Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRODUKSI FILM

“Kesadaran Diri”
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sinematografi II
Dosen: Irwan Tarmawan S.Sn., M.Ds.
Dicky Purnama Fajar, S.Sn.

Disusun Oleh:
TIM KONSEP CERITA:
Aditia Tidar Hidayat 51914147

TIM KONSEP PENYUNTINGAN:


Rizky Maulana D. 51914120
Nabillia Ayu S. R. 51914206

Program Studi Sinematografi 2


Jurusan Desain Komunikasi Visual
Universitas Komputer Indonesia
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

A. KONSEP CERITA
1. Tema 4. Alur Cerita
2. Ide Gagasan 5. Naskah
3. Sinopsis Cerita 6. Pesan Moral

B. KONSEP PRODUKSI
1. Peralatan Produksi 4. Cast
2. Properti 5. Jadwal Produksi
3. Job Description

C. KONSEP DAN TEKNIK PENYUNTINGAN GAMBAR


1. Aspek Rasio 4. Cutting/Transisi
2. Format Video 5. Software Editing
3. Durasi 6. Audio

D. HASIL FILM
Printscreen Film

LAMPIRAN
FILM “Kesadaran Diri”
A. KONSEP CERITA
1. Tema
Tema dari film yang telah kami buat berdasarkan pada tema kebiasaan. Tema
kebiasaan ini dipilih sebagi acuan dari narasi dasar yang terdapat dalam film ini. Tma kabiasaan
ini diambil lagi subtemanya menjadi kebiasaan membuang sampah sesuai dengan tuntutan ide
cerita yang ada. Kebiasaan ini dilakukan karena sebuah kegiatan berulang, sehingga menjadi
sebuah kebiasaan. Kami mengambil cerita dimana Bayu dengan kebiasaan membuang sampah
sembarangan bertemu dengan Putra yang mengingatkannya mengenai kebisaannya yang tidak
baik dilakukan. Dari inti cerita itulah maka dipilih tema kebiasaan menjadi tema dari cerita yang
dapat didampingkan dengan ide cerita yang telah dipilih.

2. Ide Gagasan
Berdasrkan pada INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN
2016 TENTANG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL. Tiap-tiap anggota kami
memberikan beberapa ide cerita dari program-program pendukung Gerakan Revolusi Mental
hingga terbentuklah sebuah cerita dasar pembentuk ide film yang berdasarkan pada salah satu
programnya yakni Indonesia Bersih. Pada Program Indonesia Bersih yang menekankan pada
kesadaran perseorangan hingga kelompok pada kebersihan yang terdapat disekitarnya. Melihat
dimana, dewasa ini kesadaran pada kebersihan di Indonesia, terutama pada individu dan
kelompoknya yang mulai berkurang. Orang-orang sering membunag sampah sembarangan
baik sampah besar amupun kecil, malas untuk membuang sampah pada tempatnya karena
beralasan jauh dari tempat sampah. Dari ide utama yang telah dibuat menjadi ide pokok dari
film ini, kemudian dikembangkan lagi dengan sebuah ide pendukung untuk dikembangkan
menjadi cerita final pembatan film, yaitu telephon. Dari ide utama dari film ini diharapkan dapat
membantu program pemerintah, dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Pada film ini kami memperlihatkan bahwa
kebersihan yang harus dijaga oleh kita harus dimulai dari diri sendiri lalu harus dapat
menularkan kebiasaan baik ini pada orang lain sesuai dengan kemapuan masing-masing
individunya.

