Anda di halaman 1dari 7

ESSAY

Pemanfaatan Teknologi Informasi Sebagai Metode


Pembelajaran Berbasis Multimedia
Tema Peran Generasi Muda Dalam Memanfaatkan Teknologi Informasi
(Indonesia 10 Tahun Mendatang)
Disusun oleh :

Abdurrahman Nurhakim

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG


DJATI
BANDUNG
2017
A. Latar Belakang

Teknologi Informasi saat ini sangat berkembang di masyarakat. Perkembangan


TIK pun terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia.
Dengan adanya teknologi informasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan
mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari
siapa saja (Ekawati, 2012).

Akan tetapi, perlu kita ketahui bahwa selain memajukan peradaban manusia,
teknologi informasi juga bisa merusak moral. Bahkan dikatakan bahwa
perkembangan teknologi informasi merupakan biang keladi perubahan moral
generasi muda (Nadia, 2013). Bukan berarti kita harus apatis terhadap
perkembangan teknologi informasi, akan tetapi kita harus lebih berhati-hati
dalam menggunakan teknologi informasi.

Salah satu cara menyikapinya adalah dengan memanfaatkan teknologi


informasi sebagai salah satu metode pembelajaran dengan menggunakan
sistem multimedia. Cara ini bisa dikatakan sangat efektif mengingat banyaknya
Wilayah di indonesia yang masih kekurangan pengajar. Khususnya di
indonesia bagian timur. Oleh karenanya, sangatlah diperlukan adanya revolusi
pendidikan yang merata guna memajukan negara indonesia.

Pendidikan merupakan faktor kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya


manusia. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam hal ini. Maka dari itu
perlu ditingkatkannya kualitas pendidikan itu sendiri yang sangat dipengaruhi
oleh sistem pendidikan, termasuk kurikulum, materi, pendidik, metode
pembelajaran, dan juga media yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam
pendidikan terdapat proses belajar mengajar, yang pada hakikatnya adalah
proses penyampaian pesan atau informasi dari pendidik kepada peserta didik
(Nasrudin, 2014). Proses penyampaian yang baik akan menimbulkan kesan
apik bagai para pelajar terhadap pendidikan. Di sinilah para generasi muda ikut
serta dalam memajukan sistem pendidikan di indonesia yang bisa dibilang
sudah kuno.
B. Isi

Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan di indonesia saat ini tidak merata.
Apalagi di indonesai bagian timur, yang masih sangat minim pengajar. Bahkan
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Papua menempati peringkat
terendah di banding provinsi-provinsi yang lain (Superadmin, 2016). Kondisi
yang sangat memprihatinkan ini justru sudah lama terjadi. Sikap pemerintah
yang masih kurang tegas membuat permasalahan ini menjadi “lumut “di dalam
sistem pendidikan di indonesia. Jika pendidikan di indonesia masih berat
sebelah seperti saat ini, maka penduduk di indonesia bagian timur akan
semakin tertinggal. Hal tersebut jelas bertentangan dengan pancasila yang
justru mengatasnamakan keadilan seperti yang ada pada sila ke-lima.

Bukan cuman permasalahan pendidikan yang masih berat sebelah, pendidikan


di indonesia yang bisa dibilang masih “sakit” juga terletak pada sistem
mengajar. Sistem mengajar ala robot masih sangat sering digunakan saat
mengajar. “Instruksi guru adalah segalanya” sudah tidak asing terdengar di
telinga kita. Gaya bahasa yang justru merendahkan siswa, malah menjadikan
kegiatan belajar mengajar menjadi semakin kaku. Para guru mungkin berfikir
bahwa yang mereka ajarkan akan menghasilkan siswa “siap pakai” sehingga
mereka masih terus menggunakan sistem seperti ini untuk mengajar. Lantas,
apa bedanya dengan robot-robot di pabrik yang menghasilkan barang “siap
pakai”. Seharusnya, prilaku mengintimidasi seperti ini, tidak dilakukan
mengingat pelajar adalah seorang manusia, bukan sebuah mesin. Perlu diingat
bahwa pendidikan diterapkan untuk memanusiakan manusia. Jelas sekali hal
tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Perlu diingat bahwa untuk
mengamalkan sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradap diperlukan
adanya pendidikan. Jika seperti ini terus pendidikan justru mereduksi
kepribadian para generasi muda.

