LAPORAN PRODUKSI FILM - Keasadaran Diri PDF
LAPORAN PRODUKSI FILM - Keasadaran Diri PDF
“Kesadaran Diri”
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sinematografi II
Dosen: Irwan Tarmawan S.Sn., M.Ds.
Dicky Purnama Fajar, S.Sn.
Disusun Oleh:
TIM KONSEP CERITA:
Aditia Tidar Hidayat 51914147
DAFTAR ISI
A. KONSEP CERITA
1. Tema 4. Alur Cerita
2. Ide Gagasan 5. Naskah
3. Sinopsis Cerita 6. Pesan Moral
B. KONSEP PRODUKSI
1. Peralatan Produksi 4. Cast
2. Properti 5. Jadwal Produksi
3. Job Description
D. HASIL FILM
Printscreen Film
LAMPIRAN
FILM “Kesadaran Diri”
A. KONSEP CERITA
1. Tema
Tema dari film yang telah kami buat berdasarkan pada tema kebiasaan. Tema
kebiasaan ini dipilih sebagi acuan dari narasi dasar yang terdapat dalam film ini. Tma kabiasaan
ini diambil lagi subtemanya menjadi kebiasaan membuang sampah sesuai dengan tuntutan ide
cerita yang ada. Kebiasaan ini dilakukan karena sebuah kegiatan berulang, sehingga menjadi
sebuah kebiasaan. Kami mengambil cerita dimana Bayu dengan kebiasaan membuang sampah
sembarangan bertemu dengan Putra yang mengingatkannya mengenai kebisaannya yang tidak
baik dilakukan. Dari inti cerita itulah maka dipilih tema kebiasaan menjadi tema dari cerita yang
dapat didampingkan dengan ide cerita yang telah dipilih.
2. Ide Gagasan
Berdasrkan pada INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN
2016 TENTANG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL. Tiap-tiap anggota kami
memberikan beberapa ide cerita dari program-program pendukung Gerakan Revolusi Mental
hingga terbentuklah sebuah cerita dasar pembentuk ide film yang berdasarkan pada salah satu
programnya yakni Indonesia Bersih. Pada Program Indonesia Bersih yang menekankan pada
kesadaran perseorangan hingga kelompok pada kebersihan yang terdapat disekitarnya. Melihat
dimana, dewasa ini kesadaran pada kebersihan di Indonesia, terutama pada individu dan
kelompoknya yang mulai berkurang. Orang-orang sering membunag sampah sembarangan
baik sampah besar amupun kecil, malas untuk membuang sampah pada tempatnya karena
beralasan jauh dari tempat sampah. Dari ide utama yang telah dibuat menjadi ide pokok dari
film ini, kemudian dikembangkan lagi dengan sebuah ide pendukung untuk dikembangkan
menjadi cerita final pembatan film, yaitu telephon. Dari ide utama dari film ini diharapkan dapat
membantu program pemerintah, dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Pada film ini kami memperlihatkan bahwa
kebersihan yang harus dijaga oleh kita harus dimulai dari diri sendiri lalu harus dapat
menularkan kebiasaan baik ini pada orang lain sesuai dengan kemapuan masing-masing
individunya.
3. Sinopsis Cerita
Pagi hari di taman sebuah sudut kota. Di taman itu terdapat sebuah kotak telepon,
makin menjelang siang, jalanan di depan kotak telepon itu semakin dipadati mobil dan motor. Di
taman itu pun terdapat beberapa orang yang berdatangan meski hari itu masih termasuk hari
kerja. Beberapa dari mereka terlihat sedang beralu-lalang disekitar taman tersebut.
Seorang pemuda dengan pakaian cukup rapih menghampiri kotak telepon tersebut. Bayu mulai
memasukkan nomor tujuan yang akan ia hubungi. Menunggu, cukup lama tak ada jawaban dari
sebrang yang ditunggu pemuda itu. Dia pun meletakkan kembali gagang telepon ketempatnya
semula. Dia kembali mencoba kembali beberapa kali, namun respon yang ia dapatkan tetap
sama seperti pertama, tak ada jawaban. Dia pun keluar dari kotak telpon tersebut, ia pun
memandang smartphone yang ia miliki mati dan tidak bisa digunakan akibat baterainya habis.
Tiba-tiba ia terbatuk dengan cukup keras. Mengambil sapu tangan di kantongnya, beberapa kali
terbatuk dengan menutupi mulutnya dengan sapu tangan tersebut. Dengan sedikit
sempoyongan ia meninggalkan telepon tersebut.
Setelah kembali tidak mendapat balasan teleponnya, Bayu tidak langsung meninggalkan
taman, ia duduk di sebuah bangku dekat telepon umum tersebut meletakan sebuah kantong
berisi sebuah botol minum disampingnya. Duduk merenung melihat kesibukan di pagi itu.