3. Sinopsis Cerita
Pagi hari di taman sebuah sudut kota. Di taman itu terdapat sebuah kotak telepon,
makin menjelang siang, jalanan di depan kotak telepon itu semakin dipadati mobil dan motor. Di
taman itu pun terdapat beberapa orang yang berdatangan meski hari itu masih termasuk hari
kerja. Beberapa dari mereka terlihat sedang beralu-lalang disekitar taman tersebut.
Seorang pemuda dengan pakaian cukup rapih menghampiri kotak telepon tersebut. Bayu mulai
memasukkan nomor tujuan yang akan ia hubungi. Menunggu, cukup lama tak ada jawaban dari
sebrang yang ditunggu pemuda itu. Dia pun meletakkan kembali gagang telepon ketempatnya
semula. Dia kembali mencoba kembali beberapa kali, namun respon yang ia dapatkan tetap
sama seperti pertama, tak ada jawaban. Dia pun keluar dari kotak telpon tersebut, ia pun
memandang smartphone yang ia miliki mati dan tidak bisa digunakan akibat baterainya habis.
Tiba-tiba ia terbatuk dengan cukup keras. Mengambil sapu tangan di kantongnya, beberapa kali
terbatuk dengan menutupi mulutnya dengan sapu tangan tersebut. Dengan sedikit
sempoyongan ia meninggalkan telepon tersebut.
Setelah kembali tidak mendapat balasan teleponnya, Bayu tidak langsung meninggalkan
taman, ia duduk di sebuah bangku dekat telepon umum tersebut meletakan sebuah kantong
berisi sebuah botol minum disampingnya. Duduk merenung melihat kesibukan di pagi itu.
Sesekali badannya tergetar menahan batuk yang berulangkali terdengar tidak sehat darinya.
Dia pun mengambil sapu tangan di kantongnya untuk menyeka batuk dari tubuhnya itu. Setelah
meyakinkan dirinya untuk bersikap normal, ia menarik nafas panjang lalu diambillah botol
minuman yang ia bawa sebelumnya untuk meredakan nafasnya dari batuk itu. Meski matanya
tertuju pada taman itu, seakan pandangannya malah jauh menerawang entah kemana.
Seorang pemuda lain dengan sarung tangan dan sebuah trashbag di sisi lain dari taman itu
terlihat sedang memunguti sampah yang tertinggal, sisa orang-orang ditaman itu. Ia membawa
dua trashbag ditangannya yang berisikan botol dan dedaunan di masing-maisng trashbag itu. Ia
berjalan ke sisi depan taman yang dimana terdapat sebuah telepon umum satu-satunya di
taman itu.
Bayu melemparkan botol minuman dan kantong yang ia bawa ke sebuah tempat sampah di
ujung tempatnya duduk. Sayangnya, kedua benda tersebut gagal memasuki tempat sampah itu.
Cukup jengkel karena tidak berhasil memasukkan dua benda tersebut ketempatnya yang
seharusnya, Bayu malah membiarkannya tergeletak didekat tempat sampah itu dengan acuh.
Dibelakangnya, pemuda dengan trashbag di tangannya itu menghampiri Bayu dan menepuk
Bayu dengan maksud menegur dan memperingatkan pada Bayu agar dengan benar
membuang sampahnya pada tempat yang sudah tersedia di taman itu. Di tepuknya bahu Bayu
dari belakang untuk menegur dan ditanggapi oleh Bayu dengan tanggapan tertegun sekejap
oleh Bayu.
Bayu tertegun, ingatannya kembali pada orang yang sebenarnya ia ingin temui melalui telepon
itu. Orang yang sudah lama tak ia jumpai, orang yang sangat ingin sekali ia temui untuk
mungkin yang terakhir kalinya ini, Agus, bayangannya sepeti ada didepannya sekarang. Sesaat
ia menyapa namun setelah ia jeli lagi, orang yang menegurnya bukanlah orang yang sama.
Mereka hanya sepintas mirip, tak lebih.
Setelah menerima teguran dari orang itu, Bayu pun menyadari sikapnya yang kurang baik
tersebut dan emmungut kembali sampah yang ia buang lalu meletakkannnya dengan benar
pada tempat sampah yang tersedia dengan benar.