Di sisi lain, kemajuan dari teknologi informasi jutru semakin menjadi-jadi.


Tidak hanya di indonesia tapi juga di seluruh dunia. Kemajuan teknologi
informasi ditandai dengan semakin mudahnya seorang mendapat sebuah
informasi. Akan tetapi, perlu dikatahui kemajuan teknologi informasi ibarat
sebuah pedang bermata dua. Bisa bermanfaat juga bisa merugikan. Pasalnya
teknologi informasi kerap kali disalahgunakan. Teknologi informasi bahkan
disebut-sebut sebagai biang keladi kerusakan moral generasi muda sekarang.
Pornografi, pembajakan musik, pembajakan film, dan peretasan situs adalah
beberapa contoh penyalahgunaan teknologi komunikasi.

Kabar baiknya, teknologi informasi juga bisa bermanfaat bagi indonesia. Selain
digunakan sumber informasi, teknologi informasi juga bisa digunakan sebagai
salah satu metode pembelajaran yang cukup efektif yaitu pembelajaran
berbasis multimedia. Sebenarnya sudah ada banyak perusahaan yang
menyediakan kursus online atau offline berbasis mutimeda sekarang ini. Salah
satu contohnya adalah Zenius Multimedia. Zenius Multimedia adalah
kumpulan video belajar dalam bentuk aplikasi multimedia yang berisikan
hampir seluruh materi sekolahan. Semua materi yang disampaikan secara jelas
dan lengkap, ditambah animasi dan gambar-gambar berwarna yang membuat
siswa semakin tertarik untuk berlajar menggunakan Zenius Multimedia. Akan
tetapi, tidak semua siswa menggunakan Zenius Multimedia dalam proses
belajar. Hal tersebut terjadi karena minimnya informasi mengenai
pembelajaran lewat multimedia.

Menurut Seorang peneliti bernama Bobby DePorter dan Mike Hernacki, 10%
informasi diserap dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30%
dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar. Metode
pembelajaran seperti pada Zenius Multimedia sudah memenuhi syarat sebagai
metode pembelajaran yang efektif. Pasalnya, metode tersebut mencakup
hampir semua aspek yang telah Bobby sebutkan.

Sistem pembelajaran berbasis multimedia yang penulis maksud buka mengajak


semua siswa untuk belajar melalui Zenius Multimedia. Akan tetapi, lebih
mengarahkan untuk menggunakan sistem yang Zenius terapkan. Kita tidak
perlu menggunakan sistem “indonesia mengajar” yang membutuhkan banyak
sekali sumber daya manusia. Karena tidak semua pengajar memiliki kualitas
yang sama. Anggaplah jika seandainya semua guru di indonesia memiliki
kualitas mengajar yang hampir sama. Tetap saja tidak semua sekolah
mendapatkan akses pendidikan karena minimnya pengajar yang tersedia di
indonesia. Beda halnya jika pemerintah menyediakan perlatan yang menunjang
multimedia untuk setiap sekolah yang kekurangan pengajar. Dengan materi
dan pengajar yang sama, maka semua siswa akan mendapat pendidikan yang
layak secara merata. Tidak hanya di papua, tapi juga di seluruh penjuru
indonesia.

Proses belajar mengajar menggunakan multimedia memang sangat efektif jika


diterapkan di sekolahan. Kita tidak perlu ribuan guru. Cukup beberapa guru
untuk memandu murid ketika sedang belajar lewat sebuah video berisikan
animasi dan gambar-gambar menarik. Yang perlu disediakan hanyalah
peralatan yang menunjang kegiatan belajar mengajar, seperti komputer,
proyektor, sound, dan lainya.

