Anda di halaman 1dari 6

PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN

LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK


NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

/UN3.9.1/PP/2016 00 1/2

DITETAPKAN OLEH
STANDAR TANGGAL TERBIT
DIREKTUR,
PROSEDUR
OPERASIONAL Januari 2016

PENGERTIAN Pelayanan kepada pasien terkait pencegahan dan penanganan


kekerasan fisik yang terjadi pada pasien bayi, anak, dan manusia
lanjut usia.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien
2. Mencegah terjadinya kekerasan fisik pada pasien
KEBIJAKAN Kebijakan direktur rumah sakit nomor ..../UN3.24/2016 tentang
perlindungan terhadap kekerasan fisik.
PROSEDUR Persiapan
1. Ada ketentuan jadwal besuk bagi pasien.
2. Kebijakan terkait kunjungan di luar jam besuk.
3. Skrining pasien-pasien yang beresiko mengalami kekerasan
fisik.
4. Identifikasi pengunjung RS yang mencurigakan.
5. Terdapat nomor darurat terkait kejadian kekerasan fisik.
6. Adanya alat pemantau CCTV pada area-area yang rawan.

Prosedur Kerja
1. Identifikasi pasien beresiko thd kekerasan dimulai dari Unit
Gawat Darurat.
2. Permintaan perlindungan dari kekerasan fisik bisa dilakukan
atas permintaan keluarga pasien atau lembaga tertentu.
3. Di Unit Rawat Inap segera merespon bila pasien butuh
bantuan dg koordinasi dengan pihak terkait.
PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN
LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

/UN3.9.1/PP/2016 00 2/2

4. Instalasi Keamanan dan Ketertiban Lingkungan (Kamtibling)


melaksanakan penjagaan khusus terkait ancaman kekerasan
fisik.
5. Penunggu pasien mendapatkan kartu penunggu dan
pembesuk menunjukan identitas dan harus seizin dari
penunggu pasien.
6. Lokasi terpencil dan terisolasi dilakukan penjagaan dan
pengawasan dengan kamera CCTV.

Penanganan kejadian kekerasan fisik thd pasien sesuai SPO


Black Code
A. Prosedur I : Orang yang menemukan kasus
1. Ingat keselamatan anda adalah yang utama,
bersikaplahsetenang mungkin.
2. Jangan melakukan gerakan yang gegabah dan tiba-tiba
3. Ajak bicara dan menjawab percakapan, lakukan apa yang
mereka inginkan jangan lebih.
4. Bila memungkinkan cari tahu penyebab/alasan
tindakannya.
5. Ingat apa yang menjadi ciri pelaku (pakaian, penampilan,
umur, dll)
6. Segera hubungi line 333 informasikan “Black Code”,
sebutkan nama, lokasi kejadian dan hal-hal lain yang
terkait. Bila ruangan dilengkapi dengan alarm emergensi,
tekan alarm bila situasi memungkinkan.
7. Jika penyerang melarikan diri, catat rute yang diambil,
nomor dan jenis kendaraan dan informasi lainnya.
8. Berikan informasi saat anggota security tiba. Tunggu
instruksi lebih lanjut.
PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN
LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

/UN3.9.1/PP/2016 00 3/2

B. Prosedur II : Pusat pengendali informasi emergensi


(PPIE)
Informasi Black Code melalui telepon “333”
1. Konfirmasi informasi yang masuk terkait “Black Code”
baik nama, tempat dan detail kejadian.
2. Informasikan lewat pengeras suara sebagai berikut,
contoh: “Perhatian untuk seluruh staf, Respon Black Code
di Unit Rawat Inap” ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.
3. Hubungi Komandan Regu Jaga Security dan Kepala
Instalasi Kamtibling.
4. Pegang kendali komunikasi lewat telepon dan radio.
5. Hubungi pihak kepolisian atas instruksi dari Komandan
Regu Jaga atau Kepala Instalasi Kamtibling yang berada
di lokasi kejadian.
6. Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan lewat
pengeras suara, sebagai berikut, contoh : “Perhatian
untuk seluruh staf, Black Code di Unit Rawat Inap Telah
Terkendali” ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.