Cukup malu juga di tegur oleh pemuda seumurannya yang cukup peduli dengan lingkungan
sekitarnya. Setelah teguran itu, Bayu cukup penasaran dengan pemuda yang mengurnya itu.
Karena ia cukup peduli dengan lingkungan sekitarnya serta tanggap dengan kejadian yang
orang-orang umumnya anggap biasa dengan membiarkan sampah dibuang sembarangan
dekat dengan tempat sampah.
Setelah menyapa pemuda itu dengan baik Bayu pun meminta maaf dan berkenalan dengan
pemuda itu, akhirnya Bayu mengetahui nama pemuda tersebut adalah Putra seorang
mahasiswa di Bandung, Bayu menanyakan alasan mengapa dia sangat peduli dengan
lingkungan di taman ini. Alasannya bukanlah sebuah tugas dari tempat kuliahnya atau sebuah
komunitas yang diikutinya, melainkan berasal dari kesadarannya pribadi untuk menjaga
kebersihan dan kenyamanan taman itu, karena kalau bukan kita, siapa lagi, karena kesadaran
diri itu dibangun dari diri sendiri, tidak perlu orang lain memberitahu, kita sudah harus sadar
pada lingkungan yang sudah memberikan tempat layak bagi manusia untuk meninggalinya,
ungkapnya.
Disela pembicaraan mereka, Putra memunguti sampah di sekitar taman dengan berkeliling
diikuti Bayu mengekor dibelakangnya, membawa pembicaraan mereka. Datanglah dari
belakang mereka sepasang muda-mudi yang sepertinya adalah teman dari Putra, menyapa
Putra dari belakang. Dari Putra, Bayu tahu bahwa kedua orang itu adalah teman satu kampus
Putra yang rupanya ikut membatu Putra. Yang laki-laki bernama Ade, dan yang perempuan
bernama Ika. Alasan mereka ikut membantu juga dikarenakan didorong oleh semangat dan
masukan dari Putra. Mereka tergerak dengan keasdaran yang dibangun oleh Putra untuk
membuat lingkungan mereka lebih baik, dan makin baik.
Dari situlah, Bayu terkesan dengan pengaruh Putra yang dapat mengajak orang disekitarnya
untuk sadar lingkungan. Bayu teringat akan Agus yang memiliki sifat sama seperti Putra, yang
peduli dengan lingkungan dan orang di sekitarnya ada di bayang-bayangnya. Agus yang
sampai rela mendahulukan kepentingannya demi lingkungannya dan orang lain, ada pada
sososk Putra yang baru ia temui ini.
Bayu tergerak membantu Putra dan temannya untuk setidaknya menjaga kebersihan taman ini,
setelah bayangan kepedulian Agus kembali terlintas di benaknya. Menggulung lengan
kemejanya, ia menghampiri Putra yang berusaha mengangkat dan membersihkan sebuah
tempat sampah yang jatuh dan isinya berserakan keluar dari tempatnya itu. Sedkikit terkejut,
Putra mengetahui Bayu yang mengikutinya sedari tadi mengekorinya tergerak dan ikut
membantunya merapihkan sampah yang tergeletak ini. Putra mengambil sarung tangan lain di
tas pinggang yang dibawanya untuk ia berikan pada Bayu untuk membantunya memungut dan
merapihkan kembali tempat sampah ini.
Setelah selesai membersihkan seluruh taman itu, Bayu berpisah dengan Ade dan ika dengan
diikuti oleh Putra. Bayu pun lalu menghadap dan melihat telepon umum yang ia gunakan
sebelumnya dari kejauhan. Ada sebuah keinginan dari Bayu untuk mencoba kembali menelpon
Agus untuk terakhir kalinya.
Setelah beberapa langkah tiba-tiba Bayu mulai kembali terbatuk, berkali kali, dan cukup keras
hingga ia menyeka mulutnya dengan sapu tangan yang berada di kantongnya. Ia melihat
kembali saputangan yang dipegangnya bernodakan darah yang rupanya keluar dari batuknya.
Sesaat pandangannya mulai terkabur dan semua yang dilihat oleh Bayu sesaat memburam dan
menghilang dari pandangannya, serta tubuhnya susah untuk digerakkan dan pingsan.

