Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mangga (Mangifera indica L.) merupakan tanaman buah tahunan berupa


pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke
wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Jenis yang banyak
ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong,
manalagi dan cengkir dan mangifera foetida yaitu kemang dan kweni. Masing-
masing jenis mangga memiliki kekhasan baik dari aroma, daging atau tekstur
buah serta rasa. Pemintaan beragam jenis buah mangga dipasaran cukup tinggi,
sehingga budidaya buah mangga masih memiliki prospek yang cerah untuk
ditingkatkan. Untuk memulai budidaya mangga, dipelukan beberapa persiapan
agar usaha agrobisnis mangga ini berjalan dengan baik. Penguasaan pengetahuan
dan teknik budidaya yang baik serta penerapannya di lapangan mendukung
budidaya ini memperoleh hasil yang optimal. Buah mangga merupakan buah-
buahan eksotik yang diimpor oleh semua pasar utama dunia. Permintaan akan
mangga di pasar ini terus meningkat dewasa ini, baik buah mangga segar maupun
yang telah diolah (Kurnia. 2005).
Okulasi adalah sebuah kata yang sangat populer di kalangan para pecinta
tanaman, khususnya pecinta tanaman buah, termasuk para penangkar bibit
(grower). Populer, itu karena mayoritas bibit tanaman buah yang dihasilkan dan
beredar secara luas di Indonesia adalah bibit yang diperbanyak dengan cara
okulasi atau tempel mata, meski sebenarnya cara okulasi bukan satu-satunya cara
untuk memperbanyak tanaman. Okulasi juga ternyata kurang begitu populer bagi
kalangan pecinta tanaman khususnya di Jawa Timur dan Kalimantan Barat, sebab
dari kedua daerah tersebut, cara sambung pucuk (top grafting) adalah cara yang
paling banyak digunakan dibanding cara-cara perbanyakan tanaman lainnya. Di
beberapa daerah lainnya, sambung susuan (approach grafting) justru menjadi cara
perbanyakan yang paling disukai (Sunarjono. 2006).
Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui cara sambung sisip pada tanaman.

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai salah satu syarat untuk lulus pada mata kuliah praktikum Sistem
Perbanyakan Tanaman
2. Sebagai masukan dan informasi pada Sistem Perbanyakan Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA

Penyambungan (grafting) merupakan kegiatan untuk menggabungkan dua


atau lebih sifat unggul dalam satu tanaman. Untuk memperoleh bibit sambungan
yang bermutu diperlukan batang bawah dan batang atas yang kompatibel dan
dapat membentuk bidang sambungan yang sempurna. Keberhasilan
penyambungan ditentukan oleh banyak faktor, antara lain mutu benih atau bibit
dan entres, ketepatan waktu penyambungan, iklim mikro (naungan), serta
keterampilan sumber daya manusia, di samping pemeliharaan setelah
penyambungan. Pada tanaman jambu mete, metode penyambungan yang umum
dilakukan adalah sambung pucuk (grafting), sedangkan teknik yang banyak
dilakukan dengan hasil baik adalah sambung celah (cleft graft) dan sambung baji
(webge graft). Penyambungan dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah
yang diberikan oleh Hartman dan Kester (1975), yaitu: bahan tanaman yang
disambung secara genetik harus serasi (kompatibel),bahan tanaman harus berada
dalam kondisi fisiologi yang baik, seluruh bidang potong harus terlindung dari
kekeringan, kombinasi dari masing-masing bahan tanaman harus terpaut
sempurna, dan tanaman hasil sambungan harus dipelihara dengan baik selama
waktu tertentu ( Firman dan Ruskandi, 2009).
Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian
tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang
utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada
bekas luka sambungan atau tautannya.Bagian bawah (yang mempunyai perakaran)
yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau
sering disebut stock.Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas
(scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata
tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping. Penyambungan
batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman
yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar varietas
pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga dilakukan penyambungan antara
dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili. Tanaman
mangga (Mangifera indica) disambung denga tanaman kweni (Mangifera
odorata) (Prastowo ,2006).
Dalam melakukan grafting atau budding, perlu diperhatikan polaritas
batang atas dan batang bawah. Untuk batang atas bagian dasar entris atau mata
tunas harus disambungkan dengan bagian atas batang bawah. Untuk okulasi
(budding), mata tunas harus menghadap ke atas. Jika posisi ini terbalik,
sambungan tidak akan berhasil baik karena fungsi xylem sebagai pengantar hara
dari tanah meupun floem sebagai pengantar asimilat dari daun akan terbalik
arahnya (Ashari, 1995).
Batang bawah sering juga disebut stock atau rootstock atau bahasa

