AKREDITASI KARS
INTERNASIONAL RSUP DR M. DJAMIL
PADANG
TAHUN 2018
DAFTAR ISI
3
6 (Enam) Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
4
SKP1
SASARAN 1: MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR
Tujuan: memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan dan
menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien 5
CARA MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGANBENAR
Meminta Mencocokkan
Menyampaikan
pasien/keluarga Mengucapkan
Mengucapkan Memperkenalkan tindakan dan dengan melihat
menyebutkan Terimakasih dan
salam diri tujuan yang akan gelang identitas
nama lengkap dan salam
dilakukan pasien
tanggal lahir
6
CARA MEMASANG GELANG
IDENTITAS PASIEN
Memasangkan
Menyebutkan Meminta
gelang pada
tujuan pasien untuk
pergelangan
pemasangan mengingatkan
Meminta tangan yang
gelang dan petugas agar
pasien/keluarg bebas lesi,
informasi melakukan Mengucapkan
Mengucapkan Memperkenalk a menyebutkan cedera
bahwa gelang identifikasi terimakasih
salam an diri nama lengkap dan/akses
identifikasi Pasien dengan dan salam
dan tanggal tindakan serta
harus dipakai benar sebelum
lahir tulisan di
hingga pasien memberi obat/
gelang
keluar rumah melakukan
menghadap
sakit tindakan
petugas
7
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MENGARAHKAN PELAKSANAAN
IDENTIFIKASI YANG KONSISTEN PADA SEMUA SITUASI DAN LOKASI
• Merah: Alergi
• Kuning: Risiko Jatuh
• Pink : Perempuan
• Biru: Laki-laki • Ungu: Do not resuscitation
• Putih: Jenis kelamin ambigu • Putih: Keterbatasan gerak
8
Etiket Obat Etiket Diet
9
KAPAN IDENTIFIKASI
DILAKUKAN?
12
13
14
ALUR PELAPORAN NILAI KRITIS RADIOLOGI
a) Petugas yang melakukan pemeriksaan radiologi memberikan hasil foto rontgen kepada dokter
spesialis radiologi, radioterapi atau kedokteran nuklir untuk diekspertise.
b) Hasil ekspertise kritis oleh dokter spesialis radiologi, radioterapi, kedokteran nuklir atau petugas
radiologi disampaikan kepada dokter yang mengirimkan permintaan pemeriksaan.
c) bila dokter yang mengirim permintaan pemeriksaan tidak bisa dihubungi, dokter spesialis radiologi,
radioterapi, kedokteran nuklir atau petugas radiologi menghubungi ruang rawatan. Jika masih tidak
bisa, maka menghubungi koordinator pelayanan KSM terkait.
d) Dokter/perawat yang menerima hasil kritis, dengan menggunakan teknik TBaK (Tulis Baca
Konfirmasi), mendokumentasikan didalam rekam medis (formulir CPPT), berupa hasil tes kritis,
tanggal dan waktu menerima disertai stempel konfirmasi oleh petugas yang melaporkan.
e) Bila yang menerima hasil kritis bukan dokter yang merawat pasien, dokter/perawat
ruangan/Koordinator pelayanan KSM segera mengonfirmasi kepada dokter yang mengirim
permintaan.
15
KOMUNIKASI SAAT SERAH TERIMA
PASIEN ANTAR SHIFT
DPJP dan DOKTER JAGA
• Informasi perkembangan kondisi kesehatan pasien yang disampaikan pada saat serah terima sesuai SOAP
terakhir pada CPPT dengan teknik komunikasi SBAR
• Serah terima pasien oleh DPJP adalah saat dilakukan alih DPJP, informasikan SOAP terakhir pada CPPT,
termasuk kondisi kritikal (EWS kuning, orange dan merah) dan alat ditulis dengan lengkap dan jelas pada
SOAP terutama pada hasil observasi dan asesmen, ditanda tangani dan beri stempel alih DPJP.
• Serah terima dokter jaga dilakukan menginformasikan SOAP terakhir pada CPPT terbatas pada kondisi kritikal
(Pasien Baru Masuk, paska tindakan, EWS kuning, Orange dan merah), ditandatangani oleh petugas serah
terima.
PERAWAT
• Informasi perkembangan kondisi kesehatan pasien yang disampaikan pada saat serah terima sesuai SOAP
terakhir pada CPPT dengan teknik komunikasi SBAR
• Kondisi atau hal-hal kritis (EWS kuning, Orange dan merah), tentang Pasien dan alat secara rinci
diserahterimakan secara lisan dan pada buku laporan antar shif keperawatan.
• Bukti serah terima dilegalisasi dengan membubuhkan tandatangan petugas serah terima pada buku laporan.
PPA LAIN
• Serah terima PPA lainnya dilakukan menggunakan SOAP terakhir pada CPPT terbatas pada perubahan asuhan
termasuk kondisi kritikal, alat yang harus diserahterimakan dilegalisasi dengan membubuhkan tandatangan
petugas serah terima .
16
SKP3
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT
YANG PERLU DIWASPADAI
17
SKP4
PENANDAAN LOKASI
OPERASI/TINDAKAN INVASIF
Menggunakan tanda panah ↓
1. Penandaan untuk gigi dilakukan pada hasil radiologi dan didokumentasikanpada rekam medik.
2. Tindakan operasi/invasif yang TIDAK BOLEH DILAKUKAN PENANDAAN :
a. Membrane mukosa
b. Genitalia/ Perineum
c. Kulit yang rusak/ Luka bakar
d. Bayi Prematur
Catatan: Operasi yang tidak dilakukan penandaan diverifikasi pada saat time out.
3. Pada lokasi-lokasi intra organ seperti mata dan organ THT maka penandaan dilakukan pada daerah
yang mendekati organ berupa tanda panah menggunakan spidol permanen berwarna hitam.
18
CONTOH PENANDAAN YANG BENAR
19
Surgical safety checklist
• Sign in
– dilakukan diruang sign in sebelum induksi oleh perawat anestesi dan
dokter anestesi
– Pemberian antibiotik profilaksis bisa dilakukan pada waktu sign in,
dengan syarat waktu pemberian ≤ 30menit sebelum insisi
• Time out
– dilakukan sebelum insisi
– dipimpin oleh sirkuler dengan membacakan poin demi poin dari
time out secara lantang
• Sign out
– dilakukan sebelum menutup luka operasi
– Memastikan alat lengkap dan tidak ada yang tertinggal
20
Penerapan Keselamatan Operasi Melalui Checklist
Keselamatan Operasi (Tindakan Invasif)
21
Penerapan Keselamatan Operasi Melalui Checklist
Keselamatan Operasi (Tindakan pada Gigi dan Mulut)
22
Pengurangan Risiko Infeksi Terkait
SKP5
Pelayanan Kesehatan
6 LANGKAH CUCI TANGAN
23
KAPAN HARUS MENCUCI TANGAN?
24
SKP6
25
Pengkajian Risiko Jatuh
26
27
BAB 2
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS
PELAYANAN (ARK)
28
STANDAR ARK
29
SKRINING RAWAT JALAN
• Skining visual risiko jatuh dilakukan oleh
semua petugas yang bertemu pertama kali
dengan pasien kemudian mengarahkan
pasien ke petugas skining
• Pasien risiko jatuh akan diberikan pita
kuning dan difasilitasi kursi roda atau
brankar bila membutuhkan
• Pasien yang memenuhi kriteria pada form
skinning akan diberikan stempel fast track
dan akan didahulukan dari pendaftaran,
pelayanan dokter dan mengambilan obat
• Pasien batuk akan diberikan masker
30
FORM TRIASE
31
SKRINING ADMISI
32
ADMISI KE RS
33
PENUNDAAN/KELAMBATAN/ TEMPAT RAWATAN PENUH
• Form penundaan kelambatan pelayanan wajib diisi setiap terjadi penundaan atau
kelambatan oleh petugas
• Informasi yang diberikan, dituliskan dalam form pemberian edukasi dan ditanda tangani
oleh pemberi dan penerima informasi
34
KRITERIA MASUK RUANG KRITERIA KELUAR RUANG
INTENSIF INTENSIF
Prioritas 1 1. Bila kondisi pasien stabil, perbaikan
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak kesadaran dan reflek proteksi jalan nafas
stabil yang memerlukan terapi intensif dan baik.
tertitrasi, seperti: dukungan/bantuan ventilasi dan
2. Pasien tidak membutuhkan lagi terapi
alat bantu suportif organ/system yang lain, infus
obat-obat vasoaktif kontiniu, pengobatan kontinyu
ICU atau terapi secara intensif gagal dan
tertitrasi dan lain-lainnya tidak bermanfaat,
Prioritas 2 3. Pasien dengan kemungkinan untuk
mendadak memerlukan terapi intensif
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan
canggih di ICU, sebab sangat beresiko untuk sudah berkurang.
mendapatkan terapi intensif segera, misalnya 4. Pasien yang tidak membutuhkan lagi
pemantauan intensif menggunakan pulmonary terapi intensif,
arterial catheter
Prioritas 3
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang
tidak stabil status kesehatan sebelumnya, penyakit
yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara
sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh
dan/atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini
sangat kecil
35
KRITERIA MASUK CVCU
• Sindroma Koroner Akut: tanpa atau dengan • Pasien paska percutaneus coronary intervension (PCI)
komplikasi dan disertai penyakit lainnya. yang tidak stabil, yang membutuhkan perhatian khusus
• Semua pasien dengan kecurigaan infark (berdasarkan kebijakan operator intervensi)
miokard akut ST Elevasi sampai 24 jam dari • Pasien dengan aritmia jantung yang mengancam yang
timbulnya gejala, khususnya yang sesuai untuk disebabkan oleh penyakit jantung iskemik,
tindakan trombolitik atau angioplasti kardiomiopati, penyakit jantung rematik, gangguan
• Pasien dengan AMI, onset lebih dari 24 jam elektrolit, efek atau keracunan obat
dengan komplikasi atau pasien risiko yang • Pasien dengan Edema Paru Akut yang tidak respon
tidak stabil (gagal Jantung yang membutuhkan dengan terapi awal dan bergantung pada kondisi
terapi intravena atau pengamatan sebelumnya
hemodinamik atau topangan balon intra- • Pasien yang memerlukan pengamatan hemodinamik
aortik, disritmia jantung yang serius, gangguan untuk menilai terapi yang diberikan
hantaran, pacu jantung sementara).
• Pasien dengan emboli paru masif
• Pasien dengan Syok kardiogenik
• Kegawatan Penyakit jantung katup
• Pasien dengan sindroma koroner yang tidak
stabil (misalnya nyeri dada berulang, gagal • Kegawatan penyakit jantung kongenital dewasa
jantung, ST Depresi yang bermakna, • Kegawatan vaskular ( diseksi Aorta, Akut limb iskemik)
perubahan ST yang dinamik, troponin yang • Kegawatan Kardiovaskuler lainyan ( endocarditis,
meningkat) miokarditis, tamponade jantung)
• Pasien kardiovaskuler dengan gagal nafas
• Pasien kardiovaskuler yang membutuhkan CRRT (
continous Renal Replacement therapy) 36
KRITERIA KELUAR CVCU
37
KRITERIA MASUK RUANG KHUSUS
KRITERIA RUANG RAWATAN Kriteria masuk HD:
LUKA BAKAR 1. Kerusakan ginjal setidaknya selama 3 bulan atau
1. Kriteria Rawat: Luka lebih, yang didefinisikan sebagai abnormalitas
Bakar Sedang dan Berat struktural atau fungsional ginjal, dengan atau
tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
2. Kriteria Pulang / keluar yang bernanifestasi sebagai kelainan patologis
dari Unit Luka Bakar: atau kerusakan ginjal, termasuk keseimbangan
Jika Kriterianya Sudah komposisi zat dalam darah dan urin serta ada
turun ke kategori LB atau tidak adanya gangguan hasil pemeriksaan.
ringan 2. Gagal ginjal kronik yang mengalami penurunan
fungsi ginjal dengan LFG < 15 ml / menit. Pada
keadaan ini fungsi genjal sudah sangat menurun
sehingga terjadi akumulasi toksin dalam tubuh
yang disebut dengan uremia
3. Terdapat komplikasi akut (edema paru,
hiperkalemia, asidosis metabolik berulang,
nefropati diabetic dll) 38
Perencanaan Pemulangan Pasien (P3)/
Discharge Planning
• Pasien yang memenuhi kriteria P3 maka akan di kelola oleh
Manager Pelayanan Pasien (MPP)
• Pendokumentasian MPP menggunakan form A dan Form B
• MPP adalah seorang dokter umum dan bukan termasuk
Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
• P3 akan didokumentasikan oleh MPP
39
PROSES PEMULANGAN PASIEN
40
41
DPJP SEBAGAI PENGELOLA ASUHAN PASIEN
42
JANGAN LUPA SERTA KAN
PASIEN DENGAN FORM
TRASNFER SETIAP PASIEN
DILAKUKAN TRANSPORTASI
ANTAR UNIT DALAM RSUP DR.
M. DJAMIL PADANG
43
RUJUKAN PASIEN
ALUR RUJUKAN
45
BAB 3
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
46
Hak Pasien dan Keluarga di RSUP Dr M Djamil Padang
(Pasal 32 Undang-Undang No. 44 Tahun 2009)
Setiap Pasien berhak: 10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan,
yang berlaku dirumah sakit. resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien. pengobatan.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan 11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
tanpa diskriminasi. dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
4. Memperolah layanan kesehatan yang bermutu sesuai dideritanya.
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. 12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga 13. Menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang 14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
didapatkan. perawatan di rumah sakit.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan 15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku rumah sakit
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit. terhadap dirinya.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang di dideritanya 16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
baik di dalam maupun di luar rumah sakit. 17. Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
9. Mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
baik secara perdata maupun pidana.
termasuk data-data medisnya.