4. Alur Cerita
Alur cerita kami gunakan alur maju pada penyampaian film ini yang menampilkan
kegiatan tokoh Bayu cerita dari awal kedatangannya di sebuah taman, kemudian membuang
sampah sembarangan sebagai awal dari konflik cerita. Bertemu dengan Putra dan teman-
temannya yang menjadi puncak konflik dari film ini. Bagian penurunan konflik dalam film ini
terjadi saat Bayu mulai ikut membantu Putra dengan teman-temannya.
Alur cerita maju ini diterpkan pada film ini untuk memberikan kesan pada penonton inti
cerita dan pesan yang yang terdapat di klimaks cerita ini dapat diterima tanpa terjadi
miskomunikasi pada penontonnya.

5. Naskah

IDE CERITA : Aditia Tidar Hidayat


PENULIS : Aditia Tidar Hidayat, Rizky Maulana D, Nabiliya Ayu S

OPENING - BUMPER - TITLE

"Kesadaran Diri"

FADE OUT - FADE IN TO

01 EXT. SUASANA TAMAN - PAGI


Suasana taman yang terdapat sebuah kotak telepon. Kotak telepon di
sudut taman dekat dengan jalan raya.
SUPER: Kesadaran Diri (judul film)
DISSOLVE
02 EXT. TAMAN (DEKAT TELEPON) - PAGI
Bayu dengan pakaian kerjanya menghampiri kotak telepon dengan membawa
kantong berisi minuman. Memasuki telepon umum.
CUT
03 DI DALAM TELEPON – PAGI
Bayu mengangkat gagang telepon dan menekan nomor tujuan teleponnya.
Menunggu tanggapan dari ujung telepon, namun tak kunjung mendapatkan
jawaban dari ujung teleponnya. Menghela nafas panjang. Putus asa, lalu
meninggalkan kotak telepon, menghampiri tempat duduk di pinggir
telepon tersebut.
Keluar dari kotak telepon.
CUT
04 DILUAR KOTAK TELEPON
Memeriksa smartphone dari kantungnya, dan menemukan batrai
smartphonnya telah habis, kamudian meletakkan kembali smartphonenya ke
saku. Bayu terbatuk lalu mengambil saputangan dari saku lainnya untuk
menutupi mulutnya, kemudian kembali meletakkan saputangan yang ia
gunakan ke sakunya. Menghampiri bangku di sebelah telepon dengan agak
sempoyongan dengan membawa kantong berisi minuman yang sedari tadi
dibawanya.
CUT
05 DI BANGKU TAMAN SEBELAH TELEPON – PAGI
Duduk dibangku dan meletakkan kantong berisi minuman di sebelahnya. Bayu
memperhatikan sekeliling taman dengan menerawang kosong. Kembali
terbatuk beberapa saat, serta mengambil lagi saputangan di sakunya untuk
menutupi mulutnya. Setelah batuknya reda, meletakkan kembali saputangan
di sakunya, kemudian menghela nafasnya untuk melegakan batuk dan dadanya
yang terasa agak sakit setelah batuk tadi. Mengambil minuman yang berada
dikantung sebelahnya yang tersisa sedikit lagi dan menghabiskannya,
meletakkan kembali botol kosong sisi minumnya pada kantong yang tadi Ia
bawa. Kantong dan minumannya yang telah habis ia buang ke arah tempat
sampah terdekat yang dapat dijangkaunya.
Melemparnya ke arah tempat sampah, namun lemparanya gagal menjangkau
tempat sampah itu. Acuh, membiarkan sampah yang ia buang gagal menjangkau
tempat sampah. Kemudian termenung.
FADE TO BLACK – FADE IN TO
06 PINGGIR TAMAN - PAGI
Putra mengenakan sarung tangan, memunguti sampah disekitarnya, serta
membawa dua trashbag di tangan lainnya untuk emanpung sampah yang ia
punguti.
Melihat ke arah Bayu yang sembarangan membuang sampah dan mengacuhkan
sampahnya yg gagal menjangkau tempat sampah. Putra menghampiri Bayu di
bangu taman tersebut dan menegur Bayu.
CUT
07 BANGKU TAMAN - PAGI
Putra
(menepuk pundak Bayu dari belakang) Kang, maaf itu sampahnya jangan
sembarang Akang buang. Sampah plastik yang Akang buang susah
diuraikan, kalo mau diuraikan penguraiannya lama Kang.
Bayu tertegun melihat sosok Putra yang mengingatkannya pada teman
