/UN3.9.1/PP/2016 00 1/2
DITETAPKAN OLEH
STANDAR TANGGAL TERBIT
DIREKTUR,
PROSEDUR
OPERASIONAL Januari 2016
Prosedur Kerja
1. Identifikasi pasien beresiko thd kekerasan dimulai dari Unit
Gawat Darurat.
2. Permintaan perlindungan dari kekerasan fisik bisa dilakukan
atas permintaan keluarga pasien atau lembaga tertentu.
3. Di Unit Rawat Inap segera merespon bila pasien butuh
bantuan dg koordinasi dengan pihak terkait.
PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN
LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/UN3.9.1/PP/2016 00 2/2
/UN3.9.1/PP/2016 00 3/2
/UN3.9.1/PP/2016 00 4/2
Instalasi Kamtibling.
4. Pegang kendali komunikasi lewat telepon dan radio.
5. Hubungi pihak kepolisian atas instruksi dari Komandan
Regu Jaga atau Kepala Instalasi Kamtibling yang berada
di lokasi kejadian.
6. Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan lewat
pengeras suara, sebagai berikut, contoh : “Perhatian
untuk seluruh staf, Black Code di Unit Rawat Inap Telah
Terkendali” ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.
7. Instruksikan anggota security untuk menon-aktifkan alarm
emergensi.
/UN3.9.1/PP/2016 00 5/2
diperlukan.
5. Tetap tenang dan tidak gegabah dalam mengambil
tindakan agar tidak membahayakan diri sendiri atau
orang-orang disekitar lokasi kejadian.
6. Amankan area kejadian dari orang-orang yang tidak
berkepentingan.
7. Berikan informasi lengkap apabila Kepala Instalasi
Kamtibling atau pihak kepolisian tiba di lokasi kejadian.
8. Hubungi Pos Induk Security bila diperlukan tenaga
bantuan.
9. Upayakan memperkecil akses pelaku dengan mengatur
penempatan anggota.Kenakan alat pelindung diri dan
siapkan perlengkapan pengamanan.
10. Bertindak secara tim, bila dipeluang untuk melumpuhkan.
11. Bila pihak kepolisian telah dilokasi serakan komando
kepada polisi, namun tetap melakukan koordinasi dengan
anggota lain dilokasi kejadian.
12. Informasikan kepada Pos Induk Security, bila kondisi
telah bisa ditangani.Buat laporan kronologis penanganan
kasus.
/UN3.9.1/PP/2016 00 6/2