Sang pemateri haruslah seorang pengajar terbaik yang berkompeten


dibidangnya. Ia harus bisa menjelaskan materi secara jelas sehingga mudah
dipahami oleh murid. Dan akan sangat baik jika pemateri berasal dari kalangan
yang masih muda. Karena generasi muda adalah kalangan yang penuh dengan
semangat dan penuh dengan mimpi. Sukarno pernah berkata bahwa 10 pemuda
lebih berpengaruh dibandingkan 1000 orang tua. Pemuda memiliki mimpi dan
semangat yang jauh lebih kuat dari pria yang sudah tua.

Masalah utamanya adalah, pemerintah saat ini masih belum sadar dan masih
belum melirik sistem berlajar mengajar menggunakan multimedia ini.
Padalahal, sistem belajar mengajar ini memiliki prospek yang cukup tinggi
dalam memajukan pendidikan. Jika pemerintah menerapkan sistem belajar
seperti ini, mungkin pendidikan di indonesia akan lebih maju.

Penulis sangat berharap dengan adanya essay ini, pemerintah bisa melakukan
revolusi pendidikan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
ada di indonesia. Pasalnya United Nations for Development Program (UNDP)
menjabarkan hasil yang mencengangkan. Indonesia hanya berada di urutan ke-
111 dari 177 negara di dunia. Dengan data yang terungkap ini Indonesia
ternyata sudah kalah jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti
Malaysia, Brunei Darussalam, dan juga Singapura (Fitria, 2016).
C. Kesimpulan

Dari paparan essay di atas, dapat disimpulkan bahwa :

 Upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih


berkualitas terutama di indonesia bagian timur merupakan mandat yang
harus dilakukan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pancasila sila ke
lima.
 Perlunya revolusi pendidikan mengingat kualitas pendidikan Indonesia
berada di urutan ke 111 dari 177 negara di dunia.
 Pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan mempunyai arti
penting terutama dalam upaya pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan efektifitas pendidikan.
Salah satu contoh pemanfaatan teknologi informasi adalah metode belajar
mengajar lewat multimedia.
 Pembelajaran melalui mutimedia dinilai menjadi cara yang sangat efektif
untuk mengatasi permasalahan pendidikan di indonesia saat ini.

D. Tentang Penulis

Nama : Abdurrahman Nurhakim


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Cilacap, 01 November 1996
Alamat : Dusun Karangaso, RT 03/02, Desa Bajing
Kulon, Kroya, Cilacap, Jawa Tengah
Alamat Sekarang : Jl Cipadung No 101 (Kosan Amah Entin)
Cibiru Bandung
Daftar Pustaka

 Ekawati, D. (2012, june friday). MAKALAH TIK DALAM BIDANG


PENDIDIKAN. Retrieved from Wahidah: https://dianidah.wordpress.com/

 Fitria, D. (2016, April Friday). KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA DI


MATA DUNIA. Retrieved from Peter Bimbingan Belajar:
http://peterbimbel.com/

 Handayani, E. (2013, December Tuesday). Masalah Pendidikan di Indonesia


dan Solusinya. Retrieved from Kompasiana: http://www.kompasiana.com/

 Nadia, P. (2013, August Monday). Teknologi adalah Biang Keladi Perubahan


Moral Remaja Indonesia? Retrieved from Kompasiana:
http://www.kompasiana.com/

 Nasrudin, A. (2014, August Monday). PEMANFAATAN TEKNOLOGI


INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
PEMBELAJARAN. Retrieved from KEMENTRIAN KEAGAMAAN BALAI
DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG: http://bdkbandung.kemenag.go.id/

 Superadmin. (2016, April Friday). Pendidikan Di Indonesia Timur Masih


Perlu Di Perhatikan. Retrieved from Kabupaten Pegunungan Bintang Papua
Indonesia (Pegbintangkab): http://www.pegbintangkab.go.id/

Anda mungkin juga menyukai