belandanya onder stam. Ciri dari batang ini adalah batang masih dilengkapi

dengan akar, sedangkan batang atas yang disambungkan sering disebut entris atau

scion. Batang atas dapat berupa potongan batang atau bisa juga cabang pohon

induk, kadang-kadang untuk penyambungan ini memerlukan batang perantara

(Inter-Stock). Agar batang atas dan batang bawah bisa terus merupakan perpaduan

yang kekal, maka sebaiknya dipilih batang atas dan batang bawah yang masih

mempunyai hubungan keluarga dekat. Hal demikian tidak selamanya benar,

klasifikasi botani biasanya hanya berdasarkan sifat-sifat reproduksinya, sedangkan

penyambungan justru yang dipertimbangkan adanya persamaan sifat-sifat

vegetatif tanaman. Selama ini yang digunakan sebagai patokan untuk melakukan

penyambungan adalah berdasarkan sifat botaninya, maka tidak jarang suatu

penyambungan mengalami kegagalan. (Wudianto. 2002).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum sambung sisip dilaksanakan di Kebun Percobaan Universitas


Pembangunan Paanaca Budi Medan. Praktikum dilaksanakan pada hari kamis, 24
November 2016 pukul 11.00 s/d 12.30 WIB
Bahan dan Alat Praktikum

Adapun bahan dan alat yang digunakan selama praktikum sambung sisip, yaitu:
Alat :
 Pisau Silet atau Cutter
 Tali Plastik
Bahan :
 Batang bawah Bibit Mangga
 Cabang atau ranting dari pohon induk
Pelaksanaan Praktikum

1. Siapkan batang bawah yang pertumbuhannya sehat


2. Pilih titik penyambungan, kira-kira 15-25 cm diatas pangkal batang
3. Iris kulit batang dititik penyambungan tersebut memanjang dari atas
kebawah sepanjang 3-5 cm dengan lebar 7-10 mm
4. Potong melintang kulit batang pada bagian atas lalu congkel menggunakan
mata pisau kemudian tarik kulit batang perlahan dengan hati-hati.
5. Potong “lidah” kulit batang tersebut dengan menyisakan kulit batang
sepanjang 1 cm dibagian bawah yang berfungsi sebagai dudukan atau
penyangga entres yang akan ditempelkan ke batang bawah.
6. Siapkan cabang atau ranting yang cukup muda dengan kulit berwarna
hijau atau hijau keabuan
7. Potong semua daun dan sisakan tangkai daun sepanjang kurang lebih 5mm
yang berfungsi untuk melindungi mata tunas dibagian ketiak tangkai daun
saat plastik pengikat dililitkan ke titik sambungan.
8. Potong cabang atau ranting dengan 1-3 mata tunas, lalu iris sepanjang 2
cm pada bagian pangkalnya
9. Letakkan batang atas yang telah disayat bagian pangkalnya berhadapan
dengan batang bawah yang telah diiris
10. Tempelkan batang atas dan batang bawah
11. Jepit titik sambungan dengan ibu jari tangan
12. Ikat bidang sambungan menggunakan plastik yang tipis namun sangat
lentur dan kuat
13. Ikat mulai dari bawah sekitar 5 mm dibawah sambungan sambil melingkar
menarik plastik kearah atas, menutup rapat seluruhnya
14. Amati sambung sisip tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pembahasan

Perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua bagian, yaitu perbanyakan

secara vegetatif dan generatif. Sambung pucuk merupakan perbanyakan tanaman

gabungan antara perbanyakan secara generatif (dari persemaian biji) dengan salah

satu bagian vegetatif (cabang/ranting) yang berasal dari tanaman lain yang

disatukan. Tanaman yang telah disambungkan masing-masing mempunyai


keunggulan dari segi kelebatan buah, ukuran besar dan rasa/khasiat serta

ketahanan terhadap hama dan penyakit (Prastowo. 2006).

