavelength demultiplexer.
Splitter pertama menerima 4 wavelength serial; untuk kemudian dipecah menjadi dua, yaitu
λ1, λ2 dan λ3, λ4.
Splitter kedua masing-masing menerima dua sinyal serial, untuk kemudian dipecah menjadi
dua; yaitu λ1 dan λ2 - λ3 dan λ4.
Keempat wavelength tersebut selanjutnya diteruskan ke band pass filter masing-masing.
86
Training Center

3.4. OPTICAL ADD/ DROP MULTIPLEXER


(OADM )

87
Training Center

Optical Add / Drop Multiplexer (OADM)

Suatu optical add/drop multiplexer (OADM) adalah perangkat


yang berfungsi untuk menambahkan (add) atau mengambil
(drop) individual wavelengths ke/dari WDM aggregate pada sisi
“in-line”, untuk membentuk fungsi add/drop optical level.

Sebelum OADM, “back to back WDM terminal” sudah ada


untuk mengakses individual wavelengths pada sisi “in-line”.

OADMs bisa bekerja untuk “add and drop fixed wavelenghts”,


dan juga bisa untuk add/drop selective wavelength.
Lihat gambar berikut.

88
Training Center

Sistem WDM dengan OADM

89
Training Center

Gambar Sistem WDM dengan OADM :


WDM Mux : menggabungkan multi wavelength paralel menjadi
serial.
ADD/DROP : melakukan drop – insert – pass through (Express
Channel) terhadap sinyal optik serial.
WDM Demux : Memecah sinyal multi wavelength serial menjadi
sinyal multi wavelength paralel.

90
Training Center

Add-Drop Multiplexers

● Digunakan untuk meng “couple out” satu atau lebih wavelengths dan untuk
memasukkan wavelengths yang sama.
● Menggunakan Switch.

91
Training Center

Gambar Add Drop Multiplexer dengan Coupler :


WDM Demux : Memecah sinyal multi wavelength serial menjadi sinyal multi
wavelength paralel.
ADD/DROP : melakukan drop – add – pass through (Express Channel)
terhadap sinyal optik serial.
WDM Mux : menggabungkan multi wavelength paralel menjadi serial.

Gambar (a) : seluruh wavelength di drop/add.


Gambar (b) : Setiap wavelength akan di pecah menjadi 2 oleh splitter;
setengah sinyal diteruskan, dan setengah lainnya di drop

92
Training Center

Functional Diagram
Contoh 4 band aplikasi OADM pada 10 channel add/drop node didalam
sistem 40 channel.

93
Training Center

Add - Drop dengan Thin Film Filter :


Multi wavelength serial (sebanyak 40 kanal, kanal 20 – 59) diterima oleh Demux
Common, kemudian diteruskan ke - 4 band OADM, yang terdiri dari :
C20 – 29 : menerima multi wavelength kanal 20 – 59; melewatkan wavelength
kanal 20 – 29 (pass through/Drop 1), dan diteruskan ke Add 1 :
C20 – 29); memantulkan kanal 30 – 59.
C30 – 39 : menerima multi wavelength kanal 30 – 59; melewatkan wavelength
kanal 30 – 29 (pass through/Drop 2), dan diteruskan ke Add 2 :
C30 – 39); memantulkan kanal 40 – 59.
C40 – 49 : menerima multi wave length kanal 40 – 59; melewatkan wavelength
kanal 40 – kanal 49 (pass through/Drop 3), dan diteruskan ke Add 3 :
C40 – 49); memantulkan kanal 50 – 59.
C50 – 59 : menerima multi wave length kanal 50 – 59; untuk diteruskan ke
perangkat DEMUX (Drop)

94
Training Center

OADM dengan circulator dan FBG

FFP = Filter Febry Perot


FBG = Fiber Brag Grating

95
Training Center

Operasi add-drop pada stasiun end-user dengan menggunakan


circulators dan serat yang di-Bragg grating

96
Training Center

Losses Connector loss (Lc), Tap loss (Ltap), Throughput


loss (Lth), Intrinsic loss dan Fiber loss

97
Training Center

Loss pada Linear Bus Coupler :


Loss kenektor (= 4 buah) + Tap Loss + Throughput Loss +
Intrinsic Loss.
F = connector.
C = Coupler.
T = Transmit.
R = Receiver.

98
Training Center

99
Training Center

3.5. OPTICAL SWITCHES/OPTICAL CROSS CONNECTION (OXC)

100
Training Center

SWITCHING.

Ada 2 jenis Switching :

1. “Circuit Switching”
2. “Packet Switching”.

Untuk transmisi optik dengan kecepatan tinggi, yang digunakan


adalah packet switching, karena dapat mentransfer data lebih
effisien.
Jaringan yang berbasis pada “packet switching” dapat
menyediakan keperluan yang dibutuhkan oleh suatu node untuk
mendeteksi dan mengirimkan optoelectronically setiap packet
data optik yang datang.

101
Training Center

OPS (Optical Packet Switching) NODE ARCHITECTURE

Gambar dibawah memperlihatkan diagram balok fungsi architecture node Optical


Packet Switching (OPS).

OPS tdr. dr. :


1. Sepasang multiplexers dan demultiplexers
2. Satu input interface,
3. Space switch fabric dengan optical ber (Misalnya ber delay lines) dan
wavelength converters,
4. Satu out-put interface,
5. Dan switch control unit.

Packets yang tiba di pada OPS pertama akan di demultiplex menjadi


individual wavelengths, kemudian dikirim ke “input interface”.
Setiap packet berisi payload dan optical header (mis. IP header) yang digunakan
untuk routing didalam daerah optical.

102
Training Center

Gambar architecture node Optical Packet Switching

103
Training Center

Input interface berfungsi bertanggung jawab untuk mengeluarkan “optical packet


header” dan kemudian meneruskan ke “switch control unit” untuk diproses.

Switch control unit berfungsi memproses :


1. “Header information,
2. Menentukan out-put port dan wavelength yang sesuai untuk packet,
3. Memerintahkan switch fabric untuk melakukan route packet yang
dikehendaki. Untuk keperluan routing packet, switch mungkin harus
mengubah menjadi wavelength baru.
4. Menentukan header baru untuk packet, dan meneruskannya ke output
interface.

Output interface, berfungsi memberikan header baru untuk packet, dan kemudian
meneruskan packet ke outgoing link (ke node berikutnya) didalam path.

104
Training Center

Optical cross-connect architecture

105
Training Center

Gambar : 2 × 2 OXN cross-


connecting channels 1 dan 2
sepanjang dua paths (dotted
and dashed lines, respectively)
dengan tujuan ke port output
fiber yang sudah ditentukan.

106
Training Center

Gambar - OXC yang diimplementasikan dengan menggunakan FBGs,


circulators, dan passive combiners
107
Training Center

3.6. OPTICAL AMPLIFIER/REGENERATOR

108
Training Center

Optical Amplifier
1. Pre-amplifier
Ditempatkan persis sebelum receiver, untuk menaikkan kekuatan signal; sesuai dengan
rentang sensitivitas receiver.

2. Post amplifier menguatkan sinyal pada sisi pengirim, dipasang persis setelah
transmitter.

3. In-Line Amplifier (ILA).


Ditempatkan kira-kira setiap 80 s/d 100km media optik, untuk menguatkkan signal
yang mengalami redaman selama dalam transmisi untuk mencapai tempat yang dituju,
ILA berikutnya atau sisi terminal.
ILA bekerja pada daerah optik, dan berfungsi sebagai amplifier 1R.