18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
47
Kewajiban Pasien dan Keluarga
(PMK No. 4 Tahun 2018)
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab;
3. Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit ;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya;
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk penyembuhan penyakit
atau masalah kesehatannya; dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
48
Hak Privasi pasien diterapkan • contoh: pasien di fasilitasi ruang terpisah saat
dalam asuhan diantaranya wawancara/diperiksa, keluarga atau orang lain
pada: dianjurkan keluar, pasien tidak mau difoto,
tidak ingin diketahui sakitnya oleh orang lain
Saat Wawancara, diperiksa, atau orang tertentu, direkam atau bahkan
dirawat dan tidak mau diikut sertakan dalam penelitian.
dipindahkan/transfer pasien
51
ALUR PELAYANAN IZIN PENELITIAN DI RSUP DR. M.
DJAMIL PADANG
52
Penelitian dengan Subjek Manusia yang
Membutuhkan Ethical Clearance :
1 UJI KLINIS
55
BAB 4
ASESMEN PASIEN (AP)
56
RUANG LINGKUP BAB ASESMEN PASIEN
1. Asuhan medis, keperawatan, Nutrisi, Farmasis dan Fisioterapis / 5 PPA (Standar 1–4)
2. Pelayanan Laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan
sersuai peraturan perundang-undangan (Standar 5)
3. Pelayanan radiodiagnostik, imajing dan radio intervensional tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pasien, semua pelayanan ini memenuhi peraturan perundang-undangan (Standar )
TUJUAN :
Tujuan asesmen yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang kebutuhan asuhan, pengobatan
pasien yang harus segera dilakukan dan pengobatan yang berkelanjutan untuk emergensi, elektif atau
pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah.
Proses asesmen adalah proses yang terus menerus dan dinamis yang digunakan pada sebagian besar unit
kerja rawat inap dan rawat jalan
AP.1/EP.1 Rawat Inap Asemen awal Rawat Inap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan,
pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi,
kultural dan spiritual pasien. ( Lihat Form Status Pasien Rawat Inap )
AP.1/EP.2 Rawat Jalan Asemen awal Rawat Jalan meliputi pemeriksaan fisik, riwayat
kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial,
ekonomi, kultural dan spiritual pasien. ( Lihat Form Status Pasien Rawat
Inap )
AP.1/EP.3 Gawat Darurat Asemen awal Gawat Darurat meliputi pemeriksaan fisik, riwayat
kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial,
ekonomi, kultural dan spiritual pasien. ( Lihat Form Status Gawat
Darurat )
58
Setelah ........., a. I = Informasi. b, A = Analisa. c, R = Rencana.
ISI MINIMAL ASESMEN AWAL ANTARA LAIN
d. Status fisik J. Asesmen resiko jatuh
e. Psik-sosial- spritual k. Asesmen fungsional
f. Ekomomi l. Asesmen fungsional
g. Riwayat kesehatan pasien m. Kebutuhan edukasi
h. Riwayat alergi n. Perencanaan pulang /Discharge Planing.
i. Asesmen nyeri
FORM SKRINING RAWAT JALAN ASESMEN AWAL MEDIS ASEMEN AWAL KEPERAWATAN
dan seterusnya........ 59
dan seterusnya........
SKRINING NUTRISI AP 1.4
Asesmen awal pasien mancakup juga status nutrisi, kebutuhan fungsional dan kebutuhan khusus
lainnya, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.
ANAK-ANAK DEWASA
Bila Skor : 4 – 5 dilakukan pengkajian lanjut oleh ahli Bila Skor : Lebih dari 2 dilakukan pengkajian lanjut oleh
60
gizi ahli gizi
SKALA NYERI
2. Wong Baker FACES Pain Scale Pasien anak ≤ 8 tahun dan pada pasien yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka
61
AP. 2 Kerangka Waktu Penyelesaian Asesmen Awal dan
Asesmen Ulang
Ditetapkan Kerangka Waktu Penyelesaian Asesmen Awal untuk masing-masing Jenis Asemen sebagai berikut :
• Asesmen awal rawat jalan harus selesai dalam kerangka waktu 1 jam
• Asesmen awal Gawat Darurat harus selesai dalam kerangka Waktu 2 Jam
• Asesmen awal Rawat Inap harus selesai dalam kerangka waktu 24 Jam
• Asesmen ulangan untuk asesmen awal pada rawat jalan dengan kunjungan pasien berikutnya dilaksanakan jika
asesmen awal pasien tsb > 1 bulan pada kasus akut, dan 3 bulan pada penyakit kronis.
• Asesmen Ulangan untuk asesmen awal pada pasien rawat inap dilakukan setelah 30 hari.
No Nama Profesi TMT Terbit SPK & RKK TMT Hbs Berlaku SPK & RKK
1.
2
3.
62
4.
AP. 1.6 ( Asesmen Tambahan )
Asemen Tambahan
a. Neonatus h. Pasien dengan rasa sakit kronik/nyeri ( Intence )
b. Anak i. Penyakit dengan dengan gangguan emosional atau
c. Remaja pasien psikiatri
d. Obstetri/ maternitas j. Korban kekerasan dan kesewenangan
e. Geriatri k. Pasien dengan Penyakit Menular atau infeksius
f. Pasien dengan kebutuhan untuk P3 l. Pasien demngan kemoterapi atau terapi radiasi
(Perencanaan,Pasien) m. Pasien dengan sistem immunologi terganggu
g. terminal/menghadapi kematian
4. 63
4. Dst......
AP. 4 Asuhan Trintegrasi/ Kolaborasi pelayanan & DPJP
sebagai Clinical Leader
❖Kolaborasi salah satunya dengan CPPT
❖Kolaborasi dengan tenaga profesi lainnya, mulai Asesmen, pelayanan pasien
Visite bersama, laporan
Kasus bersama dengan PPA.
❖Dokumentasikan di rekam medik untuk membuktikan proses kolaborasi
64
BAB 5
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
65
21 STANDAR , 81 ELEMEN PENILAIAN
ASUHAN SERAGAM
67
Asuhan Terintegrasi
❑ Integrasi Intra-Inter PPA
(AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Integrasi Inter Unit
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Integrasi PPA-Pasien
(HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
→Horizontal & Vertical Integration
Yan Kes
/ RS Lain
Case
Yan Manager
Keuangan/
Billing Asuransi Dokter
Perusahaan/ Keluarga
BPJS
Employer
Proses Asuhan Pasien Diagram
IAR
Patient Care
Instruksi medis pasien dituliskan di kolom instruksi CPPT oleh DPJP atau dokter yang
diberi wewenang untuk mewakili DPJP dalam penulisan instruksi medis.
Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai kondisi pasien, direvisi oleh tim
PPA berdasar atas asesmen ulang
Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat pada CPPT oleh DPJP
dan diverifikasi harian oleh DPJP Utama (yang dibubuhkan tanggal, jam dan
nama,tandatangan DPJP Utama pada kolom verifikasi)
Hasil simpulan rapat dari tim PPA, komunikasi keseharian dalam asuhan antar
PPA, diskusi lain tentang kerjasama didokumentasikan dalam CPPT
71
CPPT
Tgl/Jam Profesi SOAP Instruksi Verifikasi DPJP
Isi tgl dan Isi jenis 1. Asesmen ulang diisi oleh PPA berupa Instruksi yang diberikan DPJP harus
jam profesi SOAP/ ADIME→ disertai sasaran, tulis seperti : membaca/
(PPA) nama, beri nama dan paraf PPA pada akhir • Pemeriksaan mereview
catatan laboratorium dan seluruh rencana
diagnostik asuhan PPA.
2. Jika ada komunikasi via telp, lengkapi • Memesan obat Bukti review
dengan stempel konfirmasi yang ditanda • Asuhan Kefarmasian dan verifikasi
tangani oleh pemberi dan penerima • Terapi nutrisi DPJP → (tulis,
instruksi ≤ 24 jam • dll tgl, jam, nama,
dan paraf DPJP)
3. Jika ada penjelasan kepada pasien/ kelg
tentang perubahan kondisi penyakit
pasien, lengkapi dengan dengan stempel
telah dijelaskan dan paham yang ditanda
tangani oleh pasien/keluarga
73
74
NEWS Pasien Anak
0 1 2 3
Perilaku Sesuai Cenderung murung/ Sensitif Letargik/ Bingung/
diam Penurunan respon
terhadap nyeri
Kardio Pink atau Pucat atau CRT 3 Abu abu/ Biru Abu abu/ Biru, mottled
vaskular CRT 1-2 detik detik CRT 4 detik atau CRT>5 atau Taki
Tekanan darah Takikardia: Nadi Kardi, Nadi lebih tinggi
sistolik 10 mmHg di lebih tinggi/rendah atau lebih rendah 30
atas atau di bawah 10 kali/menit kali/menit
nilai normal
Respirasi Normal tidak RR >10 di atas RR>20 di atas RR: 5 di bawah normal
ada retraksi normal, normal, terdapat dengan retraksi dan ata
menggunakan otot retraksi dada grunting (mendengkur)
otot aksesoris
pernapasan
Nilai normal sesuai Usia
Hijau Kuning Orange Merah Frekuensi Nadi Tekanan Darah Frekuensi
Usia
0-2 3 4 >5 (x/menit) Sistolik (mmHg) Napas (x/menit
0-3 bulan 100 -180 50 60
4-12 bulan 100 - 180 60 50
1-4 tahun 90 - 160 70 40
5-12 tahun 80 - 140 80 30
>12 tahun 60 - 130 90 30
75
DETEKSI PERUBAHAN KONDISI PASIEN YANG MEMBURUK
dengan Early Warning Sistem (EWS)
PJ
Aktivasi Kaji Ulang
Merah Code Blue
DPJP Ruangan
Kontinu
Perawat
PJ Kaji Ulang
Kuning Asesmen ulang
Ruangan tiap 2 Jam
Kaji ulang
Hijau Pasien dalam keadaan stabil Setiap
Shift
76
77
Fiksasi fisik/restrain
Perlengkapan Menggunakan alat dan bahan fiksasi yang tidak mencederai pasien
78
PENYEDIAAN MAKANAN DAN PELAYANAN GIZI
TERINTEGRASI
79
MANAJEMEN NYERI
Skrining nyeri harus dilakukan pada semua pasien rawat inap dan rawat jalan saat pasien
mulai diberikan perawatan.
Skrining nyeri dilakukan oleh perawat dengan menanyakan ke pasien
❖ Skrining Nyeri :
- Apakah pasien merasa nyeri?
81
PELAYANAN GIZI
82
PELAYANAN AKHIR
KEHIDUPAN/TAHAP TERMINAL
83
84
BAB 6
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
85
KOMPETENSI PPA YANG
MELAKUKAN MONITORING
KOMPETENSI PPA SEDASI
STATUS FISIOLOGIS INTRA
SEDASI
86
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN DOKTER ANESTESI
DAN DPJP BEDAH DI RAWAT INAP/RAWAT JALAN /IGD
Dokter anestesi
• melakukan asesmen pre anestesi/sedasi dengan konsep IAR,
ditulis di lembaran form pre anestesi setelah ada konsul dari
dpjp bedah
87
ASESMEN PRA SEDASI/ANESTESI
88
• Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang
yang memberikan keputusan dijelaskan tentang risiko,
keuntungan dan alternatif tindakan anestesi, termasuk
kemungkinan konversi dari regional ke general dicatat pada
form edukasi anestesi
• Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang
memberikan keputusan diberi edukasi tentang pemberian
analgesi paska tindakan dicatat pada form edukasi tentang
analgesi
89
• Melakukan asesmen pra bedah dengan pola IAR, lokasi
pendokumentasian adalah :
– Pasien yang akan dibedah masuk rawat inap, segera dioperasi, maka
asesmen awal = asesmen pra bedah
– Pasien rawat inap, dapat pasien bedah atau non bedah, jika
keputusan pembedahan didapatkan saat rawat inap, maka sebelum
dibedah harus melakukan asesmen pra bedah yang dicatat di form
CPPT
90
Hasil asesmen memberikan
informasi tentang
– Tindakan bedah yang sesuai dan waktu pelaksanaannya
– Melakukan tindakan dengan aman
– Menyimpulkan temuan selama monitoring
91
• Edukasi memuat kebutuhan, risiko, manfaat dan alternatif
penggunaan darah dan produk darah dicatat dalam form
edukasi atau di CPPT
• Pasien, keluarga dan mereka yang memutuskan diberi
edukasi tentang risiko, manfaat, komplikasi, dampak dan
alternatif prosedur/teknik terkait rencana operasi dicatat
dalam form informed consent tindakan operasi
92
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN DPJP
ANESTESI DAN BEDAH DI IBS
Dpjp anestesi
• Pra induksi • Intra op • Paska operasi
1) Obat-obat anestesi, dosis
Dilakukan asesmen pra dan rute serta teknik anestesi
induksi dengan konsep didokumentasikan di rekam Waktu masuk ke
IAR sesuai dengan PPK medis pasien, dicatat pada ruang pemulihan dan
form laporan anestesi pindah dari ruang
2) Dokter spesialis anestesi dan pemulihan dicatat di
penata/perawat anestesi form anestesi
yang mendampingi dicatat Monitoring status
dalam form laporan anestesi fisiologis pasien
3) Monitoring status fisiologis dilakukan selama
pasien dicatan di form masa pemulihan
laporan anestesi yang paska anestesi sesuai
disesuaikan dengan PPK PPK
93
• Pasien keluar dari ruang pemulihan paska anestesi
tergantung pada :
94
DPJP bedah
Laporan operasi ditulis di form laporan operasi sesuai PPK,
memuat paling sedikit informasi tentang :
• Diagnosis paska operasi
• Nama dokter bedah dan asistennya
• Prosedur operasi yamg dilakukan dan rincian temuan
• Ada dan tidaknya komplikasi
• Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa
• Jumlah darah yang hilang dan jumlah darah yang masuk lewat
transfusi
• Nomor pendaftaran dari alat yang dipasang (implan)
• Tanggal,waktu,tanda tangan dokter yang bertanggung jawab
95
• pelaksanaan rencana Asuhan pasca operasi dicatat di rekam
medis pasien dalam waktu 24 jam oleh DPJP atau di verifikasi
oleh DPJP bila ditulis oleh dokter bedah yg didelegasikan.