lamannya Agus. Bayu terdiam.
Tersadar, bahwa Putra hanya sekilas mirip Agus.
Bayu
Maaf ya kang.
Bayu merasa tidak enak ditegur oleh Putra lalu memungut sampah yang
gagal ia buang kemudian membuang dengan benar pada tempat sampah.
Putra
Lain kali jangan diulangi kang.
Putra meninggalkan Bayu untuk membersihkan sisi lain dari taman itu.
Bayu memeperhatikan putra yang tanggap membersihkan dan memungut
sampah di sekitarnya.
CUT
08 SISI LAIN TAMAN 1 – PAGI
Putra melanjutkan kegiatannya di sisi lain taman. Bayu menghampiri
putra untuk sekedar menegurnya dan meminta maaf atas sikapnya tadi.
Bayu
(menepuk pundak putra) Maaf Kang soal yang tadi, saya jadi gak enak
kena tegur gitu dari Akang. (mengajak Putra berjabat tangan
mengenalkan diri) Saya Bayu, maaf ya atas yang tadi.
Putra
Oh, iya kang. Gak apa. Tadi saya pas mungutin sampah kebetulan ngeliat
Akang, kok ngebuang sampah sembarangan, ya saya tegur aja. Tong
sampahnya deket kok buang sampahnya sembarangan. Saya hanya ngingetin
sesama manusia, kita kan sering khilaf, mungkin akang khilaf tadi.
Maaf, nama saya Putra kang.
Bayu
Waduh kang Bayu kayaknya tanggap banget ya, sama lingkungan sini saya
liat kayaknya rajin banget. Akang ikut kegiatan kemahasiswaan gitu ya?
Meuni rajin.
Putra
Oh, gak kang banyak sih yang bilang gitu.
CUT
09 SISI LAIN TAMAN 1 – PAGI MENJELANG SIANG
Ade dan ika memasuki taman dan bertemu dengan Bayu dan putra di sisi
taman tersebut.
Ade
(mendekati Putra dan menyapanya) Yuk, aduh punten lama. Maaf nih,
biasa si Ika, kelamaan. Biasa lah, awewe. (menunjuk kearah Ika)
Ika
(menyikut bahu Ade) Apaan sih kamu. Gak, tuh. Bo’ong si Ade mah.
Jangan percaya sama dia, musyrik entar.
Putra
Udah ah, jangan saling nyalahin, jadi ikut ngebantuin gak nih?
(menyerahkan sarung tangn dan trashbag dari tasnya). Nih.
Ika
(melirik kearah Bayu) Eh, temen baru ini Put?
Putra
Oh, dia. (menunujuk kearah Bayu) Temen baru tadi baru ketemu. Kang
Bayu, ini ada temen sekuliah saya, Ika, dan Ade.
Bayu
(mengangkat tangannya berkenalan dengan Ika dan Ade) Bayu. Temenya
kang Putra, ya? Salam kenal. Saya juga baru kenal kang Putra juga baru
tadi, sih. Salam kenal.
Ade dan Ika
(menjabat tangan Bayu bergantian) Salam kenal juga, kang Bayu.
Bayu
Rajin euy, kalian ikut Putra juga bebersih, ya?
Ika
Ya, baru-baru ini juga kang, kami ikut bantu-bantu sama Putra. Kita
penasaran sama Putra yang tiap pulang kampus langsung pergi entah
kemana. Pas ketemu eh, waktu itu di taman lansia lagi bebersih taman.
Ketemunya juga pas saya gak sengaja buang sampah sembarangan, ditegur
sama Putra. Terus diceramahin deh.
Ade
Ih, kamu mah. Bukan diceramahin, di kasih tau yang bener, Ka. Ya, kita
juga sadar sih kalo itu salah, tapi setelah diyakinin lagi sama Putra
keyakinan, kesadaran saya sama lingkungan yang harus kita rawat,
sebagai anak muda, penerus, makin ningkat. Dan gak malu buat ikut
bantu-bantu Putra, karena kalo gak kita mau siapa lagi, kan.
Putra
Ah, kalian mah. Naon, sih…..
Bayu
Bener juga sih Kang Putra tuh. Saya juga sempet diceramahin juga, ya
karena saya salah, saya mengakui gak bener sikap saya. Kesadaran akan
kebersihan memang harus di pupuk pada diri sendiri awalnya lalu baru
ditularkan keorang lain.
CUT
10 SISI TAMAN 1 – SIANG
Bayu terdiam sesaat, terbayangkan Agus yang sifatnya mirip dengan
Putra.
CUT
11 SISI TAMAN 1 – SIANG
Ade dan Ika yang telah mengenakan sarung tangan dan trashbag,
berpencar dengan Bayu dan Putra untuk membersihkan sisi lainnya lagi