4. Amplifier dikatagorikan kedalam 1R, 2R, dan 3R:


–1R : Re-amplify
–2R : Re-amplify dan reshape
–3R : Re-amplify, reshape, dan retime

5. Pengembangan jaringan WDM/DWDM agar mencakup jarak lebih jauh dan/atau


menambah jumlah node memerlukan penyisipan repeater atau amplifier.
109
Training Center

Contoh suatu jaringan WDM untuk jarak jauh.

Gambar diatas menunjukkan contoh jaringan WDM untuk jarak jauh; dimana pada
jaringan dilengkapi dengan :
- Post Amplifier.
- In-Line Amplifier.
- Pre Amplifier.
Sehingga diperoleh kualitas sinyal terima sama sinyal yang dikirim.
110
Training Center

7. Amplifier dapat menyediakan regenerasi 1R hanya untuk menanggulangi redaman


daya optik

8. Repeater dapat menyediakan regenerasi 3R untuk menanggulangi redaman dan


dispersi

9. Perangkat 1R hanya menguatkan sinyal yang diterima

10. Perangkat 2R menyediakan amplification dan reshaping gelombang untuk


menyediakan recovery data

11. Perangkat 3R melakukan amplifications dan reshaping serta memerlukan suber waktu
yang digunakan bagi pewaktuan kembali transponder

12. Power Amplifier/Booster


Gambar berikut menggambarkan tiga aplikasi optical amplifier, dimana amplifier
pertama adalah Power Amplifier (Booster). Power amplifiers (atau juga disebut
booster amplifiers) ditempatkan langsung setelah optical transmitter. Aplikasi ini
membutuhkan EDFA untuk mendapatkan signal input yang besar dan memperoleh
signal output dengan level maksimum.

111
Training Center

Tiga Aplikasi EDFA

Tiga Aplikasi EDFA :


1.Power Booster.
2.In-Line Amplifier.
3.Pre Amplifier.
112
Training Center

EDFA digunakan untuk Kompensasi Loss didalam Optical


Networks

Yaitu dengan meng-insert-kan EDFA sebelum splitter 1 x 8 optical


akan menaikkan power hampir sekitar +19 dBm, sehingga
memungkinkan setiap signal dari 8 signal akan mendapat 9 dBm,
dengan akibat output power akan hampir sama dengan original
transmitter power.
Optical splitter sendiri mempuyai “nominal optical insertion loss”
sebesar 10 dB.
Transmitter mempunyai optical output sebesar +10 dBm, berarti
bahwa optical splitter outputs tanpa EDFA adalah sebesar 0 dBm.
Output power ini dapat diterima hampir oleh seluruh aplikasi digital.

113
Training Center

+ 9 dBm
+ 19 dBm
+ 10 dBm

Loss 10 dB

Loss Compensation didalam Optical Networks

Untuk mengkompensasi loss terhadap sinyal selama dalam perjalan


dari Transmitter ke Receiver didalam jaringan optik digunakan
Power Amplifier; dalam hal ini yang digunakan EDFA..

114
Training Center

Network Regeneration

Untuk sistem WDM, regenerasi diperlukan bagi seluruh panjang gelombang.


Untuk jaringan metro WDM dengan jumlah node yang banyak, bisa digunakan
Semiconductor Optical Amplifier (SOA).

Pada gambar menunjukkan suatu jaringan WDM yang terdiri dari :


1. Transponder (synchronous dan asynchronous), dengan regenerasi 2R.
2. Multiplexer.
3. Optical Amplifier, dengan regenerasi 1R.
4. Demultiplexer.
5. Regenerator, dengan regenerasi 3R.
6. Multiplexer.
115
Training Center

Ada 3 tipe Amplifier :

1. Erbium Doped Fiber Amplifiers (EDFA)


2. Raman Fiber Amplifiers
3. Semiconductor Optical Amplifiers (SOA)

116
Training Center

1. Erbium-Doped Fiber Amplifiers (EDFAs)

EDFAs menyediakan mekanisme gain untuk penguatan DWDM.


• Sistem DWDM menggunakan erbium amplifier karena dapat bekerja dengan
baik dan sangat efisien sebagai amplifier pada rentang 1530 nm –1565 nm.
• Cahaya dipompakan pada sekitar 980 nm dan/atau 1480 nm untuk
mengeksitasi ion erbium yang kemudian menguatkan panjang gelombang pita
C yang masuk dari sumber.
117
Training Center

Block Diagram EDFA 1 Tingkat

118
Training Center

Block Diagram EDFA 2 Tingkat

119
Training Center

Input coupler, Coupler #1, adalah microcontroller untuk memonitor input light
melaui detector #1.

Input isolator, isolator #1 (selalu ada) untuk mencegah signal balik.


WDM #1 (selalu ada) untuk meng-injeksikan pump wavelength 980 nm
kedalam panjang (length) dari “erbium-doped fiber”.
WDM #1 mengkopel optical input signal kedalam “erbium-doped fiber”
dengan minimal optical loss.

Erbium-doped optical fiber biasanya sepanjang 10meters.


Energy 980 nm memompa atom erbium kedalam “slowly decaying, excited
state”.
Jika energy didalam band 1550 nm berjalan melalui fiber, hal ini akan
menyebabkan “stimulated emission of radiation”, sehingga akan menguatkan
signal 1550 nm .

120
Training Center

WDM #2 (hanya ada pada dual pumped EDFAs); mengkopel energi 980 nm
tambahan dari Pump Laser #2 kedalam ujung dari erbium-doped fiber,
meningkatkan penguatan dan daya output.

Isolator #3 (selalu ada).


Coupler #2 optional.
Tap yang terhubung ke Detector #3 digunakan untuk memonitor daya optical
output. Tap yang terhubung ke Detector #2 digunakan untuk memonitor
“reflections back” kedalam EDFA.

Fitur ini bisa digunakan untuk mendedteksi apabila konektor pada “optical
output” putus. Hal ini akan menaikkan signal back-reflected, dan
microcontrolled dapat meng- set pump lasers ke disable, untuk keselamatan
tenaga teknik yang sedang bekerja dengan EDFAs.

121
Training Center

Untuk sistem optikal fiber dengan performansi tinggi perlu


digunakan dua tingkat EDFA dengan “mid-stage access”.
Dalam hali ini, dua “single-stage EDFAs” di paket menjadi satu.
Output EDFA tingkat pertama dan input EDFA tingkat kedua
membawa sinyal untuk user.
Untuk menekan “overall dispersion” dari sistem, secara periodik
bisa digunakan “dispersion compensating fiber (DCF)”. Tetapi hal
ini akan menyebabkan naiknya insertion loss sekitar 10 dB.

122
Training Center

Figure 3 - Two-stage EDFA with Mid-stage Access


123
Training Center

Pertama optical input dilewatkan pada optical Isolator #1, kemudian keWDM #1, dimana di
injeksikan “980 nm pump wavelength” kedalam length pertama dari erbium-doped fiber.
WDM #1 juga bisa mengkopel “optical input signal” kedalam erbium-doped fiber dengan
optical loss minimal.
Erbium-doped optical fiber biasanya sepanjang 10meters.
Energy 980 nm memompa atom erbium kedalam “slowly decaying, excited state”.

Jika energy didalam band 1550 nm berjalan melalui fiber, hal ini akan menyebabkan
“stimulated emission of radiation”, sehingga akan menguatkan signal 1550 nm .
Dan signal ini akan diteruskan ke optical isolator #2, dan diteruskan untuk user.