• rencana asuhan medis, keperawatan, dan PPA lainnya sesuai
kebutuhan kebutuhan pasien dicatat di CPPT atau di form
khusus
96
INDIKATOR MUTU PELAYANAN ANESTESI
97
INDIKATOR MUTU PELAYANAN BEDAH
99
BAB 7
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN
PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
100
APA YANG DILAKUKAN JIKA ADA KEJADIAN
YANG DICURIGAI KEJADIAN EFEK SAMPING
OBAT?
104
PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA,
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA
ELEKTROLIT
KONSENTRAT KEMOTERAPI LASA
- Elektrolit konsentrat hanya - Disimpan menyatu dengan obat
disimpan di unit pelayanan yang - Hanya disimpan di Depo/ lainnya
memiliki kebutuhan klinis (Ruang Gudang Farmasi - Ditempel label LASA dan high alert
Observasi Intensif (ROI), CVCU, - Diberi stiker penanda obat pada rak dan kotak penyimpanan,
ruang ICU, NICU, PICU dan HCU) kemoterapi (warna ungu) pada berjarak minimal 2 kotak dengan
diberi label khusus High Alert kemasan terkecil obat LASA lainnya
pada kemasan terkecil dan - Terpisah dari obat lain - Obat LASA yang ucapannya mirip,
ditempatkan pada tempat - Penandaan warna merah pada huruf yang berbeda ditulis dengan
dengan akses terbatas. tempat penyimpanan huruf capital (tall man) pada tempat
- Terpisah dari obat lain penyimpanan, contoh: CISplatin
- Penandaan warna merah pada dengan CARBOplatin.
tempat penyimpanan
106
PENYIMPANAN GAS MEDIS
Disimpan dalam posisi berdiri, terikat/dirantai. Terpisah
antara yang kosong dan berisi
107
RESEP YANG LENGKAP DAN BENAR
INGAT : ANDAI PASIEN ITU SAYA
108
KEBIJAKAN PEMBERIAN OBAT
1. 2. 3. 4. 5.
BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
PASIEN OBAT DOSIS WAKTU/ RUTE/CARA
FREKUENSI
110
PENGKAJIAN RESEP DAN VERIFIKASI OBAT
1 SEBELUM RESEP DISIAPKAN:
APOTEKER/TTK MELAKUKAN PENGKAJIAN RESEP
(ADMINISTRASI: IDENTITAS PASIEN, UMUR, JENIS
KELAMIN, BB, TB, RUANGAN, NAMA DOKTER, NO SIP,
PARAF, TANGGAL RESEP; FARMASETIK: NAMA OBAT,
BENTUK DAN KEKUATAN SEDIAAN, DOSIS DAN
JUMLAH OBAT, ATURAN/CARA ; DAN KLINIS:
INDIKASI, DOSIS, WAKTU, DUPLIKASI, ALERGI,
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI)
2 PENGISIANNYA
MENGGUNAKAN FORM
REKONSILIASI OBAT
3 PERAN DOKTER ADALAH PADA
SAAT ADMISI: MENANYAKAN
OBAT YANG DIKONSUMSI
PASIEN DALAM 3 BULAN
TERAKHIR, MENCATAT NAMA
OBAT, DAN MENGISI KOLOM
ADMISI DILANJUTKAN ATAU
TIDAK
PENGISIAN CATATAN PERKEMBANGAN
PASIEN TERINTEGRASI (CPPT) OLEH APOTEKER
1 APOTEKER MELAKUKAN ASUHAN
KEFARMASIAN TERHADAP PASIEN
DAN MENDOKUMENTASIKAN
DALAM REKAM MEDIK PASIEN PADA
LEMBAR CPPT DENGAN METODE
S-O-A-P
116
APA YANG MESTI SAYA PAHAMI TENTANG BAB MKE?
REGULASI
117
Komunikasi dengan Komunitas Masyarakat
• Sebagai karyawan apa yang mesti Saya komunikasikan dengan komunitas
masyarakat???
118
APA YANG HARUS SAYA KETAHUI DAN LAKUKAN SAAT BERTUGAS
DI PROMKES, PEMASARAN DAN HUMAS ??
119
MEDIA APA YANG BISA SAYA GUNAKAN UNTUK BERKOMUNIKASI
DENGAN MASYARAKAT???
120
MEDIA KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT?
121
MEDIA: CARA MENDAPATKAN PELAYANAN
122
MEDIA HAK PASIEN DAN TATA TERTIB RS
123
HOTELINE RS
Informasi : 0751-37030 atau 0751-37031
Informasi dan keluhan pelanggan : 08116662123 (WA /SMS)
No SMS Gate Way Pendaftaran On Line 082210143000/08116606644
Call Center : 0751 - 895444
Humas : 0751-25190
Nomor Faximile : 0751-32371
Website : http://www.rsdjamil.co.id/
Instagram @rsupdjamil
Email RS rsupdjamil@yahoo.com
Email Humas : humasrsupmdjamil@yahoo.co.id
Facebook : Hubungan Masyarakat Rsup Djamil
Facebook Page : RSUP.Dr.M.Djamil
124
KOMUNIKASI ANTAR TENAGA KESEHATAN PEMBERI
ASUHAN DI DALAM DAN DI LUAR RS (ANTAR PPA)
APA BENTUK DAN JENISNYA??
1. MKE.4.
Komunikasi efektif untuk menyampaikan infomasi urgent
2. MKE 5
Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan selama
bekerja dalam shift atau antar shift.
3. SKP 2
komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon
antar profesional pemberi asuhan (PPA).
125
MEDIA INFORMASI SAAT
KOMUNIKASI SAAT URGENT
URGENT
126
Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan
selama bekerja dalam shift atau antar shift (MKE.5)
• Sebagai PPA ( Profesional Pemberi Asuhan: Dokter, Perawat,
Apoteker, Dietisian, Fisiotherpist ), apa yang mesti Saya ketahui
dan lakukan??
• Melakukan pengisian dokumen komunikasi antar PPA berikut
dengan lengkap:
1. CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi)
2. Ringkasan pulang pasien rawat jalan dan rawat inap
3. Informasi klinis saat transfer dan dirujuk
4. Serah terima/operan
127
Kolaborasi PPA
REVIEW & VERIFIKASI
melalui CPPT Kolaborasi PPA
Instruksi PPA Termasuk DPJP
melalui CPPT
Tgl, Jam Pasca Bedah (Instruksi (Tulis Nama, beri Paraf,
ditulis dgn rinci dan Tgl, Jam) (DPJP harus
Profesional HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN jelas) membaca/merevi ew
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf seluruh Rencana
Pemberi
pada akhir catatan) Asuhan)
Asuhan
2/2/2018 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7 • Monitoring nyeri
Jm 8.00 Dokter TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout tiap 30’ Paraf DPJP
•
2/2/2018 P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..•
Lapor DPJP
Kolaborasi
tiap le5m5bar
Jm 8.30
S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi pemberian anti
O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. inlamasi &
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra analgesic
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. *Lapor 2 jam lagi skala
Paraf … nyeri
Dst…. *Foto Ro Lutut hari ini
Catatan/Notasi DPJP……+paraf DPJP bila nyeri
mereda/toleransi
cukup
128
DISCHARGE SUMMARY
• Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua pasien
rawat inap
• Ringkasan pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang
• Salinan ringkasan pulang diberikan kepada:
1) Pasien
2) Tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan kelanjutan asuhan
3) Rekam medis
4) Pihak penjamin pasien
5) Sebagai jawaban rujukan
129
ISI RINGKASAN PULANG
• Riwayat kesehatan
• Pasien dirawat inap,
• Diagnosis dan komorbiditas lain,
• Prosedur terapi dan tindakan
yang telah dikerjakan,
• Obat yang diberikan, termasuk obat
setelah pasien keluar rumah saki
• Kondisi kesehatan pasien (status
present)
saat akan pulang rumah sakit
• Instruksi tindak lanjut,
130
PROFIL RINGKAS MEDIS RAWAT JALAN
(PRMRJ)
• Untuk pasien rawat jalan yang membutuhkan asuhan yang kompleks
atau diagnosis yang kompleks
131
TRANSFER PASIEN
Form Transfer Pasien
Jika PPA berubah akibat
perpindahan pasien, • Memuat indikasi pasien masuk dirawat
informasi penting terkait • Memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan
asuhan harus mengikuti fisis, danpemeriksaan diagnostik
pasien.
• Memuat setiap diagnosis yang dibuat.
Transfer pasien antar unit
• Memuat setiap prosedur yang dilakukan
pelayanan di
dalam rumah sakit • Memuat obat yang diberikan dan
dilengkapi dengan form tindakan lain yang dilakukan
transfer pasien • Memuat keadaan pasien pada waktu
dipindah
(transfer)
132
EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA
Sebagai PPA apa yang mesti Saya pahami dan
lakukan??
134
Form Catatan Pemberian Informasi dan
Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi
135
Form Catatan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien
dan Keluarga Terintegrasi ( SAMBUNGAN )
136
PETUNJUK PENGISIAN FORM RM 6.1 Rev 4
ASESMEN KEMAMPUAN, KEMAUAN BELAJAR
INSTRUKSI:
Beri tanda Check List (√) pada kotak yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien,dan isi
titik-titik dengan hasil asesmen yang sesuai !
❑ Bahasa yang digunakan
❑ Kebutuhan Penterjemah
❑ Agama Pasien
❑ Pendidikan Pasien
❑ Kesediaan menerima informasi
❑ Kemampuan membaca
❑ Keyakinan dan Nilai-nilai
Catatan:
Isilah dengan keyakinan dan nilai-nilai yang dianut oleh pasien !
contoh:
• Pasien/Keluarga menyatakan tidak bersedia dirawat oleh petugas laki-laki
• Pasien/keluarga menyatakan tidak bersedia ditempatkan pada kamar dengan nomor ganjil
• Pasien/keluarga menyampaikan bahwa pasien tidak mengkonsumsi protein hewani
• Dan keyakinan dan nilai-nilai lainnya
137
PETUNJUK PENGISIAN FORM RM 6.1 Rev 4
ASESMEN KEBUTUHAN EDUKASI
• Lingkari nomor sesuai dengan hasil asesmen edukasi kebutuhan pasien !
• Contoh: Dari hasil asesmen, pasien membutuhkan edukasi tentang asuhan keperawatan.
Dengan demikian, lingkari nomor 3 (tiga) dan seterusnya.
PERENCANAAN EDUKASI
• Materi, isi dengan nomor sesuai dengan yang dilingkari pada asesmen kebutuhan edukasi
Contoh: Pada asesmen kebutuhan edukasi dilingkari hand hygiene, maka di materi
perencanaan edukasi dituliskan angka 9 (sembilan).
• Metode, lingkari nomor sesuai dengan metode yang direncanakan
Contoh: Metode yang dipilih adalah demonstrasi, maka angka yang dilingkari angka (3).
• Media: lingkari nomor sesuai dengan media yang digunakan
Contoh: Media yang dipilih adalah liflet, maka angka yang dilingkari angka (1).
• Sasaran edukasi, lingkari pilihan nomor yang telah disediakan
Contoh: Sasaran edukasi yang dipilih adalah keluarga (istri, suami, anak, atau orang tua), maka
angka yang dipilih (2).
138
PETUNJUK PENGISIAN FORM RM 6.1 Rev 4
PELAKSANAAN EDUKASI
• Kolom tanggal dan jam: Isi kolom tanggal dan jam sesuai hari pelaksanaan edukasi
• Kolom topik edukasi: Isi dengan memberi tanda Check List (√) sesuai dengan Topik
Edukasi yang akan diberikan
• Kolom Metode: Isi dengan nomor metode yang tersedia pada kolom perencanaan
edukasi
• Contoh: Metode yang dipilih adalah diskusi, maka ditulis angka 1 (satu)
• Kolom Media edukasi: Isi dengan media yang tersedia pada kolom perencanaan
edukasi sesuai dengan yang dilingkari pada asesmen kebutuhan edukasi
• Contoh: media yang digunakan adalah liflet, maka ditulis angka 1 (satu)
• Kolom Sasaran edukasi: Isi nama dan tanda tangan pasien/keluarga yang diedukasi
• Kolom Evaluasi awal: cantumkan nomor pada hasil evaluasi
• Kolom Pemberi edukasi: Tulis nama dan tanda tangan pemberi edukasi
• Kolom Verifikasi: Isi dengan pertanyaan/respond yang diajukan oleh
pasien/keluarga
139
APA INFORMASI DAN EDUKASI SAAT PASIEN
REGISTARSI??
140
APA MATERI WAJIB YANG HARUS DIBERIKAN OLEH
PPA MEDIS (DPJP) ?
• HASIL ASESMEN DIAGNOSIS DAN RENCANA ASUHAN
• PROSES ASUHAN
• HASIL ASUHAN DAN PENGOBATAN
• HASIL ASUHAN YANG TIDAK DIHARAPKAN/TIDAK TERDUGA
• ASUHAN LANJUTAN DI RUMAH
• RESIKO MEDIS AKIBAT ASUHAN MEDIS YANG BELUM LENGKAP
(AMA/Against Medical Advice DAN APS/Atas Pemintaan Sendiri)
• PENUNDAAN PELAYANAN
• LAIN-LAIN (SESUAI KONDISI PASIEN )
141
APA YANG DILAKUKAN JIKA PASIEN/KELUARGA (AMA, APS, SECOND OPINIAN???)