di taman. Putra meninggalkan Bayu yang terdiam untuk menghampiri salah
satu tempat sampah yang terjatuh di depannya.
CUT
12 SISI TAMAN 1 – SIANG
Putra meninggalkan Bayu untuk membersihkan sampah yang tercecer karena
tempat sampah yang tergeletak di jalan taman. Bayu tersadar dari
lamunannya. Melihat tidak ada keberadaan Putra di sekitarnya, Bayu
menemukan Putra memungut sampah. Meggulung lengannya, Bayu membantu
Putra dengan memungut sampah yang berserakan di dekatnya. Mendekati
Putra dengan beberapa sampah di tangannya, yang baru disadari Putra,
Putra mengambil sarung tangan seperti yang diberikannya pada Ika dan
Ade pada Bayu. Mereka kembali melanjutkan membersihkan dan menata
kembali tempat sampah pada tempatnya semula. Dilanjutkan dengan
kegiatan membersihkan sekitar taman itu hingga petang hari.
FADE OUT TO-FADE IN TO
13 SISI LAIN TAMAN 2 – SORE
Menjelang sore mereka menyudahi membersihkan taman. Berkumpul di sisi
lain taman untuk saling berpamitan.
Ika
Udah mau sore put, aku pamit dulu ya, takut balik kesorean sampe
rumah. Besok kita lanjut lagi, ya.
Ade
Aku juga duluan, masih ada urusan di kampus, mau kekampus dulu,
sekalian nagnterin balik Ika. Kita tinggal duluan, ya
Putra
Kayaknya hari ini segini aja, makasih bantuannya. Besok besok kalo
sibuk gak ngebantuin juga gak masalah kok. Aku bisa juga sendiri
ngurusin taman, aku jadi gak enak sama kalian juga jadinya ikut- ikut
bantu urusan kayak gini.
Ika
Jiga ka saha wae, kamu. Kita juga besok ikut bantuin juga ya.
Putra
Aku gak maksain kalian loh ya, makasih atuh atas bantuan hari ini.
Kang Bayu juga makasih, kang mau ngebantuin kita disini. Maaf bikin
sibuk Akang di sini jadinya.
Bayu
Saya justru makasih banget sama Kang Putra karena udah boleh ikut
bantuin akang sama temen-temen bebersih taman, sama udah buat sadar
saya dalam menjaga bersama kebersihan sekitar demi terciptanya
lingkugan yang nyaman buat kita dan kedepannya nanti. Nuhun pisan,
Kang. (menjabat tangan Putra)
Putra
(membalas tangan Bayu) okelah, semoga bermanfaat kang, kami pamit ya.
Saya Cuma menyampaikan kewajiban saya aja sebagai manusia aja kang
sesuai dengan Al-qoran juga, kan menyarankan manusia supaya saling
menasihati dalam hal kebaikan. Saya bener-bener makasih hari ini sama
Kang Bayu.
Bayu
Sama-sama kalo begitu, Kang. (melepas tangan bayu dan meninggalkan
mereka melewati kotak telepon di taman)
FADE OUT TO-FADE IN TO
Bayu berjalan pulang, meninggalkan Putra, Ade dan Ika. Melewati jalan
yang terdapat telepon umum di taman itu. Sebelum melewatinya, sempat
terfikir untuk mencoba kembali usahanya menelepon. Sudah dekat
jaraknya dengan terlepon, Bayu memgang dadanya yang tiba-tiba terasa
sakit, dan ia mulai terbatuk beberapa kali. Mencoba mengambil
saputangan darikntongnya untuk menyeka batuk. Bayu tersadar terdapat
noda darah yang sedikit demi sedikit mememnuhi saputangannya. Noda di
saputangannya semakin memenuhi saputangannya seiring dengan Bayu
terbatuk tak henti dengan memgang dadanya untuk menahan rasa sakit.
Pangdangan bayu mengabur seiring dengan jatuhnya tubuh Bayu di depan
telefon umum itu.
CUT TO
14 EXT TELEPON UMUM – SORE
SUPER: SELESAI
6. Pesan Moral
Dari Film yang telah diproduksi ini kami harap para penonton akan sadar akan pentinnya
kebersihan lingkungan sekitar. Kesadaran akan kebersihan ini yang harus dipupuk dari diri
sendiri yang barulah dapat ditularkan pada orang orang sekitar demi menciptakan kebersihan
lingkungan sekitar. Kebersihan lingkungan ini kelak akan menjadi kebaikan bagi generasi kita
kedepannya.

