Anda di halaman 1dari 1

NAMA: BROWWIGI PRAMATESYA

NPM: 183610824
PERANAN ILMU KIMIA DI BIDANG GEOLOGI

Geologi adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur,
sejarah tentang lapisan terluar bumi atau litosfer yang berupa bebatuan dan mineral bumi.
Beberapa cabang dari geologi antara lain adalah mineralogi, petrologi, geokimia,
paleontologi, stratigrafi dan sedimentologi.

Untuk mempelajari struktur bebatuan tersebut ilmu kimia sangat membantu. Dengan
ilmu kimia kita bisa menentukan apa saja kandungan yang ada dalam bebatuan tersebut,
berapa umur bebatuan, proses pembentukannya dan sifat-sifatnya. Dalam geologi minyak
terapan, ilmu digunakan untuk mengetahui unsur penyusunan, dan metode untuk memisahkan
minyak mentah.

Peran ilmu kimia di bidang geologi adalah mempermudah geolog mempelajari


kandungan material bumi, sifat logam maupun minyak bumi dengan sifat-sifat kimia dari
berbagai material bumi dan teknik analisisnya.

Radioisotop adalah sebuah isotop tidak stabil atau radioaktif dari sebuah unsur yang dapat
berubah menjadi unsur lain dengan memberikan radiasi. Penentuan usia fosil yang bisa
dilakukan saat ini merupakan salah satu hasil penerapan ilmu Kimia. Fosil yang ditemukan
dapat ditentukan usianya dengan radioisotop karbon-14. Ilmu kimia diperlukan untuk
penelitian jenis dan komposisi materi dalam batuan dan mineral.
Manfaat ilmu kimia dalam Bidang geologi ini berkaitan dengan penelitian batu-batuan
(mineral) serta pertambangan gas dan juga minyak bumi. Proses penentuan suatu unsur-unsur
yang menyusun mineral serta tahap pendahuluan untuk eksplorasi, ialah menggunakan dasar-
dasar ilmu kimia. Manfaat ilmu kimia didalam bidang geologi ini ialah untuk membantu
memahami dan juga mengerti temuan para peneliti mengenai bebatuan atau “benda-benda”
alam.
Aplikasi atau contoh nyata yang dapat dilihat dari geokimia salah satunya adalah
metode yang digunakan oleh sedimentologist dalam mengumpulkan data dan bukti pada sifat
dan kondisi depositional batuan sedimen, yaitu analisis kimia dari batu, melingkupi geokimia
isotop, termasuk penggunaan penanggalan radiometrik, untuk menentukan usia batu, dan
kemiripan dengan daerah sumber. Metode ini pertama kali dipakai pada tahun 1970an dimana
penelitian sedimentologi mulai beralih dari makroskopis dan fisik ke arah mikroskopis dan
kimia. Dengan perkembangan teknik analisa dan penggunaan kata doluminisen dan
mikroskop elektron memungkinkan para ahli sedimentologi mengetahui lebih baik tentang
geokimia. Perkembangan yang pesat ini memacu kita untuk mengetahui hubungan antara
diagenesa, pori-pori dan pengaruhnya terhadap evolusi porositas dengan kelulusan batupasir
dan batugamping.

Anda mungkin juga menyukai