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Fasilitasi √
❑ Dosis Obat
❑ Cara Konsumsi Obat
❑ Efek Samping Obat
❑ Interaksi obat
❑ Cara Penyimpanan Obat
143
EDUKASI OLEH DPJP/PPJA/PPA LAINNYA
DPJP/PPJA/PPA LAINNYA
Penggunaan Alat Medis
Nama Alat…………………………………………………….
Keamanan alat
Efektivitas Alat
Lain-lain………………
Nyeri
Yang dilakukan pasien jika nyeri
Manajemen Nyeri
Obat Nyeri
Lain-lain………………
150
Prioritas Pelayanan RSUP Dr. M. Djamil Padang
Tahun 2018
152
Indikator Mutu Prioritas RS
No AREA No JUDUL INDIKATOR
1 INDIKATOR 1 Kelengkapan asesmen awal medis pasien jantung ≤24 jam
AREA KLINIS 2 Kelengkapan asesmen awal keperawatan pasien jantung ≤24 jam
3 Waktu Pelayanan Pemeriksaan INR ≤ 60 menit
4 Ketepatan standar waktu primary PCI/ Door to ballon Time pada pasien stemi akut (< 1120 menit)
156
INDIKATOR KINERJA PPA
EVALUASI
KEPATUHAN DPJP
TERHADAP PPK
157
Pahami Profil/kamus Indikator untuk setiap indikator
yang dikumpulkan
Apa yang
Pahami cara menghitung jumlah populasi dan jika
harus dipahami membutuhkan sampel maka sampel diambil dengan
oleh Kepala menggunakan Tabel Isaac Michael dengan derajat
unit kerja, kesalahan 5%
penanggung Pahami tentang Pengisian form pengumpulan data
jawab data dan
pengumpulan
data ? Pahami Cara menghitung capaian data mutu
• Siapa yang melakukan validasi data? “ANALISIS ADALAH KEGIATAN MENGUBAH DATA
HASIL PENELITIAN/SURVEY MENJADI
Validasi data dilakukan oleh KOMITE MUTU
INFORMASI YANG DAPAT DIGUNAKAN
DAN MANAJEMEN RISIKO (KMMR).
UNTUKMENGAMBIL KESIMPULAN ”
159
ANALISA DATA
Analisa Data yaitu membandingkan
1. Dengan rumah sakit tersebut sendiri dari waktu
ke waktu
161
Alur Pelaporan PMKP
162
Supervisi
SUPERVISI DATA DISEMINASI
DATA
• Hasil analisis ditempelkan di papan
informasi oleh masing-masing unit.
• Capaian Mutu disampaikan oleh
Supervisi Indikator
Supervisi di masing-
Kepala Unit Kerja dalam rapat rutin
Mutu Prioritas RS bersama staf terkait.
masing unit kerja
dilaksanakan oleh
dilaksanakan oleh
Direktur bersama
Kepala Unit Kerja
• Ka. Unit kerja memastikan semua staf
KMMR mengetahui betul data yang
ditempelkan di papan informasi di unit
kerjanya masing-masing (dibuktikan
dengan form ceklist)
FORM DISEMINASI DATA MUTU KE STAF UNIT KERJA
Unit Kerja :
Triwulan :
Tanda Tangan
No Nama Staf Indikator yang sudah dibaca dan dipahami
Ka. Unit Kerja Staf
1
2
163
3
Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
164
Jenis IKP Pasien KNC
TIDAK TERPAPAR
(Kejadian NYARIS CIDERA)
Proses of Care
TIDAK KTC
ERROR
CIDERA
-Kesalahan proses (Kejadian TIDAK CIDERA)
-Dpt dicegah
-Pelaks Plan action tdk
Pasien
komplit
-Pakai Plan action yg salah
TERPAPAR
-Krn berbuat: commission
-Krn tidak berbuat:
omission
Pasien
CIDERA KTD
165
(Kejadian TDK DIHARAPKAN)
Jenis IKP significant Pasien
KPC
potential for harm TIDAK TERPAPAR
situation (KONDISI POTENSIAL CEDERA)
Proses of Care
TIDAK KTC
NON ERROR
CIDERA
(Kejadian TIDAK CEDERA)
Pasien
TERPAPAR
Pasien
CIDERA KTD
166
(Kejadian TDK DIHARAPKAN)
a. Kematian yang tidak terduga, termasuk, tetapi tidak terbatas pada,
– Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit
pasien atau kondisi pasien (contoh, kematian setelah infeksi
pasca operasi dan emboli paru-paru);
– Kematian atas bayi aterm
– Bunuh diri;
b. Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait dengan penyakit
Kejadian pasien atau kondisi pasien;
Sentinel c. Operasi salah tempat, salah prosedur, dan salah pasien;
d. Terjangkit penyakit yang kronik atau penyakit fatal akibat transfusi
darah atau produk darah atau transplantasi organ atau jaringan
e. Penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi yang
dikirimkan ke rumah bukan rumah orang tuanya
f. Perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan
(berakibat kematian atau kehilangan fungsi secara permanen) atau
pembunuhan (yang disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter,
mahasiswa kedokteran, siswa latihan, serta pengunjung atau vendor
pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan rumah sakit. 167
a) Semua reaksi transfusi
b) Semua kejadian serius akibat efek samping obat
c) Semua kesalahan pengobatan yang signifikan
d) Semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan
diagnosis pascaoperasi
e) Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat
KTD atau mendalam dan pemakaian anestesi
f) Kejadian-kejadian lain; misalnya
• Infeksi yang berkaitan dengan perawatan kesehatan atau
wabah penyakit menular
• Pasien jiwa yang melarikan diri dari ruang perawatan ke luar
lingkungan rumah sakit yang tidak meninggal/ tidak cedera
serius. (Khusus untuk rumah sakit jiwa dan RS Umum yang
mempunyai ruang perawatan jiwa)
168
a) Semua kejadian kesalahan obat
(medication error), yang belum
KNC sampai terpapar ke pasien.
b) Semua kesalahan pengobatan
(medical error) yang belum sampai
terpapar ke pasien.
169
Pelaporan IKP Dilaporkan dalam waktu
maksimal 2 x 24 jam
Internal
Staf RS yang pertama
menemukan kejadian,
baik yang terlibat dengan
Siapa yang bertanggung kejadian atau tidak
jawab dalam pelaporan terlibat
Insiden Keselamatan
Pasien?
Ka. Unit Kerja KMMR
170
171
172
Analisis IKP
173
Siapa yang melakukan
Investigasi Sederhana ???
→ Tanggung Jawab Kepala Unit Kerja
1. Tentukan Insiden
2. Kumpulkan Data
Investigasi 3. Buat Kronologis
Sederhana 4. Tentukan Penyebab Langsung
5. Analisis/ Cari akar masalah/ Sebab yg melatar belakangi
6. Buat rekomendasi
7. Tentukan tindakan yang akan dilakukan
174
Penyebab …………………………….
langsung
Why ?
………. …………………… ……………….
…………………………
………………………..
…………………….
Masalah
Akar
……………………
………………… ………………………..
..
Tindakan
…………………………..
……………………..
………………………………….
IDENTIFIKASI JENIS RISIKO
BERDASARKAN KATEGORI
Strategis • Rencana Pengembangan
(terkait tujuan organisasi) • Regulasi
Operasional • Alur Pelayanan
(rencana pengembangan untuk • Keamanan
tujuan organisasi) • PPI
Keuangan • Billing
(menjaga aset) • Pembiayaan
Kepatuhan
• Kepuasan Pasien
(hukum dan peraturan)
Reputasi
• Komplain
(image yang dirasakan oleh • Berhubungan dengan media
masyarakat) 176
Unit kerja harus membuat risk register unit setiap tahun
177
TABEL DAMPAK TABEL FREKUENSI
178
Frekuensi/likelihood Potencial concequences
Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
1 2 3 4 5
Sangat sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme
(tiap mgg/bln) (green) (green) (yellow) (red) (red)
5
Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme
(bebrp x/thn) (green) (green) (yellow) (red) (red)
4
Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme
(1-2 thn/x) (blue) (green) (yellow) (red) (red)
3
Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme
(2-5 thn/x) (blue) (blue) (green) (yellow) (red)
2
Sangat jarang sekali Low Low Moderate High Extreme
(>5 thn/x) (blue) (blue) (green) (yellow) (red)
1
180
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION ( HAIs )
181
TIGA BELAS KELOMPOK UTAMA HAIs:
182
183
184
KEBERSIHAN TANGAN
185
186
187
PENGGUNAAN APD
188
1. Penutup kepala
5. Gaun
3. Pelindung wajah pelindung,apron
189
PENANGANAN LIMBAH
190
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
191
PERALATAN PERAWATAN PASIEN
• Peralatan non kritikal
Peralatan yang hanya dipermukaan tubuh pasien
(Pembersihan atau disinfeksi)
• Peralatan semi kritikal
Peralatan yang masuk kedalam membrane mukosa
(Minimal disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi)
• Peralatan kritikal
Peralatan yang masuk kedalam pembuluh darah
atau jaringan steril
(Sterilisasi)
192
PENANGANAN LINEN
193
PENEMPATAN PASIEN
194
PENYUNTIKAN YANG AMAN
195
ALUR PENATALAKSANAAN TERTUSUK BENDA TAJAM INFEKSIUS
196
ETIKA BATUK/BERSIN
197
WHO
GUIDELINES
x x x √ √ 198
PRAKTIK LUMBAL PUNKSI
199
BAB 11
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
200
VISI, MISI DAN MOTTO RSUP DR. M. DJAMIL
PADANG
MISI
VISI 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehtan
komprhensif dan bertaraf internasional
berdaya saing dan terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat
“ MENJADI RUMAH SAKIT
2. Menyelenggarakan pendidikan yang
PENDIDIKAN DAN professional dan penelitian berbasis bukti
RUJUKAN NASIONAL YANG dibidang kesehatan untuk meningkatkan
TERKEMUKA DI INDONESIA derajat kesehatan masyarakat
TAHUN 2019 “ 3. Menyelenggarakan sistem manajemen
rumah sakit yang professional
4. Menjadikan tempat kerja yang aman,
nyaman dan menyenangkan
201
NILAI DAN KODE ETIK RUMAH SAKIT
“ PEDULI “
• Profesional: Seluruh jajaran RSUP. DR. M. DJAMIL Padang dituntut untuk bekerja
sesuai dengan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang
dibebankan kepadanya. Berorientasi pada pelayanan dan keselamatan dalam
memberikan pelayanan pada pelanggan.
• Empaty: Seluruh jajaran RSUP. DR. M. DJAMIL Padang dituntut untuk selalu
merasakan apa yang dirasakan oleh pelanggan dan stakeholder dalam
memberikan pelayanan meliputi : keramahan, kesopanan dan kepedulian atau
kepekaan serta santun dalam memberikan pelayanan pada pelanggan
• Daya Saing: Seluruh jajaran RSUP. DR. M. DJAMIL Padang dituntut untuk
meningkatkan kualitas, kompetensi dan sumber daya agar organisasi dapat
bersaing pada era globalisasi, dengan menjalankan tugas dan wewenang yang
dibebankan kepadanya.
202
• Utama: Seluruh jajaran RSUP. DR. M. DJAMIL Padang dituntut untuk
selalu mengutamakan kepentingan organisasi, keselamatan
pelanggan internal dan eksternal di atas kepentingan pribadi atau
golongan
MOTTO
“ KEPUASAN ANDA ADALAH TUJUAN KAMI “
203
TKRS
204
205
206
207
208
209
210
211
BUDAYA KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT
212
• Budaya keselamatan juga merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap,
persepsi, kompetensi, dan pola perilaku dari individu maupun
kelompok, yang menentukan komitmen terhadap keselamatan
• Kemampuan manajemen rumah sakit, dicirikan dengan komunikasi
yang berdasarkan rasa saling percaya, dengan persepsi yang sama
tentang pentingnya keselamatan, dan dengan keyakinan akan
manfaat langkah-langkah pencegahan”.
• Tim belajar dari kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris
cedera.
• Staf klinis pemberi asuhan menyadari keterbatasan kinerja manusia
dalam sistem yang kompleks, dan ada proses yang terlihat dari
belajar dan menjalankan perbaikan melalui brifing.
• Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu
213
HAL-HAL PENTING MENUJU BUDAYA
KESELAMATAN
• Staf rumah sakit mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah
sakit berisiko tinggi dan bertekad untuk melaksanakan tugas
dengan konsisten serta aman
• Regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut
mendapat hukuman bila membuat laporan tentang kejadian
tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera
• Direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien
melaporkan insiden keselamatan pasien ke tingkat nasional
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
• Mendorong kolaborasi antarstaf klinis dengan pimpinan untuk
mencari penyelesaian masalah keselamatan pasien.