7. Story Line
Terlampir

8. Story Board
Terlampir

B. KONSEP PRODUKSI

1. Peralatan Produksi
- 1 unit kamera Canon 600D
- 1 unit lensa Sigma 50mm f/1.4
- 1 unit Seinheisser EW 100 G3 Wireless Microphone System (mic clip on)
- 1 memory card 8gb

2. Properti
Property untuk mendukung unsur naratif pada film yang digunakan, sebagai
berikut:
- Botol minuman
- Sarung tangan
- Trashbag
- Telefon
- Sampah dedaunan
- Tong sampah

3. Job description
Produser : Nabillia Ayu S.R.
Sutradara : Rizky Maulana D.
Penulis naskah : Adaitia Tidar Hidayat
Art Director : Rizky Maulana D.
DOP : Rizky Maulana D.
Editor : Rizky Maulana D.

4. Cast
No. Nama Tokoh Nama
1. Bayu Catur Nugraha R.

2. Putra Rizky Maulana D.

3. Ika Mabillia Sri A.R.


4. Ade Aditia Tidar Hidayat

5. Jadwal Produksi
No. Jenis Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Penentuan
konsep
cerita
Casting
pemain
Produksi
Editing
Penyusunan
laporan
produksi

C. teknik Penyuntingan Gambar

1. Aspek Rasio
Pada film ini digunakan apek rasio 16:9 dengan format landscape. Format tersebut
digunakan untuk mencakupkan kebutuhan background dengan tokoh yang ada.

2. Format Video
Film ini menggunakan format NTSC 30FPS untuk menyesuaikan sinyal format standar
yang ada di Indonesia. Ekstensi film yang digunakan adalah .mp4 dengan durasi 9 menit 42
detik.

3. Durasi
Hasil film dengan durasi 9 menit 42 detik ini telah mencakup opening video, video
utama, serta dengan credit title.
4. Software Editing
Digunakan Adobe Premier CS6 dan Adobe CC yang sudah biasa kami gunakan sebagai
software editing video yang telah dikuasai. Digunakan Adobe Premier yang juga terdapat di
dalamnya efek-efek editing untuk mendukung kebutuhan film sesuai dengan scenario yang ada.

5. Transisi
Teknik transisi yang digunakan sesuai dengan yang tertera pada scenario diantaranya:
- Cut to, digunakan untuk perpindahan scene langsung pada scene yang berikutnya
- Fade in to- fade out to, digunakan untuk perpindahan memudar diawal bagian transisi
- Fade out to- fade in to, digunakan untuk perpindahan memudar diakhir bagian transisi
- Fade to, digunakan untuk perpindahan memudar pada transisinya.
- Dissolve, digunakan untuk perpindahan scene ke scene yang di maksud dengan cara
Pad in dan Pad out. Penggunaan transisi ini banyak di gunakan untuk perpindahan yang
tidak mungkin dilakukan memakai transisi CUT TO

6. Audio
Audio tambahan digunakan untuk membangun visual yang ada di gunakan lagi
backsound yang sesuai dengan scene yang terdapar di dalam film ini. Dalam perekman audio
digunakan Seinheisser EW 100 G3 Wireless Microphone System (mic clip on) on the spot untuk
merekam dialog yang terdapat di scenario yang dibutuhkan.

D. Hasil Film
Printscreen Film

Bayu menelpon Agus Bayu berjalan gontai di taman


Bayu duduk di taman Putra memungut sampah

Putra menghampiri Bayu Putra berkenalan dgn Bayu

Ade dan Ika datang ke taman Bayu membantu Putra

Ade & Ika meninggalkan Bayu & Putra Bayu meninggalkan taman
E. Kendala dan Solusi

1. Kendala
Pada pengerjaan Film ini tak dapat dipungkiri terdapat beberapa gangguan teknis dan
human error dalam proses produksi hingga pasca produksi. Beberapa diantaranya, adalah:
- Kendala kepentingan crew yang jadwalnya berbeda-beda yang sedikit mengganggu
proses produksi
- Sempat molornya beberapa asistensi scenario hingga menuju final oleh crew
- Jadwal cast yang sedikit molor dari jadwal yang sudah ada
- Tata artistic yang seadanya
- Pemilihan tempat yang sempat diluar ekspektasi yang ada.
- Alat yang digunakan terbatas waktu

2. Solusi
Dari beberapa kendala yang terdapat diatas, dapat kami atasi dengan semampunya
untuk menyempurnakan film yang dibuat ini, diantaranya:
- Mempercepat jadwal film untuk memnuhi kuota jadwal film
- Mempercepat kegiatan produksi untuk mengatasi keterbatasan waktu peminjaman alat
- Menyesuaikan jadwal crew dan cast dengan waktu yang tepat untuk memulai produksi
- Menyesuaikan lokasi yang ada dengan kebutuhan produksi film
LAMPIRAN
Story line

