Jurnal Orang Niiih
Jurnal Orang Niiih
ABSTRAK
Oleh
IRENE GRIKTA INGAN MALEM br. BANGUN
Persediaan barang dagang merupakan salah satu asset penting dalam neraca
perusahaan, hal ini dikarenakan sumber utama pendapatan perusahaan dagang
berasal dari penjualan persediaan barang dagang. Mengingat pentingnya nilai
persediaan barang dagang itu, maka pengendalian intern terhadap persediaan
barang dagang perlu diperhatikan. PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah
melakukan pengendalian intern persediaan barang dagang dengan baik. Namun
pada stock opname yang dilakukan di akhir tahun 2011, ternyata ditemukan
adanya perbedaan perhitungan fisik dengan saldo yang terdapat dalam neraca
perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keefektifan pengendalian intern
atas persediaan dalam perusahaan dan untuk menentukan kewajaran saldo
persediaan barang dagang PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera pada tanggal
31 Desember 2011. Data yang dikumpulkan berasal dari observasi, wawancara,
dan data sekunder dari perusahaan. Analisis dilakukan dengan metoda kualitatif
dan kuantitatif, dengan membandingkan teori dengan praktek yang sebenarnya
terjadi, serta melakukan pengujian terhadap dokumen terkait dengan
menggunakan metoda audit sampling statistikal.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, menunjukkan bahwa sistem pengendalian
intern yang diterapkan pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera sudah
berjalan dengan efektif. Begitu pun untuk pengujian statistik yang dilakukan,
menunjukkan saldo persediaan yang tertera pada neraca PT. Makmur Anugerah
Mandiri Sejahtera per 31 Desember 2011 sudah disajikan secara wajar.
Kata kunci : persediaan barang dagang, audit sampling statistikal, pengendalian
Intern
I PENDAHULUAN
Karena keterbatasan waktu dan biaya, auditor biasanya tidak dapat memeriksa
keseluruhan transaksi dan bukti-bukti keuangan yang ada dalam perusahaan, maka
auditor biasanya memeriksa transaksi secara test basis atau sampling. Beberapa
sampel diambil untuk dites, kemudian hasil dari pemeriksaan sampel ini akan
digunakan auditor untuk menarik kesimpulan. Ada beberapa cara yang digunakan
3
1.2 Permasalahan
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan masukan, baik berupa saran atau koreksi
terhadap penentuan saldo persediaan yang tercantum dalam neraca dan
terhadap pengendalian intern atas persediaan dalam perusahaan.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan literatur/ acuan bagi peneliti-peneliti lain yang tertarik untuk
melanjutkan dan mengembangkan ataupun menganalisis lebih lanjut mengenai
permasalahan yang ditemukan dalam tulisan ini.
II LANDASAN TEORI
2.1 Audit
Menurut Agoes (2012 : 4), auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan
dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar, dan sub buku besar, neraca
saldo, sampai menjadi laporan keuangan. Akuntansi dilakukan oleh pegawai
perusahaan (bagian akuntansi) dengan berpedoman pada Standar Akuntansi
Keuangan atau ETAP atau IFRS, sedangkan auditing dilakukan oleh Akuntan
Publik (khususnya financial audit) dengan berpedoman pada Standar Profesional
Akuntan Publik, dan Standar Pengendalian Mutu (Agoes : 2012)
Menurut Guy, Alderman, dan Winters (2002), auditor dibagi dalam tiga jenis :
1. Auditor Independen (Independent Auditor)
2. Auditor Internal (Internal Auditor)
3. Auditor Pemerintah
Pengujian dalam audit secara garis besar dibagi menjadi tiga golongan (Agoes :
2012) yaitu :
1. Pengujian Analitik (Analytical Test)
2. Pengujian Pengendalian (Complience Test)
3. Pengujian Substantif (Substantive Test)
2.2 Persediaan
Menurut SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) Bab 11, persediaan
adalah aset :
a. untuk dijual dalam kegiatan usaha normal ;
b. dalam proses produksi untuk kemudian dijual ; atau
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2009) , pencatatan persediaan dibagi menjadi
dua metode :
1. Sistem Periodik
2. Sistem Perpetual
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a)
keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Metoda yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metoda
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain
(Sugiyono: 2001).
