OKTOBER 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LORDOSIS
Oleh :
Jonathan Jeffry Pratama
C111 10 121
LORDOSIS
1. Pendahuluan
Tulang belakang manusia tidak lurus benar. Dilihat dari samping, susunan tulang
belakang membentuk beberapa lengkungan. Di bagian thorakal, tulang belakang membentuk
lengkungan cembung ke arah posterior. Di bagian lumbal, tulang belakang membentuk
lengkungan cembung ke arah anterior. Bentuk tulang belakang mempengaruhi bentuk tubuh
kita.
Tulang belakang bisa mengalami kelainan. Tiga kelainan tulang belakang yang umum
terjadi adalah lordosis, scoliosis, dan kifosis. Tulang belakang yang normal jika dilihat dari
samping akan tampak lurus. Pada pernderita lordosis, tulang belakang akan tampak bengkok,
terutama di punggung bagian bawah.
2. Pengertian
Lordosis adalah kelainan pada vertebra lumbalis yang mengalami deviasi secara
berlebihan ke bagian anterior. Orang yang mengalami kelainan ini, pinggangnya terlihat
lebih menonjol ke depan. Lordosis bisa disebabkan karena perut penderita yang terlalu besar
(obesitas atau kehamilan), riketsia, atau kebiasaan yang salah. Hal ini dapat mengakibatkan
timbulnya berbagai gejala, seperti nyeri punggung bawah dan mengganggu pergerakan
penderita, serta dapat juga menimbulkan gangguan kencing dan buang air besar.
3. Penyebab
Umumnya lordosis idiopatik terjadi pada anak-anak. Hal ini disebut benign juvenile
lordosis. Namun, lordosis dapat terkena pada umur berapapun. Penyebab lainnya adalah :
- Obesitas
- Osteoporosis
- Discitis (peradangan pada diskus spinal vertebra)
- Postur tubuh yang buruk
- Spondylolisthesis
- Achondroplasia
4. Faktor resiko
Tanda dari lordosis adalah punggung berbentuk huruf C jika dilihat dari aspek lateral,
dengan bagian bokong tampak menonjol ke belakang.
Gejala lain bervariasi sesuai dengan gangguan lain yang menyertainya seperti distrofi
muskuler, gangguan perkembangan paha dan gangguan neuromuskuler.
Pada lordosis, umumnya pasien tidak mengeluhkan gejala apapun, namun jika mengalami
hiperlordosis, maka gejala yang timbul adalah berupa nyeri punggung bawah hingga
terganggunya cara berjalan.
6. Diagnosis
Cara termudah untuk mendiagnosis lordosis adalah berbaring pada punggung di atas
permukaan yang rata dan keras. Tangan dapat diselipkan ke bawah punggung dan hanya
menyisakan ruang yang kecil. Pada lordosis, terdapat sisa ruang yang lebih lebar antara
tangan dan punggung dibanding orang normal.
Pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan neurologis (pemeriksaan
sensorik dan motoric, serta sistem saraf otonom), dan pemeriksaan radiologik. Pemeriksaan
radiologic yang umumnya digunakan adalah dengan X-Ray serta MRI. Penilaian deviasi
vertebra dapat dilakukan dengan pemeriksaan X-Ray menggunakan metode Cobb.
7. Terapi
Non medikamentosa:
- Fisioterapi
- Latihan postur tubuh ( latihan pelvic tilt, stability ball bridge, knees to chest stretch and
heel slide)
- pemasangan korset
- Menurunkan berat badan
Medikamentosa:
- Analgetik
- Anti inflamasi
- Vitamin D
Terapi operatif: dipertimbangkan jika terjadi hiperlordosis (terdapat nyeri atau spasme
otot atau terjadi) atau terdapat penyakit EDS (Ehlers-Danlos Syndrome).
8. Daftar Pustaka
1. Hong, Jae Young, et al. Reliability Analysis for Radiographic Measures of Lumbar
Lordosis in Adult Scoliosis: A Case-Control Study Comparing 6 Methods. 2010. Eur
Spine J. 19:1551-57.
2. Regan, John J. How Doctors Diagnose and Treat Lordosis. Available from:
http://www.spineuniverse.com. [9 July 2012] cited 27 Oct 2014.
3. Types of Spine Curvature Disorders [Internet]. [Last updated 2012 Sep 3; cited 2014 Oct
27]. Available from: http://www.webmd.com.