Informasi Black Code melalui alarm emergensi


1. Konfirmasi informasi yang masuk dengan
menginstruksikan anggota security meluncur ke lokasi
alarm aktif.
2. Setelah mendapat kepastian, informasikan lewat
pengeras suara sebagai berikut, contoh : Perhatian untuk
seluruh staf, Respon Black Code di Unit Rawat Inap”
ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.
3. Hubungi Komandan Regu Jaga Security dan Kepala
PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN
LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

/UN3.9.1/PP/2016 00 4/2

Instalasi Kamtibling.
4. Pegang kendali komunikasi lewat telepon dan radio.
5. Hubungi pihak kepolisian atas instruksi dari Komandan
Regu Jaga atau Kepala Instalasi Kamtibling yang berada
di lokasi kejadian.
6. Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan lewat
pengeras suara, sebagai berikut, contoh : “Perhatian
untuk seluruh staf, Black Code di Unit Rawat Inap Telah
Terkendali” ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.
7. Instruksikan anggota security untuk menon-aktifkan alarm
emergensi.

C. Prosedur III : Penanggung jawab ruangan


1. Pastikan telah menghubungi line 333 untuk menyatakan
kondisi “Black Code”.
2. Bantu persiapkan jalur masuk ke lokasi kejadian agar
memudahkan bantuan datang.
3. Jika berada dilokasi yang berdekatan dengan tempat
kejadian berlangsung, amankan area anda dan keluar
dari area berbahaya.Buat laporan kasus.

D. Prosedur IV : Komandan regu jaga security


1. Segera merespon informasi Black Code dengan menuju
ke lokasi kejadian.
2. Pastikan Pos Induk telah menghubungi Kepala Instalasi
Kamtibling.
3. Berkoordinasi dengan penanggung jawab di ruangan
untuk memahami situasi dan rencana penanganan.
4. Informasikan ke Pos Induk untuk prosedur evakuasi bila
PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN
LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

/UN3.9.1/PP/2016 00 5/2

diperlukan.
5. Tetap tenang dan tidak gegabah dalam mengambil
tindakan agar tidak membahayakan diri sendiri atau
orang-orang disekitar lokasi kejadian.
6. Amankan area kejadian dari orang-orang yang tidak
berkepentingan.
7. Berikan informasi lengkap apabila Kepala Instalasi
Kamtibling atau pihak kepolisian tiba di lokasi kejadian.
8. Hubungi Pos Induk Security bila diperlukan tenaga
bantuan.
9. Upayakan memperkecil akses pelaku dengan mengatur
penempatan anggota.Kenakan alat pelindung diri dan
siapkan perlengkapan pengamanan.
10. Bertindak secara tim, bila dipeluang untuk melumpuhkan.
11. Bila pihak kepolisian telah dilokasi serakan komando
kepada polisi, namun tetap melakukan koordinasi dengan
anggota lain dilokasi kejadian.
12. Informasikan kepada Pos Induk Security, bila kondisi
telah bisa ditangani.Buat laporan kronologis penanganan
kasus.

E. Prosedur V : Kepala instalasi kamtibling


1. Segera merespon informasi Black Code dengan menuju
ke lokasi kejadian.
2. Berkoordinasi dengan penanggung jawab di ruangan dan
Komandan Regu jaga Security untuk memahami situasi
dan membuat rencana penanganan.
3. Informasikan ke Pos Induk untuk prosedur evakuasi bila
diperlukan.
PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN
LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

/UN3.9.1/PP/2016 00 6/2

4. Pastikan anggota telah mengenakan alat pelindung diri.


5. Berikan informasi lengkap apabila pihak kepolisian tiba di
lokasi kejadian.
6. Instruksikan Komandan Regu Jaga Security dan
anggotanya untuk memperkecil akses pelaku dengan
mengatur penempatan anggota.
7. Informasikan kepada Pos Induk Security, bila kondisi
telah bisa ditangani.
8. Bila pelaku diamankan pihak kepolisian, instruksikan agar
penanggung jawab ruangan dan komandan regu jaga
security untuk mendampingi pihak kepolisian sebagai
saksi.
9. Melaporkan kejadian dan penanganan yang dilakukan
kepada jajaran direksi.
UNIT TERKAIT Unit gawat darurat
Unit rawat jalan
Unit rawat inap
Kamar operasi
Intensive Care Unit (ICU)
Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
Unit Catheterization Laboratory
Unit radiologi
Unit laboratorium

Anda mungkin juga menyukai