Anda di halaman 1dari 29

1

ANALISIS PENENTUAN KEWAJARAN SALDO PERSEDIAAN


AKHIR BARANG DAGANG DENGAN MENGGUNAKAN METODA
AUDIT SAMPLING STATISTIKAL
(Studi Kasus pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera)

ABSTRAK
Oleh
IRENE GRIKTA INGAN MALEM br. BANGUN

Persediaan barang dagang merupakan salah satu asset penting dalam neraca
perusahaan, hal ini dikarenakan sumber utama pendapatan perusahaan dagang
berasal dari penjualan persediaan barang dagang. Mengingat pentingnya nilai
persediaan barang dagang itu, maka pengendalian intern terhadap persediaan
barang dagang perlu diperhatikan. PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah
melakukan pengendalian intern persediaan barang dagang dengan baik. Namun
pada stock opname yang dilakukan di akhir tahun 2011, ternyata ditemukan
adanya perbedaan perhitungan fisik dengan saldo yang terdapat dalam neraca
perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keefektifan pengendalian intern
atas persediaan dalam perusahaan dan untuk menentukan kewajaran saldo
persediaan barang dagang PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera pada tanggal
31 Desember 2011. Data yang dikumpulkan berasal dari observasi, wawancara,
dan data sekunder dari perusahaan. Analisis dilakukan dengan metoda kualitatif
dan kuantitatif, dengan membandingkan teori dengan praktek yang sebenarnya
terjadi, serta melakukan pengujian terhadap dokumen terkait dengan
menggunakan metoda audit sampling statistikal.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, menunjukkan bahwa sistem pengendalian
intern yang diterapkan pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera sudah
berjalan dengan efektif. Begitu pun untuk pengujian statistik yang dilakukan,
menunjukkan saldo persediaan yang tertera pada neraca PT. Makmur Anugerah
Mandiri Sejahtera per 31 Desember 2011 sudah disajikan secara wajar.
Kata kunci : persediaan barang dagang, audit sampling statistikal, pengendalian
Intern

Nama : Irene Grikta Ingan Malem br. Bangun


NPM : 081131034
Telepon : 08197995878
Email : ine_zone@yahoo.com
Pembimbing I : R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., C.P.A.
Pembimbing II: Ninuk D. Kesumaningrum, S.E., M.Sc., Akt.
2

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, perusahaan dagang dapat diartikan sebagai perusahaan yang


melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak/perusahaan lain
kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Begitu juga distributor yang
termasuk dalam kategori perusahaan dagang, yang kegiatan usahanya adalah
membeli barang dari pihak lain lalu menjualnya kembali kepada masyarakat.

Di dalam perusahaan dagang, persediaan barang dagang merupakan salah satu


asset penting dalam neraca perusahaan, hal ini dikarenakan sumber utama
pendapatan perusahaan dagang berasal dari penjualan persediaan barang dagang.

Kerusakan persediaan, kelalaian dalam pencatatan, merupakan beberapa


permasalahan yang sering ditemui dalam persediaan. Selain itu, persediaan barang
dagang juga lebih mudah diselewengkan . Dengan adanya risiko yang sangat
besar ini, maka diperlukan pengawasan yang baik dari bagian-bagian yang
langsung berhubungan dengan persediaan.

Dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan, auditor memerlukan informasi


keuangan yang lengkap dan memadai. Informasi keuangan tersebut biasanya
didapatkan auditor melalui pengujian atas laporan keuangan di mana secara garis
besar pengujian tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu : pengujian analitis (analytical
test), pengujian pengendalian (compliance test), dan pengujian substantif
(substantive test).

Karena keterbatasan waktu dan biaya, auditor biasanya tidak dapat memeriksa
keseluruhan transaksi dan bukti-bukti keuangan yang ada dalam perusahaan, maka
auditor biasanya memeriksa transaksi secara test basis atau sampling. Beberapa
sampel diambil untuk dites, kemudian hasil dari pemeriksaan sampel ini akan
digunakan auditor untuk menarik kesimpulan. Ada beberapa cara yang digunakan
3

dalam memilih sampling, antara lain Random/Judgement Sampling, Block


Sampling, dan Statistical Sampling.

PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera adalah perusahaan perseroan terbatas


yang bergerak dibidang distributor barang. Barang yang distribusikan/dijual pada
perusahaan ini berjenis makanan (food) dan juga non makanan (non food) dengan
jumlah ± 773 jenis barang.

Penetapan harga pokok persediaan yang digunakan adalah metode rata-rata,


sedangkan pencatatan persediaan digunakan sistem akuntansi periodik, di mana
pada akhir periode yakni tiap tanggal 31 Desember dilakukan perhitungan fisik
persediaan untuk dicocokan dengan saldo di dalam neraca. Pada stock opname
yang dilakukan di akhir tahun 2011, ternyata ditemukan adanya perbedaan
perhitungan fisik dengan saldo yang terdapat dalam neraca perusahaan.Maka dari
itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penentuan Kewajaran
Saldo Persediaan Akhir Barang Dagang dengan Menggunakan Metoda Audit
Sampling Statistikal (Studi Kasus pada PT. Makmur Anugerah Mandiri
Sejahtera)”.

