Anda di halaman 1dari 6

Gangguan Penyakit Sistem Limfatik

Fungsi utama dari sistem limfatik adalah untuk mengangkut getah bening, yang jernih, cairan
tidak berwarna yang mengandung sel-sel darah putih yang membantu membersihkan tubuh dari racun,
limbah dan bahan yang tidak diinginkan lainnya.

Limfatik berasal dari kata Latin lymphaticus, yang berarti “terhubung ke air,” sebagai getah
bening jernih. Sistem limfatik, yang merupakan bagian dari sistem peredaran darah, memiliki sejumlah
fungsi, termasuk penghapusan cairan interstitial, cairan ekstraselular yang menggenangi sebagian besar
jaringan. Hal ini juga bertindak sebagai jalan, pengangkutan sel darah putih ke dan dari kelenjar getah
bening ke dalam tulang, dan menyajikan antigen sel-sel ke kelenjar getah bening.

1. Deskripsi Dari Sistem Limfatik

Sistem limfatik adalah jaringan jaringan dan organ yang terutama terdiri dari pembuluh getah
bening, kelenjar getah bening dan kelenjar getah. Amandel, kelenjar gondok, limpa dan timus adalah
bagian dari sistem limfatik.

Ada 600 sampai 700 kelenjar getah bening dalam tubuh manusia yang menyaring getah
bening sebelum kembali ke sistem peredaran darah. Limpa, yang merupakan organ limfatik terbesar,
terletak di sisi kiri tubuh tepat di atas ginjal. Manusia bisa hidup tanpa limpa, meskipun orang-orang
yang telah kehilangan limpa mereka terhadap penyakit atau cedera lebih rentan terhadap infeksi.

Timus, yang menyimpan limfosit matang dan mempersiapkan mereka untuk menjadi sel T
aktif, terletak di dada tepat di atas jantung.

Amandel adalah kelompok besar dari sel-sel limfatik ditemukan di faring. Meskipun
tonsilektomi terjadi lebih jarang hari ini daripada yang mereka lakukan pada 1950-an, masih salah satu
operasi yang paling umum dilakukan dan biasanya sering mengikuti infeksi tenggorokan.

Ketika bakteri dikenali dalam cairan getah bening, kelenjar getah bening membuat lebih
banyak sel darah putih melawan infeksi, yang dapat menyebabkan pembengkakan. Kelenjar getah
bening yang bengkak kadang-kadang dapat dirasakan di leher, ketiak dan selangkangan.

Tidak seperti darah yang mengalir ke seluruh tubuh dalam putaran terus menerus, getah
bening mengalir hanya dalam satu arah – ke atas menuju leher – dalam sistem sendiri. Ini mengalir ke
dalam aliran darah melalui pembuluh darah vena subklavia, yang terletak di kedua sisi leher dekat
tulang selangka.

Plasma meninggalkan sel setelah telah disampaikan nutrisi dan mengelurkan sampah.
Sebagian besar ini cairan kembali ke sirkulasi vena melalui venula dan berlanjut sebagai darah vena.
Sisanya menjadi bening.

Getah berangkat jaringan dan memasuki sistem limfatik melalui kapiler limfatik khusus.
Sekitar tiga perempat dari kapiler ini adalah kapiler superfisial yang terletak di dekat permukaan kulit.
Ada juga kapiler limfatik mendalam yang mengelilingi sebagian besar organ tubuh.
Ada dua daerah drainase yang membentuk sistem limfatik. Daerah drainase kanan menangani
lengan kanan dan dada. Daerah drainase kiri membersihkan semua area lain dari tubuh, termasuk kaki,
batang bawah, bagian kiri atas dada, dan lengan kiri.

2. Penyakit Pada Sistem Limfatik

Penyakit dan gangguan dari sistem limfatik biasanya diobati oleh immunologists. Ahli bedah vaskular,
ahli kulit, ahli kanker dan physiatrists juga terlibat dalam pengobatan berbagai penyakit limfatik. Ada
juga terapis lymphedema yang mengkhususkan diri dalam drainase manual dari sistem limfatik.

