Anda di halaman 1dari 4

RSIA YK MADIRA

Jl. Jendral Sudirman 1051 C-D-E Telp. (0711) 364954, 362766, 356173,374802, 374785
PALEMBANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


NOMOR : 1814//SK-YKM/I/2018
TENTANG

KEBIJAKAN PENARIKAN PERBEKALAN FARMASI DARI PEREDARAN DAN


PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI KADALUARSA
RUMAH SAKIT

DIREKTUR RSIA YK MADIRA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam pelayanan kefarmasian harus diberikan dengan


berpedoman peningkatan mutu pelayanan farmasi dan
mengutamakan keselamatan pasien.
b. Bahwa obat dan alat kesehatan kadaluwarsa adalah obat obat dan
alat kesehatan yang sudah memasuki batas waktu kadaluwarsa
yang sudah ditetapkan oleh produsen obat dan alkes tersebut.
c. Bahwa dalam pengelolaan perbekalan farmasi kadaluwarsa tersebut
dibutuhkan kebijakan Rumah Sakit yang mengatur tentang
pemusnahan obat dan alkes kadaluwarsa.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1963 tentang Farmasi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1332 tahun 2002 tentang
Ketentuan dan tata Cara Pemberian Izin Apotik.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Pengelolaan seluruh obat obat dan alat kesehatan kadaluwarsa atau rusak
di seluruh rumah sakit menjadi tanggung jawab instalasi farmasi.
RSIA YK MADIRA
Jl. Jendral Sudirman 1051 C-D-E Telp. (0711) 364954, 362766, 356173,374802, 374785
PALEMBANG

KEDUA : Penarikan dan pemusnahan obat obat dan alat kesehatan kadaluwarsa
menjadi tanggung jawab instalasi farmasi.
KETIGA : Kepala Seksi Logistik memberikan informasi secara tertulis kepada Kepala
Instalasi Farmasi dan diteruskan ke unit pelayanan apabila perbekalan
farmasi tersebut ditarik dari peredaran atau dihentikan produksinya.
KEEMPAT : Penarikan perbekalan farmasi (obat dan alkes) dilakukan apabila :
a. Rusak yaitu terjadi perubahan warna, bau dan rasa, konsistensi, keruh,
kemasan rusak/sobek atau bocor dan sudah tidak sesuai dengan mutu
yang tercantum pada kemasan.
b. Akan kadaluarsa dalam waktu 6 bulan kecuali untuk vaksin 3 bulan
sebelum obat dan alkes tersebut kadaluwarsa
c. Terdapat informasi penarikan dari BPOM (Badan Pengawasan Obat dan
Makanan), instansi yang berwewenang, atau distributor yang berkaitan
mengenai keamanan produk.
KELIMA : Perbekalan farmasi yang rusak dan kadaluarsa yang tidak bisa dikembalikan
ke distributor akan dimusnahkan. Pemusnahan perbekalan farmasi
mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku.
KEENAM : Pemusnahan obat dan alkes yang rusak dan kadaluwarsa dilakukan oleh
bagian umumdengan membuat Berita Acara Pemusnahan (BAP) disaksikan
oleh petugas farmasi, petugas umum dan petugas yang terkait.
KETUJUH : Untuk pemusnahan obat-obat dan alkes yang tergolong narkotika
didampingi oleh petugas Dinas Kesehatan Kota.
KEDELAPAN : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal
1 tahun sekali.
KESEMBILAN : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan
dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
RSIA YK MADIRA
Jl. Jendral Sudirman 1051 C-D-E Telp. (0711) 364954, 362766, 356173,374802, 374785
PALEMBANG

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal : 01 Januari 2018
Direktur

dr. Yuri Kamila, SpOG (K).,MSc.Us,MARS


RSIA YK MADIRA
Jl. Jendral Sudirman 1051 C-D-E Telp. (0711) 364954, 362766, 356173,374802, 374785
PALEMBANG

A. Penarikan dan Penanganan Obat Kadaluarsa

Obat kadaluarsa adalah obat jadi yang berasal dari produksi pabrik obat yang telah habis
masa berlaku (batas waktu pemakaiannya) atau dikenal dengan sudah ED (expired date).
Pencantuman tanda kadaluarsa bisa dicetak dengan tulisan susah untuk dihapus. Obat kadaluarsa
kadang-kadang kalau dilihat dari luar secara organoleptik tampak masih kondisi baik
kemasannya maupun obatnya sendiri. Namun bila diperiksa secara laboratoris kemungkinan
besar sudah di bawah persyaratan kadar Farmakope dan hasil peruraian obat (degradan) akan
bertambah. Karena kadar zat aktif sangat menurun maka kemungkinan untuk sembuhnya
penyakit menjadi lebih lama lagi.
Prosedur tentang Penanganan Obat Rusak atau Kadaluarsa
- Mengidentifikasikan obat yang sudah rusak atau kadaluarsa.
- Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dan di simpan pada terpisah dari penyimpanan
obat lainnya.
- Membuat catatan nama, no. batch, jumlah dan tanggal kadaluarsa.
- Melaporkan dan mengirim obat tersebut ke Instalasi Farmasi.
- Mendokumentasikan pencatatan tersebut.

B. Cara Pembuangan Obat Kadaluarsa

Obat kadaluarsa bisa dibuang dengan cara dihancurkan dulu (dipalu tablet-kapsulnya,
dikeluarkan isinya, direndam isinya dalam air), terutama kalau jumlah obat kadaluarsa
jumlahnya sedikit, atau isinya yang sudah hancur dikeluarkan atau ditanam atau di bakar ke
insenerator. Sehingga tidak diambil pemulung. Jangan lupa dose wadah obat jangan dibuang
dalam keadaan masih utuh, karena bisa digunakan untuk menyimpan obat di PKL (Pedagang
kaki Lima). Bahan obat tersebut akan mengalami degradasi bila sudah tercampur dengan tanah.
Namun bila jumlah obat yang kadaluarsa jumlahnya besar misalnya dari donasi negara lain
tentunya bisa menggunakan insenerator. Untuk alat kesehatan yang berbahaya dan tajam seperti
jarum, wadah ampul, botol dan obat kanker sebaiknya pakai incinerator.

Anda mungkin juga menyukai