1.2 Permasalahan

1. Apakah pengendalian intern atas persediaan pada PT. Makmur Anugerah


Mandiri Sejahtera sudah berjalan dengan efektif?
2. Apakah saldo persediaan barang dagang yang tercantum di neraca 31
Desember 2011 telah menunjukkan saldo wajar dengan kondisi fisik
persediaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk menilai keefektifan pengendalian intern atas persediaan dalam


perusahaan.
4

2. Untuk menentukan kewajaran saldo persediaan barang dagang PT. Makmur


Anugerah Mandiri Sejahtera pada tanggal 31 Desember 2011.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan masukan, baik berupa saran atau koreksi
terhadap penentuan saldo persediaan yang tercantum dalam neraca dan
terhadap pengendalian intern atas persediaan dalam perusahaan.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan literatur/ acuan bagi peneliti-peneliti lain yang tertarik untuk
melanjutkan dan mengembangkan ataupun menganalisis lebih lanjut mengenai
permasalahan yang ditemukan dalam tulisan ini.

II LANDASAN TEORI

2.1 Audit

2.1.1 Pengertian Auditing

Menurut Agoes (2012 : 4), auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan
dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

2.1.2 Perbedaan Auditing dan Akuntansi

Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai


pemeriksaannya dari angka-angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan
dengan neraca saldo (trial balance), buku besar (general ledger), buku harian
(special journals), bukti pembukuan (documents), dan sub buku besar (sub
ledger). Sedangkan akuntansi mempunyai sifat konstruktif karena disusun mulai
5

dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar, dan sub buku besar, neraca
saldo, sampai menjadi laporan keuangan. Akuntansi dilakukan oleh pegawai
perusahaan (bagian akuntansi) dengan berpedoman pada Standar Akuntansi
Keuangan atau ETAP atau IFRS, sedangkan auditing dilakukan oleh Akuntan
Publik (khususnya financial audit) dengan berpedoman pada Standar Profesional
Akuntan Publik, dan Standar Pengendalian Mutu (Agoes : 2012)

2.1.3 Jenis Auditor

Menurut Guy, Alderman, dan Winters (2002), auditor dibagi dalam tiga jenis :
1. Auditor Independen (Independent Auditor)
2. Auditor Internal (Internal Auditor)
3. Auditor Pemerintah

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 (PSA 29 SA


Seksi 508) dalam buku karangan Agoes (2012), ada lima jenis pendapat auditor,
yaitu :
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified Opinion with
Explanatory Language).
3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
5. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

2.1.4 Risiko Audit

Komponen risiko audit (Agoes : 2012) :


1. Risiko Bawaan
2. Risiko Pengendalian
3. Risiko Deteksi

2.1.5 Pengujian Audit


6

Pengujian dalam audit secara garis besar dibagi menjadi tiga golongan (Agoes :
2012) yaitu :
1. Pengujian Analitik (Analytical Test)
2. Pengujian Pengendalian (Complience Test)
3. Pengujian Substantif (Substantive Test)

2.2 Persediaan

2.2.1 Pengertian Persediaan

Menurut SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) Bab 11, persediaan
adalah aset :
a. untuk dijual dalam kegiatan usaha normal ;
b. dalam proses produksi untuk kemudian dijual ; atau
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.

2.2.2 Sistem Pencatatan Persediaan

Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2009) , pencatatan persediaan dibagi menjadi
dua metode :
1. Sistem Periodik
2. Sistem Perpetual

2.2.3 Masalah-masalah dalam Persediaan

Menurut Syakur (2009), kesulitan menentukan hak perpindahan atas barang


timbul dalam keadaan berikut:
a. Barang-barang dalam perjalanan
b. Barang-barang yang dipisahkan
c. Barang-barang konsinyasi
d. Penjualan angsuran
7

2.2.4 Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan

Secara umum, di dalam buku Intermediate Accounting karangan Syakur (2009)


penentuan harga perolehan persediaan dan harga pokok penjualan untuk
perusahaan dagang, dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Metode Identifikasi Khusus
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out)
3. Metode Rata-rata Tertimbang (Weighted Average)
4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last in First Out)

2.3 Tujuan Audit Persediaan

Tujuan audit persediaan adalah (Agoes : 2012) :


1. Untuk memerikas apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
persediaan .
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada
dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
3. Untuk memeriksa apakah metoda penilaian persediaan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
4. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
5. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS).

2.4 Pengendalian Intern

2.4.1 Definisi Pengendalian Intern

IAPI (2011 : 319.2) dalam buku karangan Agoes (2012) mendefinisikan


pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen dan personel lain entitas – yang didesain untuk memberikan
8

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a)
keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

2.4.2 Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam


pencapaian tiga golongan tujuan (Mulyadi, 2002):
1. Keandalan informasi keuangan.
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3. Efektivitas dan efisiensi operasi.

III METODA PENELITIAN

3.1 Metoda Penelitian

Metoda yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metoda
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain
(Sugiyono: 2001).

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka dibutuhkan informasi yang


mendukung. Adapun penulis menggunakan beberpa metoda antara lain :
1. Pengumpulan data primer
Merupakan data langsung yang diperoleh dari sumber utama. Adapun
teknik pengumpulan data, dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara (interview)
b. Kueisioner
9

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari kuesioner


standar untuk pemeriksaan persediaan yang terdapat dalam buku
Auditing karangan Agoes (2012).
2. Pengumpulan data sekunder
Yaitu dengan menggunakan tijauan pustaka dan sumber-sumber lain di
luar sumber primer. Teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :
a. Dokumen
b. Studi kepustakaan