214
PRILAKU YANG TIDAK MENDUKUNG
BUDAYA KESELAMATAN RUMAH SAKIT
1. Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata
atau bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung
perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, memaki;
2. Perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku
tidak layak yang dilakukan secara berulang, bentuk tindakan
verbal atau non verbal yang membahayakan atau
mengintimidasi staf lain, “celetukan maut” adalah komentar
sembrono didepan pasien yang berdampak menurunkan
kredibilitas staf klinis lain
3. Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras,
agama, suku termasuk gender;
4. Pelecehan seksual.
215
KOMITE ETIK DAN HUKUM RSUP DR M DJAMIL PADANG
FORMULIR KEPATUHAN STAF TERHADAP KODE ETIK RUMAH SAKIT
Bagian/Instalasi :
Hari Tanggal :
NO INDIKATOR SELALU KADANG2 JARANG TIDAK PERNAH
PROFESIONAL
1 Bekerja Sesuai dengan standar
2 Bekerja sesuai dengan kewenangan
3 Menerapkan budaya keselamatan
EMPATI
4 Ramah
5 Sopan santun
6 Peduli
7 Cepat tanggap dengan kebutuhan klien
DAYA SAING
8 meningkatkan kualitas diri
9 Bersemangat meningkatkan kompetensi
10 Memanfaatkan kemajuan teknologi
UTAMA
11 Mengutamakan kepentingan RS dan kepentingan pasien di atas
kepentingan pribadi
12 Berupaya bekerja dengan lebih baik
13 Menjadi yang utama dimanapun berada
LOYALITAS
14 setia pada RS
15 patuh terhadap aturan yang berlaku
IKHLAS
16 Bekerja dengan niat sebagai ibadah
17 Tanpa pamrih
217
6. Jika ada informasi yang urgen informasi melalui WA group
resmi rumah sakit yang disusulkan dengan surat
7. Direktur rumah sakit dapat menyusun tim gabungan ketika
dibutuhkan
8. Penyusunan tim gabungan dengan mengundang unit terkait
9. Jika dalam pelaksanaan kegiatan sebuah unit akan
mempengaruhi pelayanan unit yang lain maka
dikomunikasikan melalui surat
10. Jika pelaksanaan sebuah kegiatan yang perlu dikomunikasikan
kepada seluruh staf dan pengunjung RS maka dikomunikasikan
melalui poster atau spanduk
11. Direktur mengatur jadwal rapat berkala yang di keluarkan
dalam bentuk surat keputusan
218
PENANGANAN KELUHAN PASIEN/ KELUARGA
DI UNIT PELAYANAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
OT.02.02/2.2/XVI.I/4/2018 00
RSUP DR.M.DJAMIL 1/2
PADANG
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR 3 Agustus 2018
OPERASIONAL
DR.dr.Yusirwan,Sp.B,Sp.BA(K),MARS
NIP. 196211221989031001
PENGERTIAN Keluhan adalah ketidakpuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan
Pasien adalah setiap orang yang dirawat dan memperoleh pelayanan kesehatan di unit pelayanan Rumah Sakit
Penanganan Keluhan Pasien/Keluarga adalah penyelesaian ketidakpuasan yang disampaikan oleh pasien/keluarga di unit pelayanan secara langsung
PENGERTIAN Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkah untuk :
1. Meningkatkan pelayanan
2. Sebagai pedoman dalam penanganan masalah keluhan pelanggan
3. Sebagai bahan rekomendasi untuk perbaikan mutu pelayanan.
TUJUAN Panduan Pengaduan Pelayanan. RSUP Dr M Djamil Padang
Nomor : KM.05.02/XVI.I/208/2018
KEBIJAKAN 1. Pasien dan keluarga pasien menyampaikan keluhan kepada petugas kesehatan di unit pelayanan ( perawat, dokter dan profesional pemberi asuhan lainnya)
2. Petugas kesehatan yang menerima laporan memberikan respon dengan cara :
a. Mempersilahkan pasien/ keluarga duduk
b. Mencatat dengan benar keluhan mereka
c. Mengulangi inti pokok yang dikeluhkan
d. Memberikan sikap empati
e. Mengakui kekecewaan yang dirasakan pasien/ keluarga
f. Meminta maaf atas ketidaknyamanan pasien/ keluarga
g. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan ( respon time penyelesaian masalah tergantung grading masalah)
h. Mengucapan terima kasih sudah menyampaikan keluhan secara langsung
i. Mendengarkan secara cermat setiap keluhan
3. Petugas menggunakan komunikasi yang terapeutik :
a. Ramah dan empati
b. Menggunakan nama pasien/keluarga
c. Memberikan penghargaan kepada pasien/keluarga secara tulus
d. Memilih kata-kata yang santun
e. Tetap sabar dalam menghadapi pasien/ keluarga
f. Mendengar secara aktif.
g. Menahan diri untuk tidak memotong pembicaraan.
h. Memperhatikan tanda-tanda akan perasaan pasien/keluarga
i. Memberi tanggapan yang penuh perhatian
4. Petugas menyampaikan masalah kepada kepala ruangan dan menyampaikan penyelesaian yang sudah dilakukan
5. Kepala ruangan melakukan penyelesaian lanjutan jika diperlukan
6. Kepala ruangan mendokumentasikan masalah dan penyelesaiannya
219
BAB 12
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
(MFK)
220
Program Manajemen Risiko Fasilitas
• Program Keselamatan & Keamanan
Untuk memberi jaminan bahwa gedung, properti, teknologi medis dan informasi,
peralatan dan sistem tidak berpotensi mendatangkan risiko terhadap pasien, keluarga,
staf dan pengunjung dan terjamin keamanannya
• Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Inventarisasi, penanganan, penyimpanan dan penggunaan serta
pengendalian/pengawasan bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya
• Kesiapan Penanggulangan Bencana
Identifikasi jenis bencana, dampaknya terhadap RS, peran RS dalam kejadian tersebut,
strategi komunikasi, dan pengelolaan sumber daya
• Proteksi Kebakaran
Untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dan penyediaan sarana
evakuasi yang aman dari fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran dan keadaan
darurat lainnya
• Peralatan Medis
Untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan
mendokumentasikan hasilnya
• Sistem Utilitas (Pendukung)
Untuk memastikan semua sistem utilitas/pendukung berfungsi efisien dan efektif yang
meliputi pemeriksaan, pemeliharaa dan perbaikan dari sistem utilitas 221
222
MSDS
223
PERTANYAAN JAWABAN
Dimanakah Spill kit B3/ Ditaruh dekat dengan bahan B3/ Sitostatika/ Mercury (Mohon pastikan di unit
Sitostatistika/ Mercury ditaruh di kerja saudara). Bisa memperagakan penggunaan spill kit yang benar.
unit kerja?
Siapa yang menangani tumpahan 1. Tumpahan kecil < 5 cc: CS/ Pekarya/ Perawat terlatih
B3/ Sitostatik/ Mercury? 2. Tumpahan sedang 5 - 500 cc: CS/ Pekarya/ Perawat terlatih diawasi oleh
Kepala/ Koordinator Satuan Kerja
3. Tumpahan besar > 500 cc: CS/ Pekarya/ Perawat terlatih diawasi oleh
Kepala/ Koordinator Satuan Kerja, Instalasi Kesling, dan K3RS
Kemanakah mengisi kotak spill Diisi kembali ke Instalasi Kesling dengan melampirkan form laporan awal insiden
kit jika spill kit sudah digunakan? yang telah diisi beserta kotak spill kit
Tahukah saudara apa itu MSDS? Tahu, Material Safety Data Sheet atau dalam bahasa Indonesia Lembar Data
Keamanan Bahan (LDKB)
Apakah kegunaan MSDS/ LDKB Suatu dokumen yang memuat informasi dampak kesehatan apabila terpapar
tersebut? bahan kimia tersebut dan penanganannya apabila terkena kulit, mata, terhirup,
tertelan, terjadi tumpahan atau kebakaran. (pastikan gudang/ tempat
penyimpanan B3 dilengkapi APAR)
Dimanakah MSDS disimpan? Ditempel dekat dengan bahan B3 (Pastikan ada di Unit kerja)
Darimanakah MSDS didapat? Setiap pengambilan B3 dari Instalasi farmasi harus disertakan dengan MSDS
yang telah dibuat oleh Komite K3RS dan disahkan oleh Direktur Utama RSUP. Dr.
224
M. Djamil Padang
SPILL KIT B3 Jika terjadi tumpahan B3 Kimia apa yang saudara lakukan?
APD yang digunakan: ✓Mengamankan area yang terkena tumpahan terlebih dahulu
✓Memperhatikan dan kenali jenis/sifat B3 Kimia sesuai MSDSnya.
▪Pakaian pelindung (apron) ✓Mempersiapkan Spill Kit B3 Kimia
✓Memasangan tanda bahaya dan isolasi daerah yang terkena tumpahan obat sitostatika
▪Pelindung sepatu
untuk mengkarantina daerah bahaya dengan safety line
▪Masker ✓Melakukan Hand Hygiene
▪Penutup kepala ✓Memakai APD
▪Kacamata google ✓Mengangkat partikel kaca dan pecahan – pecahan dengan menggunakan alat yang tersedia
▪Sarung tangan dan tempatkan dalam kantong coklat pertama
✓Menyerap tumpahan cair dengan meletakan beberapa lembar bahan penyerap seperti
kertas tisue/kain majun pada tumpahan lalu putar searah menggunakan pinset atau
Isi spill kit B3: tangan yang sudah terlindungi oleh sarung tangan dan buang dalam kantong kantong
coklat pertama (jangan membersihakan daerah sekitar tumpahan dengan sapu/kain pel
•Tanda peringatan ada tumpahan karena akan menyebabkan penyebaran kontaminasi)
•Safety line (dipakai jika diperlukan ✓Menyerap tumpahan serbuk dengan handuk/kain basah dan buang dalam kantong
sesuai situasi dan kondisi tempat kantong coklat pertama
tumpahan) ✓Memastikan semua tumpahan terangkat dan area telah bersih dari tumpahan.
•Alat Pelindung Diri ✓melepaskan APD yang terkontaminan langsung dengan tumpahan masukan ke kantong
•Wadah/Kantong plastik bewarna coklat coklat pertama dan ikat , masukan kantong ke sulo warna kuning untuk dibuang ke TPS
(dua buah) Limbah B3
•Bahan penyerap/kertas tisu/kain majun ✓Melepaskan APD lain yang bisa didekontaminasi ulang, masukan ke kantong coklat kedua
•Larutan Detergen ✓Membersihan permukaan bekas kontaminan tumpahan dengan larutan detergen (di pel )
•Aquadest ✓mengulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh tumpahan terangkat)
•Dustpan/Serokan/sapu kecil ✓Pemantauan untuk daerah yang telah didekontaminan
•From Insiden K3 ✓ Melakukan Hand Hygine
✓Pelaporan kejadian tumpahan ke bagian terkait dengan menggunakan Laporan Insiden K3
225
SPILL KIT Mercury Jika terjadi tumpahan Mercury apa yang saudara lakukan?
APD yang digunakan: ✓Mengamankan area sekitar tumpahan terjadi, segera mematikan AC, membuka jendela
▪Pakaian pelindung (apron) dan pintu ruangan.
▪Pelindung sepatu ✓Mempersiapkan Spill Kit khusus untuk tumpahan merkuri, Melepaskan perhiasan/jam
▪Masker tangan yang terbuat dari bahan logam
▪Penutup kepala ✓Melakukan hand hygiene
▪Kacamata google ✓Memakai APD seperti masker penutup wajah dan kacamata pelindung, penutup kepala,
▪Sarung tangan pakaian pelindung, sarung tangan dan sepatu pelindung
✓Memasangan tanda bahaya dan isolasi daerah yang terkena tumpahan merkuri untuk
Isi spill kit Mercury: mengkarantina daerah bahaya dengan safety line (sesuai kondisi area tumpahan)
•Tanda peringatan ada tumpahan ✓Mempersiapkan senter, serokan, safe box, botol Mercury, forcep,spuit dan selotif
•Safety line (dipakai jika diperlukan sesuai ✓Mengangkat partikel kaca dan pecahan – pecahan dengan menggunakan alat yang
situasi dan kondisi tempat tumpahan) tersedia (forcep) masukan ke safe box.
•Alat Pelindung Diri ✓Dengan bantuan penerangan senter mengambilan satu demi satu butiran tumpahan
•Wadah bertutup (mercury container) Mercury dengan spuit masukan pada botol merkuri tutup erat
•Safe box ✓Sisa butiran halus ambil dengan menempelkan selotif sampai semua butiran kimia
•Kantong plastik Mercury terkumpul dan masukan pada plastik,
•Senter ✓Membersihan permukaan bekas kontaminan tumpahan merkuri dengan bubuk sulfur.
•Spuit (menaburkan bubuk sulfur pada area dan mengangkatnya dengan tisu basah, masukan
•Selotif pada kantong plastik.
•bubuk sulfur ✓Melepaskan APD yang terkontaminan dengan tumpahan buang ke kantong plastik ,
•Tisu Basah satukan semua bekas tumpahan ikat kantong dan beri label “tumpahan merkuri” untuk
•Forcep ( penjempit pelastik ) dibuang ke TPS Limbah B3
•Dustpan/Kertas Serokan/sapu kecil ✓Melakukan Hand Hygiene
•From Insiden K3 ✓Pemantauan rutin untuk daerah yang telah didekontaminasi
✓Pelaporan ke Komite K3 dengan menggunakan Laporan Insiden K3 dengan prosedur
226
SPILL KIT Sitostatika Jika terjadi tumpahan Sitostatika apa yang saudara lakukan?
APD yang digunakan: ✓Mengamankan area yang terkena tumpahan terlebih dahulu
✓Memperhatikan dan kenali jenis/sifat B3 obat sitostatika sesuai MSDSnya.