Penyambungan ada dua macam yaitu Grafting dan Budding. Grafting

adalah penyatuan antara batang dengan batang yang terpisah atau dengan bagian

pangkal akar yang terpisah untuk tumbuh bersama-sama membentuk satu individu

baru. Sedangkan budding adalah bentuk grafting yang khas (okulasi) karena

hanya satu tunas digunakan sebagai batang atas dan disisipkan di bawah kulit dari

batang bawah.

Pada umunya semakin dekat famili antar dua tanaman yang disambung

maka kecepatan pertumbuhan batang atas serta pertautan dan presentasi

keberhasilan lebih tinggi. Pertautan akan ditentukan oleh proses pembelahan sel

pada bagian yang akan bertautan. Dalam penyambungan, tanaman yang akan

disambungkan, harus diketahui sifat batang bawah dan batang atas. Batang bawah

berasal dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat perakaran yang baik, anatara

lain: tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tahan terhadap sifat-sifat tanah

serta keadaan air tanah tertentu yang buruk, dan sebagainya. Sedang batang atas

diambil dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat hasil dan produktivitas yang

diinginkan (Saefudin.2009).

Faktor teknis yang harus diperhatikan pada saat penyambungan tanaman

diantaranya adalah cara penyambungan antara batang atas dan bawah harus tepat,

penggunaan pisau okulasi harus benar dan steril agar tidak ada bakteri yang

masuk pada saat melakukan pembelahan batang ini bertujuan agar tidak terjadi

pembusukan akibat bakteri parasit tanaman, menutupi sambungan harus benar-

benar baik agar air dan bakteri tidak dapat masuk, dan suhu karena suhu yang
tidak menentu dapat menjadi kegagalan penyambungan.Selain itu penyambungan

juga dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia, lingkungan, temperature,

kelembapan, dan cahaya. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi

oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada

penyambungan (grafting) tanaman adenium mengalami kegagalan penyambungan

sehingga tidak tumbuh tunas baru, tidak adanya pertumbuhan ini kemungkinan di

sebabakan beberapa faktor. Diantaranya disebabkan pada penyambungan antara

batang bawah dan batang atas kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai

makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas.

(Tambing. 2008).
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sambung sisip atau Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif

menyambungkan batang bawah (rootstock) dan batang atas (scion) dari tanaman

yang berbeda. Batang atas atau Scion yang digunakan untuk Grafting dipilih dari

induk yang mempunyai berbagai keunggulan seperti hasil produksi buah yang

tinggi dengan rasa dan aroma yang digemari serta tahan terhadap hama dan

penyakit. Faktor-faktor penentu keberhasilan Grafting adalah : Kualitas batang

bawah dan batang atas, keterampilan dalam menggunakan alat, kecepatan kerja,

ketajaman dan kebersihan pisau, faktor lingkungan sekitar Pemeliharaan bibit

sebelum dan sesudah Grafting dapat mempengaruhi keberhasilan Grafting.

Saran

Agar penyambungan dapat berhasil sebaiknya dalam melakukan penyambungan

harus mengerti tentang sifat batang atas dan batang bawah yang digunakan, dan

diharapkan sebelum melakukan penyambungan harus mengerti teknik yang

digunakan sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing teknik yang

digunakan agar dapat memakai teknik penyambungan yang sesuai.


DAFTAR PUSTAKA

Kurnia. 2005. Panduan Lengkap Budidaya Mangga. Penerbit PT. Penebar

Swadaya, Jakarta

Sunarjono, 2006. Bercocok Tanam Mangga Dari Hulu Hingga Hilir

Penerbit PT. Kanisius, Yokyakarta.

Firman,Cecep..Ruskandi.2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh

Naungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Tanaman Jambu

Mete (Anacardium Occidentale L.).Sukabumi : Balai Penelitian

Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri.

Prastowo. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah.

Bogor : World Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock International.

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta.Universitas Indonesia.

Wudianto, R. , 2002. Membuat Sambung Pucuk, Cangkok dan Okulasi, PT.

Penebar Swadaya.

Saefudin. 2009. Kesiapan Teknologi Sambung Pucuk Dalam Penyediaan Bahan

Tanaman Jambu Mangga. Sukabumi : Balai Penelitian Tanaman Buah.

Tambing. 2008. Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Pada Mangga Dengan

Waktu Penyambungan Dan Panjang Entris Berbeda. Tadulako :

J.Agroland.

Anda mungkin juga menyukai