3.3 Teknik Pengolahan Data

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka data yang diperoleh akan diolah
metoda sebagai berikut :
1. Data primer diolah dengan menggunakan sistem tabulasi untuk menganalisis
hasil kuisioner
2. Cara Pengukuran :
Teknik yang digunakan adalah teknik penskoran yang digunakan atas
sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan 2 jenjang, yaitu
1 dan 0 untuk masing-masing jawaban dari pertanyaan. Kriteria umum untuk
skor dalam penulisan ini diasumsikan :
Jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” diberi skor 0.
Kemudian responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang
disediakan. Menurut Narimawati (2008) skor jawaban akan dihitung dengan
menggunakan presentase skor aktual dengan rumus :
Skor Aktual
% 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = × 100%
Skor Ideal
Di mana :
Skor aktual = jawaban seluruh responden atas kueisioner yang telah
diajukan.
Skor ideal = skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Adapun prinsip pengklasifikasian presentase skor jawaban responden menurut
Narimawati (2008) dengan kriteria pengklasifikasian sebagai berikut :
10

Tabel 3.1
Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Prensentase Skor Aktual
No. Persentase Skor Kategori Skor
1 20,00 - 36,00 Sangat Rendah / Tidak Baik
2 36,01 – 52,00 Rendah / Kurang Baik
3 52,01 – 68,00 Cukup Tinggi / Cukup Baik
4 68,01 – 84,00 Tinggi / Baik
5 84,01 - 100 Sangat Tinggi / Sangat Baik

3. Data Sekunder diolah dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data yang
diperoleh dari perusahaan yang berhubungan dengan persediaan barang
dagang, dan kemudian data tersebut akan diolah dan dianalisis untuk
menentukan nilai persediaan pada tanggal necara dangan menggunakan
metoda Statistical Sampling.

3.4 Alat Analisis

3.4.1 Analisis Kualitatif

Digunakan untuk menganalisis masalah dengan menggunakan teori-teori yang


mendukung kegiatan auditing khususnya yang berhubungan dengan evaluasi hasil
penggunaan metoda sampling statistikal dalam menilai efektivitas pengendalian
intern dan kewajaran saldo persediaan pada tanggal neraca.

3.4.2 Analisis Kuantitatif

3.4.2.1 Prosedur Attribute Sampling

Pada penelitian ini prosedur attribute sampling dilakukan dengan model stop-or-
go sampling. Prosedur yang harus ditempuh oleh auditor dalam menggunakan
stop-or-go sampling adalah sebagai berikut (Mulyadi : 2002):
11

a. Tentukan Desire Upper Precision Limit (DUPL) atau tingkat kesalahan


maksimum yang masih dapat diterima dan tingkat keandalan (R%).
b. Gunakan Tabel Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian guna
menentukan sampel pertama yang harus diambil. Kemudian sampel diambil
random dengan bantuan fungsi dalam Microsoft Excel yaitu fungsi Rand().
Fungsi Rand() – lengkap dengan tanda kurungnya akan menghasilkan angka
acak (random) diantara 0 dan 1, sehingga angkanya pecahan. Jika kita
menginginkan angka acak bulat diantara 1 dan 100, misalnya, rumusnya
adalah =Int(Rand()*100) (Saryono, 2011).
c. Buatlah tabel stop-or-go decision.
d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.
Evaluasi ini dilakukan dengan menentukan AUPL (Achieved Upper Precision
Limit) atau perkiraan penyimpangan dalam populasi yang dapat dilihat dari
tabel evaluasi hasil yang memiliki tingkat keandalan sesuai yang digunakan
untuk menentukan besarnya sampel yang lalu. AUPL ini kemudian
dibandingkan dengan DUPL untuk menilai efektif atau tidaknya unsur
pengendalian intern tersebut, dengan ketetapan :
AUPL ≤ DUPL = Pengendalian intern efektif
AUPL > DUPL = Pengendalian intern belum efektif

3.4.2.2 Prosedur Variable Sampling

Prosedur ini digunakan untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam laporan
keuangan dengan langkah-langkah (Mulyadi : 2002) :
a. Menentukan tujuan pengambilan sampel.
b. Menentukan populasi (N).
c. Menentukan sampling audit.
d. Menentukan besarnya sampel (n).
Dalam menentukan banyaknya sampel yang akan diambil, dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
- Penentuan Deviasi Standar (SD) sampel :
∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ = 𝑛 Keterangan :
12

SD = Standar deviasi pendahuluan


∑(𝑋𝑖 2 − n𝑋̅ 2 )
𝑆𝐷 = √ 𝑋 = Rata-rata saldo sampel persediaan
n−1

∑𝑋𝑖 = Jumlah saldo sampel pendahuluan


n = Besarnya sampel pendahuluan
- Penentuan tingkat risiko yang ditanggung oleh Auditor (UR dan Z Beta).
Di mana rumus untuk menghitung Z Beta / Risiko Beta adalah sebagai
berikut :
AR
𝑍 𝐵𝑒𝑡𝑎 =
(IR × CR)
Keterangan :
AR = risiko audit (audit risk)
IR = risiko bawaan (inherent risk)
CR = risiko pengendalian (control risk)

- Penentuan materialitas (M) yang dialokasikan kepada objek yang


diperiksa.
- Penentuan ketepatan yang dapat diterima auditor (A) dengan
menggunakan rumus :
𝑈𝑅
A=𝑀×
𝑈𝑅 + 𝑍 𝐵𝑒𝑡𝑎
- Penentuan besarnya sampel (n’)


UR. SD. N 2
𝑛 =( )
A
Adjustment besarnya sampel karena auditor menghadapi finite population
(populasi yang terbatas) :
𝑛′
𝑛=
𝑛′
(1 + 𝑁 )

Keterangan : UR = risiko alfa


SD = estimasi standar deviasi populasi
N = ukuran populasi
n = besarnya sampel populasi
13

e. Menentukan Metoda Pemilihan Sampel


Untuk penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan metoda random
sampling dengan dengan bantuan fungsi dalam Microsoft Excel yaitu fungsi
Rand().
f. Memeriksa sampel dengan menghitung rerata saldo persediaan dan deviasi
standarnya.
g. Mengevaluasi hasil sampel.
- Menghitung Standard Error (SE)
𝑆𝐷
𝑆𝐸 =
√𝑛
Keterangan :
SD = Standar Deviasi sampel populasi
n = Besarnya sampel populasi

- Menghitung Achieved Precision (A’) yaitu cadangan risiko sampling.