▪Pakaian pelindung (apron) ✓Mempersiapkan Spill Kit khusus untuk obat sitostatika
▪Pelindung sepatu ✓Memasang tanda bahaya dan isolasi daerah yang terkena tumpahan obat sitostatika untuk
▪Masker kimia mengkarantina daerah bahaya dengan safety line
▪Penutup kepala ✓Memakai APD seperti masker penutup wajah dan kacamata pelindung, penutup kepala, pakaian
▪Kacamata google pelindung, sarung tangan dan sepatu pelindung
▪Sarung tangan ✓Melakukan Hand Hygiene
✓Mengangkat partikel kaca dan pecahan – pecahan dengan menggunakan alat yang tersedia dan
tempatkan dalam kantong ungu pertama
Isi spill kit Sitostatika: ✓Menyerap tumpahan cair dengan meletakan beberapa lembar bahan penyerap seperti kertas
tisue/kain majun pada tumpahan lalu putar searah menggunakan pinset atau tangan yang sudah
•Tanda peringatan ada tumpahan terlindungi oleh sarung tangan dan buang dalam kantong/wadah ungu pertama (jangan
•Safety line (dipakai jika membersihakan daerah sekitar tumpahan dengan sapu/kain pel karena akan menyebabkan
diperlukan sesuai situasi dan penyebaran kontaminasi)
kondisi tempat tumpahan) ✓Menyerap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam kantong ungu pertama
•Alat Pelindung Diri ✓Memastikan semua tumpahan terangkat dan area telah bersih dari tumpahan dan ikat kantong
•Wadah/Kantong plastik bewarna ungu pertama
ungu (dua buah) ✓Melepaskan APD yang terkontaminan dengan tumpahan dan buang dalam kantong ungu kedua,
•Bahan penyerap/kertas tisu/kain masukan kantong ungu pertama ke dalam kantong ungu kedua ikat lalu buang ke sulo warna
majun kuning untuk dibuang ke TPS Limbah B3
•Larutan Detergen ✓Melakukan Hand hygiene
•Aquadest ✓Membersihan permukaan bekas kontaminan tumpahan dengan larutan detergen (di pel )
•Serokan/sapu kecil ✓mengulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh tumpahan terangkat)
•From Insiden K3 ✓Pemantauan untuk daerah yang telah didekontaminasi
✓Pelaporan kejadian tumpahan ke bagian terkait dengan menggunakan Laporan Insiden K3
227
SPILL KIT Infeksius Jika terjadi tumpahan Infeksius apa yang saudara lakukan?
APD yang digunakan: ✓ Amankan Area tumpahan dari lalu lintas personil dengan memasang papan peringatan atau seorang
▪ Sarung tangan biasa, petugas/keamanan berjaga dan melarang secara verbal agar orang yang lewat tidak menginjak tumpahan
▪ Sarung tangan rumah tangga/Latex, ✓ Ambil Spill Kit
▪ Gaun/ apron kedap air, ✓ Lakukan kebersihan tangan
▪ masker bedah, ✓ Pasang sarung tangan lapis pertama: sarung tangan biasa dan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya, lalu pasang
▪ pelindung mata, sarung tangan lapis kedua: sarung tangan rumah tangga/Latex.
▪ sepatu boot. ✓ Tempatkan 2 (dua) kantong plastik kuning secara terpisah di dekat tumpahan biarkan mulut kantong dalam
keadaan terbuka.
Isi spill kit Infeksius: ✓ Jika tumpahan sedikit semprotkan larutan detergen/ sabun cair menutupi seluruh area tumpahan, biarkan
•Larutan natrium Hipoklorit 0,5% selama 2 menit.
(bayclin, 5,2 %) dalam tempat tertutup ✓ Serap tumpahan dengan cara menutupi dengan kertas koran bekas/ kertas tisu
atau dispenser sesuai kebutuhan ✓ Buang kertas koran/ tisu ke dalam kantong plastik kuning pertama, gunakan penjepit/spatel jika ada
•Larutan natrium Hipoklorit 0,05% dalam pecahan/serpihan benda tajam, jika pecahan/ serpihan terlalu banyak, gunakan sapu yang telah disiapkan
wadah tertutup ✓ Masukkan spatel atau penjepit yang telah ke dalam kantong plastik kuning kedua.
•Larutan Detergen/Sabun Cair dalam ✓ Semprotkan larutan natrium hipoklorit 0,5% menutupi bekas area tumpahan, biarkan selama 2 menit.
wadah tertutup/dispenser sesuai ✓ Lakukan penyerapan kembali dengan kertas koran bekas/ kertas tisu
kebutuhan ✓ Buang kertas koran/ tisu ke dalam kantong plastik kuning pertama.
•Larutan Alkohol 70% atau Fenol 96% ✓ Ikat erat mulut kantong kuning pertama dengan tali plastik dan buang kantong kuning ke dalam tempat
•Air Bersih secukupnya sampah infeksius.
•Gelas ukur ✓ Lanjutkan dengan pembersihan yang sesuai, seperti untuk permukaaan peralatan elektromedik bersihkan
•Wadah/kontainer plastik untuk dengan alkohol 70% atau fenol 96%, biarkan mengering, untuk lantai lakukan pengepelan dengan cairan
rendaman pel lantai.
•Penjepit/spatel ✓ Lepaskan sarung tangan rumah tangga dan seluruh Apron dan kacamata, masukkan ke kantong plastik
•Sapu kecil kuning kedua
•Kertas serap: Koran bekas, tisu ✓ Ikat erat mulut kantong plastik kuning kedua dengan tali plastik kirim ke ruangan dekontaminasi untuk
•Alat Pelindung Diri: pemrosesan agar dapat dipakai kembali
•Kantong Plastik Kuning minimal 2 buah ✓ Buka sarung tangan biasa
• Alat pel: Kain Pel, Tangkai Pel, Double ✓ Masker dan sarung tangan biasa dibuang ke tempat sampah infeksius
Bucket, Cairan pembersih lantai/larutan ✓ Lakukan kebersihan tangan
hexaguard (merek dagang) ✓ Pemantauan untuk daerah yang telah didekontaminan
✓ Pelaporan kejadian tumpahan ke bagian terkait dengan menggunakan Laporan Insiden K3
228
STANDAR KODE KEDARURATAN
Code Blue : Kedaruratan Medis
Code Black : Ancaman Bom
Code Red : Kebakaran
Code Purple : Evakuasi
Code Pink : Penculikan Bayi
Code Grey : Gangguan Keamanan
Code Green : Gempa Bumi
Code Brown : Kegagalan fungsi sepert
terjebak di lift dll
Code orange : Tumpahan B3
Code Yellow : Informasi banjir
229
230
PERTANYAAN JAWABAN
jika terjadi gempa 1. Berlindung di samping meja/ tempat tidur atau di bawah meja yang kuat
bumi apa yang hingga goncangan reda
saudara lakukan? 2. Setelah goncangan reda PJ Evakuasi bersama Ka. Unit Kerja/ Karu Katim/
memutuskan segera perlu tidaknya evakuasi dilakukan. Jika perlu, lakukan
evakuasi
3. Evakuasi
➢ PJ evakuasi: helm putih
➢ PJ sarana: helm kuning
➢ PJ keamanan: helm biru
➢ PJ kebakaran: helm merah
jika unit kerja tidak memiliki ram, segera angkat pasien yang tidak
8 dapat berjalan sendiri, dengan mengunakan tandu atau kain minimal 2
lapis ( sprei dan boven laken )
235
236
Evakuasi dilakukan setelah ada instruksi evakuasi oleh komandan
bencana
Cabut semua peralatan medis dan non medis yang tersmbung pada
stop kontak
237
Tempatkan angota pada titik jalur evakuasi untuk memastikan
peralatan ke tempat evakuasi
241
PETA TITIK KUMPUL AMAN ( ASSEMBLY POINT )
A
B TITIK KUMPUL AMAN
C
D
E
F 242
Jika terjadi ancaman bom (Code Black)
Ancaman Bom Melalui Telpon
• Tetap tenang dan dengarkan pengancam dengan baik karena informasi yang diterima dari pengancam sangat
membantu tim penjinak bom.
• Jangan tutup telepon sampai pengancam selesai berbicara dan usahakan tetap bicara dengan penelpon, catat waktu
ancaman setepat-tepatnya: jam,menit dan detik. Catat juga ciri suara (wanita/ pria, berat/ ringan suara, logat/
aksennya) asal telepon (telepon internal atau luar), kalimat lengkap ancaman, suara latar belakang telepon.
• Petugas penerima telpon ancaman mengusahakan memperoleh informasi dimana tepatnya lokasi bom, kapan
waktunya peledakkan, jenis bomnya dan alasan peledakan.
• Panggil teman atau beri kode pada teman bahwa ada telpon Code Black. Gunakan telpon lain atau handphone untuk
menghubungi satpam Komite K3RS dan PURS
• Hubungi satpam informasikan mengenai:
➢ Nama petugas yang melaporkan adanya ancaman bom
➢ Ada ancaman bom
➢ Tempat/ ruangan yang menerima ancaman
➢ Contoh pelaporan: Saya Ani Code Black di Operator...
• Laporkan kepada Komite K3RS (081266275674)
• Satpam melakukan penanganan ancaman bom sesuai SPO (terlampir)
• Lakukan evakuasi sesuai prosedur
• Pelaporan kepada polisi dilakukan oleh
➢ Bila shift pagi atau hari kerja oleh: Komite K3RS
➢ Bila shift sore atau malam oleh: PURS
• Komite K3RS atau PURS memberitahu Direksi tentang adanya Code Black (ancaman bom) 243
Jika terjadi ancaman bom
Ancaman Bom Tertulis
• Simpan kertas yang berisi ancaman dengan baik.
• Hubungi satpam, informasikan mengenai:
➢ Nama petugas yang melaporkan adanya ancaman bom
➢ Ada ancaman bom
➢ Tempat / ruangan yang menerima ancaman
➢ Contoh pelaporan: Saya perawat Ani Code Black di Bedah Wanita...
• Kepala unit atau supervisor melaporkan kepada Komite K3RS (081266275674)
• Satpam melakukan penanganan ancaman bom sesuai SPO (terlampir)
• Lakukan evakuasi sesuai prosedur
• Pelaporan kepada polisi dilakukan oleh
➢ Bila shift pagi atau hari kerja oleh: Komite K3RS
➢ Bila shift sore atau malam oleh: PURS
• Komite K3RS atau PURS memberitahu Direksi tentang adanya Code Black
(ancaman bom) 244
Jika terjadi ancaman bom
Benda yang Mencurigakan sebagai Bom
• Jangan menyentuh atau memperlakukan apapun terhadap benda tersebut.
• Sampaikan kepada Kepala unit atau supervisor bahwa ada benda yang mencurigakan.
• Hubungi satpam, informasikan mengenai:
➢ Nama petugas yang melaporkan adanya ancaman bom
➢ Ada ancaman bom
➢ Tempat / ruangan yang menerima ancaman
➢ Contoh pelaporan: Saya perawat Ani Code Black di Bedah Wanita...
• Kepala unit atau supervisor melaporkan kepada Komite K3RS (081266275674)
• Buka pintu dan jendela segera.
• Lakukan evakuasi sesuai prosedur
• Pelaporan kepada polisi dilakukan oleh
➢ Bila shift pagi atau hari kerja oleh: Komite K3RS
➢ Bila shift sore atau malam oleh: PURS
• Komite K3RS atau PURS memberitahu Direksi tentang adanya Code Black (ancaman bom)
245
PENANGANAN PENUMPANG TERJEBAK DI LIFT
• Jangan panik tekan alarm lift dan berteriak Code Brown
• Hubungi petugas IPS Non Medis melalui telpon yang terdapat dalam lift, katakan bahwa
anda terjebak dalam lift
• Sebutkan posisi anda pada waktu kejadian, di lantai berapa dan lift yang mana yang
mengalami gangguan
• Bicaralah kepada korban dengan suara perlahan-lahan dan jelas
• Tanyakan jumlah penumpang lift tersebut dengan menyebutkan kategori usia mereka
• Jelaskan selama dalam pertolongan lift akan bergerak dan berhenti beberapa kali
• Pastikan untuk mengetahui posisi macet kabin diantara lantai dengan tetap melakukan
kontak dengan penumpang yang terjebak
• Pastikan pintu lift tertutup semua
• Naikkan atau turunkan kabin ke posisi lantai terdekat dengan menggunakan tombol
manual pada ruang mesin, jika posisi kabin lift macet diantara lantai
• Segera hentikan pergerakan jika ruang mesin sejajar dengan pondasi mesin
• Buka pintu lift dengan mneggunakan kunci manual dan penumpang dapat segera
dikeluarkan
• Tutup kembali pintu lift
246
ANCAMAN KEAMANAN (CODE GREY)
A. Ancaman keamanan berupa pencurian/ perampokan
• Petugas satpam menerima laporan adanya aksi teror dari seseorang dan atau korban
atau petugas kesehatan yang terjadi di lingkungan rumah sakit melalui telepon atau
dengan menginformasikan Code Grey.
• Petugas satpam melaksanakan penutupan semua akses masuk ketempat kejadian dan
mengamankan tempat kejadian perkara.
• Petugas satpam melaksanakan investigasi penanganan korban terhadap keluarga
korban dan petugas kesehatan serta mencatat semua data tentang pencurian/
perampokan di buku laporan, dengan pertanyaan antara lain :
• Siapa si pelapor ataupun korban
• Dimana kejadian tersebut terjadi
• Kapan kejadian tersebut terjadi
• Apa yang dicuri / dirampok
• Adakah saksi-saksi
• Tindakan apa yang telah diambil & siapa yg terlibat dalam tindakan tersebut
• Tindakan apa yang selanjutnya diambil & siapa yg telah diberitahu
• Petugas satpam melakukan pemeriksaan dan penyisiran disekitar lokasi
• Petugas satpam melakukan verifikasi dengan melihat rekaman kejadian dimonitor 247
CCTV sesuai dengan hasil investigasi.
ANCAMAN KEAMANAN (CODE GREY)
• Ancaman keamanan berupa huru hara/ tindakan yang mengancam keamanan lainnya
• Petugas satpam menerima laporan adanya kejadian huru hara atau mendengar
informasi Code Grey dari petugas ruangan yang terjadi di lingkungan rumah sakit
melalui teriakan atau telepon.
• Petugas satpam melaksanakan penutupan semua akses masuk ketempat kejadian dan
mengamankan tempat kejadian perkara.