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka data yang diperoleh akan diolah
metoda sebagai berikut :
1. Data primer diolah dengan menggunakan sistem tabulasi untuk menganalisis
hasil kuisioner
2. Cara Pengukuran :
Teknik yang digunakan adalah teknik penskoran yang digunakan atas
sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan 2 jenjang, yaitu
1 dan 0 untuk masing-masing jawaban dari pertanyaan. Kriteria umum untuk
skor dalam penulisan ini diasumsikan :
Jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” diberi skor 0.
Kemudian responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang
disediakan. Menurut Narimawati (2008) skor jawaban akan dihitung dengan
menggunakan presentase skor aktual dengan rumus :
Skor Aktual
% 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = × 100%
Skor Ideal
Di mana :
Skor aktual = jawaban seluruh responden atas kueisioner yang telah
diajukan.
Skor ideal = skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Adapun prinsip pengklasifikasian presentase skor jawaban responden menurut
Narimawati (2008) dengan kriteria pengklasifikasian sebagai berikut :
10
Tabel 3.1
Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Prensentase Skor Aktual
No. Persentase Skor Kategori Skor
1 20,00 - 36,00 Sangat Rendah / Tidak Baik
2 36,01 – 52,00 Rendah / Kurang Baik
3 52,01 – 68,00 Cukup Tinggi / Cukup Baik
4 68,01 – 84,00 Tinggi / Baik
5 84,01 - 100 Sangat Tinggi / Sangat Baik
3. Data Sekunder diolah dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data yang
diperoleh dari perusahaan yang berhubungan dengan persediaan barang
dagang, dan kemudian data tersebut akan diolah dan dianalisis untuk
menentukan nilai persediaan pada tanggal necara dangan menggunakan
metoda Statistical Sampling.
Pada penelitian ini prosedur attribute sampling dilakukan dengan model stop-or-
go sampling. Prosedur yang harus ditempuh oleh auditor dalam menggunakan
stop-or-go sampling adalah sebagai berikut (Mulyadi : 2002):
11
Prosedur ini digunakan untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam laporan
keuangan dengan langkah-langkah (Mulyadi : 2002) :
a. Menentukan tujuan pengambilan sampel.
b. Menentukan populasi (N).
c. Menentukan sampling audit.
d. Menentukan besarnya sampel (n).
Dalam menentukan banyaknya sampel yang akan diambil, dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
- Penentuan Deviasi Standar (SD) sampel :
∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ = 𝑛 Keterangan :
12
′
UR. SD. N 2
𝑛 =( )
A
Adjustment besarnya sampel karena auditor menghadapi finite population
(populasi yang terbatas) :
𝑛′
𝑛=
𝑛′
(1 + 𝑁 )
Jika A’ tidak sama dengan A atau A’ lebih besar dari A, maka auditor
kemudian menghitung A” dengan rumus :
𝐴′
𝐴" = 𝐴′ + 𝑀 (1 − 𝐴 )
IV PEMBAHASAN
10 24 30 37
9 27 34 42
8 30 38 47
7 35 43 53
6 40 50 62
Excel dengan
3 formula =Int(Rand()*124),
80selanjutnya 100
copy formula sebanyak
124
sampel yang diperlukan (60 kali).
2 120 150 185
c. Membuat Tabel Stop-or-go Decision
1 240 300 370
Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel didapat tingkat kesalahan = 0, maka
diperoleh AUPL = DUPL = 5%.