𝑛
𝐴′ = 𝑈𝑅. 𝑆𝐸. 𝑁√1 − 𝑁

Jika A’ tidak sama dengan A atau A’ lebih besar dari A, maka auditor
kemudian menghitung A” dengan rumus :
𝐴′
𝐴" = 𝐴′ + 𝑀 (1 − 𝐴 )

- Menghitung Expected Audited Value (EAV)


EAV =
Keterangan :
= Rata-rata sampel populasi
= Besarnya populasi

- Saldo Persediaan dalam populasi menggunakan interval estimate dengan


rumus :
AV A’
Keterangan :
AV (Audited Value) = EAV (Expected Audit Value)
A’ = Cadangan Risiko Sampling
14

3.4.2.3 Prosedur Substantive Test

Prosedur pemeriksaan substantive test atas persediaan :


1. Lakukan observasi atas stock opname yang dilakukan perusahaan.
2. Minta Final Inventory List dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut :
- Ujilah mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
- Cocokkan “quantity per book” dengan stock card.
- Cocokkan “quantity per count” dengan “count sheet” kita (auditor).
- Cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
4. Periksa unit price dari raw material (bahan baku), work in process (barang
dalam proses), finished goods (barang jadi), dan supplies (bahan pembantu).
5. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum
atau sesudah tanggal neraca.
6. Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang
bergerak lambat), barang-barang yang rusak, dan barang-barang yang
ketinggalan mode.
7. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent even).
8. Periksa cut off penjualan dan cut off pembelian.
9. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan agreement (perjanjian kredit),
notulen rapat.
10. Perikas apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca.
11. Seandainya ada barang dalam perjalanan lakukan prosedur berikut ini :
- Minta rincian goods in transit per tanggal neraca.
- Periksa mathematical accuracy.
- Periksa subsequent clearance.
12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan
adjustment jika diperlukan.
13. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia /SAK .
15

IV PEMBAHASAN

4.1 Analisis Pengendalian Intern Perusahaan

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera adalah perusahaan perseroan terbatas


yang bergerak dibidang distributor barang. Barang yang distribusikan/dijual pada
perusahaan ini berjenis makanan (food) sebanyak 320 jenis dan juga non makanan
(non food) sebanyak 453 jenis dengan total jumlah 773 jenis barang. Adapun
rincian jenis barang yang didistribusikan adalah sebagai berikut :

Nama Supplier Merk Jenis Barang


PT. Alexis Megah Pratama Mojo (Minuman)
PZ Cussons Indonesia Cussons (Perlengkapan bayi)
UD Hendra Rusli Lilin
PT. Mulia Megah Sentosa Rider ( Pakaian Dalam)
PT. Niramas Utama Inaco (Jelly, Nata de coco)
PT. Ode Cipta Semesta Ardiles (Sandal)
PT. Panca Tradi Lodon (Biscuit)
PT. Semar Kencana Sejati Mie Telor 2 Ayam (Mie kuning, bihun)
CV Sakura Makmur Sentosa Cici (Peralatan bayi)
PT. Ultra Salur Amanplas (Plester Luka)
PT. Wahana Mitra Pratama KIT (Shampo Motor)
PT. ODE Cipta Semesta Sandal
Sumber : PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera

4.1.2 Uraian Tugas di PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera

PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera juga menerapkan adanya struktur


organisasi dan pembagian tugas dalam pelaksanaan kegiatan usaha. Adapun
pembagian tugas yang berkaitan dengan persediaan terdiri dari bagian akuntansi,
kasir, bagian pembelian, supervisor, bagian penjualan, dan gudang.
16

4.1.3 Analisis Sistem Pengendalian Intern Perusahaan

Pengujian atas pengendalian internal perusahaan dilakukan dengan menggunkan


alat uji berupa kuesioner. Kuesioner ini dibagikan kepada delapan orang pegawai
dengan posisi yang berkaitan dengan keluar masuknya persediaan, yakni manager,
supervisor, bagian akunting, bagian pembelian, bagian penjualan, kasir, dan
bagian gudang.

Berdasarkan jawaban atas kuesioner yang dibagikan oleh penulis, selanjutnya


penulis akan menghitung skor aktual, untuk mengetahui tingkat pengendalian
internal di PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera. Berdasarkan perhitungan
pada lampiran 2 skor yang diperoleh sebesar 77,3%. Apabila kita melihat di Tabel
3.1, skor 77,3% masuk dalam kategori baik. Maka dapat disimpulkan bahwa
pengendalian intern di PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera sudah berjalan
dengan baik.

4.2 Analisis Penggunaan Metode Sampling Statistikal

4.2.1 Prosedur Attribute Sampling

Penerapan prosedur attribute sampling ini sangat berkaitan dengan pengendalian


intern atas persediaan barang dagang. Adapun atribut yang akan diperiksa adalah
adanya otorisasi dari pihak-pihak tertentu dalam pembelian persediaan dan nomor
urut tercetak yang terdapat di dalam faktur pembelian persediaan. Adapun
populasi faktur tersebut sejumlah 124 lembar faktur.