• Petugas satpam melaksanakan investigasi penanganan korban terhadap keluarga
korban dan petugas kesehatan serta mencatat semua data tentang kejadian di buku
laporan kegiatan.
• Petugas satpam melakukan pemeriksaan dan penyisiran disekitar lokasi
• Petugas satpam melakukan verifikasi dengan melihat rekaman kejadian dimonitor
CCTV sesuai dengan hasil investigasi.
• Petugas satpam melaporkan adanya Code Grey kepada pimpinan terkait, Komite K3RS
(Senin – Jumat dalam jam kerja) atau kepada PURS (diluar jam kerja/ hari libur)
• Komite K3RS melaporkan atau meminta bantuan pada pihak Kepolisian (apabila
diperlukan atau berdasarkan arahan pimpinan terkait).
• Petugas satpam membuat laporan kronologis kejadian dilaporkan kepada Komite
K3RS untuk bahan laporan ke Direktur Utama
248
PENANGANAN BENCANA BANJIR (CODE YELLOW)
• Teriakkan Code Yellow (tanda adanya banjir) melalui pengeras suara
• Beritahu semua pegawai termasuk pasien dan tamu untuk melakukan hal hal :
• Segera mengungsi/ mencari tempat berlindung yang aman, yaitu daerah yang tinggi,
atau daerah yang diperkirakan tidak terkena banjir
• Petugas wajib membantu pasien yang membutuhkan pertolongan menuju tempat
mengungsi yang aman didaerah yang tinggi
• Jangan panik, selalu berkumpul bersama dalam kelompok kelompok kecil
• Jangan menggunakan lift
• Jangan menggunakan sepatu hak tinggi bagi wanita
• Segera memberitahukan kepada petugas teknisi untuk memadamkan aliran listrik
yang dapat menimbulkan peningkatan bahaya yang ada
• Segera menghubungi Tim Tanggap Darurat untuk mengambil alih kendali dan
laporkan kepada Komite K3RS
• Jika ada korban segera lakukan upaya penyelamatan
• Jika banjir besar dan menelan banyak korban segera hubungi pihak Tim SAR, BPBD
dan pihak terkait lainnya
• Komite K3RS membuat laporan terjadinya banjir termasuk kerusakan dan korban bila
ada kepada Direktur Utama 249
KOORDINATOR UNIT
USER IPS MEDIS GRUP/ TEKNISI USER
ELEKTROMEDIS
PROSES PERBAIKAN/
KOREKTIF
PELAPORAN MENGISI
KEPADA FORM DIDAMPINGI
DIREKSI OLEH KECELAKAAN STAF K3RS
K3RS KERJA
251
ALUR PELAPORAN TUMPAHAN B3
TUMPAHAN ATASAN MENGISI FORM
B3 LANGSUNG TUMPAHAN B3
252
ALUR PELAPORAN KERUSAKAN PERALATAN NON MEDIS
KETERANGAN
1. PROSES I: JIKA MEMERLUKAN
PERBENGKELAN
2. PROSES II: JIKA
MEMBUTUHKAN BAHAN/
SPARE PART
3. PROSES III: JIKA BAHAN/
SPARE PART TIDAK TERSEDIA
DI GUDANG MAKA AKAN
DILAKUKAN PENGADAAN
TERLEBIH DAHULU
253
BAB 13
KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)
254
PERENCANAAN SDM
Perencanaan kebutuhan SDM diusulkan oleh unit kerja mengacu pada rencana strategis,
RBA, RKA
255
TAHAPAN PERENCANAAN SDM
• Unit kerja terkait menyusun perencanaan SDM dengan mencantumkan kualifikasi dan
standar kompetensi yang jelas untuk jenis tenaga yang direncanakan.
• Perencanaan SDM yang telah disusun oleh unit kerja dikirimkan ke Bagian SDM Paling lambat
bulan Desember tahun berjalan.
• Bagian SDM merekapitulasi dengan berkoordinasi dengan unit kerja terkait.
• Bagian SDM membuat perencanaan SDM secara keseluruhan dan membuat prioritas
pemenuhan kebutuhan selama 5 tahun.
• Bagian SDM membuat usulan pemenuhan kebutuhan SDM melalui aplikasi Bezetting secara
Online di web Biro Kepegawaian Kemenkes RI.
• Untuk kualifikasi tenaga yang tidak terakomodir dalam aplikasi Bezetting direncanakan untuk
pengadaan pegawai melalui Rekrutmen SDM Non PNS.
• Apabila dipandang perlu perencanaan kebutuhan pegawai dapat diusulkan sewaktu-waktu
jika ada perubahan kebijakan yang menyebabkan perubahan sistem dan prosedur,
penyempurnaan organisasi atau sebab lain sesuai kebijakan Direktur Utama.
256
POLA KETENAGAAN
257
PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA
DENGAN ANALISA BEBAN KERJA
258
PROSES REKRUTMEN
• Surat lamaran yang masuk ke Bagian SDM akan dilakukan seleksi
administrasi berdasarkan kualifikasi dan persyaratan yang
ditentukan, salah satunya adalah verifikasi keabsahan ijazah
• Tahapan seleksi : ujian tulis, pemeriksaan kesehatan, uji
kompetensi teknis, tes psikologi, wawancara
• Bagi peserta khusus dokter, dilakukan uji kompetensi teknis
(kredensial) oleh Komite Medk untuk persetujuan rekomendasi
praktek klinik yang bersangkutan
• Bagi peserta khusus tenaga keperawatan yang lulus tes psikologi
akan dilakukan uji kompetensi teknis (kredensial) oleh Komite
Keperawatan untuk persetujuan rekomendasi praktek klinik yang
bersangkutan serta wawancara
• Khusus tenaga kesehatan lainnya akan dilakukan uji kompetensi /
kredensial oleh Komite tenaga kesehatan lainnya.
259
PELAKSANAAN ORIENTASI
260
PENEMPATAN PEGAWAI
• Setiap pegawai baru yang bekerja di RSUP Dr. M. Djamil Padang baik CPNS,
Non PNS dan pegawai pindahan yang telah selesai mengikuti orientasi
umum dan khusus ditempatkan pada unit kerja terkait sesuai dengan
kompetensi dan kebutuhan SDM.
• Pegawai baru yang ditempatkan akan dievaluasi kinerjanya untuk tiga
bulan pertama.
• Bagi pegawai yang telah menyelesaikan pendidikan, maka Bagian SDM
berkoordinasi dengan unit terkait untuk rencana penempatan kembali yang
bersangkutan setelah menyelesaikan pendidikan.
• Penempatan kembali staf juga dilakukan berdasarkan kebutuhan pasien,
kekurangan staf pada unit kerja tertentu, maupun keinginan staf karena
alasan nilai-nilai, kepercayaan dan agama
• Khusus tenaga kesehatan, penempatan pegawai juga disertai dengan
proses kredensial sebagai rekomendasi rincian klinis dari ka.Komite.
261
DOKUMEN PROSES KREDENSIAL
• Setiap tenaga kesehatan yang akan dan sedang memberikan
pelayanan di RSUP Dr. M. Djamil Padang harus mengikuti
proses kredensial/rekredensial untuk mendapatkan
kewenangan klinis
• Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah tenaga medis (dokter
umum, dokter gigi, dokter spesialis/sub spesialis), keperawatan
(perawat, perawat gigi dan bidan), apoteker, asisten apoteker,
radiografer, fisikawan medik, pranata laboratorium kesehatan,
sanitarian, perekam medis, teknisi elektromedis, fisioterapi,
okupasi terapi, refraksionis, terapi wicara, ortotik prostetik,
nutrisionis, dan psikologi klinis, penata anestesi.
262
KREDENSIAL/
REKREDENSIAL
• Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan untuk
menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).
• Rekredensial adalah suatu proses reevaluasi terhadap tenaga kesehatan
yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis (clinical privilege).
• Kewenangan klinis (clinical priveledge) adalah hak khusus seorang staf
klinis untuk melakukan sekelompok pelayanan tertentu dalam lingkungan
rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan bedasarkan
penugasan klinis (clinical appointment).
• Penugasan klinis adalah penugasan Direktur Utama kepada staf klinis untuk
melakukan sekelompok pelayanan di rumah sakit bedasarkan daftar
kewenangan klinis yang ditetapkan baginya.
• Rekredensial dilaksanakan setiap 3 tahun sekali atau adanya penambahan
kompetensi baik melalui program pendidikan berkelanjutan, maupun
fellowship.
263
URAIAN TUGAS & FILE KEPEGAWAIAN
- File kepegawaian staf berisi uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang, dan staf
klinis berupa SPK dan RKK
- file kepegawaian pejabat dengan jabatan
rangkap berisi uraian tugas, tanggung jawab
dan wewenang untuk jabatan manajerial
serta SPK dan RKK untuk tugas klinis.
- File kepegawaian berisi dokumen proses
rekrutmen, hasil pemeriksaan kesehatan,
riwayat kepangkatan, pakta integritas,
penilaian kinerja, riwayat hidup, dokumen
proses kredensial.
264
JENIS KEKERASAN DI TEMPAT KERJA
Kekerasan antar staf (atasan kepada bawahan, antar staf)
• Membebankan seluruh pekerjaan pada seseorang;
• Menentukan tenggat waktu yang sangat sulit untuk dipenuhi
atau secara terus menerus mengubah tenggat waktu;
• Memberikan tugas yang berada di luar batas kewajaran dari
kemampuan seseorang;
• Mengabaikan atau diskriminasi terhadap staf
• Secara sengaja menutup akses kepada informasi, konsultasi,
ataupun sumberdaya yang ada
• Perlakuan yang tidak adil dalam mengakses hak-hak di tempat
kerja, seperti cuti atau pelatihan.
• pemaksaan dan penyuapan mengabaikan atau mengasingkan
seseorang
265
JENIS KEKERASAN DI TEMPAT KERJA
266
KEKERASAN INTERNAL
(antar staf atau staf dengan atasan)
267
Kekerasan Eksternal
(pasien, keluarga pasien atau pengunjung kepada
staf)
268
BAB 14
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS
(MIRM)
269
MIRM 1
270
271
MIRM 1
272
MIRM 1.1
⚫ EP 1 Terdapat regulasi tentang pengelolaan data dan informasi
• Pedoman pelayanan data yang ada di RS.M.Djamil telah sesuai
dengan undang-undang no 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik
274
MIRM 2
275
MIRM 3
276
MIRM 3
277
MIRM 4
⚫ EP 1 & 2
• Rumah sakit menyediakan kumpulan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan yang dibutuhkan oleh pengguna dan
bagian serta pihak luar.
278
MIRM 5
⚫ EP 1 s/d 4
• Terdapat bukti bahwa data di analisa di ubah menjadi
informasi mendukuna asuhan pasiendan program kerja mutu
serta pendidikan dan penelitian.
279
MIRM 6
⚫ EP 1 s/d 4
• Data dan informasi disampaikan sesuai dengan kebutuhan
pengguna dan pengguna meneriam data dan informasi tepat
waktu.
280
MIRM 7
⚫ EP 1 s/d 4
• Rumah Sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan
informasi ilmiah terkini untuk asuhan pasien, pendidikan
klinis, Penelitian dan informasi lain secara tepat waktu untuk
mendukung manajemen.
⚫ - Harus adanya fasilitas internet di perpustakaan, asuhan ke
pasien tentang suatu penyakit, laporan pelatihan dan
penelitian di RS pada saat ini masih secara manual dan belum
terkoneksi ke sistim Aplikasi SIM RS.