1. Lymphedema adalah pembengkakan kronis pada tungkai yang disebabkan oleh akumulasi cairan
getah bening yang terjadi jika sistem limfatik rusak atau tidak berfungsi dengan baik. Sementara
anggota badan biasanya terlibat, wajah, leher dan perut mungkin juga terpengaruh. Banyak
mengembangkan terapi kanker gangguan berikut – terutama kanker pay udara di mana kelenjar
getah bening di bawah lengan dikeluarkan – infeksi berulang, luka atau bedah vaskuler.
2. Limfoma Hodgkin adalah jenis kanker yang biasanya terjadi ketika sel-sel darah putih dalam tubuh
menjadi sakit atau rusak.
3. Penyakit Castleman disebabkan oleh tumor jinak yang mempengaruhi kelenjar getah bening.
Meskipun tidak secara khusus kanker, itu adalah mirip dengan limfoma dan sering diobati dengan
kemoterapi. Penyakit Castleman terlokalisasi mempengaruhi kelenjar getah bening perut dan
dada. Penyakit multisenter Castleman mempengaruhi lebih dari satu daerah kelenjar getah bening
serta limfoid yang mengandung organ seperti limpa.
4. Lymphangiomatosis adalah penyakit yang melibatkan beberapa kista atau lesi yang terbentuk dari
pembuluh limfatik. Dalam gajah, infeksi pada pembuluh limfatik menyebabkan penebalan kulit
dan pembesaran jaringan di bawahnya, terutama di kaki dan alat kelamin.
5. Lymphangiosarcoma adalah tumor jaringan lunak ganas, sedangkan limfangioma adalah tumor
jinak yang terjadi sering berkaitan dengan sindrom Turner.
6. Lymphangioleiomyomatosis adalah tumor jinak otot polos limfatik di paru-paru.
7. Leukemia limfoid dan limfoma disebut “leukemia” ketika dalam darah atau sumsum dan
“lymphoma” ketika berada di jaringan limfatik.
8. Filiaris limfatik adalah penyakit di mana cacing parasit menyusup sistem getah bening melalui
gigitan nyamuk. Sekitar 120 juta orang di seluruh dunia terkena penyakit ini.
Gangguan atau Kelainan pada Sistem Peredaran Darah

1. Varises

Varises merupakan suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena) yang sering terjadi pada
bagian bawah tubuh, seperti pembuluh balik pada kaki (betis) yang menyebabkan sirkulasi darah
menjadi tidak lancar. Akibat pelebaran ini, maka vena tampak berkelok-kelok dan berwarna biru. Hal
ini terjadi karena katup-katup pada vena menjadi lemah sehingga aliran darah ke jantung terhambat
dan beban vena menjadi berat. Penyebabnya dapat terjadi karena faktor bawaan sejak lahir atau
karena sering berdiri, kehamilan dan tumor. Vena bagian dalam jarang terkena varises karena
terlindungi oleh otot tulang. Gejalanya pegal-pegal, panas dan lelah pada tungkai.

Bila varises terjadi di daerah anus, maka disebut ambeien atau wasir atau haemorhoid.
Penyebabnya adalah aliran darah yang tidak lancar. Ini sering dialami oleh seseorang yang banyak
melakukan kegiatan dengan berdiri dan sering pula dialami wanita yang sedang hamil atau sering
mengalami sembelit, sukar buang air besar sehingga mengedan terlalu keras

2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi jika tekanan darah sistole dan diastole di atas
normal, yaitu sistole lebih besar dari 140 mm Hg atau tekanan diastole lebih besar dari 99 mmHg.
Tekanan darah yang ideal adalah tekanan sistole 120 mmHg, dan tekanan diastole 80 mmHg.
Penyebabnya antara lain adalah penyakit ginjal, banyak merokok, kegemukan, gangguan dalam
transpor garam-garam dan hormon. Tetapi dapat pula karena faktor keturunan.
Hipertensi dapat menyebabkan jantung harus bekerja keras sehingga otot-ototnya menebal,
beban terhadap arteri semakin besar sehingga mudah pecah. Bila arteri yang menuju otak pecah
dapat menimbulkan stroke. Hipertensi ditandai dengan badan lemah, pusing, napas pendek, dan
palpitasi jantung.

3. Hipotensi
Hipotensi atau tekanan darah rendah merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan
tekanan sistole dan diastolnya di bawah ukuran normal (<90/70 mmHg). Tekanan darah rendah
ditandai dengan gejala mudah pusing ketika bangun tidur, badan cepat lelah atau lesu, tangan dan
kaki terasa dingin, mata berkunang-kunang terutama setelah jongkok lalu berdiri, atau pingsan.
Hipotensi dapat disebabkan oleh pendarahan, diare yang disertai muntah, kekurangan mineral dalam
makanan (diet terlalu ketat), atau mengkonsumsi obat penurun tekanan darah secara berlebihan.