Langkah-langkah penerapan prosedur attribute sampling sebagai berikut :

a. Tentukan Desired Upper Precision Limit dan tingkat keandalan.


Dari hasil evaluasi atas, struktur pengendalian intern persediaan ditentukan tingkat
keandalan dalam mempercayai efektivitas pengendalian intern yang ada pada PT.
Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera adalah sebesar 95%. Batas ketepatan
tertinggi atau Desired Upper Precision Limit ditentukan sebesar 5%.

b. Penentuan sampel minimum yang akan diperiksa.


17

Berdasarkan tingkat keandalan 95% dan DUPL 5% maka selanjutnya perlu


menetukan besarnya sampel minimum yang harus diambil dengan bantuan Tabel
Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian. Sampel minimum
yang akan diambil diperoleh dengan cara menentukan titik potong baris DUPL
yaitu sebesar 5% dengan kolom tingkat keandalan yaitu 95%.
Tabel 4.1 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian

Acceptable Upper Sample Size Based on Confidence

Precision Limit Levels

90% 95% 97,5%

10 24 30 37

9 27 34 42

8 30 38 47

7 35 43 53

6 40 50 62

(Sumber : Mulyadi, 2002)


5 48 60 74
Dari hasil di atas diperoleh bahwa sampel minimum adalah sebayak 60 sampel
4
diambil random 60
dengan menggunakan bantuan 75 dalam Microsoft
fungsi Rand 93

Excel dengan
3 formula =Int(Rand()*124),
80selanjutnya 100
copy formula sebanyak
124
sampel yang diperlukan (60 kali).
2 120 150 185
c. Membuat Tabel Stop-or-go Decision
1 240 300 370
Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel didapat tingkat kesalahan = 0, maka
diperoleh AUPL = DUPL = 5%.
𝑐𝑜𝑛𝑓𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑟𝑒𝑑 𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑓𝑜𝑟 𝑜𝑐𝑐𝑢𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑑
𝐴𝑈𝑃𝐿 =
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑠𝑖𝑧𝑒

3
𝐴𝑈𝑃𝐿 =
60

= 0,05 = 5%
18

Atas hasil tersebut, maka pengambilan sampel dengan menggunakan attribute


sampling model stop-or-go decision dapat dihentikan. Berdasarkan langkah di
atas, tabel stop-or-go decision dapat disusun berdasarkan pengujian terhadap
anggota sampel yang ada.
Tabel 4.2 Stop-or-go Decision

Langkah Besarnya Berhenti jika Lanjutkan ke Lanjutkan ke


ke sampel kesalahan langkah langkah ke 5
kumulasi yang kumulasi yang berikutnya jika jika kesalahan
digunakan terjadi sama kesalahan paling tidak
dengan terjadi sama sebesar
dengan

1 60 0 1 4
2 96 1 2 4
3 126 2 3 4
4 156 3 4 4
5 Gunakan fixed sample size attribute sampling
(Sumber : Mulyadi, 2002)

d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel


Dari hasil pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel, maka dapat dikatakan sistem
pengendalian intern atas persediaan berjalan dengan efektif. Penilaian efektif ini
berasal dari hasil DUPL = AUPL.

4.2.2 Prosedur Variable Sampling

1. Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji kewajaran informasi saldo


persediaan tahun 2011.
2. Populasi yang akan diuji adalah saldo persediaan per 31 Desember 2011 di
mana populasi dikelompokkan menjadi populasi makanan (food) dan non
makanan (non food).
3 Menentukan besarnya sampel ;
19

- Unit populasi daftar harga persediaan per 31 Desember 2011 yaitu


sebanyak 773 jenis barang dengan rincian persediaan makanan memiliki
nilai buku sebesar Rp 338.367.907,00 dan persediaan non makanan
sebesar Rp 250.411.721,00, sedangkan besarnya penjualan selama tahun
2011 untuk persediaan makanan sebesar Rp 2.247.223.395,00 dan
penjualan persediaan non makanan sebesar Rp 2.638.044.855,00.
- Tingkat keandalan pada risiko keliru menolak (UR) atau sering disebut
Risiko α (1- α). Di mana tingkat keyakinan (reliability level) sebesar 95%
maka risko keliru menolak adalah 1- 95% = 5% atau 0,05. Faktor
keandalan pada risiko menolak ditetapkan dengan menggunakan tabel Z.
Angka-angka pada perpotongan baris dan kolom menunjukkan nilai {(1-
α)/2}. Jika tingkat keandalan 95% atau 0,95, maka {1- 0,95)/2} adalah
0,4750 sehingga apabila kita lihat pada tabel Z, akan ditemukan angka
1,96.
- Penentuan Standar Deviasi
Untuk menentukan taksiran deviasi standar poplasi, maka penulis
mengambil 100 sampel pendahuluan yakni 50 sampel untuk persediaan
makanan dan 50 sampel untuk persediaan non makanan (lampiran 6), dan
yang akan dihitung berdasarkan harga perolehannya. Sampel akan diambil
secara random dengan bantuan fungsi Rand dalam Microsoft Excel dengan
formula =Int(Rand()*320) untuk persediaan non makanan dan
=Int(Rand()*453) untuk persediaan makanan.
- Tingkat keandalan pada risiko keliru menerima (Risiko β)
Ditentukan dengan menggunakan rumus :
𝐴𝑅
𝑍 𝐵𝑒𝑡𝑎 =
𝐼𝑅 × 𝐶𝑅

