Untuk saran dan kritik kirimkan via email ilhamsyah050@gmail.com atau sms ke
08561836482
Mesin pencari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tulang mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai penunjang jaringan tubuh, pelindung
organ tubuh, memungkinkan gerakan dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan garam
mineral, namun fungsi tersebut biasa saja hilang dengan terjatuh, benturan atau kecelakaan.
Pengertian dari fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000). Sedangkan fraktur colum
femur adalah fraktur yang terjadi pada colum femur.
Data yang diperoleh dari bagian rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
bahwa angka kejadian fraktur khususnya fraktur femur pada tahun 2007 dari bulan januari
sampai bulan Oktober mencapai orang.Tampak adanya peningkatan angka kejadian fraktur
femur, maka profesi sebagai seorang perawat dituntut untuk dapat melakukan asuhan
keperawatan dengan cara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sehingga masalah dapat
teratasi dan klien dapat terhindar dari komplikasi yang lebih buruk.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil judul laporan inti ”
Asuhan keperawatan pada Tn. U dengan pre dan post operasi pemasangan orif Fraktur colum
Femur sinistra Tertutup” di ruang 1 Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapat pengalaman nyata tentang asuhan keperawatan pada Tn. U dengan
kasus fraktur colum femur sinistra tertutup.
2. Tujuan Khusus
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif dan dalam
mengumpulkan data penulis menggunakan metode studi kasus dengan teknik pengumpulan
data sebagai berikut: teknik wawancara, teknik observasi, pemeriksaan fisik, studi
kepustakaan dengan mengambil literatur yang berhubungan dengan kasus fraktur femur.
D. Sistematika Penulisan
bab 1 : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan. bab ii: Tujuan teoritis, yang terdiri dari pengertian, etiologi, lokasi
terjadinya fraktur femur, manifestasi klinis, jenis-jenis fraktur, klasifikasi fraktur femur,
proses penyembuhan tulang, patofisiologi, komplikasi, faktor yang mempercepat
penyembuhan luka, faktor yang memperlambat penyembuhan luka, pemeriksaan diagnostik,
penatalaksaan medik dan konsep dasar asuhan keperawatan fraktur femur. bab iii: Tinjauan
kasus, yang terdiri dari gambaran kasus dan laporan asuhan keperawatan dari pengkajian
hingga evaluasi keperawatan. bab iv: Pembahasan. bab v: Penutup, yang terdiri dari
kesimpulan dan saran. daftar pustaka. Lampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Syamsuhidayat. 2004: 840).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
(Brunner & Suddarth. 2001 : 2357).
Fraktur colum femur adalah fraktur yang terjadi pada colum tulang femur.
2. Etiologi
b. Trauma tidak langsung: tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari
area benturan.
c. Fraktur patologis: fraktur yang disebabkan trauma yamg minimal atau tanpa trauma.
Contoh fraktur patologis: Osteoporosis, penyakit metabolik, infeksi tulang dan
tumor tulang.
a. Kolum femoris
b. Trokhanter
c. Batang femur
d. Suprakondiler
e. Kondiler
f. Kaput
4. Manifestasi Klinis
c. Pemendekan tulang terjadi karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah
tempat fraktur.
e. Pembengkakan lokal dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur.
5. Klasifikasi Fraktur
a. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
mengalami pergeseran. (bergeser dari posisi normal).
b. Fraktur tidak komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah
tulang.
d. Fraktur terbuka merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membrana mukosa
sampai kepatahan tulang, fraktur terbuka digradasi menjadi:
2) Grade II luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif
1) Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok
2) Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang
3) Obllik: fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih tidak
stabil dibanding transversal)
8) Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang,
penyakit paget, metastasis tulang, tumor)
11) Impaksi: fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang yang
lainnya.
a. Fase hematoma: Proses terjadinya hematoma dalam 24 jam. Apabila terjadi fraktur
pada tulang panunjang, maka pembuluh darah kecil yang melewati kanalikuli
dalam sistem haversian mengalami robekan pada daerah luka dan akan
membentuk hematoma diantar kedua sisi fraktur.
b. Fase proliferasi/ fibrosa: terjadi dalam waktu sekitar 5 hari. Pada saat ini terjadi
reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi penyembuhan, karena
adanya sel-sel osteogenik yang berpoliferasi dari periosteum untuk membentuk
kalus eksternal serta pada daerah endosteum membentuk kalus internal sebagai
aktifitas seluler dalam kanalis medularis.
e. Fase Remodeling: Waktu pembentukan 4-6 bulan. Pada fase ini perlahan-lahan
terjadi reabsorbsi secara eosteoklastik dan tetap terjadi prosesosteoblastik pada
tulang dan kalus eksternal secara perlahan-lahan menghilang (Rasjad, 1998 : 400
).
7.
Patofisiologi
8. Komplikasi
Komplikasi awal
a. Syok: Syok hipovolemik atau traumatik akibat pendarahan (baik kehilangan darah
eksterna maupun yang tidak kelihatan) dan kehilangan cairan eksternal kejaringan
yang rusak.
b. Sindrom emboli lemak: Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk
kedalam pembuluh darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan
kapiler atau karena katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan
memobilisasi asam lemak dan memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran
darah.
c. Sindrom kompartemen: merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam
otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Ini bisa disebabkan
karena penurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yang membungkus otot
terlalu ketat, penggunaan gips atau balutan yang menjerat ataupun peningkatan isi
kompartemen otot karena edema atau perdarahan sehubungan dengan berbagai
masalah (misal : iskemi, cidera remuk).