Biasanya “dispersion compensating device” akan dihubungkan pada “mid-stage access


point”.

Sinar kemudian berjalan melalui isolator #3 dan WDM #2, yang akan mengkopel energi
980 nm tambahan dari “second pump laser” kedalam ujung lain dari “second length”
erbium-doped fiber, menaikkan penguatan dan output power.

Dan akhirnya sinar berjalan melalui isolator #4.

124
Training Center

Keuntungan EDFA :

• Efficient pumping
• Minimal polarization sensitivity
• High output power
• Low noise
• Low distortion dan minimal crosstalk
• Mempunyai efisiensi lebih tinggi dari Raman untuk “low amplifier pump powers”
(aplikasi kanal rendah)

Kekurangan EDFA :

• Limited untuk band C dan L


• Pada “higher amplifier pump powers” (aplikasi kanal lebih tinggi) kurang efisien
dibanding Raman amplifiers

Pump Laser

Sumber daya untuk menguatkan signal biasanya laser pada 980nm atau
1480nm laser.

125
Training Center

Erbium Doped Fiber

Single mode fiber, doped dengan ion-ion erbium, bekerja sebagai penguat
fiber, mentransfer power dari pump laser ke target wavelengths.

Wavelength Selective Coupler

Meng-couple “pump laser wavelength” ke gain fiber dan menyaring


(mengeluarkan) “extraneous wavelengths” dari “laser output”.

Isolator

Mencegah setiap sinar yang terpantul kembali (back-reflected light), agar tidak
masuk ke amplifier.

126
Training Center

2. Raman Fiber Amplifiers (RFAs)

• Raman fiber amplifiers menggunakan “Raman effect” untuk mentransfer


power dari “pump lasers” ke wavelengths yang dikuatkan.
• Memanfaatkan efek stimulated Raman scattering (SRS)
• SRS adalah tipe nonlinear scattering yang menghasilkan penguatan broadband
untuk sejumlah kanal optik
• Penguatan Raman terjadi ketika sinyal pompa dengan panjang gelombang yang
lebih pendek dibuat agar berpropagasi melalui serat
• Sinyal pompa menimbulkan gelombang Stoke’s pita lebar yang mentransfer
energi dan menguatkan sejumlah kanal di dalam sistem WDM
• Gain spectra dari penguatan Raman cukup lebar (150 s/d 200 nm) dan meliputi
seluruh pita operasi S, C, L, dan U
• Biasanya, amplifier Raman menghasilkan gain 20 dB-35 dB dengan daya
pompa 800 mW –1 W
• RFA memiliki profil gain yang lebih datar pada pita operasi dan NF yang lebih
rendah daripada EDFAs
• Kelemahan RFA dibanding EDFAs yaitu memerlukan daya input pompa yang
tinggi yang dapat menyebabkan cacat akibat non-linieritas
127
Training Center

128
Training Center

129
Training Center

Keuntungan Raman :

• Bandwidth lebar.
• Bisa bekerja pada band U, C, L, dan S.
• Penguatan Raman bisa muncul didalam “ordinary silica fibers”
• Pada “higher amplifier pump powers” (aplikasi kanal lebih tinggi) lebih efisien
dari EDFAs.

Kekurangan Raman :

Mempunyai efisiensi lebih rendah dari EDFAs untuk “low amplifier pump powers”
(aplikasi kanal rendah)

130
Training Center

3. Semiconductor Optical Amplifier (SOA)

Sama seperti laser, SOA menggunakan “current injection” melalui layer junction
didalam semiconductor untuk men-stimulate emisi photon.
Pada SOA, “anti-reflective coating” digunakan untuk mencegah lasing.
SOA bekerja pada 1310 nm and 1550 nm

Keuntungan SOA :

Penguatan dilakukan pada bandwidh yang lebar.

Kekurangan SOA :

• Nois tinggi dibanding EDFAs dan Raman amplifiers.


• Low power.
• Crosstalk antar channels.
• Sensitiv terhadap polarisasi “input light”.
• Insertion loss tinggi.
• Coupling diantara SOA dan transmission fiber sulit.

131
Training Center

Semiconductor Optical Amplifier

132
Training Center

Semiconductor Optical Amplifiers (SOA), adalah “semiconductor


lasers” dimana mirror feedback sudah di eliminasi.
SOA bekerja pada daerah 1300 and 1550 nm.

133
Training Center

Pada jaringan optik modern SOAs digunakan sebagai :

Power Boosters:
Banyak designs “tunable laser” dengan level power optical output
rendah dan harus segera diikuti dengan suatu optical amplifier.
(Power booster ini bisa SOA atau EDFA.)

In-Line Amplifier.
Menguatkan signal optik didalam path optik.

Wavelength Conversion:
Mengubah wavelength dari optical signal.

Receiver Preamplifier:
SOAs bisa dipasang didepan detectors untuk meningkatkan
sensitivitas.
134
Training Center

Perbandingan Amplifier Optik

*SOA = Semiconductor Optical Amplifier; digunaka pada “loss-limited WDM metro network”

135
Training Center

3.7. OPTICAL FIBER

136
Training Center

JENIS OPTICAL FIBRE.

1. Multimode: supports hundreds paths for light.

2. Single mode: supports a single path for light

137
Training Center

Multi-Mode vs Single-Mode

Multi-Mode Single-Mode
Modes Cahaya Banyak Satu
Jarak Tempuh Dekat Jauh
Bandwidth Rendah Tinggi
Aplikasi Umum Access Metro, Core

138
Training Center

Attenuation
• Hal disebabkan oleh menurunnya daya dari sinar selama dalam
transmisi disepanjang fiber.
– Utamanya disebabkan oleh scattering.
– Tergantung kepada “transmission frequency”.
– Diukur dalam dB/km ( dB = 10 log10 ( Pout Pin ) )

139
Training Center

SINGLE MODE FIBER STANDARDS


• ITU-T G.652 – standard Single Mode Fiber (SMF) atau Non Dispersion
Shifted Fiber (NDSF).
– Fiber Optik yang paling banyak dikembangkan (95% dari produk dunia).

• “Water Peak Region”: yaitu pada daerah wavelength sekitar 80 nanometers


(nm) dari pusat 1383 nm dengan redaman tinggi.

140
Training Center

• ITU-T G.653 – Dispersion Shifted Fiber (DSF)


– Dia menggeser harga “zero dispersion” diantara window
1550nm.
– Kanal-kanal yang dialokasikan dekat dengan panjang
gelombang 1550 nm pada DSF akan sangat dipengaruhi oleh
induksi noise “nonlinear effects” yang disebabkan oleh Four
Wave Mixing (FWM).
• ITU-T G.655 – Non Zero Dispersion Shifted Fiber (NZDSF)
– Sedikit dispersi chromatic pada panjang gelombang 1550
nm: akan meminimalkan “nonlinear effects”.
• Bagus untuk transmisi DWDM (band C dan L)

141
Training Center

ITU-T Name Typical Typical CD Applicability


Standard Attenuation value
value (1550nm)
(1550nm)
G.652 standard Single 0.25dB/km 17 ps/nm-km OK untuk xWDM
Mode Fiber
G.652c Low Water Peak 0.25dB/km 17 ps/nm-km Good untuk CWDM
SMF

G.653 Dispersion- 0.25dB/km 0 ps/nm-km Bad untuk xWDM


Shifted Fiber
(DSF)
G.655 Non-Zero 0.25dB/km 4.5 ps/nm-km Good untuk DWDM
Dispersion-
Shifted Fiber
(NZDSF)

142
Training Center

Attenuation

Single WDM
channel multi-channel

0,40dB/km
0,25dB/km

1319 nm 1550 nm
wavelength

Gambar-1 : Kurva Redaman versus wavelength


143
Training Center

Pada window 1319 nm mempunyai redaman kecil (0,40 dB/km),


dan cocok untuk transmisi single channel.
Pada window 1550 nm mempunyai lebih kecil lagi (0,25 dB/km),
dan cocok untuk transmisi multi channel (WDM/DWDM).