Sesekali badannya tergetar menahan batuk yang berulangkali terdengar tidak sehat darinya.
Dia pun mengambil sapu tangan di kantongnya untuk menyeka batuk dari tubuhnya itu. Setelah
meyakinkan dirinya untuk bersikap normal, ia menarik nafas panjang lalu diambillah botol
minuman yang ia bawa sebelumnya untuk meredakan nafasnya dari batuk itu. Meski matanya
tertuju pada taman itu, seakan pandangannya malah jauh menerawang entah kemana.
Seorang pemuda lain dengan sarung tangan dan sebuah trashbag di sisi lain dari taman itu
terlihat sedang memunguti sampah yang tertinggal, sisa orang-orang ditaman itu. Ia membawa
dua trashbag ditangannya yang berisikan botol dan dedaunan di masing-maisng trashbag itu. Ia
berjalan ke sisi depan taman yang dimana terdapat sebuah telepon umum satu-satunya di
taman itu.
Bayu melemparkan botol minuman dan kantong yang ia bawa ke sebuah tempat sampah di
ujung tempatnya duduk. Sayangnya, kedua benda tersebut gagal memasuki tempat sampah itu.
Cukup jengkel karena tidak berhasil memasukkan dua benda tersebut ketempatnya yang
seharusnya, Bayu malah membiarkannya tergeletak didekat tempat sampah itu dengan acuh.
Dibelakangnya, pemuda dengan trashbag di tangannya itu menghampiri Bayu dan menepuk
Bayu dengan maksud menegur dan memperingatkan pada Bayu agar dengan benar
membuang sampahnya pada tempat yang sudah tersedia di taman itu. Di tepuknya bahu Bayu
dari belakang untuk menegur dan ditanggapi oleh Bayu dengan tanggapan tertegun sekejap
oleh Bayu.
Bayu tertegun, ingatannya kembali pada orang yang sebenarnya ia ingin temui melalui telepon
itu. Orang yang sudah lama tak ia jumpai, orang yang sangat ingin sekali ia temui untuk
mungkin yang terakhir kalinya ini, Agus, bayangannya sepeti ada didepannya sekarang. Sesaat
ia menyapa namun setelah ia jeli lagi, orang yang menegurnya bukanlah orang yang sama.
Mereka hanya sepintas mirip, tak lebih.
Setelah menerima teguran dari orang itu, Bayu pun menyadari sikapnya yang kurang baik
tersebut dan emmungut kembali sampah yang ia buang lalu meletakkannnya dengan benar
pada tempat sampah yang tersedia dengan benar.
Cukup malu juga di tegur oleh pemuda seumurannya yang cukup peduli dengan lingkungan
sekitarnya. Setelah teguran itu, Bayu cukup penasaran dengan pemuda yang mengurnya itu.
Karena ia cukup peduli dengan lingkungan sekitarnya serta tanggap dengan kejadian yang
orang-orang umumnya anggap biasa dengan membiarkan sampah dibuang sembarangan
dekat dengan tempat sampah.
Setelah menyapa pemuda itu dengan baik Bayu pun meminta maaf dan berkenalan dengan
pemuda itu, akhirnya Bayu mengetahui nama pemuda tersebut adalah Putra seorang
mahasiswa di Bandung, Bayu menanyakan alasan mengapa dia sangat peduli dengan
lingkungan di taman ini. Alasannya bukanlah sebuah tugas dari tempat kuliahnya atau sebuah
komunitas yang diikutinya, melainkan berasal dari kesadarannya pribadi untuk menjaga
kebersihan dan kenyamanan taman itu, karena kalau bukan kita, siapa lagi, karena kesadaran
diri itu dibangun dari diri sendiri, tidak perlu orang lain memberitahu, kita sudah harus sadar
pada lingkungan yang sudah memberikan tempat layak bagi manusia untuk meninggalinya,
ungkapnya.
Disela pembicaraan mereka, Putra memunguti sampah di sekitar taman dengan berkeliling
diikuti Bayu mengekor dibelakangnya, membawa pembicaraan mereka. Datanglah dari
belakang mereka sepasang muda-mudi yang sepertinya adalah teman dari Putra, menyapa
Putra dari belakang. Dari Putra, Bayu tahu bahwa kedua orang itu adalah teman satu kampus
Putra yang rupanya ikut membatu Putra. Yang laki-laki bernama Ade, dan yang perempuan
bernama Ika. Alasan mereka ikut membantu juga dikarenakan didorong oleh semangat dan
masukan dari Putra. Mereka tergerak dengan keasdaran yang dibangun oleh Putra untuk
membuat lingkungan mereka lebih baik, dan makin baik.