STORYLINE UTS SINEMA 2


Durasi : 10 menit
SCENE DESCRIPTION
Pagi hari di taman yang terdapat sebuah kotak
telepon. Kotak telepon di sudut taman dekat
dengan jalan raya.
Di sekitar taman tampak orang-orang melintasi
taman. Beberapa kendaraan, melintas taman.
Bayu dengan seragam kerjanya menghampiri
kotak telepon yang berada di taman itu.
Menekan nomor tujuan dan menunggu telepon
dijawab. Telepon tidak ada jawaban.
Mengulangi lagi kegiatan bertelepon dan
mendapatkan respon yang sama.
Meninggalkan kotak telepon sambil
memandangi layar smartphonenya yang
kehabisan baterai. Kembali berjalan lalu
terbatuk. Lalu mengambil saputangan yang
berada di kantongnya.
Kembali berjalan sedikit sempoyongan
meninggalakn kotak telepon menghampiri
tempat duduk terdekat, lalu duduk. Meletakkan
kantong berisi botol di sebelahnya. Bayu
termenung melihat sekitar taman.
Bayu menahan batuk lalu mengambil kembali
saputangannya untuk menutupi mulutnya.
Menarik nafas untuk melegakan batuknya lalu
meminum minuman yang dibawanya. Bayu
kembali menatap kosong pada taman.
Putra dengan memakai sarung tangan dan
trashbag memungut sampah di sekitar taman
hingga ke bagian depan taman dekat kotak
telepon berada.
Bayu melemparkan botol minuman beserta
kantongnya ke tempat sampah di dekatnya.
Sampah yang ia buang tidak tepat masuk ke
tempat sampah yang ia maksud. Bayu acuh
pada sampah yang gagal ia buang.
Putra menghampiri Bayu dan menepuk dari Dialog : Putra
belakang pundaknya. Mengur Bayu karena tidak
membuang sampah dengan benar. Bayu kaget
dan terbayang sosok Agus saat melihat Putra.
Menyadari sikapnya keliru, Bayu memungut
sampah yang ia sembarang buang dan
meletakkan kembali sampahnya dengan benar
pada tempatnya. Lalu putra berjalan
meninggalakan Bayu.

Merasa malu akan sikapnya tadi, Bayu Dialog: Putra dan Bayu
memperhatikan Putra yang meninggalkannya.
Merasa tidak enak lalu Bayu menghampiri Putra
dan meminta maaf akan sikapnya tadi dan
sedikit berbincang dengan Putra. Mereka
berbincang seputar alasan Putra peduli dengan
lingkungannya.
Mereka berbincang sambil putra melanjutkan Dialog: Putra dan Bayu
kegiatannya memungut sampah sekitar taman.
Bayu mengikuti dibelakang sambil melanjutkan
perbincangan mereka.
Ika dan Ade menghampiri Putra dan Bayu. Dialog: Ika, Ade, Putra, dan Bayu
Mereka saling sapa dan saling berkenalan.
Mereka lalu berbincang kembali seputar alasan
Ika dan Ade ikut membanut Putra dalam
menjaga kebersihan taman itu.
Sempat terdiam lalu terbayang sosok Agus yang
bersifat serupa dengan Putra.
Bayu tertinggal dalam diamnya, sedangkan
Putra, Ade, dan Ika kembali berpencar untuk
membersihkan sekitar taman. Putra
menghampiri sebuah tempat sampah yang
terjatuh menyisakan sampah beserakan di
sekitarnya.
Tersadar, Bayu menggulung lengan bajunya dan
menghampiri Putra dan membantunya ikut
membersihkan tempat sampah yang sedang
dibersihkan oleh Putra.
Mengetahui Bayu ikut membantunya, Putra
memberikan sarung tangan dari tas pinggangnya
lalu diberikan pada Bayu untuk dikenakan agar
angannya tidak kotor. Mereka kembali
memungut sampah dan memperbaiki tempat
sampah yang tergeletak. Setelahnya mereka
kembali untuk membersihkan sekitar taman.
Setelah cukup membersihkan sekitar taman Dialog: Putra, Ika, Ade, dan Bayu
mereka kembali berkumpul di pinggir taman. Ika,
Ade dan Putra berpamitan pada Bayu. Ika, Ade,
dan putra meninggalkan Bayu di taman itu.
Mendekati kotak telepon di taman, Bayu terpikir
sesaat untuk mencoba menelepon kembali.

Mendekati kotak telepon, Bayu terbatuk. Makin


keras dan menutup mulutnya dengan
saputangan di kantungnya. Melihat terdapat
noda darah di saputanagnnya, pandangan bayu
memburam, badannya kehilangan
keseimbangan dan pingsan
Ending. Kredit titel.

Anda mungkin juga menyukai