144
Training Center
wavelength
1319 nm 1550 nm DSF
Dispersi(+)
G.653

SMF
Dispersi ( Rec.G.652)
Zero Shifted
C-band : 1530-1565nm
L-band : 1565-1625nm
WDM multi-channel area
Dispersi(-) NZDSF(- ) (Rec. NZDSF(+)
G.655)
G.655

Gambar-2 : Wavelength versus karakteristik dispersi; dan sejarah


pergeseran (shifted) zero dispersi dari 1310 nm ke 1550 nm.

145
Training Center

Produksi kabel optik Single Mode pertama adalah SMF (Rec. ITU-T
G.652), bekerja pada center panjang gelombang 1319 nm, yang
kabelnya disebut Single Mode Fiber (SMF).
Kemudian berikutnya diketemukan tipe kabel optik yang lebih bagus
lagi, yaitu pada window 1550 nm (center frekwensi); diatur dalam
Rec. ITU-T G.653, yang dikenal dengan Shifted SMF. Jadi kabel
Shifted SMF ini mempunyai dispersi “0” pada panjang gelombang
1550 nm.
Untuk transmisi multi panjang gelombang pada window 1550 nm
tidak bagus, karena pada dispersi “0” akan mengalami gangguan Four
Wave Mixing (FWM).
Efek FWM bisa diatasi dengan menggeser zero dispersi menjadi lebih
besar (dispersi +) atau menjadi lebih kecil (dispersi -); dan diatur pada
ITU-T G.655.
146
Training Center

3.8. DISPERSION COMPENSATING DEVICE

147
Training Center

“Dispersion”

Adalah suatu phenomena yang membatasi kecepatan transmisi dari


suatu signal optical yang dilewatkan pada kabel optik.

Tipe Dispersion Utama.

• Dispersi Wavelength (atau Chromatic) :

Adalah suatu phenomena dimana kecepatan transmisi berubah


diantara panjang gelombang yang berbeda didalam suatu signal optik
tunggal.

148
Training Center

Image dari Wavelength Dispersion


Suatu spektrum signal optical sebenarnya bukanlan merupakan suatu
panjang gelombang tunggal.
“Wavelength dispersion” adalah suatu phenomena dimana kecepatan
transmisi didalam kabel fiber berubah tergantung kepada panjang gelom
bang optiknya.

Satuan dari Wavelength (Chromatic) Dispersion: adalah ps/nm (Delay pada


picoseconds diantara wavelengths yang terpisah sejauh 1 nanometer)

Biasanya diekspresikan dalam satuan ps/nm/km (Dispersion per kilometer dari


fiber) 149
Training Center

Pengaturan Dispersion didalam Sistem WDM :


1.Chromatic Dispersion didalam fiber adalah dibutuhkan.

Dapat dicegah dengan menggunakan Dispersion didalam Fiber


2. Tetapi pada signal dengan kecepatan tinggi membutuhkan karakteristik
Chromatic Dispersion end-to-end yang sangat rendah.
3. Oleh karena itu perlu adanya “Dispersion Management”

150
Training Center

Optical signals U1 s/d U12 tidak dibutuhkan, dibangkitkan oleh


FWM (Four Wave Mixing), dari 3 spasi signal yang sama S1 s/d S3
dengan frequensi f1, f2 dan f3 secara bersamaan di pancarkan pada
titik dispersi zero.

151
Training Center

Dispersion Management in WDM sistem (lanjutan) :

4. Jaminan dispersi didalam semua segment fiber.


5. Menjaga dispersi End-to-End agar tetap didalam batas yang sudah
ditentukan.

152
Training Center

Image dari Dispersion Compensation


Transmission path fiber Dispersion compensation fiber

Meng-eliminasi efek dispersion dengan menggunakan “transmission path fiber” dan “special
fiber” (dispersion compensation fiber: DCF) yang mempunyai karakteristik dispersion
berlawanan, dan memungkinkan penggunaan rentang yang lebih panjang.

Equivalent fiber yang bebas dari dispersion

153
Training Center

Results dari Dispersion Compensation

Kompensasi Dispersion adalah dibutuhkan sesuai dengan jumlah “transmission path


dispersion”. Kompensasi dispersion yang benar akan menkompensasi dispersion secara total
(hampir 100%).
Waveform yang diterima setelah
transmisi SMF 80 km
Tanpa “dispersion compensation”

Dengan “dispersion compensation”

154
Training Center

Methode Umum “Dispersion Compensation”

Penggunaan “Dispersion Compensation Fiber (DCF) untuk meng-eliminasi


karakteristik dispersion sehingga dimungkinkan transmisi melalui fiber
pada jarak yang jauh dengan bit rate 10 G.

155
Training Center

Gambar menunjukkan perbandingan antara transmisi melalui fiber


optik yang tidak menggunakan dan yang menggunakan “Dispersion
Compensation Fibre (DCF)” :
Tanpa DCF transmisi hanya menempuh jarak beberapa km;
sedangkan dengan DCF transmisi mampu menempuh jarak s/d 80 km

156
Training Center

Dispersion Compensation Unit (DCU)

Berfungsi untuk mengeluarkan efek dari dispersion yang menumpuk


selama dalam transmisi, yaitu dengan jalan memperbaiki pulsa
signal yang di distorsi oleh “chromatic dispersion”.

Jika signal kurang dari efek “positive dispersion” selama dalam


transmission, maka DCU akan memperbaiki signal dengan
menggunakan “negative dispersion”; dan sebaliknya.

157
Training Center

Prinsip Kompensasi Dispersi

158
Training Center

Sinyal ditransmisikan melalui optical fiber dengan jarak dari “0


km s/d n km”; sinyal awal (Initial Pulse) pada jarak “0 km” lebar
pulsa bagus, pada jarak “n km” pulsa akan mengalami pelebaran
(mengalami Positif Dispersion).
Pada jarak “n km” sinyal dilewatkan pada DCU (Dispersion
Compensating Device), dimana sinyal akan mengalami proses
kompensasi dispersi; sehingga keluaran dari DCU diperoleh
sinyal dengan kualitas sama seperti pada jarak “0 km”.

159
Training Center

3.9. KOMPONEN PENDUKUNG

160
Training Center

ATTENUATOR

Attenuator merupakan salah satu komponen pasif yang


digunakan untuk meredam daya optis yang dilewatkan
padanya.
Terdapat dua jenis attenuator :
× Variable attenuator
× Fixed attenuator (Pad)
Besarnya redaman dinyatakan dalam dB.
Biasanya digunakan untuk mengurangi besarnya daya agar
sesuai dengan persyaratan input dari suatu perangkat
(device).

161
Training Center

CONTOH FIXED ATTENUATOR

5 dB

10 dB

Fixed attenuator dengan redaman 5 dB dan 10 dB.