281
PENETAPAN UNIT KERJA YANG MENGELOLA REKAM
MEDIS(MIRM 8)
MELIPUTI :
❖PEDOMAN PENGORGANISASIAN
❖PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
❖PROGRAM
282
SETIAP PASIEN MEMILIKI REKAM MEDIS YANG
FORMATNYA SELALU DIPERBAHARUI/TERKINI(MIRM 9)
283
PENETAPAN JANGKA WAKTU PENYIMPANAN REKAM
MEDIS
(MIRM 10)
RM AKTIF RM INAKTIF
NO KELOMPOK
RJ RI RJ RI
1 UMUM 5 TH 5 TH 2 TH 2 TH
2 MATA 5 TH 10 TH 2 TH 2 TH
3 JIWA 10 TH 5 TH 5 TH 5 TH
4 ORTHOPEDI 10 TH 10 TH 2 TH 2 TH
5 KUSTA 15 TH 15 TH 2 TH 2 TH
6 KETERGANTUNG
AN OBAT 15 TH 15 TH 2 TH 2 TH
7 JANTUNG 10 TH 10 TH 2 TH 2 TH
8 PARU 5 TH 10 TH 2 TH 2 TH
286
STANDAR KODE DIAGNOSA DAN KODE TINDAKAN
(MIRM 12)
287
SISTEM PENOMORAN DAN PENGATURAN URUTAN
BERKAS(MIRM 13)
• SISTEM PENOMORAN YANG DIGUNAKAN DI RSUP DR M
DJAMIL ADALAH UNIT NUMBERING SYSTEM YAITU SETIAP
PASIEN MEMPEROLEH SATU NOMOR PADA WAKTU
KUNJUNGAN PERTAMA DAN BERLAKU UNTUK KUNJUNGAN
SETERUSNYA BAIK UNTUK KUNJUNGAN GAWAT DARURAT,
RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
289
ISI REKAM MEDIS IGD(MIRM 13.1.1)
290
INDIVIDU YANG BERWENANG MENGISI REKAM MEDIS DAN
CARA MELAKUKAN KOREKSI/PEMBETULAN(MIRM 13.2)
291
HAL-HAL YANG DILAKUKAN PPA SETELAH MELAKUKAN
PENCATATAN PADA BERKAS REKAM MEDIS(MIRM 13.3)
292
EVALUASI ATAU REVIEW REKAM MEDIS(MIRM
13.4)
293
KERAHASIAAN DAN PRIVASI INFORMASI DIJAGA
(MIRM 14)
➢ BERKAS REKAM MEDIS MILIK RUMAH SAKIT DAN DIKELOLA OLEH INSTALASI REKAM
MEDIS
➢ ISI REKAM MEDIS MERUPAKAN MILIK PASIEN
➢ PASIEN MEMPUNYAI AKSES ISI REKAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM BENTUK
“RINGKASAN REKAM MEDIS”
➢ RINGKASAN REKAM MEDIS DAPAT DIBERIKAN, DICATAT ATAU DICOPY OLEH PASIEN
ATAU ORANG YANG DIBERI KUASA ATAU ATAS PERSETUJUAN TERTULIS PASIEN ATAU
KELUARGA PASIEN YG BERHAK
294
RINGKASAN PULANG PASIEN/DISCHARGE
SUMMARY (MIRM 15)
RINGKASAN PULANG PASIEN/ DISCHARGE SUMMARY
BERISI TTG:
➢ RIWAYAT KESEHATAN
➢ PEMERIKSAAN FISIK
➢ PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
➢ INDIKASI PASIEN DIRAWAT
➢ DIAGNOSIS
➢ KOMORBIDITAS LAIN
➢ TINDAKAN DIAGNOSTIK
➢ PROSEDUR TERAPI
➢ OBAT YG DIBERIKAN SELAMA RWT INAP
➢ OBAT YG HARUS DIGUNAKAN DIRUMAH
➢ KONDISI KESEHATAN PASIEN (STATUS PRESENT) SAAT AKAN PULANG
➢ INTRUKSI TINDAK LANJUT
➢ DIJELASKAN DAN DITANDA TANGANI OLEH PASIEN/KELUARGA
295
BAB 15 PROGRAM NASIONAL
296
A. PONEK
PELAYANAN OBSTETRI
NEONATAL EMERGENCY
KOMPREHENSIF
297
GLOBAL GOALS MILMILENIUM
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
DEVELOPMENT GOALS (MDGS) YANG
(SDGS)
BERAKHIR TAHUN 2015
MENGURANGI ANGKA KEMATIAN IBU HINGGA DIBAWAH 70 PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP
MENGAKHIRI KEMATIAN BAYI DAN BALITA YANG DAPAT DICEGAH, DENGAN SELURUH NEGARA BERUSAHA
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN NEONATAL SETIDAKNYA HINGGA 12 PER 1.000 KH DAN ANGKA KEMATIAN BALITA 25
PER 1.000 KH
MENGURANGI SEPERTIGA KEMATIAN PREMATUR AKIBAT PENYAKIT TIDAK MENULAR MELALUI PENCEGAHAN DAN
PERAWATAN, SERTA MENDORONG KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN MENTAL
MENJAMIN AKSES SEMESTA KEPADA PELAYANAN KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI, TERMASUK KELUARGA
BERENCANA (KB), INFORMASI DAN EDUKASI, SERTA INTEGRASI KESEHATAN REPRODUKSI KE DALAM STRATEGI DAN
PROGRAM NASIONAL
RSUP DR M DJAMIL PADANG SEBAGAI RS PONEK :
MERUPAKAN BAGIAN DARI SISTEM RUJUKAN
PELAYANAN KEDARURATAN MATERNAL
NEONATAL, DIHARAPKAN DAPAT MENURUNKAN
ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
YANG MASIH CUKUP TINGGI.
299
RUANG LINGKUP
300
RUANG LINGKUP
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL FISIOLOGIS PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL FISIOLOGIS
303
INDIKATOR MUTU PONEK
INDIKATOR
MUTU
IMD
ANGKA KEMATIAN IBU
INISIASI MENYUSUI DAN BAYI
DINI
304
DENAH PONEK RSUP DR M DJAMIL PADANG
BARAT
LABOR
SENTRAL - IGD (PONEK)
- RADIOLOGI
- LABOR
- FARMASI
- KAMAR BERSALIN
- ICU
- OK SENTRAL
- RAWAT GABUNG
- GINEKOLOGI ONKOLOGI
- NEORISTI (level II dan III)
TIMUR 305
B. HIV/AIDS
PENURUNAN ANGKA
KESAKITAN HIV/AIDS
306
HIV/AIDS
PROSES OUTCOME
STRUKTUR
• Pencegahan Pengendalian Infeksi • Pencatatan
• Pembentukan tim • Tatalaksana pasca pajan
Tahun 2003 • Pelaporan
• Layanan Konseling Tes Sukarela • Analisa
• Diklat SDM (KTS), Tes Inisiasi Petugas
• Menyusun Kesehatan (TIPK), dan Pencegahan • Perubahan prilaku
program kerja Penularan Ibu ke Anak (PPIA)
• Melengkapi • Penemuan kasus dan penegakan
sarana prasarana diagnosis
• Pengobatan profilaksis dan Infeksi
Oportunistik
• Pelayanan ARV dimulai tahun 2005
• Pelayanan rumutan metadone
• Penanganan ko infeksi TB-HIV
• Pengendalian dan pengobatan
Infeksi Menular Seksual (IMS)
307
Alur Tes Inisiasi Petugas Kesehatan
(PMK No. 21 Tahun 2013)
Dicurigai
Pasien Jika
oleh Tes Konselor
Datang Positif
petugas
308
C. TUBERKULOSIS
PENURUNAN ANGKA
KESAKITAN TUBERKULOSIS
309
PASIEN TB PARU DI RAWAT DI RUANGAN ISOLASI
BANGSAL PARU DENGAN MENGGUNAKAN
RUANGAN YANG BERTEKANAN NEGATIF,UNTUK
SAAT INI RSUP MENGGUNAKAN EXHAUST FAN
310
ALUR PELAYANAN TB MDR
311
ALUR PEMERIKSAAN SPUTUM DI RSUP
DI ANTAR KE LABORATORIUM
312
D. PPRA
PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA
313
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
PROFILAKSIS
314
SPO ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
• Indikasi penggunaan antibiotik profilaksis didasarkan kelas operasi,
yaitu operasi bersih dan bersih kontaminasi yang ditetapkan oleh
DPJP
• Dokter Anestesi memberikan antibiotik profilaksis pada saat sign in
( ≤ 30-60 menit ) sebelum insisi kulit
• Dokter Anestesi memberikan antibiotik profilaksis secara intravena/
intravena drip tanpa skin test
• Dosis antibiotik profilaksis harus 2 kali dosis terapi
• Dosis ulangan diberikan apabila operasi berlangsung lebih dari 3
jam atau perdarahan selama operasi lebih dari 1500 ml dengan
dosis yang sama.
• Pemberian antibiotik profilaksis dicatat oleh DPJP dan Dokter
Anestesi di formulir penggunaan antibiotik profilaksis
315
316
T: Kenapa perlu pemberian antibiotik profilaksis?
➢Terapi Empirik
Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris adalah penggunaan
antibiotik pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri
penyebabnya (saat pasien masuk rumah sakit)
• Terapi Definitif
Pemilihan antibiotik berdasarkan hasil kultur
319
SPO ANTIBIOTIK TERAPI
➢ Indikasi penggunaan antibiotik terapi empiris yaitu ditemukan sindrom klinis
yang mengarah pada keterlibatan bakteri tertentu yang paling sering menjadi
penyebab infeksi
➢ Dokter memberikan antibiotik terapi empiris untuk jangka waktu 3-5 hari.
Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan hasil kultur di
laboratorium mikrobiologi dan kondisi klinis pasien serta data penunjang
lainnya
320
321
Daftar antibiotik berdasarkan lini dan ketentuan
pemakaian
Antibiotik Keterangan
Antibiotik Keterangan
Lini Ketiga Sefoperazon Tigecycline Antibiotika yang boleh diresepkan setelah
Sulbaktam Ertapenem mendapat persetujuan oleh PPRA RSUP DR.
Sefepim Linezolid M. Djamil Padang
Sefoperazon Piperacilin
Seftazidim tazobactam
Meropenem Fosfomisin*
Vankomisin Netilmisin*
323
• T: Kenapa pengambilan spesimen sebaiknya
dilakukan sebelum pemberian antibiotik? • T: Bagaimana memilih antibiotik
• J: Karena pemberian antibiotik sebelumnya berdasarkan hasil uji sensitivitas antibiotik?
dapat menurunkan positivitas hasil kultur dan • J:- Sesuaikan hasil kultur dengan klinis
mempengaruhi pertumbuhan kuman pasien dan data epidemiologi patogen
• penyebab infeksi karena ada kemungkinan
• T: Kenapa perlu merestriksi antibiotik lini 3? kuman yang tumbuh berbeda dengan
• J: Karena restriksi dapat menekan patogen penyebab.
penggunaan antibiotik berlebihan, antibiotik • - Pilih antibiotik yang sensitif dan memiliki
lini 3 digunakan untuk kuman MDR. Apabila potensi untuk sampai ke jaringan target
antibiotik semakin jarang penggunaannya serta spektrum yang lebih sempit.
maka sensitivitasnya akan semakin tinggi.
• 324
Indikator Mutu PPRA
325
E. GERIATRI
PELAYANAN GERIATRI
326
PELAYANAN GERIATRI DI RSUP Dr. M. DJAMIL
PADANG
Tingkat SEMPURNA, terdiri atas:
• Pelayanan rawat jalan
• Pelayanan rawat inap akut
• Pelayanan kunjungan rumah (home care)
• Pelayanan klinik asuhan siang
327
ALUR PELAYANAN PASIEN GERIATRI DI RSUP
Dr. M. DJAMIL PADANG
328
ALUR PELAYANAN PASIEN DI POLI GERIATRI
TERPADU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
329
Kriteria Pasien Geriatri (Permenkes 79 tahun 2014) :
Pasien usia lanjut (60 tahun ke atas) dengan kriteria :
1. Memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau
2. Memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial,
ekonomi, dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis.
330
SKALA PENAPISAN DEPRESI
(GERIATRIC DEPRESSION SCALE)
Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk
menggambarkan bagaimana perasaan anda selama
dua minggu terakhir.
Padang, …………………..
Pemeriksa,
(…………………………..)
331
PENGKAJIAN STATUS MENTAL MINI
(MINI-MENTAL STATE EXAMINATION)
• Penilaian :
• Nilai<24 : dugaan
demensia
• Nilai 24-28 : dugaan
MCI/VCI
• Nilai >28 : normal
332
PENILAIAN STATUS FUNGSIONAL
ACTIVITIES OF DAILY LIVING (INDEKS ADL BARTHEL)
• Kriteria :
• Nilai 20 → Mandiri
• Nilai 12 – 19 → Ketergantungan ringan
Padang, …………………..
Pemeriksa,
(…………………………..)
333
(MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT)
PENILAIAN STATUS NUTRISI MINI
334
BAGIAN PERTAMA DARI EQ-5D
STATUS KUALITAS HIDUP (EQ5D)
Mohon beri tanda pada kotak yang paling sesuai untuk pernyataan tentang tingkat
kesehatan Bapak/ Ibu
1. MOBILITAS
a. Saya tidak mempunyai masalah untuk berjalan
b. Saya ada masalah untuk berjalan
c. Saya hanya mampu berbaring
336
BAB 16
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM
PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)
337
IPKP
IPKP adalah Integrasi Pendidikan Kesehatan Dalam Pelayanan
Rumah Sakit.
Penetapan RS. Dr. M. Djamil sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas : Permenkes No.:HK.03.05/I/1886/11,
Tanggal 15 Juli 2011.
Rumah Sakit Pendidikan harus mempunyai Mutu dan Keselamatan Pasien yang
lebih Tinggi dari pada Rumah Sakit Non Pendidikan.
BAHAN YANG HARUS DISIAPKAN
1. Pendidik Klinis,
a. Ijazah terakhir
b. SK. Pengangkatan Sebagai Pendidik Klinis (awal dan terakhir).
c. RKK
d. STR dan SIP yang berlaku
e. Sertifikat Pendidikan berkelanjutan (AA, A5)
f. Sertifikat workshop, seminar dan pembicara 1 (satu) tahun terakhir.
g. Pas Foto Warna 4 X 6 2 buah.
h. Nomor HP dan Email.
340
MoU Praktek Kerja Lapangan:
Persyaratan :
a) Institusi Pendidikan yang akan melakukan ikatan kerjasama dengan RSUP Dr
M Djamil Padang harus terakreditasi minimal B.
b) Ada surat permohonan kerjasama yang telah disepakati terlebih dahulu
antara Institusi Pendidikan dan RSUP Dr M Djamil Padang dan berlaku
selama 3 tahun.
c) Dalam MoU harus dituliskan jumlah, jenis dan jenjang, serta ratio peserta
didik terhadap Staf Pengajar/ CI.
Ratio Peserta Didik terhadap Staf Pengajar/ CI:
• PPDS 1:3
• Dokter Muda 1:5
• Keperawatan dan tenaga kesehatan lain 1:7
341
Layanan Orientasi & Informasi (LOI)
Layanan Orientasi
- Umum
Dilaksanakan oleh Diklit, dengan materi :
a. SOTK Rumah Sakit
b. Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien
c. Sasaran Keselamatan Pasien
d. PPIRS
e. K3RS dan Simulasi APAR
f. Bantuan Hidup Dasar (BHD)
g. Evaluasi Peserta Layanan Orientasi
- Khusus
Dilaksanakan di Unit Kerja masing – masing, dengan materi :
a. Uraian Tugas
b. Tanggung Jawab
c. Peraturan Lainnya
d. Rencana Tindak Lanjut.
SEMUA STAF KLINIS / NON KLINIS DAN PESERTA DIDIK YANG MASUK KE RSUP
DR M DJAMIL PADANG HARUS MENGIKUTI LOI
SUPERVISI PPDS
dalam PendelegasianWewenang