Komplikasi lambat
a. Delayed union: proses penyembuhan tulang yang berjalan dalam waktu yang lebih
lama dari perkiraan (tidak sembuh setelah 3-5 bulan)
c. Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu
semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.
a. Trauma berulang
e. Infeksi
g. Usia
b. Reduction: reduksi fraktur apabila perlu, restorasi fragment fraktur sehingga didapat
posisi yang dapat diterima. Pada fraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis
dan sedapat mungkin mengembalikan fungsi normal dan mencegah komplikasi
seperti kekakuan, deformitas serta perubahan osteoartritis dikemudian hari. Posisi
yang baik adalah: alignment yang sempurna dan aposisi yang sempurna. Fraktur
yang tidak memerlukan reduksi seperti fraktur klavikula, iga, fraktur impaksi dari
humerus, angulasi <5>
1 Pengkajian
a. Anamnesa
6) Pola kebersihan sehari- hari sebelum sakit dan selama sakit: Pola nutrisi,
Pola eliminasi, Pola Personal Hygiene, Pola Istirahat dan Tidur, Pola
aktifitas dan latihan, Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan,
1) Aktifitas
Keterbatasan/ kehilangan pada fungsi pada bagian yang terkena (mungkin
segera, fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder, dari pembengkakan
jaringan, nyeri).
2) Sirkulasi
c) Penurunan/ tidak ada nadi pada bagian distal yang cedera; pengisian
kapiler lambat, pusat pada bagian yang terkena.
3) Neurosensori
4) Nyeri/ kenyamanan
5) Keamanan
6) Penyuluh/ pembelajaran
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
2 Diagnosa keperawatan
b. Nyeri (akut) berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema dan
cedera pada jaringan lunak, alat traksi/ immobilisasi
c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tak ada kuatnya pertahanan
primer: kerusakan kulit, trauma jaringan, terpajan pada lingkugan, prosedur
invasif, traksi tulang
Dx. 1 Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kehilangan integritas tulang
(fraktur)
Intervensi:
Mandiri
Kolaborasi
Dx 2 Nyeri (akut) berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema
dan cedera pada jaringan lunak, alat traksi/ immobilisasi.
Kriteria hasil :
b. Skala nyeri 1
f. N : 60-80 x/mnt
g. S : 36-37 oC
h. P : 16-20 x/mnt
Intervensi :
Mandiri
Kolaborasi
Dx. 3 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tak ada kuatnya pertahanan
primer: kerusakan kulit, trauma jaringan, terpajan pada lingkugan, prosedur
invasif, traksi tulang
Kriteria hasil :
g. N : 60-80 x/mnt
h. S : 36-37 oC
i. RR : 16-20 x/mnt
Intervensi :
Mandiri
Kolaborasi
DAFTAR PUSTAKA
Apley. A. Graham. 1995. Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley. Edisi 1. Jakarta : EGC.
Lukman and Sorensen’s. 1993. Medical Surgical Nursing. 4th Edition buku 11. USA :
WB Sunder Company.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid II. FKUI. Media
Aesculapius.
EGC.
Rasjad, Chairudin. 1998. Ilmu Bedah Orthopedi. Ujung Pandang : Bintang Lamupate.
Smetzer, Suzanna. C. dkk. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and
Posting Komentar
Mengenai Saya
ilham
Lihat profil lengkapku
Map Location
Kunjungi juga . . .
http://www.bisnis5milyar.com/?id=ilham86
http://www.formulabisnis.com?id=ilham86
http://www.healthreference-id.blogspot.com
Arsip Blog
► 2009 (7)
▼ 2008 (71)
o ► Desember (8)
o ► November (6)
o ► Oktober (6)
o ► September (6)
o ► Agustus (7)
o ▼ Juli (38)
KONDAS Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
KONDAS KONDAS Disfungsi Kelenjar Adrenal,INSUFISIE...
KONDAS DISFUNGSI KELENJAR ADRENAL
KONDAS GANGGUAN ESOFAGUS
KONDAS BAYI PREMATUR
KONDAS OBSTRUKSI JALAN NAFAS ATAS
KONDAS DISENTRI
KONDAS GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)
KONDAS FRAKTUR TIBIA FIBULA
KONDAS COMPRESI TORAKAL
KONDAS CIDERA MEDULLA SPINALIS
KONDAS ASFIKSIA NEONATUS
KONDAS SINDROM NEFROTIK
KONDAS DBD
KONDAS ATRESIA ANI
KONDAS POST PARTUM
KONDAS SEKSIO CAESARIA DENGAN INDIKASI
CEFALOPELVI...
KONDAS MORBUS HIRSPRUNG
KONDAS CIDERA KEPALA
KONDAS PNEMONIA
KONDAS HERNIA
KONDAS KANKER MAAME
KONDAS ASMA BRONKHIAL
KONDAS LEUKIMIA
KONDAS OSTEOARTRITIS
KONDAS HEPATITIS
KONDAS STROKE HEMORAGIK
KONDAS FRAKTUR COLLUM FEMUR
KONDAS OSTEOSARKOMA
KONDAS HALUSINASI (JIWA)
KONDAS GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)
KONDAS KANKER PARU
KONDAS KISTA OVARIUM
KONDAS KARDIOMIOPATI
KONDAS MIOMA UTERI
KONDAS GASTRITIS
KONDAS ANEMIA APLASTIK
KONDAS BBLR
Galeri foto
www.flickr.com
What is this?