162
Training Center

CONTOH SPESIFIKASI ATTENUATOR


(VENDOR = RADIANT COMMUNICATIONS CORP)

Return Loss : - 70 dB
Insertion Loss :
• Variable : 1.0 s/d 40 dB
• Fixed : 1.0 s/d 20 dB
Pigtail Length : 0,5 m (standard - each side)
Fiber type : Single mode
Wavelength : Insertion loss is measured at 1300 nm
(standard - 1500 nm optional).

163
Training Center

Wavelength Coupler

Directional Coupler digunakan untuk menggabungkan dan memecah optical signals

Input 1 Output 1

2 x 2 coupler
Input 2 Output 2
L, coupling length
PRINCIPLE
Gabungkan 2 fibers secara bersama pada panjang L (coupling length)
Sinar dipancarkan dari satu waveguide ke waveguide yang lainnya

3dB coupler: power split 50 : 50


Contoh : combiner MX pada WL8 terdiri dari 3 x 3dB coupler (kira-kira 10dB)
tap coupler : power split 5 : 95
Contoh : OMC=optical monitoring card

164
Training Center

CONTOH COUPLER :

Contoh Prinsip Coupler.

165
Training Center

Prinsip Kerja Coupler pada gambar diatas adalah :


Sinyal optik (Input Spectrum) di teruskan ke Coupler; oleh coupler
sinyal yang diterima di couple menjadi dua :
Satu dilewatkan melalui core optik yang dilengkapi dengan periodic
filter, “direct spectrum”.
Satunya lagi dilewat fiber murni (tanpa filter) “Complementary
Spectrum”.
Keluaran dari coupler, diteruskan ke tingkat selanjutnya pada arah
yang berlawanan.

166
Training Center

167
Training Center

Prinsip Kerja Coupler pada gambar diatas adalah :


Multi Sinyal optik (λ1, λ2, λ3, λ4, λ5) di teruskan ke Coupler 3-dB;
oleh coupler sinyal yang diterima di couple menjadi :
Satu sinyal λ3 diteruskan ke port-2.
Empat sinyal serial (λ1, λ2, λ4, λ5) diteruskan ke circulator kedua
melalui fiber optik yang dilengkapi dengan periodic filter.
Dari circulator kedua, multi sinyal optik serial diteruskan ke port-4.

168
Training Center

Wavelength Isolator

Isolator berfungsi untuk meneruskan transmisi optical hanya pada satu arah,
dan memblokir (menyetop) transmisi optik arah sebaliknya.

State of polarization (SOP)


Incoming light
Faraday Isolator
Polarizer Polarizer
rotator

Reflected light
BLOCKED

PRINCIPLE
Faraday rotator – memutar SOP, sesuai dengan arah propagation
Sinar Reflected akan di blokir (isolation 40-50dB)

Contoh :
Isolator yang dipasang di depan “optical amplifiers” berfungsi untuk mencegah
reflections agar tidak masuk ke optical amplifier.
169
Training Center

Circulator
Pada prisipnya suatu Circulator adalah sama dengan suatu Isolator, bedanya hanya
Karena circulator mempunyai banyak port (biasanya tiga atau empat)

2 2

1 1 3

3 4

Contoh :
Untuk memisahkan signal optik dengan arah propagation yang berbeda
(panjang gelombang biru/merah).

170
Training Center

CONTOH CIRCULATOR.

Prinsip Kerja Circulator pada gambar diatas adalah :


Multi Sinyal optik (λ1, λ2, λ3, λ4, λ5) di teruskan ke Circulator; oleh circulator sinyal yang
diterima di split menjadi dua :
1. Satu sinyal λ3 diteruskan ke port-2.
2. Empat sinyal serial (λ1, λ2, λ4, λ5) diteruskan ke circulator kedua melalui fiber optik yang
dilengkapi dengan periodic filter.
Dari circulator kedua, multi sinyal optik serial diteruskan ke port-3.
171
Training Center

Contoh prinsip kerja Circulator

172
Training Center

Prinsip Kerja Circulator pada gambar diatas adalah :


Sinyal optik (Input Spectrum) di teruskan ke Circulator; oleh
circulator sinyal yang diterima di split menjadi dua, satu dilewatkan
melalui periodic filter, dan yang satunya lagi lewat fiber murni
(tanpa filter).
Keluaran dari circulator ada dua sinyal, yaitu “direct spectrum” dan
“Complementary Spectrum” untuk diteruskan ke tingkat selanjutnya.

173
Training Center

174
Training Center

Jumlah Panjang Gelombang.


Jumlah panjang gelombang misalnya :
2 - 4 - 8 – 16.
Sampai saat ini, sebagai contoh :
- Fujitsu memproduksi WDM dengan jumlah lambda
= 16 x 10 Gbps (160 Gbps) per fiber, atau 32 x 10 Gbps
(320 Gbps) per fiber.

Panjang Gelombang yang biasa digunakan.


Panjang Gelombang yang biasanya digunakan adalah :
Sekitar 1550 nm; karena panjang gelombang optik pada ring
adalah yang terbaik,karena mempunyai redaman yang sangat
kecil.
Jarak (spasi) antara panjang gelombang.
Jarak (spasi) antara panjang gelombang yang berdekatan adalah :
Setiap panjang gelombang biasanya mempunyai perbedaan
kelipatan dari 0,8 nm (kadang-kadang dengan spasi frekwensi 100
GHz, yaitu frekwensi pemisah, atau sesuai dengan ITU-Grid).
175
Training Center

Jadi jika kita mempunyai 4 panjang gelombang, berarti masing-masing


panjang gelombang adalah :

- 1549,2 nm - 1550 nm - 1550,8 nm dan 1551,6 nm; (spasi 0,8 nm)


- 1548,4 nm - 1550 nm - 1551,6 nm dan 1553,2 nm; (spasi 1,6 nm)
- 1547,6 nm - 1550 nm - 1552,4 nm dan 1554,8 nm; (spasi 2,4 nm)

Tetapi hal ini dapat menimbulkan problem, apabila panjang gelombang


melebar (spreading out), yang dikenal dengan istilah “dispersion” dan
dapat mengganggu panjang gelombang yang berdekatan; oleh sebab itu
penggunaan spasi didalam WDM harus dipertimbangkan dengan matang.

176
Training Center

3.3. ITU - GRID.

Spasi antar kanal sebesar 100 GHz (0,1 THz)

177
Training Center

Spasi antar kanal sebesar 100 GHz (0,1 THz)

178
Training Center

Jadi kunci utama dari WDM adalah :

1. Meningkatkan kapasitas dari kabel serat optik.


2. Beberapa panjang gelombang yang berbeda ditransmisikan dalam
satu kabel serat optik secara bersamaan.
3. Pada arah kirim (Multiplexing), menggabungkan beberapa panjang
gelombang yang berbeda menjadi satu.
4. Pada arah terima (Demultiplexing), memisahkan satu gabungan
panjang gelombang menjadi beberapa panjang gelombang yang
mandiri.
5. Jumlah panjang gelombang yang digabungkan biasanya kelipatan
dari - 2, atau pangkat - 2 : yaitu : 2 - 4 - 8 – 16.
6. Jarak antar panjang gelombang yang berdekatan biasanya
kelipatan dari - 0,8 (100 GHz, ITU-Grid), yaitu : 0,8 - 1,6 - 2,4 dst.