Dari situlah, Bayu terkesan dengan pengaruh Putra yang dapat mengajak orang disekitarnya
untuk sadar lingkungan. Bayu teringat akan Agus yang memiliki sifat sama seperti Putra, yang
peduli dengan lingkungan dan orang di sekitarnya ada di bayang-bayangnya. Agus yang
sampai rela mendahulukan kepentingannya demi lingkungannya dan orang lain, ada pada
sososk Putra yang baru ia temui ini.
Bayu tergerak membantu Putra dan temannya untuk setidaknya menjaga kebersihan taman ini,
setelah bayangan kepedulian Agus kembali terlintas di benaknya. Menggulung lengan
kemejanya, ia menghampiri Putra yang berusaha mengangkat dan membersihkan sebuah
tempat sampah yang jatuh dan isinya berserakan keluar dari tempatnya itu. Sedkikit terkejut,
Putra mengetahui Bayu yang mengikutinya sedari tadi mengekorinya tergerak dan ikut
membantunya merapihkan sampah yang tergeletak ini. Putra mengambil sarung tangan lain di
tas pinggang yang dibawanya untuk ia berikan pada Bayu untuk membantunya memungut dan
merapihkan kembali tempat sampah ini.
Setelah selesai membersihkan seluruh taman itu, Bayu berpisah dengan Ade dan ika dengan
diikuti oleh Putra. Bayu pun lalu menghadap dan melihat telepon umum yang ia gunakan
sebelumnya dari kejauhan. Ada sebuah keinginan dari Bayu untuk mencoba kembali menelpon
Agus untuk terakhir kalinya.
Setelah beberapa langkah tiba-tiba Bayu mulai kembali terbatuk, berkali kali, dan cukup keras
hingga ia menyeka mulutnya dengan sapu tangan yang berada di kantongnya. Ia melihat
kembali saputangan yang dipegangnya bernodakan darah yang rupanya keluar dari batuknya.
Sesaat pandangannya mulai terkabur dan semua yang dilihat oleh Bayu sesaat memburam dan
menghilang dari pandangannya, serta tubuhnya susah untuk digerakkan dan pingsan.
4. Alur Cerita
Alur cerita kami gunakan alur maju pada penyampaian film ini yang menampilkan
kegiatan tokoh Bayu cerita dari awal kedatangannya di sebuah taman, kemudian membuang
sampah sembarangan sebagai awal dari konflik cerita. Bertemu dengan Putra dan teman-
temannya yang menjadi puncak konflik dari film ini. Bagian penurunan konflik dalam film ini
terjadi saat Bayu mulai ikut membantu Putra dengan teman-temannya.
Alur cerita maju ini diterpkan pada film ini untuk memberikan kesan pada penonton inti
cerita dan pesan yang yang terdapat di klimaks cerita ini dapat diterima tanpa terjadi
miskomunikasi pada penontonnya.
5. Naskah
"Kesadaran Diri"
7. Story Line
Terlampir
8. Story Board
Terlampir
B. KONSEP PRODUKSI
1. Peralatan Produksi
- 1 unit kamera Canon 600D
- 1 unit lensa Sigma 50mm f/1.4
- 1 unit Seinheisser EW 100 G3 Wireless Microphone System (mic clip on)
- 1 memory card 8gb
2. Properti
Property untuk mendukung unsur naratif pada film yang digunakan, sebagai
berikut:
- Botol minuman
- Sarung tangan
- Trashbag
- Telefon
- Sampah dedaunan
- Tong sampah
3. Job description
Produser : Nabillia Ayu S.R.
Sutradara : Rizky Maulana D.
Penulis naskah : Adaitia Tidar Hidayat
Art Director : Rizky Maulana D.
DOP : Rizky Maulana D.
Editor : Rizky Maulana D.
4. Cast
No. Nama Tokoh Nama
1. Bayu Catur Nugraha R.
5. Jadwal Produksi
No. Jenis Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Penentuan
konsep
cerita
Casting
pemain
Produksi
Editing
Penyusunan
laporan
produksi
1. Aspek Rasio
Pada film ini digunakan apek rasio 16:9 dengan format landscape. Format tersebut
digunakan untuk mencakupkan kebutuhan background dengan tokoh yang ada.
2. Format Video
Film ini menggunakan format NTSC 30FPS untuk menyesuaikan sinyal format standar
yang ada di Indonesia. Ekstensi film yang digunakan adalah .mp4 dengan durasi 9 menit 42
detik.
3. Durasi
Hasil film dengan durasi 9 menit 42 detik ini telah mencakup opening video, video
utama, serta dengan credit title.
4. Software Editing
Digunakan Adobe Premier CS6 dan Adobe CC yang sudah biasa kami gunakan sebagai
software editing video yang telah dikuasai. Digunakan Adobe Premier yang juga terdapat di
dalamnya efek-efek editing untuk mendukung kebutuhan film sesuai dengan scenario yang ada.