𝑐𝑜𝑛𝑓𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑟𝑒𝑑 𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑓𝑜𝑟 𝑜𝑐𝑐𝑢𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑑
𝐴𝑈𝑃𝐿 =
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑠𝑖𝑧𝑒
3
𝐴𝑈𝑃𝐿 =
60
= 0,05 = 5%
18
1 60 0 1 4
2 96 1 2 4
3 126 2 3 4
4 156 3 4 4
5 Gunakan fixed sample size attribute sampling
(Sumber : Mulyadi, 2002)
n′
n=
n′
(1 + N )
17,472
n=
17,472
(1 + )
453
17,472
n=
(1 + 0,0385)
17,472
n=
1,0385
n = 16,823 = 17 sampel
909.927,28
𝑆𝐸 =
√10
909.927,28
𝑆𝐸 =
3,1622
𝑆𝐸 = 287.751,34
Persediaan Makanan
𝑛
A′ = 𝑈𝑅. 𝑆𝐸. 𝑁√1 − 𝑁
10
A′ = 1,96 × 287.751,34 × 320√1 − 320
17
A′ = 1,96 × 145.055,51 × 453√1 − 453
Persediaan Makanan
A′
A" = A′ + 𝑀 (1 − A )
177.635.116,55
A" = 177.635.116,55 + 22.472.233,95 (1 − )
20.204.393,83
EAV = X. N
EAV = Rp 336.650.560,00
Persediaan Non Makanan
EAV = X. N
EAV = Rp 255.800.040,00
e. Saldo Persediaan dalam populasi dengan menggunakan Interval Estimate
adalah sebagai berikut :
Persediaan Makanan
AV ± A” = Rp 336.650.560,00 ± Rp 2.533.598,42
25
Hasil dari prosedur pemeriksaan substantive test atas persediaan adalah sebagai
berikut :
1. Lakukan review atas stock opname yang dilakukan perusahaan.
PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah melakukan stock opname
secara konsisten setiap tahunnya dan dilakukan oleh bagian akunting.
Penetapan harga pokok persediaan yang digunakan adalah metode rata-rata,
sedangkan pencatatan persediaan digunakan sistem akuntansi periodik, di
mana pada akhir periode yakni tiap tanggal 31 Desember dilakukan
perhitungan fisik persediaan untuk dicocokan dengan saldo di dalam neraca.
Dari hasil stock opname yang dilakukan perusahaan pada tanggal 31
Desember 2011, memang terdapat selisih antara fisik dan catatan. Perbedaan
ini timbul akibat adanya persediaan yang rusak dan kadaluarsa. Meski
demikian, perusahaan sudah melakukan penyesuaian pencatatan / adjustment
dengan benar.
2. Minta Daftar Hasil Stock Opname (Final Inventory List) dan lakukan prosedur
pemeriksaan berikut :
- Ujilah mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
- Cocokkan kuantitas per buku besar persediaan (quantity per book)
dengan kartu persediaan (stock card).
- Cocokkan kuantitas yang menjadi sampel untuk perhitungan (quantity per
count) dengan perhitungan (count sheet) kita (auditor).
26
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Dari hasil pengujian statistik terhadap saldo persediaan yang tertera pada
neraca PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera per 31 Desember 2011
sudah disajikan secara wajar. Wajar yang dimaksudkan di sini adalah
bahwa pengukuran dan penyajian laporan keuangan sudah sesuai dengan
standar ETAP. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji yang menunjukkan
bahwa saldo persediaan makanan pada pos neraca 31 Desember 2011
sebesar Rp 338.367.907,00 dan persediaan non makanan sebesar Rp
250.411.721,00, berada di antara interval masing-masing yakni untuk
persediaan makanan dengan rentang Rp 334.116.961,6 sampai Rp
339.184.158,4 serta untuk persediaan non makanan dengan rentang Rp
243.601.786,6 sampai Rp 267.998.293,4.
3. Dari hasil uji substantive, saldo persediaan yang tertera di neraca adalah
wajar. Namun berdasarkan hasil stock opname yang dilakukan penulis
pada tanggal 12 Maret 2012, masih terdapat kekeliruan pencatatan dan
perhitungan persediaan di mana pada tanggal neraca ternyata ada
persediaan makanan yakni Milk Marie Susu 200 gr sebanyak 15 pcs yang
sudah kadaluarsa tetapi masih diperhitungkan sebagai persediaan. Maka
penulis telah memberikan adjustment untuk hal ini ( lampiran 9).
Penyajian akun persediaan di neraca PT. Makmur Anugerah Mandiri
Sejahtera per 31 Desember 2011 sudah sesuai dengan standar ETAP Bab
11.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Edisi Keempat. Salemba Empat,
Jakarta.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance : Pendekatan Terintegrasi. Edisi Keduabelas. Salemba Empat,
Jakarta.
Guy, Dan M., Alderman, C. Wayne., Winters, Alan J. 2002. Auditing. Edisi
Kelima. Erlangga, Jakarta.
29
Stice, James D., Stice Earl K., Skousen K. Fred. 2009. Akuntansi Keuangan :
Buku 1. Edisi 16. Salemba Empat, Jakarta.