4. Gangguan Jantung
Gangguan jantung dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain karena adanya gangguan
pada peredaran darah koroner (peredaran darah pada otot jantung), akibatnya aliran darah ke
jantung berkurang. Gejalanya adalah rasa nyeri di daerah dada lalu menjalar ke lengan sebelah kiri.
Rasa nyeri berkurang bila diistirahatkan. Penyebab lainnya dalah pengendapan kolesterol dalam
pembuluh darah, yang dapat membentuk bongkahan kolesterol yang menghalangi aliran darah.

5. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi menurunnya kekuatan kontraksi jantung sehingga terjadi
gangguan pada volume peredaran darah ke seluruh tubuh. Gejalanya berupa cepat lelah, sesak
nafas, bengkak pada kaki (oedema) dan pembengkakan pada paru-paru dan jantung akibat
tertimbunnya darah pada organ-organ tubuh tersebut.

6. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan dari penderita yang kekurangan eritrosit terutama unsur
hemoglobin di dalam tubuh. Oleh karena itu, ada yang menyebutnya penyakit kurang darah.
Jumlah eritrosit normal adalah 5,3 juta/mm3 darah. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan
pemenuhan kebutuhan oksigen (O2) menuju jaringan menurun, sehingga mengganggu fungsi kerja
sel.
Gejala anemia antara lain ditandai dengan muka penderita pucat, cepat lelah, sakit kepala,
timbulnya bintik-bintik hitam pada mata, jantung berdebar, dan denyut nadi meningkat. Anemia
dapat terjadi juga apabila kita terluka dan kehilangan banyak darah. Sehingga cara yang bisa
dilakukan adalah transfusi darah. Kurangnya zat seperti zat besi (Fe) dan vitamin B12 juga bisa
menyebabkan anemia. Selain itu, ada pula anemia yang terjadi secara genetis. Misalnya thalasemia
dan anemia bulan sabit (siclema).
Thalasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit, sehingga selnya mudah rapuh dan cepat
rusak. Ini terjadi karena sel-selnya tidak mampu mensintesis rantai polipeptida alfa (α) dan rantai
polipeptida beta (β) dengan cukup, sehingga hemoglobin tidak terbentuk. Thalasemia merupakan
penyakit menurun, penderita thalasemia umumnya memiliki jumlah hemoglobin yang kurang
bahkan hampir tidak ada sama sekali. Oleh karenanya, penderita thalasemia melakukan transfusi
darah secara rutin. Gejala penyakitnya bervariasi, dapat berupa anemia, pembesaran limpa dan hati
atau pembentukan tulang muka yang abnormal.
Limpa berfungsi membersihkan sel darah yang rusak. Pembesaran limpa penderita thalasemia
terjadi karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa sangat berat.
Selain itu, tugas limpa juga lebih diperberat untuk memproduksi sel merah lebih banyak. Sedangkan
tulang muka merupakan tulang pipih. Tulang pipih berfungsi memproduksi sel darah, akibat
thalasemia tulang pipih akan berusaha memproduksi sel darah merah sebanyak-banyaknya hingga
terjadi pembesaran tulang pipih. Pada muka hal ini dapat dilihat dengan jelas karena adanya
penonjolan dahi, menjauhnya jarak antara kedua mata dan menonjolnya tulang pipi.
Sementara itu, anemia bulan sabit (cicle cell anemia) merupakan anemia yang sel-selnya
mengandung tipe hemoglobin abnormal, yang disebut hemoglobin S. Apabila hemoglobin S ini
berikatan dengan oksigen (O2) yang berkonsentrasi rendah, Hb S membentuk gel, sehingga
menyebabkan perubahan bentuk (sickling) eritrosit. Sel ini kurang fleksibel dan cenderung
mengalami fragmentasi, dan terdapat peningkatan laju pemecahan eritrosit oleh makrofag.
Hemoglobin yang membentuk gel tersebut juga akan merusak membran sel sehingga sel tersebut
menjadi lebih rapuh. Varian Hb S diwariskan dengan cara Mendelian. Keturunan heterozigot
dengan Hb S kurang dari 40% biasanya tidak memberikan gejala (sickle cell trait). Keturunan
homozigot dengan lebih dari 70% Hb S mengalami anemia sel sabit penuh.