179
Training Center

180
Training Center

Ada tiga topologi jaringan umum yang bisa digunakan pada sistem WDM; yaitu :
1. Jaringan Point-to-point
2. Jaringan Star
2. Jaringan Ring
Gambar - gambar berikut memperlihatkan contoh sistem WDM yang dikonfigurasi
pada jaringan point-to-point, star dan jaringan ring.
Pada jaringan star, setiap node mempunyai pemancar dan penerima; dimana satu
transmitter dihubungkan ke satu input passive star, dan receiver dihubungkan
dihubungkan ke satu output star.
Jaringan WDM juga dapat dikonfigurasi pada bermacam-macam jaringan ring yang
berbeda.
Jaringan ring ini mejadi terkenal, karena banyak jaringan elektrik menggunakan
topologi ini; disebabkan pada jaringan ring mudah mengimplementasikan konfigurasi
jaringan sesuai dengan geografi yang ada.
Pada contoh berikut, setiap node bisa me-recovery setiap signal wavelength node yang
lainnya, yaitu dengan cara menggunakan “wavelength-tunable receiver”.

181
Training Center

Gambar berikut memperlihatkan contoh hubungan point-to-point sistem WDM, dimana


pada salah satu node digabungkan beberapa wavelength, untuk kemudian ditransmisikan
melalui fiber optik ke beberapa lokasi; dan pada node tujuan gabungan wavelength
tersebut akan di-demultiplex.

Hal ini bisa dilakukan, apabila fiber optik yang digunakan mempunyai bandwidth
tinggi (high-bandwidth).

Sebagai tambahan, routing bandwidth tinggi (high-bandwidth routing) bisa diterapkan


pada sistem WDM, didalam jaringan multi-user ; seperti diperlihatkan pada Gambar - 5.

Tiap-tiap Wavelength harus mempunyai address, agar dapat dibedakan antara wavelength
yang satu dengan yang lainnya didalam jaringan optikal. Sebab setiap NODE akan
mengadakan komunikasi dengan NODE lainnya, setiap transmitter atau receiver harus
mempunyai wavelength yang tunable. Pada gambar, dipilih transmitter yang tunable.

182
Training Center

λ1 λ1

λΝ λ2 λ2 λ1
λ2 λ2

λ3 λ3

λΝ λΝ
WDM MUX WDM DEMUX

Gambar Contoh Simple Sistem Transmisi WDM Point-to-Point

183
Training Center

Contoh Simple suatu Sistem Transmisi WDM point-to-point;


dimana WDM MUX menggabungkan multi wavelength paralel
menjadi satu wavelength serial, diteruskan melalui label serat
optik, dan regenerator (jika diperlukan) ke arah penerima.
Oleh WDM DEMUX multi wavelength serial diubah menjadi
multiwavelength paralel.

184
Training Center

Routing ditentukan oleh


Panjang Gelombang
User Node
N
User Node λ3
Jaringan Optik
1

User Node
4

λ3
User Node
λ4 User Node
2 3

Gambar Contoh Jaringan Generik Multi-user, dimana link komunikasi dan path
routing ditentukan oleh panjang gelombang yang digunakan diantara switching optik.

185
Training Center

Gambar diatas menunjukkan contoh bentuk umum jaringan multi


user; dimana link komunikasi dan routing path ditentukan oleh
wavelength yang digunakan antar switching optik.
Pada gambar diumpamakan User Node-1 terhubung ke User Node-3
dengan λ3; dan User Node-2 terhubung ke User Node-4 dengan λ4.

186
Training Center

λ1 λ1 λ2 λΝ λ1
Tx 1 Rx 1

λ2 λ1 λ2 λΝ λ2
Tx 2 Rx 2
WDM
NXN
STAR

λΝ λ1 λ2 λΝ λΝ
Tx N Rx N

Tunable Optical
Fiber

Gambar Block Diagram Jaringan Bintang Sederhana,


dimana WDM digunakan untuk routing dan multiplexing.

187
Training Center

Gambar diatas menunjukkan block diagram jaringan bintang yang


sederhana; dimana :
Tx1 transmit λ1, Tx2 transmit λ2, …….. Txn transmit λn ke WDM
N x N STAR, yang kemudian akan diteruskan ke penerima.
Semua wavelength diterima pada perangkat penerima; dalam hal
ini pertama – tama multi wavelength akan diterima oleh Tunable
Optical Fiber.
Tunable Optical Fiber akan memilih dan meneruskan wavelngth
yang dikehendaki, dan menekan (meredam) wavelength yang tidak
dikehendaki.

188
Training Center

User Node
2

User Node λ2 User Node


3 1

λ3

User Node User Node


4 N

Gambar Contoh Jaringan Ring Unidirectional Sistem WDM.

Gambar diatas menunjukkan contoh jaringan ring sistem WDM unidirectional, dimana
User Node-2 transmit ke User Node-N dengan λ2; dan User Node-3 transmit ke User
Node-1 dengan λ3.

189
Training Center

Gambar Contoh Sistem Transmisi WDM Ring

190
Training Center

Gambar diatas memperlihatkan suatu jaringan Transmisi WDM Ring;


terdiri dari OADM (Optical Add Drop Multiplexer); yang bisa add
dan drop sinyal optik.
Sinyal IP dan STM digabungkan menjadi satu dan diteruskan ke E/O
converter untuk di “add” kan ke OADM. Atau sebaliknya dari OADM
sinyal di drop, diteruskan ke O/E converter untuk diteruskan ke
DEMUX, dan dipecah menjadi IP dan STM.
HUB mengubah sinyal IP dan STM dari elektrik menjadi optik dan
digabungkan dengan wavelength yang lainnya, atau memisah sinyal
dengan wavelength tertentu untuk di drop dan diubah menjadi IP dan
STM.

191
Training Center

Pada gambar kedua jaringan diatas, jaringan bintang dan jaringan ring; setiap node
mempunyai panjang gelombang yang berbeda, dan setiap 2 node dapat saling
berkomunikasi dengan menggunakan panjang gelombang tersebut.
Hal ini berarti, untuk menghubungkan N node, dibutuhkan N panjang gelombang.
Keuntungan dari topologi ini, transmisi data dari pengirim hingga penerima tidak akan
mengalami interupsi; sistem seperti ini dikenal dengan istilah “jaringan hop tunggal”.
Karena data optik start dari node pengirim (originating) dan berakhir pada node penerima
(destination) tanpa berhenti di suatu node perantara.
Kerugian dari jaringan WDM single hope adalah :
Jaringan dan semua komponen harus sebanyak N panjang gelombang, dan hal ini dapat
menimbulkan kesulitan (bahkan tidak mungkin) untuk diterapkan pada jaringan yang
besar.
Sampai saat ini teknologi pabrik belum bisa menyediakan dan mentransmisikan sebanyak
1000 panjang gelombang untuk 1000 jaringan pemakai.
Sebagai alternatif untuk mengatasi kebutuhan N panjang gelombang untuk
mengakomodasikan N node adalah dengan diterapkannya suatu jaringan multihop;
dimana setiap 2 node dapat saling berkomunikasi dengan mengirimkan sinyalnya melalui
node ke-3, dengan dimungkinkan terdapat beberapa node perantara diantara ke dua node
ybs.

192
Training Center

Gambar dibawah memperlihatkan suatu bus ganda multihop pada jaringan WDM
8 node,
Dimana setiap node dapat mentransmisikan 2 panjang gelombang, dan dapat
menerima 2
Panjang gelombang yang lainnya.
Sedangkan Gambar memperlihatkan logika hubungan yang ada.
Sebagai contoh, jika Node-1 ingin berhubungan dengan Node-5; maka Node-1
akan mentransmisikan panjang gelombangnya sendiri, yaitu λ1 . Dan dalam hal ini
hanya dibutuhkan “single hop”.
Dan jika Node-1 ingin berhubungan dengan Node-2, maka pertama-tama Node-1
harus mengirimkan sinyalnya ke Node-5, baru kemudian ke Node-2; jadi dalam hal
ini dibutuhkan 2 hope.

