BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bahan kimia yang sampai saat ini masih mengimpor adalah Vanilin, yaiutu
import dari Hongkong, Cina, Singapur, Prancis, Jerman,dll. Di indonesia sendiri sampai
saat ini masih belum ada Industri yang memproduksi Vanillin, dan selama ini Indonesia
hanya dikenala sebagai negara yang hanya mengekspor buah vanilinya saja.
Vanilin digunakan antara lain sebagai penambah aroma pada industri makanan, juga
dipakai untuk keperluan industri lainya seperti, industri farmasi, komestika, parfum dan
industri plat logam (Kirk dan Othmer, 1981).
Untuk mengatasi ketergantungan vanilin dari negara lain, dan mendorong berdirinya
pabrik-pabrik yang menggunakan bahan bahan penunjang vanilin tersebut, maka perlu
didirikan pabrik vanilin di Indonesia.
Pabrik Vanilin dari Eugenol direncanakan akan didirikan di Cilegon, Banten dengan
pertimbangan dekat dengan bahan baku yaitu NaOH dan HCl yang dihasilkan di
PT.Asahimas dan terdapat banyak industri yang dalam pengoperasian pabriknya
menggunakan vanilin. Di samping itu juga dengan pertimbangan ketersediannya bahan
pendukung seperti air, kemudahan dalam transportasi serat dekat dengan pelabuhan.
B. Tinjauan Pustaka
Vanillin adalah senyawa organik C8H8O3. Nama lain vanilin adalah 4-Hydroxy-3-
Methoxybenzaldehyde. Pada keadaan normal, senyawa ini berupa kristal serbuk padatan
yang berwarna putih, beraroma harum. Vanillin digunakan dalam industri makanan
(pemberi rasa vanila), kosmetik (khususnya untuk pembuatan parfum karena memiliki
aroma yang harum), farmasi (untuk menutupi bau obat) dan sebagai produk antara dalam
industri kimia. Dewasa ini produk aromatis di berbagai negara semakin berkembang. Di
Indonesia, industri vanilin diperkirakan akan menjadi industri yang bernilai strategis.
Vanilin dapat dibuat melalui berbagai cara, yaitu dengan ekstraksi langsung dari
tumbuhan vanili, metode biosintesis dan chemical sintesis. Vanilin yang berasal dari
eugenol yang sudah komersial dan dipatentkan dapat dibuat dengan metode chemical
sintesis (Kirk dan Othmer, 1998).
Proses pertama yaitu reaksi pementukan eugenol menjadi isoeugenol. Reaksi ini
berlangsung pada suhu 150oC dan tekanan 3,5 atm.
Proses kedua yaitu oksidasi isoeugenol menjadi vanilat. Reaksi berlangsung pada
suhu 150oC dan tekanan 3,5 atm.
Proses ketiga yaitu reaksi subtitusi. Reaksi berlangsung pada suhu 90oC dan tekanan 1
atm.
Kekurangan dalam proses ini adalah digunakannya tiga reaktor sehingga konversi
keseluruhan akan lebih kecil daripada menggunakan satu reaktor.
Kelebihan proses ini adalah menggunakan bahan baku cengkeh kering (daun kering
dan batang kering) yang tidak terpakai dalam perkebunan cengkeh.
Industri vanillin tergolong industri yang baru di negara Indonesia, sehingga perlu
memperhatikan pula industri-industri sejenis yang telah berdiri. Dari penelusuran
pustaka yang telah dilakukan, supply ability beberapa perusahaan penghasil vanillin
yang telah ada sangat bervariasi, mulai dari perusahaan kecil sampai perusahaan besar,
yakni 100 – 10.000 ton/tahun, tergantung dari target pemasarannya.
Tabel 1. Data Supply Ability Perusahaan Vanillin yang telah berdiri di Dunia
Nama Perusahaan Supply Ability
Simagchem corp. 5000 Ton per tahun
Shanghai Fuxin Fine Chemical Co.,Ltd. 360 Tons per tahun
Guangzhou Yahe Food Ingredients Co., Ltd. 1100 Tons per tahun
Shanghai Yancui Import and Export Co., Ltd. 3000 Ton per tahun
Anhui Eastmark International Trading Co., Ltd. 10000 Ton per tahun
A.M Food Chemical (Jinan) Co., Ltd. 1000 Ton per tahun
Ningbo Wanglong Technology Co., Ltd. 5000 Ton per tahun
EGC Reliant Inc. 110Ton per tahun
sumber : alibaba.com
Diperkirakan untuk beberapa tahun kedepan permintaan akan vanillin akan terus
meningkat seiring dengan berkembangnya industri makanan, parfum, dan fine chemical