AR, IR, dan CR ditentukan berdasarkan pertimbangan penulis. Risiko


audit yang akan ditanggung adalah sebesar 5 %. Dikarenakan
pengendalian intern telah berjalan dengan cukup baik, maka risiko bawaan
ditetapkan sebesar 30%. Begitu juga dengan risiko pengendalian, penulis
menaruh kepercayaan yang moderat terhadap review analitik dan
20

pengujian substantif dalam mendeteksi kekeliruan material, maka CR


ditetapkan sebesar 40%. Sehingga :
0,05
𝑍 𝐵𝑒𝑡𝑎 =
(0,3 × 0,4)
0,05
𝑍 𝐵𝑒𝑡𝑎 =
0,12
𝑍 𝐵𝑒𝑡𝑎 = 0,4166
Untuk menentukan Z Beta, sama seperti menentukan risiko α, dengan
menggunakan tabel Z.
Maka dari itu, 0,50 – 0,4166 = 0,0833. Di mana pada tabel Z, 0,0833
adalah koefisien kekeliruan beta yang mendekati 0,22.
- Penentuan Materialitas yang dialokasikan (M)
Penulis menggunakan 1% dari penjualan sebagai persentase materialitas
sehingga :
 persediaan makanan : 1% × Rp 2.247.223.395,00 = Rp22.472.233,95
 persediaan non makanan : 1% × Rp 2.638.044.855,00 =
Rp26.380.448,55
- Penentuan Ketepatan yang dapat diterima Auditor (A)
Ketepatan yang diterima auditor, biasanya dipengaruhi oleh besarnya
kekeliruan yang mempengaruhi secara material, besarnya risiko beta, dan
risiko alfa. Sehingga penentuan ketepatan yang dapat diterima auditor
adalah :
Persediaan Makanan :
1,96
A = Rp22.472.233,95 ×
1,96 + 0,22
A = Rp22.472.233,95 × 0,8990
A = Rp 20.204.393,83
Persediaan Non Makanan:
1,96
A = Rp 26.380.448,55 ×
1,96 + 0,22
A = Rp 26.380.448,55 × 0,8990
A = Rp 23.718201,45
21

- Penentuan Besarnya Sampel


Persediaan Makanan :
UR. SD. N 2
n′ = ( )
A
1,96 × 103.998,2 × 320 2
n′ = ( )
20.204.393,83
65.227.671,04 2
n′ = ( )
20.204.393,83
n′ = (3,228)2
n′ = 10,42

Adjustment untuk populasi yang terbatas :


n′
n=
n′
(1 + N )
10,42
n=
10,42
(1 + 320 )
10,42
n=
(1 + 0,0325)
10,42
n=
1,0325
n = 10,093 = 10 sampel

Persediaan Non Makanan :


UR. SD. N 2
n′ = ( )
A
1,96 × 111.622,91 × 453 2
n′ = ( )
23.718.201,45
99.107.749,33 2
n′ = ( )
23.718.201,45
n′ = (4,178)2
n′ = 17,472

Adjustment untuk populasi yang terbatas :


22

n′
n=
n′
(1 + N )
17,472
n=
17,472
(1 + )
453
17,472
n=
(1 + 0,0385)
17,472
n=
1,0385
n = 16,823 = 17 sampel

4. Menentukan Metode Pemilihan Sampel


Metode pemilihan sampel yang akan digunakan oleh penulis adalah random
sampling dengan bantuan fungsi Rand dalam Microsoft Excel dengan formula
=Int(Rand()*320) untuk persediaan non makanan dan =Int(Rand()*453)
untuk persediaan makanan, selanjutnya copy formula sebanyak sampel yang
diperlukan. Jumlah sampel persediaan makanan yang akan diambil adalah
sebanyak 10 sampel. Sedangkan untuk persediaan non makanan akan diambil
sebanyak 17 sampel.
5. Memeriksa Sampel
Berdasarkan pengambilan sampel sebanyak 10 sampel untuk persediaan
makanan, maka perhitungan rata-rata saldo (𝑋) dan standar deviasi (SD) yang
disajikan pada lampiran 7 , diperoleh 𝑋 sebesar Rp 1.052.033,00 dan SD
sebesar Rp 909.927,28. Untuk persediaan non makanan dengan mengambil 17
sampel (lampiran7) didapat perhitungan 𝑋 sebesar Rp 564.680,00 dan SD
sebesar Rp 598.063,90.
6. Mengevaluasi Hasil Sampel
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil sampel adalah
sebagai berikut :
a. Mencari Standard Error (SE)
Persediaan Makanan :
𝑆𝐷
𝑆𝐸 =
√𝑛
23

909.927,28
𝑆𝐸 =
√10
909.927,28
𝑆𝐸 =
3,1622
𝑆𝐸 = 287.751,34

Persediaan Non Makanan


𝑆𝐷
𝑆𝐸 =
√𝑛
598.063,90
𝑆𝐸 =
√17
598.063,90
𝑆𝐸 =
4,123
𝑆𝐸 = 145.055,51

b. Menghitung Achieved Precision

Persediaan Makanan
𝑛
A′ = 𝑈𝑅. 𝑆𝐸. 𝑁√1 − 𝑁

10
A′ = 1,96 × 287.751,34 × 320√1 − 320

A′ = 1,96 × 287.751,34 × 320√0,96875


A′ = 1,96 × 287.751,34 × 320 × 0,98425
A′ = Rp 177.635.116,55

Persediaan Non Makanan


𝑛
A′ = 𝑈𝑅. 𝑆𝐸. 𝑁√1 − 𝑁

17
A′ = 1,96 × 145.055,51 × 453√1 − 453

A′ = 1,96 × 145.055,51 × 453√0,962472


A′ = 1,96 × 145.055,51 × 453 × 0,98105678
A′ = 𝑅𝑝 126.348.924,3
24

c. Dikarenakan A tidak sama dengan A’, maka penulis harus menghitung A”