193
Training Center

Suatu hop tambahan akan di hapus, apabila :


1. Waktu transmit antara 2 node yang saling berhubungan meningkat, sehingga
pada umumnya hop membutuhkan suatu bentuk pendeteksian dan pengiriman
kembali.
2. Keluaran (throughput) antara 2 node yang saling berhubungan menurun;
sehingga node pengulang (relaying node) dapat mengirimkan datanya sendiri,
sementara node pengulang sedang memproses pengulangan (relaying) data dari
node-node yang lainnya.

Walaupun demikian; suatu jaringan multihop dapat memperkecil jumlah panjang


gelombang dan komponen pengatur panjang gelombang (wavelength tunable
range).

194
Training Center

λ1 λ9
Node Node Node
1 λ2 5 λ10 1

Node
λ3 Node
λ11 Node
2 λ4 6 λ12 2

Node λ5 Node λ13 Node


3 7 3
λ6 λ14

Node λ7 Node λ15 Node


4 8 4
λ8 λ16

Gambar Logika Koneksi Jaringan Multihop 8 node, dengan dual-rail WDM bus.

195
Training Center

Gambar diatas menunjukkan contoh Koneksi Jaringan Multihop yang terdiri dari 8
node, dengan dual-rail WDM bus; dimana masing-masing node bisa
mengirimkan/menerima 2 wavelength; pada contoh digambarkan :
Node-1 berhubungan dengan Node-5 menggunakan λ1, dan dengan Node -6
menggunakan λ2.
Node-2 berhubungan dengan Node-7 menggunakan λ3, dan dengan Node -8
menggunakan λ4.
Node-3 berhubungan dengan Node-5 menggunakan λ5, dan dengan Node -6
menggunakan λ6.
Node-4 berhubungan dengan Node-7 menggunakan λ7, dan dengan Node -8
menggunakan λ8.
Node-5 berhubungan dengan Node-1 menggunakan λ9, dan dengan Node -2
menggunakan λ10.
Node-6 berhubungan dengan Node-3 menggunakan λ11, dan dengan Node -4
menggunakan λ12.
Node-7 berhubungan dengan Node-1 menggunakan λ13, dan dengan Node -2
menggunakan λ14.
Node-8 berhubungan dengan Node-3 menggunakan λ15, dan dengan Node -4
menggunakan λ16.

196
Training Center

ROUTING WAVELENGTH PASIV.


Dalam hal jumlah wavelength available yang kita miliki terbatas, maka jaringan
dapat menggunakan “routing passive” untuk melalukan suatu sinyal pada jaringan
yang hanya berbasis pada panjang gelombangnya sendiri.
Routing di desain dengan jalan menggunakan kembali wavelength pada link-link
lainnya (non-shared links).
Sebagai contoh dapat kita lihat pada Gambar-10, dimana user I dapat menggunakan
panjang gelombang λ1 untuk berhubungan dengan user II; dan secara bersamaan
user V dapat menggunakan kembali panjang gelombang yang sama, λ1 , untuk
komunikasi dengan user III.
Fungsi ini sesuai dengan prinsip cross-connect, dimana route sinyal input pada suatu
wavelength menentukan output sinyal. Contoh simpel operasi cross-connect WDM
passive dapat dilihat pada Gambar dibawah.

197
Training Center

Cross-connect terdiri dari :


- Demultiplex Wavelength untuk arah sinyal masuk
- Multiplexer Wavelength untuk sinyal arah keluar
- Fiber yang menghubungkan tingkat input dan output

Pada contoh, walaupun hanya ada 2 wavelength, namun terdapat 4


kemungkinan path routing tanpa saling mengganggu, yang berdasar
kepada wavelength dan transmitternya (origin).
Pada umumnya, N wavelength untuk N kemungkinan koneksi path;
tetapi sekarang N wavelength untuk N2 koneksi path. Panjang
gelombang yang sama dapat digunakan kembali oleh setiap port input
untuk akses ke port output yang sama sekali berbeda, dan menentukan
penambahan koneksi. Teknik ini mengingkatkan kapasitas dari
jaringan WDM.

198
Training Center

User Node User Node


I V
λ3
WDM passive
λ1 Routing λ3
λ1
λ3

λ2 User Node
λ2 IV
λ1 λ1

User Node
λ2 User Node
II
III

Gambar Contoh Jaringan yang dilengkapi dengan wavelength reuse dengan


routing wavelength passive.

199
Training Center

Gambar diatas menunjukkan suatu contoh jaringan yang


dilengkapi dengan wavelength reuse dengan routing wavelength
passive; yaitu routing tanpa terjadi perubahan wavelength.
User Node-1 berhubungan dengan User Node-2 menggunakan λ1,
dan dengan User Node -5 menggunakan λ3.
User Node-2 berhubungan dengan User Node-1 menggunakan λ1,
dan dengan User Node -4 menggunakan λ2.
User Node-3 berhubungan dengan User Node-5 menggunakan λ1.
User Node-4 berhubungan dengan User Node-2 menggunakan λ2.
User Node-5 berhubungan dengan User Node-1 menggunakan λ3,
dan dengan User Node -3 menggunakan λ1.

200
Training Center

λ1Α, λ2 Α λ1Α, λ2 Β
λ λ
Input A DMUX MUX Output C

λ2 B

λ2 A
λ1B, λ2 B λ1B, λ2Α
λ λ
Input B DMUX MUX Output D

Kabel fiber optik

Gambar Contoh Cross-connect Wavelength 2 X 2, yang routing port-


outputnya ditentukan oleh “spesific input wavelength dan spesific input port”.

201
Training Center

Gambar diatas menunjukkan contoh jaringan Cross Coonnect


Wavelength 2 x 2; dimana routing port outputnya ditentukan oleh :
Input wavelength tertentu dan input port tertentu pula.
Dua buah Wavelength DEMUX masing-masing menerima input 2
wavelength λA dan λB.
Masing-masing wavelength ditransmisikan ke dua wavelength Mux
yang berbeda.

202
Training Center

SHIFTING WAVELENGTH AKTIV.


Berbeda dengan routing passive, yang dibatasi pada kondisi jaringan statis, pada
shifting wavelength aktiv sifatnya dinamis, dapat menyesuaikan dengan perubahan
yang terjadi pada kondisi jaringan.
Hal ini berarti bahwa perubahan routing tergantung pada wavelength dan link yang
ada.
Konsep jaringan ini memerlukan “shifting wavelength aktiv”, seperti diperlihatkan
pada Gambar berikut.
Pada gambar diperlihatkan 2 LAN kecil dihubungkan ke suatu WAN yang lebih
besar, dimana setiap LAN hanya dapat mentransmisikan melalui 2 l, yaitu la dan lb.
Node-I ingin berhubungan dengan Node-II.
Apabila Node-I ingin kirim, maka wavelength yang bisa digunakan hanya la.
Karenanya, jika sinyal muncul pada LAN kanan, hal ini akan “revealed” bahwa la
sudah digunakan oleh LAN kanan.
Berarti, hanya ada satu cara bagi sinyal yang akan muncul di node-II, yaitu dengan
mengaktifkan switch ke lb yang bisa digunakan.
203
Training Center

Node Jaringan λa
λa

λb

Ring A Ring B
Node λa d an λb λa d an λb Node
Active II
I Switching

Wavelength
Router λb

Gambar Active Wavelength Switching didalam suatu WAN, dimana 2 LAN


yang lebih kecil dapat saling berkomunikasi hanya pada sepasang wavelength
yang terbatas.