7. Leukemia
Leukemia adalah pertumbuhan leukosit yang abnormal pada jaringan yang memproduksi sel
darah putih. Penyebabnya antara lain terpapar sinar radioaktif, virus, zat kimia beracun dan
kerentanan bawaan pada keluarga tertentu. Gejalanya dapat berupa anemia, berkurangnya
trombosit sehingga penderita menjadi pucat, lesu, kulit mudah memar bila terbentur, pendarahan
hidung, berat badan turun, sering demam dan berkeringat di malam hari.
Leukemia atau kanker darah merupakan suatu keadaan berupa kelebihan produksi leukosit.
Leukimia disebabkan oleh keadaan sumsum tulang atau jaringan limfa yang abnormal, sehingga
produksi leukosit berlipat ganda.
Di dalam dunia medis, gangguan leukemia ini sukar diobati. Namun, cara yang seringkali
dilakukan adalah dengan sinar X, kemoterapi atau terkadang diperlukan transplantasi
(pencangkokan) sel-sel mieoloid. Kebalikan leukimia adalah agranulositosis, yakni kekurangan
leukosit. Akibat yang ditimbulkan adalah daya tahan tubuh terhadap penyakit menurun.
8. Polisetemia
Polisetemia merupakan suatu keadaan kelebihan produksi eritrosit dalam tubuh seseorang.
Darah penderita menjadi kental, sehingga memperlambat aliran darah di dalam pembuluh atau
dapat juga membentuk gumpalan di dalam darah. Gumpalan darah dapat menyebabkan
ganggren/kematian jaringan jika terjadi pada jantung, sehingga dapat menyebabkan kematian bagi
penderita. Gejala yang ditimbulkannya dapat berupa sakit kepala dan pusing-pusing.

9. Hemofilia
Hemofilia merupakan penyakit keturunan dengan gejala pendarahan yang sukar dihentikan.
Sebanyak 85% dari penyakit ini disebabkan oleh defisiensi faktor VIII. Jenis hemofilia ini disebut
hemofilia A atau hemofilia klasik. Sebanyak 15% pasien sisanya kecenderungan perdarahan
disebabkan oleh defisiensi faktor IX. Kedua faktor tersebut diturunkan secara resesif melalui
kromosom wanita.
Dinamakan filia karena paling sedikit satu dari kedua kromosom X-nya mempunyai
gen-gen yang sempurna. Namun demikian bila salah satu kromosom X-nya mengalami defisiensi,
maka akan menurunkan penyakit tersebut kepada separuh anak laki-laki.

10. Trombositopenia
Kelainan ini ditandai dengan sedikitnya jumlah trombosit di dalam sistem peredaran darah.
Penderita trombositopenia cenderung mengalami pendarahan seperti halnya pada hemofilia.
Bedanya ialah pendarahan trombositopenia berasal dari kapiler-kapiler kecil, dan bukan dari
pembuluh besar seperti yang terjadi pada hemofilia. Sebagai akibat kelainan ini, timbul bintik-bintik
pendarahan di seluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakkan bercak-bercak kecil berwarna
ungu, sehingga penyakit itu disebut trombositopenia purpura. Sedangkan kelainan yang ditandai
dengan banyaknya jumlah trombosit disebut trombositosis.

11. Hipertrofi Kardiomiopati


Hipertrofi Kardiomiopati (Hypertrophic Cardiomyopathy) merupakan sekumpulan penyakit
jantung yang ditandai dengan adanya penebalan pada dinding ventrikel. Hipertrofi merupakan
suatu keadaan menebalnya otot-otot jantung sebagai akibat katup-katup jantung tidak berfungsi
sehingga jantung bekerja ekstra. Akibatnya, saat tertentu, jantung tidak dapat lagi memberi cukup
oksigen (O2) terhadap jaringan.

12. Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah arteri dan
vena, yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Pemicunya adalah arteriosklerosis, yaitu
pengerasan pembuluh nadi (arteri) akibat endapan lemak. Sementara, arterosklerosis adalah
pengerasan pembuluh nadi (arteri) akibat endapan zat kapur.

13. Embolisme Koroner


Embolisme koroner merupakan suatu gangguan pada arteri koroner yang mengakibatkan
pembuluh terisi oleh bekuan darah secara mendadak. Bekuan darah ini berasal dari bagian tubuh
lain yang terbawa oleh aliran darah menuju arteri koroner.

14. Penyakit Kaki Gajah (Elephantiasis)


Penyakit kaki gajah disebabkan karena larva cacing filaria. Larva cacing filaria ini masuk ke
dalam darah melalui gigitan nyamuk Culex sp. Larva ini kemudian terbawa dalam peredaran darah.
Di dalam pembuluh getah bening (limfa) larva akan menetas menjadi cacing. Cacing-cacing
tersebut akan menyumbat saluran limfa dan menyebabkan pecahnya saluran limfa. Cairan limfa
yang keluar dari saluran inilah yang akan mengisi jaringan di bagian kaki sehingga kaki menjadi
bengkak.

Anda mungkin juga menyukai