Persediaan Makanan
A′
A" = A′ + 𝑀 (1 − A )
177.635.116,55
A" = 177.635.116,55 + 22.472.233,95 (1 − )
20.204.393,83

A" = 177.635.116,55 + 22.472.233,95(−7,745198362)


A" = 𝑅𝑝 2.533.598,42
Persediaan Non Makanan
A′
A" = A′ + M (1 − )
A
126.348.924,3
A" = 126.348.924,3 + 26.380.488,55 (1 − 23.718201,45 )

A" = 126.348.924,3 + 26.380.488,55(−4,327087071)


A" = Rp 12.198.253,37

d. Menghitung Expected Audited Value (EAV) dengan cara mengalikan rata-


rata sampel dengan jumlah populasi.
Persediaan Makanan

EAV = X. N

EAV = Rp 1.052.033 × 320

EAV = Rp 336.650.560,00
Persediaan Non Makanan

EAV = X. N

EAV = Rp 564.680 × 453

EAV = Rp 255.800.040,00
e. Saldo Persediaan dalam populasi dengan menggunakan Interval Estimate
adalah sebagai berikut :
Persediaan Makanan
AV ± A” = Rp 336.650.560,00 ± Rp 2.533.598,42
25

= Rp 334.116.961,6 sampai Rp 339.184.158,4


Persediaan Non Makanan
AV ± A” = Rp 255.800.040,00 ± Rp 12.198.253,37
= Rp 243.601.786,6 sampai Rp 267.998.293,4
Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa saldo persediaan makanan
pada pos neraca 31 Desember 2011 sebesar Rp 338.367.907,00 dan
persediaan non makanan sebesar Rp 250.411.721,00, berada di antara
interval masing-masing. Hal ini membuktikan bahwa laporan keuangan
PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera disajikan secara wajar.

4.3 Prosedur Substantive Test

Hasil dari prosedur pemeriksaan substantive test atas persediaan adalah sebagai
berikut :
1. Lakukan review atas stock opname yang dilakukan perusahaan.
PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah melakukan stock opname
secara konsisten setiap tahunnya dan dilakukan oleh bagian akunting.
Penetapan harga pokok persediaan yang digunakan adalah metode rata-rata,
sedangkan pencatatan persediaan digunakan sistem akuntansi periodik, di
mana pada akhir periode yakni tiap tanggal 31 Desember dilakukan
perhitungan fisik persediaan untuk dicocokan dengan saldo di dalam neraca.
Dari hasil stock opname yang dilakukan perusahaan pada tanggal 31
Desember 2011, memang terdapat selisih antara fisik dan catatan. Perbedaan
ini timbul akibat adanya persediaan yang rusak dan kadaluarsa. Meski
demikian, perusahaan sudah melakukan penyesuaian pencatatan / adjustment
dengan benar.
2. Minta Daftar Hasil Stock Opname (Final Inventory List) dan lakukan prosedur
pemeriksaan berikut :
- Ujilah mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
- Cocokkan kuantitas per buku besar persediaan (quantity per book)
dengan kartu persediaan (stock card).
- Cocokkan kuantitas yang menjadi sampel untuk perhitungan (quantity per
count) dengan perhitungan (count sheet) kita (auditor).
26

- Cocokkan jumlah rupiah (total value) dengan saldo buku besar


persediaan.
Final Inventory List yang ada diperusahaan telah disusun secara baik. Maka
untuk mathematical accuracy tidak terdapat kesalahan. Begitu juga untuk
“quantity per book” dengan stock card , “quantity per count” dengan “count
sheet”, serta total value dengan buku besar persediaan juga sudah sesuai.
3. Memeriksa persediaan konsinyasi atau consignment out.
Penulis tidak melakukan konfirmasi untuk persediaan konsinyasi karena
jumlah barang konsinyasi yang tidak terlalu besar, namun penulis hanya
melakukan pemeriksaan atas bukti pengiriman barang konsinyasi tersebut.
4. Untuk meyakinkan kewajaran saldo persediaan yang tertera di neraca
perusahaan, maka lakukan kembali stock opname setelah tanggal neraca.
Stock opname yang dilakukan perusahaan memang dilakukan pada tanggal
neraca, namun untuk lebih meyakinkan apakah benar jumlah persediaan fisik
dengan catatan maka penulis melakukan stock opname kembali pada tanggal
12 Maret 2012.
5. Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang
bergerak lambat) dan barang yang mudah rusak (kadaluarsa).
Kebijakan dan cara perusahaan menentukan penyisihan atau allowance
konsisten dengan periode sebelumnya. Allowance untuk barang bergerak
lambat, mudah rusak dan kadaluarsa masing-masing ditetapkan sebesar 10%
dari total persediaan. Persediaan yang termasuk dalam kategori barang slow
moving adalah Black Sweet, Cocoapuff , Bihun Block Raja,Mojo Es Teller dan
Mojo Sari Kelapa.
6. Periksa pisah batas (cut off ) penjualan dan pembelian.
Dari hasil pemeriksaan atas faktur penjualan, faktur pembelian, laporan
penerimaan barang, dan laporan pengiriman barang, tidak ada penjualan atau
pembelian tahun 2011 yang dicatat sebagai penjualan atau pembelian tahun
2012. Syarat pengiriman barang yang diterapkan oleh perusahaan adalah FOB
destination yang berlaku untuk pembelian dan penjualan barang.
7. Seandainya ada barang dalam perjalanan lakukan prosedur berikut ini :
27