204
Training Center

Gambar Active Wavelength Switching didalam satu WAN, dua


jaringan LAN bisa saling berhubungan hanya dengan
menggunakan sepasang wavelength; yaitu λa dan λb.
Gambar diatas menunjukkan :
Pada Ring A : untuk komunikasi digunakan λb.
Pada Ring B : untuk komunikasi digunakan λa.
Untuk komunikasi antara Ring A dan Ring B :
Dari Ring A sampai Wavelength Router menggunakan λa.
Pada Wavelength Router wavelength di switch dari λa ke λb.
Λb dari Wavelength Router diteruskan ke Ring B

205
Training Center

Skenario lainnya yang membutuhkan switching wavelength aktif


adalah suatu kondisi dimana :
1. satu set wavelength yang digunakan secara didalam suatu
jaringan LAN.
2. satu set lainnya digunakan secara untuk komunikasi antar
LAN.
Wavelength yang digunakan didalam suatu LAN bisa digunakan
lagi oleh LAN yang lainnya, selama diantara wavelength
tersebut tidak saling mengganggu (interference).

Lihat Gambar berikut.

206
Training Center

JARINGAN WAN
LAN “A” LAN “B”
λ1…….λ10 λ1…….λ10
λ11….λ14 λ11….λ14

STAR

LAN “C” LAN “D”


λ11….λ14 λ11….λ14
λ1…….λ10 λ1…….λ10

Gambar Satu set Wavelength Lokal yang bisa digunakan lagi oleh tiap-tiap LAN, dan
satu set Wavelength Global yang digunakan untuk menghubungkan antar LAN

Gambar diatas menunjukkan jaringan Wide Area Network


(WAN), dimana beberapa jaringan LAN (A – B – C – D) saling
dihubungkan.

207
Training Center

Penggeseran satu panjang gelombang ke panjang gelombang yang lainnya merupakan


pekerjaan yang sangat sulit didalam suatu jaringan.
Satu methode untuk membentuk switching panjang gelombang aktif adalah dengan
menggunakan optoelectronic penggeser panjang gelombang.
Methode ini membutuhkan pengubah optoelectronic dan akan menyebabkan suatu
kejadian dimana kecepatan optoelectronic menjadi leher botol.
Untuk mengatasi masalah ini, adalah dengan jalan digunakannya “all-optical active
wavelength shifting” yang bekerja pada kecepatan tinggi.
All-optical disini berarti bahwa semua penggeser panjang gelombang (shifter) harus
optical murni; misalnya tidak menggunakan pengubah optoelectronic data optik.
Dalam hal ini ada beberapa methode untuk all- optical wavelength shifting”; dimana
setiap methode mempunyai keuntungan dan kerugian.

208
Training Center

λ1 λ3 λ5 λ7 λ9 λ11 λ13 λ15

λ2 λ4 λ6 λ8 λ10 λ12 λ14 λ16

Node Node Node Node Node Node Node Node


1 2 3 4 5 6 7 8

λ9 λ10 λ11 λ12 λ1 λ2 λ3 λ4

λ13 λ14 λ15 λ16 λ5 λ6 λ7 λ8

Gambar Jaringan Multihop 8 node, dengan dual-rail WDM bus.


Node-1 berhubungan dengan Node-5 (wavelength - 1); dan Node-1
berhubungan dengan Node-2 (wavelength-2 dan wavelength-10, melalui Node-5)

209
Training Center

Gambar diatas adalah menunjukkan suatu jaringan multihop


dengan 8 node; yang menggunakan bus WDM dual-rail, dimana :

Masing-masing node bisa bekerja dengan 2 pasang wavelength


yang berbeda, kombinasi λ1 s/d λ16.
Semua node bisa saling berhubungan.

Dalam gambar dicontohkan node-1 berhubungan dengan :


Node-5; menggunakan λ1.
Node-2; melalui node 5 dengan menggunakan λ1 dan λ10.

210
Training Center

211
Training Center

Perbandingan Sistem WDM Konvensional dan WDM-PON..

212
Training Center

Gambar diatas menunjukkan :


Sistem WDM Conventional; dimana satu core fiber optik
digunakan untuk mentransmisikan multi wavelength dalam satu
arah, jadi untuk komunikasi antara dua tempat dibutuhkan
minimum dua core fiber optik.
Sistem WDM pada λPON; dimana satu core fiber optik digunakan
untuk mentransmisikan multi wavelength dalam dua arah, jadi
untuk komunikasi antara dua tempat dibutuhkan hanya core satu
fiber optik.
“n” maksimum 16.

213
Training Center

Perbandingan WDM dengan SDM dan TDM


λ1 λ1
T1 R1

λ2 λ2
T2 R2

λ3 λ3
T3 R3

λ4 λ4
T4 R4

Gambar SDM dengan 4 fiber optik, untuk 4 x 2,5 Gbps

λ λ
T R

Gambar TDM dengan 1 fiber optik, untuk 1 x 10 Gbps

T1 R1
λ1 λ1
T2 λ4 λ3 λ2 λ1 λ4 λ3 λ2 λ1 R2
λ2 λ2
T3 R3
λ3 λ3
T4 R4
λ4 Gambar WDM dengan 1 fiber optik, untuk 4 x panjang gelombang λ4
214
Training Center

Gambar diatas menunjukkan :


Sistem SDM (Space Division Multiplexing); setiap sinyal optik
(masing-masing 2,5 Gbps) ditransmisikan melalui satu core fiber
optik, semakin banyak sinyal optik yang ditransmisikan semakin
banyak jumlah core fiber optik yang dibutuhkan.
Sistem TDM (Time Division Multiplexing); satu core optik
digunakan untuk mentransmisikan satu sinyal optik 10 Gbps.
Sistem WDM (Wavelength Division Multiplexing); satu core optik
digunakan untuk mentransmisikan multi sinyal optik (misalnya
masing-masing mempunyai kapasitas 10 Gbps).

215
Training Center

216
Training Center

Dari bahasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa sistem WDM


menawarkan keuntungan-keuntungan sbb. :

1) Memperkecil jumlah penggunaan kabel serat optik, karena adanya


kemampuan mentransmisikan beberapa panjang gelombang didalam satu
kabel serat optik.
2) Memperpanjang batasan jarak tempuh dari sinyal
3) Bisa di upgrade dari suatu kapasitas ke kapasitas lainnya tanpa
mengganggu pelayanan yang ada, dan berarti mempersingkat waktu yang
dibutuhkan untuk provisioning.
Bisa dikembangkan dari kemampuan transmisi 1 kanal menjadi n kanal
(misalnya 16 kanal 2,5 Gbps per fiber).
4) Kecepatan bit dan protokol yang digunakan pada sistem WDM dapat
dengan mudah diubah.
5) Menekan biaya untuk Mux/Demux

217
Training Center

Keuntungan dan Aplikasi


Benefits

• Capacity
• Multiple high-speed optical channels pada single fiber
• Memperpanjang life time optical fiber
• Pengembangan kapasitas mudah dan murah
• Optical transmission
• Kebal terhadap BER, EMI/RFI, distance (none or minimal “O-E-
O”conversion, bandwidth

Applications

• Submarine Long Haul


• Terrestrial Long haul
• Metro Area networks
• Passive Optical networks

218
Training Center

219

Anda mungkin juga menyukai