5. Transisi
Teknik transisi yang digunakan sesuai dengan yang tertera pada scenario diantaranya:
- Cut to, digunakan untuk perpindahan scene langsung pada scene yang berikutnya
- Fade in to- fade out to, digunakan untuk perpindahan memudar diawal bagian transisi
- Fade out to- fade in to, digunakan untuk perpindahan memudar diakhir bagian transisi
- Fade to, digunakan untuk perpindahan memudar pada transisinya.
- Dissolve, digunakan untuk perpindahan scene ke scene yang di maksud dengan cara
Pad in dan Pad out. Penggunaan transisi ini banyak di gunakan untuk perpindahan yang
tidak mungkin dilakukan memakai transisi CUT TO
6. Audio
Audio tambahan digunakan untuk membangun visual yang ada di gunakan lagi
backsound yang sesuai dengan scene yang terdapar di dalam film ini. Dalam perekman audio
digunakan Seinheisser EW 100 G3 Wireless Microphone System (mic clip on) on the spot untuk
merekam dialog yang terdapat di scenario yang dibutuhkan.
D. Hasil Film
Printscreen Film
Ade & Ika meninggalkan Bayu & Putra Bayu meninggalkan taman
E. Kendala dan Solusi
1. Kendala
Pada pengerjaan Film ini tak dapat dipungkiri terdapat beberapa gangguan teknis dan
human error dalam proses produksi hingga pasca produksi. Beberapa diantaranya, adalah:
- Kendala kepentingan crew yang jadwalnya berbeda-beda yang sedikit mengganggu
proses produksi
- Sempat molornya beberapa asistensi scenario hingga menuju final oleh crew
- Jadwal cast yang sedikit molor dari jadwal yang sudah ada
- Tata artistic yang seadanya
- Pemilihan tempat yang sempat diluar ekspektasi yang ada.
- Alat yang digunakan terbatas waktu
2. Solusi
Dari beberapa kendala yang terdapat diatas, dapat kami atasi dengan semampunya
untuk menyempurnakan film yang dibuat ini, diantaranya:
- Mempercepat jadwal film untuk memnuhi kuota jadwal film
- Mempercepat kegiatan produksi untuk mengatasi keterbatasan waktu peminjaman alat
- Menyesuaikan jadwal crew dan cast dengan waktu yang tepat untuk memulai produksi
- Menyesuaikan lokasi yang ada dengan kebutuhan produksi film
LAMPIRAN
Story line
Merasa malu akan sikapnya tadi, Bayu Dialog: Putra dan Bayu
memperhatikan Putra yang meninggalkannya.
Merasa tidak enak lalu Bayu menghampiri Putra
dan meminta maaf akan sikapnya tadi dan
sedikit berbincang dengan Putra. Mereka
berbincang seputar alasan Putra peduli dengan
lingkungannya.
Mereka berbincang sambil putra melanjutkan Dialog: Putra dan Bayu
kegiatannya memungut sampah sekitar taman.
Bayu mengikuti dibelakang sambil melanjutkan
perbincangan mereka.
Ika dan Ade menghampiri Putra dan Bayu. Dialog: Ika, Ade, Putra, dan Bayu
Mereka saling sapa dan saling berkenalan.
Mereka lalu berbincang kembali seputar alasan
Ika dan Ade ikut membanut Putra dalam
menjaga kebersihan taman itu.
Sempat terdiam lalu terbayang sosok Agus yang
bersifat serupa dengan Putra.
Bayu tertinggal dalam diamnya, sedangkan
Putra, Ade, dan Ika kembali berpencar untuk
membersihkan sekitar taman. Putra
menghampiri sebuah tempat sampah yang
terjatuh menyisakan sampah beserakan di
sekitarnya.
Tersadar, Bayu menggulung lengan bajunya dan
menghampiri Putra dan membantunya ikut
membersihkan tempat sampah yang sedang
dibersihkan oleh Putra.
Mengetahui Bayu ikut membantunya, Putra
memberikan sarung tangan dari tas pinggangnya
lalu diberikan pada Bayu untuk dikenakan agar
angannya tidak kotor. Mereka kembali
memungut sampah dan memperbaiki tempat
sampah yang tergeletak. Setelahnya mereka
kembali untuk membersihkan sekitar taman.
Setelah cukup membersihkan sekitar taman Dialog: Putra, Ika, Ade, dan Bayu
mereka kembali berkumpul di pinggir taman. Ika,
Ade dan Putra berpamitan pada Bayu. Ika, Ade,
dan putra meninggalkan Bayu di taman itu.
Mendekati kotak telepon di taman, Bayu terpikir
sesaat untuk mencoba menelepon kembali.