- Minta rincian barang dalam perjalanan (goods in transit) per tanggal


neraca.
- Periksa penjumlahan dan perkalian (mathematical accuracy).
- Periksa penyelesaian sesudah tanggal neraca (subsequent clearance).
Berdasarkan bukti berupa faktur pembelian maupun faktur penjualan yang
terdapat pada perusahaan diketahui bahwa pada tanggal neraca tidak terdapat
barang dalam perjalanan.
8. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan
adjustment jika diperlukan.
Kesimpulan dari hasil pemeriksaan adalah saldo persediaan yang tertera di
neraca adalah wajar. Namun berdasarkan hasil stock opname yang dilakukan
penulis pada tanggal 12 Maret 2012, masih terdapat kekeliruan pencatatan dan
perhitungan persediaan di mana pada tanggal neraca ternyata ada persediaan
makanan yakni Milk Marie Susu 200 gr sebanyak 15 pcs yang sudah
kadaluarsa tetapi masih diperhitungkan sebagai persediaan. Maka penulis telah
memberikan adjustment untuk hal ini (ada dalam lampiran 9). Penyajian akun
persediaan di laporan keuangan PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera
sudah sesuai dengan standar yang berlaku umum di Indonesia yaitu
menggunakan standar ETAP.

V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai sistem pengendalian


intern dan kewajaran saldo persediaan pada PT. Makmur Anugerah Mandiri
Sejahtera yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Dari hasil pengujian Attribute Sampling, membutikan bahwa pengendalian
intern yang ada pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera, khususnya
pengendalian intern yang berkaitan dengan persediaan sudah berjalan
dengan efektif.
28

2. Dari hasil pengujian statistik terhadap saldo persediaan yang tertera pada
neraca PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera per 31 Desember 2011
sudah disajikan secara wajar. Wajar yang dimaksudkan di sini adalah
bahwa pengukuran dan penyajian laporan keuangan sudah sesuai dengan
standar ETAP. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji yang menunjukkan
bahwa saldo persediaan makanan pada pos neraca 31 Desember 2011
sebesar Rp 338.367.907,00 dan persediaan non makanan sebesar Rp
250.411.721,00, berada di antara interval masing-masing yakni untuk
persediaan makanan dengan rentang Rp 334.116.961,6 sampai Rp
339.184.158,4 serta untuk persediaan non makanan dengan rentang Rp
243.601.786,6 sampai Rp 267.998.293,4.
3. Dari hasil uji substantive, saldo persediaan yang tertera di neraca adalah
wajar. Namun berdasarkan hasil stock opname yang dilakukan penulis
pada tanggal 12 Maret 2012, masih terdapat kekeliruan pencatatan dan
perhitungan persediaan di mana pada tanggal neraca ternyata ada
persediaan makanan yakni Milk Marie Susu 200 gr sebanyak 15 pcs yang
sudah kadaluarsa tetapi masih diperhitungkan sebagai persediaan. Maka
penulis telah memberikan adjustment untuk hal ini ( lampiran 9).
Penyajian akun persediaan di neraca PT. Makmur Anugerah Mandiri
Sejahtera per 31 Desember 2011 sudah sesuai dengan standar ETAP Bab
11.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Edisi Keempat. Salemba Empat,
Jakarta.

Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance : Pendekatan Terintegrasi. Edisi Keduabelas. Salemba Empat,
Jakarta.

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. 2008. Sampling Audit : Modul


Diklat Penjenjangan Auditor Ketua Tim. Jakarta.

Guy, Dan M., Alderman, C. Wayne., Winters, Alan J. 2002. Auditing. Edisi
Kelima. Erlangga, Jakarta.
29

Halim, Abdul. 2008. Auditing : Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan. Edisi


Keempat.Unit Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN,
Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik. Jakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Pertama. Salemba, Jakarta.

Narimawati, Umi. 2008. Teknik-teknik Analisis Multivariate Untuk Riset


Ekonomi. Graha Ilmu, Bandung.

Panggabean, Agnes Lydia R. 2011. Analisis Penentuan Kewajiban Nilai


Persediaan dengan Menggunakan Metode Audit Sampling Statistikal
(Studi Kasus pada Apotek Enggal Bandarlampung). (Skripsi). Universitas
Lampung, Bandarlampung.

Saryono, Hari. 2011.Cara Membuat Angka dan Karakter Acak di Excel.


http://harisaryono.com/2011/07/cara-membuat-angka-dan-karakter-acakdi
excel/

Sihite, Debora Rinawati. 2009. Analisis Ketetapan Penentuan Nilai


Persediaan dengan Menggunakan Metode Audit Sampling Statistikal.
(Skripsi). Universitas Lampung, Bandarlampung.

Stice, James D., Stice Earl K., Skousen K. Fred. 2009. Akuntansi Keuangan :
Buku 1. Edisi 16. Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Syakur, Ahmad Syafi’i. 2009. Intermediate Accounting. AV Publisher,Jakarta.

Universitas Lampung. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas


Lampung, Bandarlampung.

Anda mungkin juga menyukai